Almero berdiri di dekat jendela kamarnya sambil memegang gelas berisi wine. Tatapannya tajam, menyiratkan kalau dia tengah memikirkan sesuatu yang sangat serius. Jendela yang sengaja di biarkan terbuka membuat angin dengan kencang menyapu wajahnya. Namun, itu tak membuat Almero bergeming. Dia larut dalam emosi yang tengah menguasai jiwanya. Flasback"Sell, apa besok pagi kau mempunyai waktu luang?" Ero bertanya sembari memegang rambut Sellandra yang terus bergerak karena tersapu angin. Mereka saat ini sedang berada di pinggir jalan, duduk di atas kap mobil sambil menikmati jajanan yang di jual tak jauh dari tempat mereka berada. Di tanya seperti itu membuat Sellandra berhenti mengunyah. Dia lalu menoleh dan menatap lekat wajah Ero. Sangat amat lekat hingga membuat suaminya itu menaikan sebelah alisnya ke atas. "Apa kau ingin mengajakku pergi liburan lagi, Ero?" Sellandra balik bertanya. Dia kemudian tersenyum lucu saat ingin kembali mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya. "He
Setelah selesai bersiap, Sellandra bergegas keluar dari dalam kamar. Dia kemudian tersenyum saat mendapati sang suami tengah berdiri di depan pintu yang baru saja dibukanya. "Kau terlambat sepuluh menit, Ero." Sellandra menegur manja. Dia kemudian tersenyum. "Mau langsung berangkat?""Kau baik-baik saja?" tanya Ero memasang ekpresi khawatir. Hatinya terasa tidak nyaman, seperti akan terjadi hal besar hari ini. "Kalau aku tidak baik-baik saja lalu siapa yang sedang berdiri di hadapanmu sekarang, hem?" jawab Sellandra dengan tenang. "Semalam aku bermimpi buruk!" Ero bercerita. Bukan cerita nyata, hanya sekedar ingin menyampaikan kegundahan hati yang dia rasa. Sambil menatap lekat wajah Sellandra, dia lanjut menceritakan karangan kebohongannya. "Aku melihatmu pergi meninggalkan aku. Dan itu membuatku sangat sedih, Sell."Terdengar kekehan pelan dari mulut Sellandra setelah dia mendengar mimpi yang dilihat oleh Ero. Lucu sekali. Hanya karena mimpi tak jelas begitu suaminya ini sampai d
"Kau akan segera menyusul kesana, bukan?" tanya Sellandra sembari menatap seksama ke arah Lu. Tangannya sejak tadi terus menggenggam erat tangan pria ini, merasa berat untuk melepaskan. "Iya." Ero menjawab singkat. "Jangan khawatir. Begitu aku sampai di sana, aku janji aku akan langsung pergi menemuimu. Aku tidak akan membiarkanmu sendirian, sayang. Sungguh!""Aku ... tidak mau orang lain. Hanya kau Ero, kau.""Sell, kita ini hanya berpisah selama beberapa jam saja, tapi kenapa reaksimu menunjukkan seolah kita akan berpisah selamanya. Iya aku mengerti kalau kau merasa tak nyaman atas kebaikan dan juga perhatian yang di berikan oleh Komisaris Almero, aku sangat paham akan hal itu. Akan tetapi yang menjadi suamimu adalah aku. Jadi tidak mungkin aku akan diam saja jika beliau sampai bersikap berlebihan terhadapmu. Tolong jangan begini ya?" ucap Ero merasa sangat aneh akan sikap Sellandra yang sebentar terlihat kecewa sebentar kemudian terlihat terluka. Dia sampai pusing sendiri jadinya.
