Ibu Sambung Untuk Shanaya

Ibu Sambung Untuk Shanaya

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Oleh:  cobaltpenOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
5Bab
16Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

10 tahun yang lalu Isyana ditinggalkan oleh kekasihnya. Siapa sangka mantan kekasihnya datang lagi untuk melamarnya menjadi ibu sambung. Yang benar saja, selama 10 tahun Isyana berjuang mati-matian melupakan mantan kekasihnya demi bisa melanjutkan hidup. Dan sekarang dia harus menjadi ibu sambung bagi anak mantan kekasihnya.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Diremehkan Hanya Karena Belum Menikah

"Pak tolong, beri kami kesempatan. Kami janji akan melunasi hutang---""Ahh BOHONG! Grebek saja rumahnya, keluarkan semua barangnya," "Pak jangan, Pak!!" Surya menghalangi lima orang pria bertubuh kekar itu yang berusaha memasuki kontrakannya. Sudah seminggu jatuh tempo dimana dia harus mencicil hutangnya. Sementara sang istri, Herlina yang duduk di kursi roda hanya bisa berteriak agar mereka tidak mengambil barang-barangnya. "Jangan ambil barang kami," teriaknya. "Pak, saya mohon Pak!! Saya janji---"Ah minggir!!!" Bruak..Mereka yang dibayar untuk menagih hutang sesekali tak segan mendorong pria paruh baya itu hingga jatuh ke lantai. Sungguh malang nasib keluarga kecil ini. Niatnya ingin merubah nasib dengan berhutang demi menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi. Namun siapa sangka mereka menggali lubangnya sendiri. Pekerjaan dan masa depan yang cerah hanya menjadi angan-angan saja, usai anak semata wayang mereka yang merupakan sarjana psikologi justru memilih mengabdika...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
5 Bab
Diremehkan Hanya Karena Belum Menikah
"Pak tolong, beri kami kesempatan. Kami janji akan melunasi hutang---""Ahh BOHONG! Grebek saja rumahnya, keluarkan semua barangnya," "Pak jangan, Pak!!" Surya menghalangi lima orang pria bertubuh kekar itu yang berusaha memasuki kontrakannya. Sudah seminggu jatuh tempo dimana dia harus mencicil hutangnya. Sementara sang istri, Herlina yang duduk di kursi roda hanya bisa berteriak agar mereka tidak mengambil barang-barangnya. "Jangan ambil barang kami," teriaknya. "Pak, saya mohon Pak!! Saya janji---"Ah minggir!!!" Bruak..Mereka yang dibayar untuk menagih hutang sesekali tak segan mendorong pria paruh baya itu hingga jatuh ke lantai. Sungguh malang nasib keluarga kecil ini. Niatnya ingin merubah nasib dengan berhutang demi menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi. Namun siapa sangka mereka menggali lubangnya sendiri. Pekerjaan dan masa depan yang cerah hanya menjadi angan-angan saja, usai anak semata wayang mereka yang merupakan sarjana psikologi justru memilih mengabdika
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya
Nyaris Di Penjara
Pagi itu, panti asuhan "Kasih Bunda" sudah dipenuhi suara tawa anak-anak. Udara masih terasa sejuk, sisa embun menempel di dedaunan halaman belakang tempat beberapa anak berlarian, sementara yang lain duduk rapi di teras, sibuk dengan mainan mereka. Isyana melangkah masuk, tas selempangnya masih tersampir di bahu.Dia tersenyum melihat anak-anak bermain. Beberapa dari mereka langsung menyambutnya."Kak Isya! Kak Isya!" Seorang anak perempuan menarik ujung bajunya. "Lihat gambar yang aku buat!"Isyana menunduk, memperhatikan coretan warna-warni di selembar kertas. "Wah, bagus sekali! Ini gambar apa?" tanyanya sambil mengusap kepala anak itu."Ini keluarga!" Jawab bocah itu dengan mata berbinar.Isyana hanya tersenyum tipis sebelum berdiri lagi, matanya menyapu ruangan. Panti terlihat seperti biasa, ramai dan hangat. Tak ada tanda-tanda sesuatu yang aneh—atau lebih tepatnya, tak ada tanda-tanda bayi yang ia temukan tadi malam."Dimana bayi itu," ucapnya heran. Dengan langkah santai,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya
