KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNG BAB 46"Anak Ayah, sudah mandi, sudah wangi, sudah sarapan, sudah mimi cucu, waktunya bobo ya, Sayang." celoteh Mas Ilham. Aku tersenyum melihatnya berceloteh dengan malaikat kecil kami.Malaikat kecil yang sudah berusia tujuh bulan. Tujuh bulan telah berlalu dengan cepat bukan?Ibu mertuaku sudah pulang ke Bandung satu Minggu yang lalu. Di rumah ini, hanya ada aku, Mas Ilham, dan ibuku. Mbak Tuti dan Pak Udin sudah ikut kembali dengan ibu mertua ke Bandung. Karena aku lebih nyaman mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Itu sudah keputusanku.Setelah malaikat kecil kami tertidur di pangkuan suamiku, kini malaikat itu dipindahkan keatas ranjang. Setelah itu, suamiku membuka laci dan mengeluarkan buku dan pulpen. Besok sudah waktu baginya untuk berbelanja kebutuhan dapur, urusan kebutuhan dapur suamiku lah yang selalu mengurusnya. "Mas, kapan kita ke rumah ibumu? Kemarin bilangnya setelah aku melahirkan, sekarang 'kan usia anak kita sudah tujuh bula
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 47Kami memberitahu Ibu setelah hari pagi."Ya Allah, beneran ini, Anggita?" Ibu tampak syok mendengar penjelasanku, badannya terlihat gemetar dan langsung limbung, aku segera menahannya agar tidak jatuh."Ibu tenang, Mbak Gina sudah ditangani Dokter, bersiaplah, kita akan pergi ke rumah sakit." Mas Ilham membantu memapah ibu untuk duduk di sofa."Ibu pikir Mbakmu main-main," lirih Ibu yang sudah menangis. "Waktu Mbak Gina menelpon dan tiba-tiba ponselnya mati, itu ponselnya sudah direbut paksa sama begal, Mbak Gina sempat melawan namun berakhir dengan tangan-" Aku mengedipkan mata agar Mas Ilham tidak melanjutkan ucapannya."Ambilkan jilbab Ibu di kamar. Kita ke sana sekarang," ucap Ibu."Ibu di rumah sa-""Biar Ibu ikut, Dek." ucap Mas Ilham.Sebenarnya, aku takut Ibu kenapa-kenapa setelah melihat kondisi Mbak Gina."Baiklah, Bu. Sebentar." Aku beranjak untuk mengambilkan jilbab Ibu, dan menelpon nomor Kak Arini.______"Mbakmu memang bande
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 48PoV Author."Pelakunya sudah tertangkap, Bu. Ibu mau tahu siapa dalang dari kejadian yang menimpa Mbak Gina?" Arini membuka percakapan terlebih dulu, setibanya dia di dalam kamar rawat Gina."Ssstttt! Pelan-pelan ngomongnya. Mbakmu baru saja tidur, ayo, kita bicara di luar sana." Bu Dira beranjak menuju pintu, karena takut menganggu Gina yang baru saja memejamkan mata setelah semalaman bergadang karena kesakitan yang dirasakannya di bahu."Ibu mau tahu siapa dalang dari kejadian menimpa Mbak Gina ini?" tanya Arini, mereka berdua duduk di kursi yang ada di luar kamar rawat."Cepat ngomong siapa orangnya?" desak Bu Dira, tidak sabar."Pelakunya adalah mantan adik iparnya Mbak Gina, Bu. Lina namanya, dia melakukan semua itu pada Mbak Gina untuk membalas dendam," ungkap Arini."Ya Allah, kenapa membalas dendam kepada Mbakmu? Apa masalahnya? Bukannya setelah bercerai dari abangnya, semuanya terlihat baik-baik saja?" Bu Dira terkejut sambil menyu
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 49"Arini, mau ngapain? Kenapa pakaian kita kamu masukin ke dalam koper semua? Barang-barang kita kenapa dimasukin ke dalam kardus?" Angga bertanya dengan tatapan heran melihat Arini yang sudah siap berkemas. Tanpa meninggalkan satu barang apa pun di luar kardus."Kita akan pindah dari sini, Mas. Anggita memberikan kita tempat tinggal secara gratis di rumah kontrakannya, karena Mbak Gina dan Usman juga akan tinggal dengan kita di sana," jelas Arini sambil menyeret kopernya ke arah pintu keluar."Kita tetap di sini, biar Mbakmu dan Usman tinggal di rumah itu." Arini membalikkan badan untuk melihat Angga, satu alisnya terangkat sambil membawa langkah menuju ke arah Angga berdiri."Kenapa, Mas?""Aku tidak mau tinggal satu rumah dengan saudara-saudaramu, Arini. Mana enak, pasti tidak nyaman tinggal beramai-ramai dalam satu rumah, kamu saja tidak nyaman waktu tinggal di rumah ibuku," terang Angga, sambil menarik kursi kayu di sampingnya dan duduk.
