KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 38PoV Author."Ibu minum obat, ya? Terus tidur yang nyenyak," ucap Anggita sembari meletakkan obat ke telapak tangan Bu Dira, dan memberikan minum setelah obat itu berpindah ke dalam mulut ibunya."Apa kontraksinya sudah hilang?" tanya Bu Dira. Sebab, Anggita merasakan kontraksi palsu lagi saat tengah makan malam."Sudah hilang, Bu. Sekarang Ibu istirahat, ya? Anggita juga sudah mengantuk," ucap Anggita sembari menyelimuti tubuh Bu Dira yang sudah terbaring di ranjang."Anggita," panggil Bu Dira, dia menggenggam tangan Anggita erat dengan sudut matanya yang sudah berair. "Maafkan, Ibu, ya? Selama ini, Ibu banyak salah sama kamu dan juga Ilham," lirih Bu Dira."Jauh sebelum Ibu meminta maaf, Anggita dan Mas Ilham sudah memaafkan Ibu," ucap Anggita. Jawabannya masih sama seperti hari-hari yang lalu. Sebab, entah yang keberapa kalinya Anggita mendengar ibunya terus meminta maaf kepadanya atas perbuatannya dulu."Jadi Ibu yang baik nanti ya? Jang
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 39"Alhamdulillah, Anggita sudah melahirkan, Kak. Anak kami laki-laki," ucap Ilham yang menelpon video dengan Irna. Sebab, kedua kakaknya tengah rempong dan sibuk berdandan di depan cermin sambil mendengarkan Ilham bicara."Kami ke sana besok!" kata Linda saat kamera ponsel Irna mengarah ke wajahnya."Alhamdulillah, Kak Irna bahagia mendengarnya, Ilham." Irna menangis haru."Jangan menangis, Kak Irna. Melihat Kak Irna menangis membuat aku dan Ibu merasa sedih," ungkap Ilham."Ini tangisan bahagia, bukan kesedihan," lirih Irna.Tanpa siapa pun melihat. Irna memegangi perutnya, dia sedih melihat saudara-saudaranya mempunyai keturunan. Berbeda dengannya yang tidak bisa mempunyai keturunan karena rahimnya terpaksa diangkat untuk menyelamatkan nyawanya dari penyakit. "Kakak bahagia, kakak akan pergi ke sana setelah Anggita sudah membaik kondisinya, jaga Anggita dan jangan membuatnya banyak pikiran, Kak Irna tutup dulu ya?" ucap Irna dengan menahan
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 40"Kamu yakin, Usman? Kamu mau tetap pergi meninggalkan ibumu ini? Kenapa harus ke Malaysia dan tidak mau bekerja di sini saja?" tanya Ibu lirih."Yakin sekali, Bu." jawab Bang Usman membuat Ibu seketika terisak sedih."Jangan pergi, Usman. Kita tidak punya satu pun keluarga di sana," cegah Ibu yang terlihat sangat berat untuk melepaskan kepergian Bang Usman ke Malaysia, setelah dua hari yang lalu Bang Usman menjadi wali untuk menikahkan kedua kakakku."Usman akan kembali setelah menjadi orang sukses, Bu. Usman akan membeli kesombongan kedua mantan mertuaku dan Dara." Bang Usman berkata seakan menyimpan amarah kepada mantan istrinya.Setelah mendapatkan surat gugatan cerai dari Kak Dara. Bang Usman semakin kuat bertekad untuk pergi ke Malaysia, dan memutuskan untuk tidak menghadiri sidang cerai di pengadilan agama.Kasihan juga melihatnya, setelah di-PHK malah diusir dan digugat cerai istrinya. Tapi, entah apa penyebab yang sebenarnya? Rasany
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 41"Kami minta maaf, Anggita. Kami berjanji tidak akan bergosip lagi, kami semua tidak mau dipenjara," ucap Bu Sena memohon."Makanya, ibu-ibu, jangan suka merugikan diri sendiri karena ngomongin orang, kalau Anggita tidak memaafkan, saya terpaksa membawa perkara tidak menyenangkan ini ke polisi." Ibu mertuaku menimpali dengan mata menatap ke arahku."Kalian semua membicarakan tentang apa? Apa ini ada sangkut pautnya dengan istri saya yang tiba-tiba menangis?" Mas Ilham bertanya dan melihat ke arah mereka semua."Itu gara-gara Bu Sena ini, dia menyebut istrimu melahirkan jalur express, yang katanya melahirkan operasi tidak merasakan sakit dan tidak menjadi ibu yang sempurna," jelas salah satu ibu-ibu kepada Mas Ilham. Mas Ilham beristighfar sembari menggelengkan kepalanya."Saya ngaku salah, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi," lirih Bu Sena sambil menunduk.Aku yakin, ibu mertuaku pasti sudah menegur mereka semua. Makanya, Bu Sena d