Penolong Sejati
20.30 WIBRizwan baru saja menidurkan Shanaya. Meskipun sudah seharian bekerja dan mengurus segalanya, pikirannya tak bisa lepas dari kejadian siang tadi, sebuah pertemuan tak terduga dengan mantan kekasihnya. Wajah wanita itu pernah mengisi hatinya sekarang kembali terbayang, dan perasaan benci sempat muncul kini terasa menghilang begitu saja, tergantikan dengan rasa cemas.Namun, semua pikiran itu hilang ketika ia mendengar suara tangisan Shanaya.Baru saja 10 menit berlalu sejak bayi itu tidur, tapi tangisannya pecah membuat seluruh anggota keluarga terbangun. Rizwan mendekati tempat tidur anaknya, menggendongnya dengan hati-hati, mencoba menenangkan suara tangisan yang semakin keras. Akhirnya, dengan sedikit usaha, bayi itu diam juga.Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar di luar kamar. Ayahnya, Arjuna, menunggu diluar dengan wajah cemas."Rizwan, kemarilah," pinta Arjuna dari luar kamar.Rizwan menidurkan anaknya kembali dengan hati-hati, kemudian keluar mengikuti ayahnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya
Aku Akan Melunasi Semua Hutangnya!
Suara gedoran keras menggema di depan kontrakan Isyana."PAK SURYA! KELUAR PAK!" suara garang seorang pria membelah pagi yang masih sunyi.Isyana yang baru saja menyeduh kopi di dapurnya langsung menoleh ke pintu dengan napas tercekat. Jantungnya berdegup cepat, sudah bisa menebak siapa yang datang.BRAK! BRAK!"WOI! BUKA PINTUNYA!!" teriakan itu makin keras, disertai suara sepatu menghentak-hentak di teras sempit kontrakan.Dari jendela, Isyana bisa melihat tiga orang pria berdiri dengan wajah bengis. Salah satunya, lelaki bertubuh kekar dengan kaus hitam ketat, menendang tempat sandal di depan pintu hingga terbalik.Tetangga-tetangga mulai mengintip dari balik jendela dan celah pintu, tapi tak satu pun yang berani keluar atau membantu. Mereka sudah tahu reputasi orang-orang itu.Isyana mengepalkan tangan, mencoba menenangkan diri. Tak ada gunanya bersembunyi. Ia menarik napas panjang, lalu melangkah ke pintu, membukanya sedikit."Pak bukankah belum jatuh tempo?" ujar Isyana. Wanita
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya
Ya! Aku Bersedia.
Playground~"Ayo buka mulutmu nak. Makan sedikit ya," Rizwan tampak letih sembari menggendong putrinya sambil membawa mangkuk kecil. Dia rela habis dari kantor mengajak putrinya ke playground agar putrinya mau makan. "Ayolah Shanaya, buka mulutmu," bujuk Rizwan. Rizwan menghela napas panjang, menatap Shanaya yang tetap membuang muka. Sendok kecil di tangannya terangkat, tetapi tetap tak bisa menembus pertahanan bocah itu yang sudah bersikeras mengatupkan bibirnya rapat-rapat.Di sekelilingnya, anak-anak lain tertawa riang, berlarian ke sana kemari di dalam playground penuh warna. Beberapa ibu muda dengan santainya menyuapi anak mereka tanpa drama. Rizwan semakin jengkel."Ayah sudah lelah, Shanaya," gumamnya pelan, separuh mengeluh. Shanaya hanya menatapnya sekilas sebelum kembali mengalihkan pandangannya, matanya berbinar-binar melihat anak-anak lain bermain perosotan.Rizwan yang tengah terfokus pada Shanaya, tanpa sengaja menyenggol botol susu yang ada di meja kecil dekatnya. D
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status