KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 33PoV Author."Alhamdulillah, untung kamu tidak kenapa-kenapa, Anggita. Kami sangat panik sekaligus takut terjadi apa-apa sama kamu dan calon keponakan kita," ucap Titin. "Iya, Mbak. Padahal, aku sama sekali tidak kerja apa-apa, semuanya dihandle sama Mbak Tuti, entah kenapa pas subuh tiba-tiba perut bagian bawah terasa kram dan sakit," jelas Anggita. Sambil menepuk-nepuk punggung tangan kakak iparnya yang tampak khawatir dengan keadaannya."Jangan-jangan ...," ucapan Titin menggantung sembari menoleh ke arah adiknya, Ilham. Bu Belinda dan Linda juga ikut melihat ke arah Ilham."Kenapa Ibu dan Kakak melihatku seperti itu? Apa yang salah denganku?" tanya Ilham. Sorot matanya terlihat kebingungan melihat Ibu dan kedua kakak perempuannya, yang sedang menatapnya dengan tatapan menyelidik."Ini pasti gara-gara Ilham, dia pasti sering jengukin calon keponakan kita," ucap Linda. Ilham mengernyitkan dahi mendengarnya."Kalau Anggita lagi hamil, jan
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 34PoV Author."Jadi anak kok durhaka banget! Kamu kan tahu, kalau Ibu kamu lagi sakit kakinya, kamu jemput dong ke dalam!" ucap Titin. Yang geram melihat Gina tidak memedulikan keadaan ibunya sendiri."Suka-suka aku lah, kamu jangan ikut campur dan diam!" bentak Gina. Titin memutar bola mata malas mendengarnya, Titin kembali fokus melihat ponsel karena sedang melakukan panggilan video dengan anaknya."Biar saya yang bawa kopernya ke depan." Bu Belinda menawarkan diri untuk membawa koper Bu Dira, dan Bu Dira berjalan pelan menuju pintu utama."Ilham yang sebagai menantu saja tidak pernah membiarkan Bu Dira begitu," bisik Mbak Tuti kepada Pak Udin."Biar saja, jangan ikut campur," sahut Pak Udin, mereka berdua melihat kepergian Bu Dira dari jendela rumah.Setelah Bu Dira pergi dari rumah Ilham, Bu Belinda dan kedua kakak Ilham pergi ke rumah sakit diantar oleh Pak Udin. Tidak sampai dua puluh menit mereka pun sudah sampai di rumah sakit.Bu Bel
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 35Setelah dua bulan aku pulang dari rumah sakit dan dirawat di rumah. Tidak sekali pun Ibu, Kak Arini dan Mbak Gina datang ke rumahku. Pernah sekali Mbak Gina datang sendiri untuk meminta uang sewa rumah, setelah itu, bayangannya tidak lagi kulihat.Mungkin, karena Ibu mertuaku ada di sini, dan membuat mereka sungkan untuk datang. Kedua kakak iparku sudah pulang sehari setelah aku pulang dari rumah sakit."Mas, Ibu kok belum ada datang ke sini ya? Aku khawatir sama Ibu, Mas." ucapku, aku yang selalu dipantau untuk istirahat total di rumah, tidak bisa pergi ke mana pun apa lagi pergi ke rumah sewaan yang Ibu tempati.Suamiku juga sibuk menjaga toko setelah melayaniku. Bukan aku yang minta dilayani bak seorang ratu, dialah yang mau sendiri melayaniku, dimulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, setelah itu barulah dia pergi ke toko."Sudah coba telpon Mbak Gina dan Kak Arini?" tanya Mas Ilham sambil mendinginkan bubur ayam buatannya menggunaka
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 36"Anggita, ini uang untukmu, rumah itu adalah bagianmu dan ini uangmu." Ibu menyerahkan uang berjumlah seratus juta padaku, rumah itu dibeli Ibu mertua dengan nominal yang sudah disepakati Ibuku."Simpan saja untuk Ibu," kataku, seraya meletakkan kembali uangnya ke tangan Ibu. Ibu menatapku sendu."Apa kamu masih marah pada ibumu ini? Sampai-sampai kamu tidak mau menerima uang ini," ucap Ibu sambil memalingkan wajahnya ke arah jendela kamar yang terbuka. "Atau, uang ini terlalu sedikit dan kamu tidak mau menerimanya," ucap Ibu lagi, yang mulai meracau."Bu, baiklah, ini uangnya Anggita terima, jangan marah atau pun sedih lagi ya? Anggita cuma tidak enak sama Kak Arini, Mbak Gina dan Bang Usman, apa kata mereka kalau Ibu memberikan uang hasil jual rumah pada Anggita? Ini pasti akan membuat mereka membenci Anggita, Bu. Anggita ingin hidup tenang tanpa permusuhan." Aku berkata jujur.Karena aku tahu betul bagaimana sifat saudara-saudaraku. Mere
