KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 29PoV Author."Gina, beliin rokok, tinggal sebatang nih," titah Fadli yang berleha-leha diatas sofa."Kamu saja yang pergi, Mas, aku malas kalau harus keluar rumah, apa lagi pergi ke warung ibu-ibu tukang gosip itu," tolak Gina yang tetap fokus melihat ponselnya sambil rebahan. Setelah menerima uang bulanan dari Fadli, Gina akan menghabis waktu berjam-jam untuk berbelanja on-line di aplikasi berwarna oren."Ini nih yang bikin aku tidak betah di sini, kamu kalau disuruh selalu saja banyak alasan, beda dengan Ana, tanpa diminta pun dia tahu setiap kebutuhanku yang sudah hampir habis," keluh Fadli, Gina menghentikan aktivitasnya ketika mendengar Fadli membandingkan dirinya dengan Ana.Gina duduk dan melihat ke arah Fadli yang tampak cemberut tanpa melihat ke arahnya. Gina menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nafasnya perlahan.'Tahan Gina, tahan,' gumam Gina, dia belajar untuk mengontrol emosi agar tidak marah dan membuat Fadli semakin me
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 30"Ini Mbak Tuti, yang bekerja di rumah Ibu lebih dari sepuluh tahun, Ibu memercayai Mbak Tuti untuk bekerja di rumah kalian sekarang," ungkap Kak Linda, memperkenalkan wanita yang bernama Tuti itu padaku.Sebelumnya aku sudah menolak untuk tidak mempekerjakan Art di rumah ini, ternyata penolakanku hanya dianggap angin lalu saja."Tapi, Kak, Anggita tidak mencari Art untuk bekerja di rumah ini, apa lagi, Art-nya belum menikah, dan itu tidak baik kalau tinggal satu rumah dengan Anggita," ucapku."Anggita, kamu cemburu? Ya ampun, ha-ha adik iparku cemburu," sambut Kak Titin dengan tertawa geli melihat ke arahku. Apa yang lucu?"Sayang, Mbak Tuti ini sudah menikah, itu suaminya," ucap Mas Ilham seraya menunjuk ke arah mobil, yang berdiri Pak Udin di sampingnya."Ini perintah dari boss kita Bu Belinda," lanjut Kak Linda."Seharusnya, Ibu tidak perlu repot-repot begini, Kak. Anggita bisa kok mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri," "Ya, kamu
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 31"Kalau kamu mau tetap di sini ya, terserah, Ibu mau ikut sama Anggita!" ucap Ibu tegas.Mbak Gina yang berdiri tepat di hadapanku langsung mendelik tidak percaya mendengar ucapan Ibu barusan. Bukan hanya Mbak Gina yang tidak percaya, aku dan Mas Ilham juga seakan tidak percaya mendengarnya. Aku pikir, Ibu akan marah dan mengomel. "Ibu sangat menyebalkan sekali, mentang-mentang Anggita sudah kaya, Ibu malah berubah haluan dengan memihak kepada Anggita, seharusnya Ibu bilang kepada Anggita supaya membawaku untuk ikut tinggal bersama mereka juga!" gerutu Mbak Gina."Bukan seperti itu, Gina. Ibu baru menyadarinya sekarang, tentang kesalahan Ibu selama ini, Ibu sudah salah membeda-bedakan anak dan menantu, Ibu sadar sekarang, Ibu membutuhkan kalian semua, untuk apa Ibu memikirkan harta dunia, Ibu sudah tua dan membutuhkan anak-anak Ibu di kala sakit seperti ini," ucap Ibu.Apakah Ibu berubah saat Ibu mertuaku pernah menasehatinya waktu itu? Ya,
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 32PoV Author."Arini, apa benar kata Anggita kalau kamu hanya pura-pura mengandung?" tanya Bu Dira pada Arini yang baru datang dari arah dapur dengan sekotak jus buah di tangan kanannya."Iya, dan jangan dibahas lagi, Bu. Itu sudah berlalu dan aku tidak akan melakukan kebohongan itu lagi," sahut Arini, yang langsung duduk di meja makan dan mengambil makanan penutup tanpa memandang ke arah ibunya berbicara."Parah banget kamu! Kemarin kamu ngatain Mbak mandul, ternyata kamu hanya pura-pura hamil, gila kamu Arini!" gerutu Gina, dia mengepalkan tangan karena sangat geram melihat Arini yang sudah berbohong dan menyebutnya mandul."Sudah, aku bilang jangan dibahas lagi! Lagian betul 'kan kalau Mbak itu mandul?" ucap Arini ketus."Enak saja! Mbak itu sudah memakai ini hampir sebelas tahun." Gina menunjuk lengan kirinya yang sudah dipasang implan penunda kehamilan. "Dan tahun ini mau bongkar dan pasang lagi, Mbak mana mau repot punya anak, childfree
