KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 31"Kalau kamu mau tetap di sini ya, terserah, Ibu mau ikut sama Anggita!" ucap Ibu tegas.Mbak Gina yang berdiri tepat di hadapanku langsung mendelik tidak percaya mendengar ucapan Ibu barusan. Bukan hanya Mbak Gina yang tidak percaya, aku dan Mas Ilham juga seakan tidak percaya mendengarnya. Aku pikir, Ibu akan marah dan mengomel. "Ibu sangat menyebalkan sekali, mentang-mentang Anggita sudah kaya, Ibu malah berubah haluan dengan memihak kepada Anggita, seharusnya Ibu bilang kepada Anggita supaya membawaku untuk ikut tinggal bersama mereka juga!" gerutu Mbak Gina."Bukan seperti itu, Gina. Ibu baru menyadarinya sekarang, tentang kesalahan Ibu selama ini, Ibu sudah salah membeda-bedakan anak dan menantu, Ibu sadar sekarang, Ibu membutuhkan kalian semua, untuk apa Ibu memikirkan harta dunia, Ibu sudah tua dan membutuhkan anak-anak Ibu di kala sakit seperti ini," ucap Ibu.Apakah Ibu berubah saat Ibu mertuaku pernah menasehatinya waktu itu? Ya,
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 32PoV Author."Arini, apa benar kata Anggita kalau kamu hanya pura-pura mengandung?" tanya Bu Dira pada Arini yang baru datang dari arah dapur dengan sekotak jus buah di tangan kanannya."Iya, dan jangan dibahas lagi, Bu. Itu sudah berlalu dan aku tidak akan melakukan kebohongan itu lagi," sahut Arini, yang langsung duduk di meja makan dan mengambil makanan penutup tanpa memandang ke arah ibunya berbicara."Parah banget kamu! Kemarin kamu ngatain Mbak mandul, ternyata kamu hanya pura-pura hamil, gila kamu Arini!" gerutu Gina, dia mengepalkan tangan karena sangat geram melihat Arini yang sudah berbohong dan menyebutnya mandul."Sudah, aku bilang jangan dibahas lagi! Lagian betul 'kan kalau Mbak itu mandul?" ucap Arini ketus."Enak saja! Mbak itu sudah memakai ini hampir sebelas tahun." Gina menunjuk lengan kirinya yang sudah dipasang implan penunda kehamilan. "Dan tahun ini mau bongkar dan pasang lagi, Mbak mana mau repot punya anak, childfree
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 33PoV Author."Alhamdulillah, untung kamu tidak kenapa-kenapa, Anggita. Kami sangat panik sekaligus takut terjadi apa-apa sama kamu dan calon keponakan kita," ucap Titin. "Iya, Mbak. Padahal, aku sama sekali tidak kerja apa-apa, semuanya dihandle sama Mbak Tuti, entah kenapa pas subuh tiba-tiba perut bagian bawah terasa kram dan sakit," jelas Anggita. Sambil menepuk-nepuk punggung tangan kakak iparnya yang tampak khawatir dengan keadaannya."Jangan-jangan ...," ucapan Titin menggantung sembari menoleh ke arah adiknya, Ilham. Bu Belinda dan Linda juga ikut melihat ke arah Ilham."Kenapa Ibu dan Kakak melihatku seperti itu? Apa yang salah denganku?" tanya Ilham. Sorot matanya terlihat kebingungan melihat Ibu dan kedua kakak perempuannya, yang sedang menatapnya dengan tatapan menyelidik."Ini pasti gara-gara Ilham, dia pasti sering jengukin calon keponakan kita," ucap Linda. Ilham mengernyitkan dahi mendengarnya."Kalau Anggita lagi hamil, jan
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 34PoV Author."Jadi anak kok durhaka banget! Kamu kan tahu, kalau Ibu kamu lagi sakit kakinya, kamu jemput dong ke dalam!" ucap Titin. Yang geram melihat Gina tidak memedulikan keadaan ibunya sendiri."Suka-suka aku lah, kamu jangan ikut campur dan diam!" bentak Gina. Titin memutar bola mata malas mendengarnya, Titin kembali fokus melihat ponsel karena sedang melakukan panggilan video dengan anaknya."Biar saya yang bawa kopernya ke depan." Bu Belinda menawarkan diri untuk membawa koper Bu Dira, dan Bu Dira berjalan pelan menuju pintu utama."Ilham yang sebagai menantu saja tidak pernah membiarkan Bu Dira begitu," bisik Mbak Tuti kepada Pak Udin."Biar saja, jangan ikut campur," sahut Pak Udin, mereka berdua melihat kepergian Bu Dira dari jendela rumah.Setelah Bu Dira pergi dari rumah Ilham, Bu Belinda dan kedua kakak Ilham pergi ke rumah sakit diantar oleh Pak Udin. Tidak sampai dua puluh menit mereka pun sudah sampai di rumah sakit.Bu Bel
