Share

150. Pelukan Menenangkan

“Maaf, Tuan Qasam. Saya hanya menjalankan perintah dari Ibu. Bu Habiba melarang saya memasukkan Non Qizha!” ucap Satpam dengan sopan.

“Aku yang memerintahmu, aku juga yang bertanggung jawab!” ucap Qasam dengan tenang.

“Maaf. saya melanggar aturan jika itu saya lakukan. Saya harus mematuhi perintah Bu habiba!” sahut satpam lagi.

Qasam tak mau berdebat. Apa yang dikatakan satpam memang benar. Dia adalah pekerja yang wajib mematuhi perintah bosnya. Qasam tak bisa memaksanya untuk membangkang dari peraturan tersebut.

Qasam melangkah mendekati pintu gerbang. “Aku tidak akan melibatkanmu dalam hal ini. aku tidak memintamu membukakan gerbang untuk Qizha.”

Qasam membuka gerbang dan menganggukkan kepala kepada Qizha, isyarat menyuruhnya masuk.

Satpam hanya terbengong. Memang bukan satpam yang membukakan pintu gerbang, tapi Qasam. Pintar juga majikannya itu.

“Jika aku keluar pakai mobil, lalu aku masuk lagi membawa Qizha di dalam mobilku, kau tidak tahu apa- apa dalam hal ini,” ucap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Tini Wartini
Meleleh hatimu,Qizha...perlakuan manis babang Qazam...
goodnovel comment avatar
Elok Fatimah
lnjuutt..ortumu dsmbunyiin qasam dlu qizha, biar ga kabur
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
iiihh.. qasam suka banget menjahili qizha.tapi terimakasih qasam.karena berkat dirimu qizha bisa melupakan kecemasan dan ketakutan didalam dirinya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status