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGSelamat membaca ya teman-teman semua, 🥰😍BAB 37"Usman, kamu tidak mau cari kerja? Ibu malu kalau kamu ikut tinggal di sini, dan hanya makan minum dan tidur saja, belum lagi rokok dan sebagainya minta sama Ilham." ucap Ibu pada Bang Usman yang berbaring diatas sofa. Aku yang tengah memijit kaki Ibu memandang juga ke arah Bang Usman."Usman sudah mengantar surat lamaran kerja di mana-mana, Bu. Sampai sekarang belum ada satu pun yang menelpon Usman," sahut Bang Usman. Dia duduk sambil menyugar rambutnya yang sudah mulai panjang sebahu. Tidak terurus dan kusam sekali."Minta tolong sama Ilham, biar dia mencarikan pekerjaan untukmu," usul Ibu."Sebelum Ibu meminta, Usman sudah berbicara padanya, masa iya? Usman yang awalnya kerja kantoran disuruh bekerja nyadap karet? Malu lah, Bu." "Kenapa harus malu? Kerjaan itu halal kok," timpalku cepat."Gengsi lah! Kamu tahu apa?" sungut Bang Usman, dia tidak suka mendengar ucapanku barusan."Kebanyakan gengs
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 38PoV Author."Ibu minum obat, ya? Terus tidur yang nyenyak," ucap Anggita sembari meletakkan obat ke telapak tangan Bu Dira, dan memberikan minum setelah obat itu berpindah ke dalam mulut ibunya."Apa kontraksinya sudah hilang?" tanya Bu Dira. Sebab, Anggita merasakan kontraksi palsu lagi saat tengah makan malam."Sudah hilang, Bu. Sekarang Ibu istirahat, ya? Anggita juga sudah mengantuk," ucap Anggita sembari menyelimuti tubuh Bu Dira yang sudah terbaring di ranjang."Anggita," panggil Bu Dira, dia menggenggam tangan Anggita erat dengan sudut matanya yang sudah berair. "Maafkan, Ibu, ya? Selama ini, Ibu banyak salah sama kamu dan juga Ilham," lirih Bu Dira."Jauh sebelum Ibu meminta maaf, Anggita dan Mas Ilham sudah memaafkan Ibu," ucap Anggita. Jawabannya masih sama seperti hari-hari yang lalu. Sebab, entah yang keberapa kalinya Anggita mendengar ibunya terus meminta maaf kepadanya atas perbuatannya dulu."Jadi Ibu yang baik nanti ya? Jang
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 39"Alhamdulillah, Anggita sudah melahirkan, Kak. Anak kami laki-laki," ucap Ilham yang menelpon video dengan Irna. Sebab, kedua kakaknya tengah rempong dan sibuk berdandan di depan cermin sambil mendengarkan Ilham bicara."Kami ke sana besok!" kata Linda saat kamera ponsel Irna mengarah ke wajahnya."Alhamdulillah, Kak Irna bahagia mendengarnya, Ilham." Irna menangis haru."Jangan menangis, Kak Irna. Melihat Kak Irna menangis membuat aku dan Ibu merasa sedih," ungkap Ilham."Ini tangisan bahagia, bukan kesedihan," lirih Irna.Tanpa siapa pun melihat. Irna memegangi perutnya, dia sedih melihat saudara-saudaranya mempunyai keturunan. Berbeda dengannya yang tidak bisa mempunyai keturunan karena rahimnya terpaksa diangkat untuk menyelamatkan nyawanya dari penyakit. "Kakak bahagia, kakak akan pergi ke sana setelah Anggita sudah membaik kondisinya, jaga Anggita dan jangan membuatnya banyak pikiran, Kak Irna tutup dulu ya?" ucap Irna dengan menahan
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 40"Kamu yakin, Usman? Kamu mau tetap pergi meninggalkan ibumu ini? Kenapa harus ke Malaysia dan tidak mau bekerja di sini saja?" tanya Ibu lirih."Yakin sekali, Bu." jawab Bang Usman membuat Ibu seketika terisak sedih."Jangan pergi, Usman. Kita tidak punya satu pun keluarga di sana," cegah Ibu yang terlihat sangat berat untuk melepaskan kepergian Bang Usman ke Malaysia, setelah dua hari yang lalu Bang Usman menjadi wali untuk menikahkan kedua kakakku."Usman akan kembali setelah menjadi orang sukses, Bu. Usman akan membeli kesombongan kedua mantan mertuaku dan Dara." Bang Usman berkata seakan menyimpan amarah kepada mantan istrinya.Setelah mendapatkan surat gugatan cerai dari Kak Dara. Bang Usman semakin kuat bertekad untuk pergi ke Malaysia, dan memutuskan untuk tidak menghadiri sidang cerai di pengadilan agama.Kasihan juga melihatnya, setelah di-PHK malah diusir dan digugat cerai istrinya. Tapi, entah apa penyebab yang sebenarnya? Rasany