Di Latief Group, dengan tenang Yollanda menyelesaikan semua pemotretan bersama tim yang ada. Setelah itu dia meminta asistennya untuk mengambilkan ponsel. Dia ingin menghubungi orang suruhannya guna mencari tahu apakah pekerjaan mereka berjalan lancar atau tidak. "Bagaimana? Apa kau sudah berangkat?" tanya Yollanda seraya memilin rambut bawahnya. "Aku sudah sampai sejak tadi. Jangan khawatir. Tugasmu telah kuselesaikan dengan sangat baik. Sekarang aku hanya tinggal menunggu kapan kau akan memintaku untuk kembali. Aku bingung harus melakukan apa dengan identitas sebagai Sellandra," sahut seseorang dari dalam telepon. Yollanda terkekeh. Dia lalu menarik nafas lega, lega sekali. Akhirnya apa yang dia nanti-nantikan akan segera tiba juga. Sebentar lagi. Hanya dalam hitungan jam, Yollanda yakin Almero akan segera menerima surat gugatan cerai dari Sellandra. Dia berani bertaruh kalau saat ini Almero sudah dalam perjalanan menuju tempat di mana Sellandra telah menunggunya. Sayang sekali d
"Kau yakin ingin langsung menggugat cerai Ero, Sell?" tanya Yollanda pura-pura iba. Padahal di dalam hati dia sedang berjingkrak kesenangan karena sebentar lagi tujuannya akan segera tercapai. "Coba kau pikirkan masak-masak dulu. Atau jika tidak kau tanyalah dulu apa maksud suamimu melakukan ini semua. Aku yakin dia pasti mempunyai alasannya. Ya?"Setelah Yollanda datang menjemput ke bandara, Sellandra langsung menceritakan apa yang baru saja dilihatnya. Dengan air mata bercucuran dia memberitahu Yollanda kalau Ero ternyata adalah benar sosok Almero yang tengah di carinya. Merasa putus asa, dia meminta Yollanda agar mengantarkannya mencari seorang pengacara yang akan mengurus gugatan cerai dengan Ero. Tekad Sellandra sudah bulat. Dia dan pria itu harus bercerai secepat mungkin. Sellandra sudah tak peduli lagi dengan rasa cintanya yang baru mulai bersemi. Dia terlalu sakit setelah membongkar kebohongan pria jahat itu. "Sell, jangan diam saja. Sikapmu yang seperti ini membuatku jadi me
Sementara itu Almero yang baru sampai bersama dengan rombongannya langsung pergi menuju hotel tempat di mana Sellandra berada. Namun, dia pergi ke sana bukan untuk menemui Sellandra, melainkan untuk menemui kedua orangtuanya. Saat ini Almero tidak sedang menggunakan status sebagai Ero, istrinya itu bisa pingsan jika melihatnya dengan penampilan yang berbeda. Jadilah dia akan pergi ke kamar orangtuanya terlebih dahulu sebelum dia bertukar penampilan. Drrtt drrrtttPonsel milik Kai bergetar. Segera dia melihat siapa yang menelpon. Asistennya Nona Sellandra? Kenapa dia menelpon? batin Kai heran. "Siapa?" Almero bertanya sambil terus berjalan. "Asistennya Nona Sellandra yang menelpon, Komisaris. Perlukah untuk di angkat sekarang?" jawab Kai. Langkah Almero langsung terhenti. Ini aneh. Untuk apa asisten istrinya menelpon Kai? Bukankah orang itu sudah tahu kalau Sellandra sedang bersamanya? Atau jangan-jangan ada sesuatu yang sedang terjadi di Latief Group? Benak Almero banyak di penuh
Tok tok tok“Sell, bolehkah Ibu masuk ke dalam?” tanya Nadia dengan raut wajah yang terlihat sangat khawatir. Entah apa yang terjadi. Tiba-tiba saja putrinya pulang dengan keadaan wajah sembab seperti baru menangis. Padahal pagi tadi putrinya itu berpamitan pergi bersama dengan Ero dan mereka terlihat baik-baik saja. Sebagai seorang ibu, jelas Nadia merasa sangat khawatir. Dia takut terjadi hal buruk antara menantu dengan putrinya. Jadi memutuskan untuk mendatangi kamar ini guna menanyakan apa yang terjadi. Di dalam kamar, Sellandra sedang duduk termenung di atas ranjang sambil menekuk kaki. Sebnenarnya dia mendengar jelas suara ibunya, tapi terlalu enggan untuk Sellandra beranjak membuka pintu. Alhasil Sellandra hanya diam membiarkan saja sampai suara ketukan itu berhenti sendiri.Tadinya Sellandra pikir ibunya sudah pergi dari depan kamarnya. Akan tetapi tak lama setelah keadaan sepi, ibunya membuka pintu kamar dan lansgung masuk ke dalam. Sellandra sempat menoleh sebentar, tapi di
Semua orang di kota Shanghai di buat gempar oleh tayangan siaran langsung di mana seorang pria berwajah tampan tengah mengungkap tentang jati dirinya. Almero Smith, atau pria yang di kenal dengan nama Ero, saat ini tengah berpidato dalam acara pembukaan kantor cabang Aeron Group. Bagi yang pernah bertemu dengan pria ini, mereka sangat amat tidak menyangka kalau pria yang bekerja sebagai cleaning servis ternyata adalah pewaris tunggal dari seluruh harta kekayaan di keluarga Smith. Mereka syok, tidak percaya akan apa yang sedang mereka lihat.Akhirnya. Setelah berpuluh tahun tersembunyi putra semata wayang dari pasangan Nyonya Kinara dan Tuan Cakra Smith memperkenalkan diri ke hadapan publik. Selama ini ada banyak sekali orang yang begitu penasaran akan rupa pria tersebut hingga banyak rumor buruk bertebaran di luaran sana akibat pria itu yang tak pernah mau menampakkan wajahnya. Dan teruntuk mereka-mereka yang mempunyai tujuan khusus, kabar ini meru