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 33PoV Author."Alhamdulillah, untung kamu tidak kenapa-kenapa, Anggita. Kami sangat panik sekaligus takut terjadi apa-apa sama kamu dan calon keponakan kita," ucap Titin. "Iya, Mbak. Padahal, aku sama sekali tidak kerja apa-apa, semuanya dihandle sama Mbak Tuti, entah kenapa pas subuh tiba-tiba perut bagian bawah terasa kram dan sakit," jelas Anggita. Sambil menepuk-nepuk punggung tangan kakak iparnya yang tampak khawatir dengan keadaannya."Jangan-jangan ...," ucapan Titin menggantung sembari menoleh ke arah adiknya, Ilham. Bu Belinda dan Linda juga ikut melihat ke arah Ilham."Kenapa Ibu dan Kakak melihatku seperti itu? Apa yang salah denganku?" tanya Ilham. Sorot matanya terlihat kebingungan melihat Ibu dan kedua kakak perempuannya, yang sedang menatapnya dengan tatapan menyelidik."Ini pasti gara-gara Ilham, dia pasti sering jengukin calon keponakan kita," ucap Linda. Ilham mengernyitkan dahi mendengarnya."Kalau Anggita lagi hamil, jan
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 34PoV Author."Jadi anak kok durhaka banget! Kamu kan tahu, kalau Ibu kamu lagi sakit kakinya, kamu jemput dong ke dalam!" ucap Titin. Yang geram melihat Gina tidak memedulikan keadaan ibunya sendiri."Suka-suka aku lah, kamu jangan ikut campur dan diam!" bentak Gina. Titin memutar bola mata malas mendengarnya, Titin kembali fokus melihat ponsel karena sedang melakukan panggilan video dengan anaknya."Biar saya yang bawa kopernya ke depan." Bu Belinda menawarkan diri untuk membawa koper Bu Dira, dan Bu Dira berjalan pelan menuju pintu utama."Ilham yang sebagai menantu saja tidak pernah membiarkan Bu Dira begitu," bisik Mbak Tuti kepada Pak Udin."Biar saja, jangan ikut campur," sahut Pak Udin, mereka berdua melihat kepergian Bu Dira dari jendela rumah.Setelah Bu Dira pergi dari rumah Ilham, Bu Belinda dan kedua kakak Ilham pergi ke rumah sakit diantar oleh Pak Udin. Tidak sampai dua puluh menit mereka pun sudah sampai di rumah sakit.Bu Bel
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 35Setelah dua bulan aku pulang dari rumah sakit dan dirawat di rumah. Tidak sekali pun Ibu, Kak Arini dan Mbak Gina datang ke rumahku. Pernah sekali Mbak Gina datang sendiri untuk meminta uang sewa rumah, setelah itu, bayangannya tidak lagi kulihat.Mungkin, karena Ibu mertuaku ada di sini, dan membuat mereka sungkan untuk datang. Kedua kakak iparku sudah pulang sehari setelah aku pulang dari rumah sakit."Mas, Ibu kok belum ada datang ke sini ya? Aku khawatir sama Ibu, Mas." ucapku, aku yang selalu dipantau untuk istirahat total di rumah, tidak bisa pergi ke mana pun apa lagi pergi ke rumah sewaan yang Ibu tempati.Suamiku juga sibuk menjaga toko setelah melayaniku. Bukan aku yang minta dilayani bak seorang ratu, dialah yang mau sendiri melayaniku, dimulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, setelah itu barulah dia pergi ke toko."Sudah coba telpon Mbak Gina dan Kak Arini?" tanya Mas Ilham sambil mendinginkan bubur ayam buatannya menggunaka
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 36"Anggita, ini uang untukmu, rumah itu adalah bagianmu dan ini uangmu." Ibu menyerahkan uang berjumlah seratus juta padaku, rumah itu dibeli Ibu mertua dengan nominal yang sudah disepakati Ibuku."Simpan saja untuk Ibu," kataku, seraya meletakkan kembali uangnya ke tangan Ibu. Ibu menatapku sendu."Apa kamu masih marah pada ibumu ini? Sampai-sampai kamu tidak mau menerima uang ini," ucap Ibu sambil memalingkan wajahnya ke arah jendela kamar yang terbuka. "Atau, uang ini terlalu sedikit dan kamu tidak mau menerimanya," ucap Ibu lagi, yang mulai meracau."Bu, baiklah, ini uangnya Anggita terima, jangan marah atau pun sedih lagi ya? Anggita cuma tidak enak sama Kak Arini, Mbak Gina dan Bang Usman, apa kata mereka kalau Ibu memberikan uang hasil jual rumah pada Anggita? Ini pasti akan membuat mereka membenci Anggita, Bu. Anggita ingin hidup tenang tanpa permusuhan." Aku berkata jujur.Karena aku tahu betul bagaimana sifat saudara-saudaraku. Mere