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 42PoV Author.'Anggita benar-benar sombong, tinggal sebentar kok tidak mau mengizinkan, sok sekali!' gumam Arini yang mendengar perbincangan Anggita dan Bu Dira dari luar kamar.Malam harinya, semua keluarga Anggita berkumpul di ruang keluarga.Ibu mertua kedua kakak ipar Anggita juga hadir karena Bu Belinda yang mengundang mereka untuk datang ke rumah Ilham.Mereka semua terlihat sangat dekat dan akrab. Hanya Bu Dira yang terlihat canggung untuk berbicara banyak. Karena Bu Dira belum kenal sama sekali dan baru bertemu sekali ini dengan kedua besannya Bu Belinda."Anggita, Mbak Tuti itu jangan dibiasakan keluar masuk ke dalam kamar kalian sesuka hati begitu, apa kamu tidak takut kalau dia itu mencuri barang-barang atau uangmu?" Gina yang tidak suka kepada Mbak Tuti mencoba untuk menghasut Anggita, dia berbicara berbisik di telinga Anggita karena mereka berdua duduk bersebelahan.Anggita menoleh ke arah kamar dan melihat Mbak Tuti yang baru ke
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 43"Mencari apa, Dek?" "Perhiasanku, Mas. Kotak perhiasannya hilang!" Tanpa melihat ke arah Ilham, Anggita menjawab pertanyaannya dengan setengah panik, sambil menarik satu persatu laci untuk mencari kotak perhiasan itu."Kemarin kamu letak di dalam lemari 'kan?""Tidak, Mas. Aku simpan di dalam laci." "Masa sih, Dek?" Ilham ikut mencari di dalam lemari pakaian. Lalu beralih ke lemari lainnya."Aku sudah cari, Mas. Aku masih ingat kalau menyimpannya dibawah buku-buku ini. Aduh, Mas. Ibu pasti marah kalau perhiasan pemberiannya hilang!" Anggita menangis dan terduduk di bibir ranjang."Jangan menangis, coba ingat-ingat lagi di mana kamu menyimpannya? Kamu pasti salah menyimpannya, kamu 'kan pelupa, Dek." Ilham mengusap bahunya."Aku tidak lupa, Mas. Semuanya aku simpan di dalam kotak perhiasannya. Kalau di laci tidak ada, pasti ada di dalam lemari pakaian. Tapi, ini di mana-mana tidak ada. Tidak mungkin 'kan kalau kotak perhiasannya berada di
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGMaaf lama updatenya, selamat membaca ya, bantu follow akun saya, subscribe cerbung saya dan share ya💖 terima kasih 🙏🥰BAB 44PoV Author."Arini, ke sini sebentar." Gina memanggil Arini yang sedang menjemur pakaian di halaman rumah ibu mertuanya.Rumah ibu mertua Gina dan rumah ibu mertua Arini berjarak lima langkah. Jadi, Gina bisa langsung berbicara dan memanggil dari rumah ibu mertuanya tanpa harus melangkahkan kaki untuk menemui Arini."Ngomong saja, Mbak. Ada apa?""Ke sini kamu, ini penting." ujar Gina."Selesaikan pekerjaanmu dulu, setelah itu baru ngerumpi." kata Ibu mertua Arini yang mengintip dari jendela rumah.Arini memutar bola mata malas, sembari mempercepatkan menjemur pakaian."Aku bantu, lagian kamu kenapa mau sih disuruh jadi babu?" Gina meraih pakaian di dalam keranjang dan membantu Arini menjemur."Kalau bukan karena adik iparmu, mana mau aku dijadikan babu gratisan! Hanya menunggu waktu saja, aku sudah tidak betah tinggal sa
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 45"Ibu dan Lina kenapa ikut? Kan hanya kita yang pergi. Aku tidak mau ibu dan adikmu ini ikut!" Gina bersungut sembari memandang ke arah ibu mertua dan adik iparnya yang sudah berada di teras, yang masing-masing sudah memegang koper."Kami harus ikutlah, kalau tidak, siapa yang akan membayar sewa rumah ini dan menanggung biaya hidup kami sehari-hari? Aku hanya mempunyai satu saudara laki-laki, yaitu Mas Bram." Adik ipar Gina yang tidak pernah menyukainya pun menyahut dengan tatapan mata tajam menantang."Rumah sewa?" ucap Gina sambil memandang ke arah Bram. "Jelaskan, Mas! Apa yang dikatakan Lina barusan? Rumah ini bukan punya kalian?" lanjut Gina."Ya, kami di sini hanya kebetulan merantau, Angga yang membawa kami ke sini, makanya kami menyewa rumah ini," sahut Lina."Diam kamu! Aku tidak bertanya sama kamu!" bentak Gina marah."Santai aja kali, jangan bentak-bentak!" gerutu Lina sambil duduk di kursi bersilang kaki. Melihat Gina marah membu