Share

4. Semuanya Hancur

***

“Apa? Semua jadwal iklan batal dan aku harus mengganti rugi? Alasannya apa?” tanya Anastasia terkejut.

Lyra menghela napas berat, “Aku juga tidak tahu alasan pastinya. Mereka bilang kamu melanggar aturan dan terlibat skandal besar.”

“Skandal? Apa? Selama aku berkarir di industri hiburan, kamu juga tahu kalau aku tak pernah bermasalah, kan?”

Lyra terdiam, ia mengigit bibirnya. Berat baginya untuk memberitahukan skandal apa yang membuat semua tawaran kerja sama pada Anastasia batal.

Padahal tawaran kerja sama yang seharusnya menjadi proyek besar bagi Anastasia  mendadak dibatalkan. Klien-klien yang sebelumnya begitu antusias tiba-tiba menghilang tanpa jejak, dan lebih dari itu, ada tuntutan ganti rugi yang entah dari mana datangnya. Semuanya terasa aneh dan mencurigakan,

"Lyra, aku sedang bicara denganmu, lihat aku!" Anastasia langsung berkata tanpa basa-basi.

Lyra mendongak, dan ada sejenak kilatan panik di matanya sebelum ia cepat-cepat mengendalikan diri. "Ada apa?"

"Ada yang tidak beres, kan? Tawaran kerja sama dibatalkan, dan sekarang aku harus membayar ganti rugi. Aku tahu kamu pasti tahu sesuatu yang aku tidak tahu. Jadi, katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi."

Lyra terlihat ragu, matanya menghindari tatapan Anastasia. Ia memainkan pena di tangannya, sebuah tanda jelas bahwa ia sedang berusaha menyusun kata-kata.

"Lyra," suara Anastasia lebih tegas kali ini, "aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku. Aku perlu tahu apa itu, sekarang juga. Meski itu buruk, kamu harus mengatakannya."

Lyra menghela napas panjang, akhirnya meletakkan pena itu dan menatap Anastasia dengan mata yang penuh rasa bersalah. "Aku tidak ingin kamu mengetahuinya dengan cara ini, tapi... kamu harus tahu."

Lyra menggapai tabnya yang tergeletak di meja, lalu menyerahkannya pada Anastasia. "Lihatlah ini, Ana. Ini alasan kenapa semua tawaran kerja sama dibatalkan."

Anastasia menerima tab itu dengan tangan yang sedikit gemetar, lalu menatap layar. Yang pertama kali muncul adalah judul artikel besar yang membuatnya tercekat. Skandal panas: Penyanyi Anastasia Noire fitnah kakak tirinya, Elora Viviana, dan karirnya melonjak karena jadi simpanan pria kaya!

"Ini... ini tidak mungkin," gumam Anastasia, hampir tidak percaya dengan apa yang dibacanya. Ia melanjutkan membaca, semakin terkejut dengan setiap kalimat yang terpampang di layar.

Artikel itu memfitnahnya dengan tuduhan yang keji: bahwa Anastasia selalu iri pada Elora, kakak tirinya, dan selama bertahun-tahun berusaha menjatuhkan karier Elora dengan cara-cara licik. Bahkan disebutkan bahwa karier Anastasia hanya bisa melambung karena ia menjadi simpanan seorang pria kaya yang berkuasa di industri hiburan.

"Aku... Aku tidak pernah melakukan ini," suara Anastasia gemetar saat ia menatap Lyra dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Ini semua kebohongan!"

Lyra menunduk, tidak berani menatap langsung ke mata Anastasia. "Aku tahu, Ana. Aku tahu ini tidak benar. Tapi publik... mereka cepat percaya pada hal-hal seperti ini, terutama ketika ada orang yang mendukung cerita itu. Apalagi sekarang Leon, ada di sisinya dan juga menjelekkan kamu."

Anastasia menekan tombol di tab untuk melihat komentar-komentar yang menyertai artikel itu. Hatinya semakin hancur saat membaca ribuan komentar yang berisi kebencian. Mereka mengutuknya, menyebutnya dengan berbagai sebutan kejam, dan semua komentar itu justru memuji Elora, menganggapnya sebagai korban yang tak bersalah.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa semua orang membela Elora?" tanya Anastasia dengan suara yang sarat dengan rasa sakit.

Lyra menarik napas dalam, kemudian menjawab dengan suara yang lembut, "Elora... dia tahu bagaimana bermain dengan opini publik. Ditambah lagi, dengan reputasimu sebagai artis yang cenderung independen dan sedikit tertutup, orang-orang lebih mudah percaya bahwa kamu adalah penjahatnya. Kamu adalah penyanyi top yang selalu menolak menghadiri jamuan dan pesta para elit dan itu membuat citramu menjadi sedikit negatif."