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 35Setelah dua bulan aku pulang dari rumah sakit dan dirawat di rumah. Tidak sekali pun Ibu, Kak Arini dan Mbak Gina datang ke rumahku. Pernah sekali Mbak Gina datang sendiri untuk meminta uang sewa rumah, setelah itu, bayangannya tidak lagi kulihat.Mungkin, karena Ibu mertuaku ada di sini, dan membuat mereka sungkan untuk datang. Kedua kakak iparku sudah pulang sehari setelah aku pulang dari rumah sakit."Mas, Ibu kok belum ada datang ke sini ya? Aku khawatir sama Ibu, Mas." ucapku, aku yang selalu dipantau untuk istirahat total di rumah, tidak bisa pergi ke mana pun apa lagi pergi ke rumah sewaan yang Ibu tempati.Suamiku juga sibuk menjaga toko setelah melayaniku. Bukan aku yang minta dilayani bak seorang ratu, dialah yang mau sendiri melayaniku, dimulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, setelah itu barulah dia pergi ke toko."Sudah coba telpon Mbak Gina dan Kak Arini?" tanya Mas Ilham sambil mendinginkan bubur ayam buatannya menggunaka
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 36"Anggita, ini uang untukmu, rumah itu adalah bagianmu dan ini uangmu." Ibu menyerahkan uang berjumlah seratus juta padaku, rumah itu dibeli Ibu mertua dengan nominal yang sudah disepakati Ibuku."Simpan saja untuk Ibu," kataku, seraya meletakkan kembali uangnya ke tangan Ibu. Ibu menatapku sendu."Apa kamu masih marah pada ibumu ini? Sampai-sampai kamu tidak mau menerima uang ini," ucap Ibu sambil memalingkan wajahnya ke arah jendela kamar yang terbuka. "Atau, uang ini terlalu sedikit dan kamu tidak mau menerimanya," ucap Ibu lagi, yang mulai meracau."Bu, baiklah, ini uangnya Anggita terima, jangan marah atau pun sedih lagi ya? Anggita cuma tidak enak sama Kak Arini, Mbak Gina dan Bang Usman, apa kata mereka kalau Ibu memberikan uang hasil jual rumah pada Anggita? Ini pasti akan membuat mereka membenci Anggita, Bu. Anggita ingin hidup tenang tanpa permusuhan." Aku berkata jujur.Karena aku tahu betul bagaimana sifat saudara-saudaraku. Mere
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGSelamat membaca ya teman-teman semua, 🥰😍BAB 37"Usman, kamu tidak mau cari kerja? Ibu malu kalau kamu ikut tinggal di sini, dan hanya makan minum dan tidur saja, belum lagi rokok dan sebagainya minta sama Ilham." ucap Ibu pada Bang Usman yang berbaring diatas sofa. Aku yang tengah memijit kaki Ibu memandang juga ke arah Bang Usman."Usman sudah mengantar surat lamaran kerja di mana-mana, Bu. Sampai sekarang belum ada satu pun yang menelpon Usman," sahut Bang Usman. Dia duduk sambil menyugar rambutnya yang sudah mulai panjang sebahu. Tidak terurus dan kusam sekali."Minta tolong sama Ilham, biar dia mencarikan pekerjaan untukmu," usul Ibu."Sebelum Ibu meminta, Usman sudah berbicara padanya, masa iya? Usman yang awalnya kerja kantoran disuruh bekerja nyadap karet? Malu lah, Bu." "Kenapa harus malu? Kerjaan itu halal kok," timpalku cepat."Gengsi lah! Kamu tahu apa?" sungut Bang Usman, dia tidak suka mendengar ucapanku barusan."Kebanyakan gengs
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 38PoV Author."Ibu minum obat, ya? Terus tidur yang nyenyak," ucap Anggita sembari meletakkan obat ke telapak tangan Bu Dira, dan memberikan minum setelah obat itu berpindah ke dalam mulut ibunya."Apa kontraksinya sudah hilang?" tanya Bu Dira. Sebab, Anggita merasakan kontraksi palsu lagi saat tengah makan malam."Sudah hilang, Bu. Sekarang Ibu istirahat, ya? Anggita juga sudah mengantuk," ucap Anggita sembari menyelimuti tubuh Bu Dira yang sudah terbaring di ranjang."Anggita," panggil Bu Dira, dia menggenggam tangan Anggita erat dengan sudut matanya yang sudah berair. "Maafkan, Ibu, ya? Selama ini, Ibu banyak salah sama kamu dan juga Ilham," lirih Bu Dira."Jauh sebelum Ibu meminta maaf, Anggita dan Mas Ilham sudah memaafkan Ibu," ucap Anggita. Jawabannya masih sama seperti hari-hari yang lalu. Sebab, entah yang keberapa kalinya Anggita mendengar ibunya terus meminta maaf kepadanya atas perbuatannya dulu."Jadi Ibu yang baik nanti ya? Jang