Share

149. Dilarang Masuk

Qizha langsung menggeser tombol hijau pada panggilan teleponnya. Dia tempelkan benda pipih itu ke telinga dengan penuh semangat.

"Qizha, dimana kau? Aku tadi ke kontrakan dan kau tidak ada." Suara Qasam terdengar bersemangat sekali.

"Hp mu nggak bisa dihubungi terus. Coba kalau bisa dihubungi, pasti kamu akan dengan mudah menemukanku, kamu bisa telepon aku sejak tadi," sahut Qizha.

"Hp sialan ini lowbat, sialnya terlalu lama saat di charger di mobil, aku harus menunggu lama sampai terisi dan bisa dihidupkan. Ah, sudahlah tidak perlu bahas itu. Kau dimana? Kita harus bertemu."

"Di kontrakan," jawabku lesu. "Kamu ke sini ya sekarang. Temani aku. Aku mau curhat banyak."

"Bukan saatnya curhat. Kau harus ke rumahku sekarang!" titah Qasam.

"Ke rumah mama Habiba?" tanya Qizha.

"Ya."

"No. Aku tidak mau ke sana. Baru saja mama mengusirku dari kantor, aku dipecat. Dipermalukan. Bukan salah mama, dia adalah korban. Dia kehilangan putrinya. Wajar mama sangat marah kepadaku yang dia kira adalah p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Tini Wartini
Ga sabar tgu sidang pembunuhan Qanzha,...
goodnovel comment avatar
Elok Fatimah
ampun dah, stpam smpe dsruh ortu qasam ga bolhin qizha masuk rmhnya. ktrlluan
goodnovel comment avatar
inggrid LARUSITA Nganjuk
semoga agatha bicara jujur.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status