Anastasia menggertakkan giginya, amarahnya semakin memuncak. "Jadi, semua ini adalah bagian dari rencana Elora? Dia sengaja menjebakku agar semua orang membenciku? Bahkan dia membuat rencana perilisan albumku batal!"

Lyra menatap Anastasia dengan penuh simpati. "Aku tidak bisa memastikan itu, Ana, tapi kemungkinan besar begitu. Elora tahu bagaimana memanfaatkan situasi, dan dia pasti tidak sendiri. Ada seseorang yang sangat berpengaruh yang membantunya menyebarkan kebohongan ini."

Anastasia melemparkan tab itu ke meja dengan gerakan marah. "Ini tidak adil, Lyra! Kenapa aku harus terus menerus menjadi sasaran fitnah seperti ini? Aku sudah bekerja keras untuk sampai di posisi ini, tapi sekarang semua orang berpikir aku hanya... hanya seorang wanita murahan!"

Lyra berdiri dari kursinya dan berjalan mengitari meja untuk mendekati Anastasia. Ia meletakkan tangan di bahu Anastasia, mencoba menenangkan artis muda itu. "Aku tahu ini berat, Ana. Tapi kamu tidak bisa membiarkan mereka menang. Kita harus menemukan cara untuk melawan balik, untuk membersihkan namamu."

Anastasia menggeleng, matanya masih menatap kosong ke arah tab. "Tapi bagaimana caranya? Mereka sudah terlalu jauh, dan sekarang orang-orang lebih percaya pada kebohongan ini daripada pada kebenaran."

Lyra menarik napas panjang lagi, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu. "Kita perlu strategi, Ana. Kita harus menemukan siapa yang ada di balik semua ini. Jika kita bisa membuktikan bahwa ini semua adalah fitnah, maka publik mungkin akan berpikir dua kali sebelum percaya pada kebohongan selanjutnya."

Anastasia mendongak, menatap Lyra dengan mata yang dipenuhi tekad. "Aku tidak akan membiarkan mereka menghancurkan hidupku begitu saja. Jika ini perang yang mereka inginkan, maka perang yang akan mereka dapatkan."

Lyra tersenyum tipis, meski wajahnya tetap mencerminkan kekhawatiran. "Itu semangat yang aku harapkan. Kita harus hati-hati, Ana, karena mereka tidak akan bermain bersih. Tapi aku akan ada di sisimu sepanjang jalan ini. Aku tidak akan meninggalkanmu.”

Anatasia mengangguk, “Aku tahu.. hanya kamu yang tulus padaku. Aku pastikan nama baikku akan kembali lagi.”

***

“Gadis itu, apakah selalu tidak pulang seharian?” gumam Maximilian.

Pintu apartemen yang tertutup rapat terbuka perlahan, dan seorang pria dengan penampilan rapi masuk, membungkuk hormat sebelum mendekat. "Tuan Kingsley," Bryan, asisten pribadinya, memulai dengan suara tenang namun penuh rasa hormat. "Saya sudah melakukan apa yang Anda minta."

Maximilian mengalihkan pandangannya dari jendela dan menatap Bryan. "Bagus. CCTV di apartemen Anastasia sudah dimatikan?"

Bryan mengangguk, meski terlihat sedikit ragu. "Ya, Tuan. Saya telah memastikan semua rekaman terhapus, dan sekarang, tidak ada jejak Anda di sana."

Maximilian tersenyum tipis, seolah puas dengan apa yang baru saja didengarnya. "Bagus. Saya tidak ingin dia curiga. Setiap langkah harus direncanakan dengan hati-hati."

Bryan berdiri tegak di hadapan tuannya, mencoba membaca pikiran pria itu melalui raut wajahnya yang dingin dan tak terbaca. Namun, ada sesuatu yang mengganjal dalam pikirannya, sesuatu yang harus ia sampaikan meski ragu. "Tuan," Bryan memulai dengan hati-hati, "Anda meminta saya untuk mencari tahu semua hal tentang Nona Anastasia Noire. Tapi... izinkan saya bertanya, apa yang membuat Anda begitu tertarik pada wanita itu? Bukankah lebih baik jika Anda kembali ke rumah dan menemui Tuan besar dan Nyonya besar terlebih dahulu? Setelah sepuluh tahun, ini pertama kalinya Anda kembali ke New York."

Maximilian mendengarkan dengan tenang, meski ada kilatan dingin di matanya saat Bryan menyebutkan orang tuanya. Ia menghela napas panjang sebelum menjawab, "Bryan, waktu bersama orang tuaku bisa menunggu. Ada hal lain yang lebih penting sekarang."