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 50"Ibu!" panggil Usman. "Iya. Sebentar, Ibu ganti pakaian dulu." Setengah berteriak Bu Dira menyahut dari dalam kamar mandi. "Kamu dan Mbakmu turun saja duluan." ujar Bu Dira."Cepat lah, Bu! Tidak perlu mandi terlalu lama dan keluar sekarang, Bu." Dengan volume suara besar dan terdengar bergetar, Usman meminta Bu Dira untuk cepat keluar dari dalam kamar mandi."Iya, sebentar, ini Ibu sudah hampir siap." ucap Bu Dira sambil memakai jilbab instan dengan asal, tanpa melihat bahwa jilbab yang dikenakannya itu terbalik.Kriet!"Adikmu sudah datang 'kan? Kalau sudah, langsung saja bawa Mbakmu kebawah." ucap Bu Dira lagi seraya memasukkan pakaian kotor ke dalam kantong plastik.Usman langsung memeluk ibunya dengan isak tangis yang sudah tidak tertahankan lagi."Ada apa, Usman? Semenjak kamu pulang dari merantau, kamu menjadi cengeng sekali!" kekeh Bu Dira sambil mengusap bahu Usman."Ibu jangan terkejut, Ibu harus ikhlas." Bu Dira mengernyitkan da
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNG BAB 51"Itu mobil jenazahnya sudah sampai," ucap salah satu ibu-ibu pelayat yang datang berkumpul ke rumah Anggita.Mereka semua bersama-sama datang ke rumah Anggita setelah mendengar pengumuman dari Masjid."Sabar Bu Dira, Anggita." Ita yang menggendong anaknya Anggita berucap sambil mengusap air matanya. Rasa sedih ikut dirasakan oleh semua orang yang mengenali Gina."Bu Rosa, saya sebagai ibunya Gina ..." Tidak mampu berkata Bu Dira menghela nafas sejenak sambil mengusap air matanya."Saya meminta maaf, maafkan Gina, maafkan segala kesalahannya selama di dunia," lanjut Bu Dira lirih sambil menggenggam tangan Bu Rosa.Bu Rosa datang ke rumah Anggita, setelah mendapatkan kabar meninggalnya Gina dari tetangga yang lainnya."Saya ingat betul kelakuan Gina semasa hidupnya. Banyak sekali buruknya daripada baiknya, sudah banyak menyakiti hati saya dan juga para tetangga yang pernah berselisih paham dengannya. Tapi, walau bagaimana pun juga, saya usah
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 52"Siapa dia, Anggita?" tanya Kak Arini yang keluar kamar, dan melihat seorang wanita yang tidak kukenal itu lekat."Aku tidak tahu, Kak. Datang-datang langsung rebahan di sofa," jawabku. "Malahan tanpa mengucapkan salam," lanjutku dan melihat ke arah pintu utama."Anggita.""Alhamdulillah, Ibu. Akhirnya sampai juga, kenapa lama sekali sampainya, Bu?" Kuhampiri Ibu mertua dan langsung memeluknya erat, lalu membalas mencium kedua pipinya dengan sayang, perlakuanku sama seperti yang ibu mertua lakukan kepada menantunya ini setiap kali bertemu."Hujan lebat sekali tadi, jadi kami memilih untuk menepi sampai hujan reda," jelas Ibu mertua. "Di mana ibumu?" tanyanya, dan celingukan mencari keberadaan ibuku."Di kamar, Bu. Masuk aja," jawabku. Ibu mertua meninggalkan kami semua dan masuk ke dalam kamar ibuku."Anggita, Kak Irna turut berduka atas meninggalnya saudaramu, maaf ya? Kami tidak sempat untuk datang tepat waktu, kami sampai setelah-" "Tid
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 53Ayam sudah selesai dipotong, kami beralih ke penjual ikan. Karena belanjaannya banyak, aku meminta jasa kuli panggul untuk membantu membawakan belanjaan kami."Bang, ikan yang ini lima kilo ya?" pinta Kak Irna dan meminta penjualnya untuk sekalian membersihkan ikan itu.Kak Irna melihatku sejenak, lalu wanita yang mempunyai tahi lalat diatas bibir itu mengukir senyum."Kamu kepikiran tentang nama Jasmin yang disebutkan Una tadi?" tanyanya sambil mengeluarkan uang dari dalam dompetnya, dan menyerahkan kepada abang-abang penjual ikan itu."Memangnya benar ya, Kak? Kalau Mas Ilham pernah hampir menikah?" "Semua orang punya kenangan masa lalu, jadi, jangan pernah mempertanyakan masa lalu mantan suamimu, ya? Sekarang, Ilham sudah menikah denganmu, dan sudah punya buah hati dari cinta kalian berdua. Masa lalu harus dibuang jauh-jauh, agar hidup akan terasa lebih bahagia dan sejahtera. Mengerti?" ucap Kak Irna."Mengerti, Kak." sahutku seraya men