Bryan tertegun mendengar jawaban tuannya. Sebagai asisten pribadi Maximilian selama bertahun-tahun, ia tahu betapa pria itu sangat menghargai keluarganya, meski hubungan mereka terkadang rumit. Keputusan Maximilian untuk menunda pertemuan dengan orang tuanya demi seorang wanita yang baru dikenalnya jelas tidak biasa.

Maximilian terdiam sejenak. Dalam hatinya, ia sendiri belum sepenuhnya mengerti apa yang membuat Anastasia berbeda.

"Bryan," Maximilian akhirnya berkata dengan nada serius, "Seumur hidupku, aku tidak pernah bisa bersentuhan dengan wanita tanpa mengalami reaksi alergi. Semua wanita yang pernah mendekatiku, menyentuhku... selalu membuat tubuhku bereaksi negatif. Namun, Anastasia berbeda. Dia satu-satunya wanita yang bisa menyentuhku tanpa membuatku merasa sakit."

Bryan mendengarkan dengan penuh perhatian, matanya melebar karena terkejut. "Apa maksud Anda, Tuan? Nona Noire tidak menimbulkan reaksi apa pun?"

Maximilian mengangguk, wajahnya masih serius. "Ya, dan itu yang membuatku penasaran. Kenapa dia berbeda? Ada sesuatu tentang dia yang belum bisa aku pahami, dan aku tidak akan meninggalkannya sampai aku menemukan jawabannya."

Bryan merasa bingung. Situasi ini semakin aneh dan membingungkan. "Apakah Anda berpikir bahwa ini ada hubungannya dengan sesuatu yang lebih dalam, Tuan? Maksud saya, apakah Anda mencurigai ada alasan khusus mengapa Anda tidak alergi terhadapnya?"

Maximilian menghela napas lagi, memandang keluar jendela untuk sejenak sebelum kembali menatap Bryan. "Aku tidak tahu, Bryan. Tapi yang jelas, ini bukan kebetulan. Dan untuk mengetahui alasannya, aku akan tinggal sementara bersama Anastasia."

Bryan, yang biasanya tenang, tampak terkejut dengan keputusan ini. "Tinggal bersama Nona Noire, Tuan? Tapi itu... itu akan menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah Anda yakin ini langkah yang tepat?"

Maximilian menatap Bryan dengan tatapan tajam yang langsung menghentikan segala keraguan. "Aku yakin dengan keputusanku, Bryan. Lagipula, aku tidak perlu memberi penjelasan pada siapa pun. Selama aku di sini, aku akan menggunakan identitas lain, tidak akan ada yang tahu bahwa aku kembali ke negara ini dan juga jangan sampai orang tuaku tahu apa yang sedang aku lakukan."

Bryan mengangguk, meski hatinya masih dipenuhi kekhawatiran. "Baik, Tuan. Saya akan memastikan semuanya tetap berjalan lancar.”

“Jangan biarkan siapa pun mendekatiku atau mendekati Anastasia. Dan bantu aku menggunakan identitas lain karena Anastasia bukan wanita yang bodoh.”

Bryan hanya bisa mengangguk lagi, mengikuti perintah tuannya meski hatinya dipenuhi keraguan. Ia tahu bahwa ada sesuatu yang besar sedang berlangsung, sesuatu yang belum sepenuhnya ia mengerti. Namun, sebagai asisten pribadi Maximilian, tugas utamanya adalah melaksanakan perintah tanpa banyak bertanya.

Maximilian kembali melihat ke arah jendela, tatapannya penuh dengan misteri. Di satu sisi, ia menikmati sensasi baru ini—sensasi bisa bersentuhan dengan wanita tanpa rasa sakit. Tapi di sisi lain, ia tahu bahwa ada rahasia besar yang tersembunyi di balik sosok Anastasia Noire. Sebuah rahasia yang berpotensi mengubah seluruh hidupnya.

"Bryan," kata Maximilian tiba-tiba, memecah keheningan, "Aku ingin kamu mulai menyelidiki semua hal tentang Anastasia. Siapa dia, masa lalunya, apa yang dia sembunyikan. Jangan tinggalkan satu detail pun."

Bryan mengangguk tegas. "Akan saya lakukan, Tuan. Saya akan memastikan semua informasi yang Anda butuhkan tersedia secepatnya."

Maximilian tersenyum tipis, merasa puas dengan jawaban itu. "Bagus.”

Bryan membungkuk hormat sebelum meninggalkan ruangan, meninggalkan Maximilian sendiri dengan pikirannya. Saat pintu menutup di belakang Bryan, Maximilian menghela napas panjang dan menutup matanya sejenak.

“Kenapa ada wanita semenarik dia,” gumam pria itu.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status