Home / Pernikahan / Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan / Bab 9 : Mempermalukan Edgar dan Diana

Share

Bab 9 : Mempermalukan Edgar dan Diana

Author: Amora Grace
last update Last Updated: 2024-03-13 09:08:50

"Sayang, bolehkah aku ikut ke tempat kerjamu hari ini?" tanya Diana dengan nada manja, sembari meringkuk dalam pelukan Edgar yang matanya masih setengah terpejam.

"Untuk apa?" gumam Edgar, suaranya masih serak oleh kantuk.

"Wanita itu, istrimu, katanya sudah mulai bekerja, bukan? Aku juga ingin merasakan pengalaman bekerja, meski aku sadar kemampuanku terbatas. Setidaknya, izinkan aku melihat seperti apa suasana kantor, bagaimana kesibukan orang-orang di dalamnya," rengek Diana, berusaha membujuk Edgar dengan suaranya yang mendayu-dayu.

Edgar menghela napas, lalu berkata dengan lembut namun tegas, "Sayang, kantor bukanlah tempat untuk bermain-main. Kau mungkin akan merasa bosan dan tidak nyaman di sana. Lagipula, hari ini agendaku sangat padat. Ada pertemuan penting dengan rekan bisnis yang harus kuhadiri."

Mendengar kata 'rekan bisnis', Diana menegang. Dengan ragu, ia bertanya, "Apakah rekan bisnis yang kau maksud adalah orang yang sangat penting?"

Edgar mengangguk. "Ya, rekan bisnis kita kali ini adalah perusahaan tempat Fiona bekerja," jelasnya tanpa basa-basi.

Mata Diana membelalak, terkejut bukan kepalang. Ia tadinya mengira bahwa Fiona hanya menggertak semalam, namun kini terbukti bahwa ancamannya bukan sekadar omong kosong belaka. Kekhawatiran mulai menggerogoti hati Diana. Bagaimana jika apa yang dikatakan Fiona benar adanya? Bagaimana jika dalam pertemuan bisnis itu, terjadi sesuatu yang tidak diinginkan antara Edgar dan Fiona?

Tidak, ini tidak boleh dibiarkan. Diana bertekad dalam hati. Bagaimanapun caranya, ia harus memastikan bahwa Edgar tetap menjadi miliknya seutuhnya. Ia tidak akan membiarkan Fiona merebut kembali apa yang telah menjadi haknya.

Dengan kepala berkecamuk oleh berbagai rencana dan skenario, Diana membenamkan wajahnya di dada Edgar, menyembunyikan keresahannya. Ia tahu, mulai detik ini, pertarungan sesungguhnya baru akan dimulai.

"Kumohon, izinkan aku ikut denganmu. Aku berjanji tidak akan menyusahkanmu. Jika aku merasa bosan, aku akan langsung pulang," rengek Diana, masih bersikeras dengan keinginannya.

Edgar akhirnya mengalah, "Baiklah, terserah kau saja. Tapi, segera bersiap-siaplah jika memang ingin ikut. Pertemuanku dijadwalkan pukul sembilan pagi ini."

Mendengar persetujuan Edgar, Diana bergegas meninggalkan ruangan untuk mempersiapkan diri, takut jika Edgar tiba-tiba berubah pikiran.

Setelah Diana pergi, Edgar menghela napas panjang. Ia tahu, mengajak Diana ke kantor bukanlah ide yang bijaksana. Kehadiran Diana dapat menimbulkan kecanggungan dan mungkin bahkan memicu konflik yang tidak perlu, terutama dengan keberadaan Fiona di sana.

Namun, Edgar juga menyadari bahwa menolak permintaan Diana hanya akan membuatnya semakin curiga dan gelisah. Setidaknya, dengan mengizinkannya ikut, Edgar berharap dapat menenangkan kekhawatiran Diana dan menjaga situasi tetap terkendali.

Sementara itu, Diana sibuk memilih pakaian yang akan dikenakannya. Ia ingin tampil sempurna, tidak hanya untuk Edgar, tetapi juga untuk menunjukkan pada Fiona bahwa dialah yang lebih pantas berada di sisi Edgar. Dalam benaknya, Diana menyusun rencana untuk mengawasi setiap gerak-gerik Fiona dan Edgar selama pertemuan nanti.

Edgar membawa Diana memasuki kantornya yang terletak di lantai teratas gedung pencakar langit. Ruangan itu didominasi oleh dinding kaca yang memberikan pemandangan panorama kota yang menakjubkan. Interiornya dirancang dengan gaya modern minimalis, dengan dominasi warna putih dan aksen kayu yang elegan.

Di tengah ruangan, terdapat meja kerja besar dari kayu mahoni yang dipoles hingga mengkilap. Di belakang meja, terdapat rak buku tinggi yang dipenuhi oleh berbagai literatur bisnis dan majalah ekonomi terkemuka. Sofa kulit berwarna hitam yang terlihat mewah diletakkan di sudut ruangan, menciptakan area duduk yang nyaman untuk tamu atau diskusi santai.

Begitu pintu kantor tertutup, Diana langsung cemberut dan mengungkapkan kekecewaannya. "Kenapa kau memperkenalkanku sebagai tamu? Bukankah aku lebih dari sekadar tamu bagimu?" tanyanya dengan nada merajuk.

Edgar menghela napas, mencoba menenangkan Diana. "Sayang, ini adalah lingkungan kerja. Aku harus menjaga profesionalitasku di sini. Memperkenalkanmu sebagai tamu adalah cara yang paling tepat untuk menghindari gosip dan spekulasi yang tidak perlu."

Diana melipat tangannya di dada, masih belum puas dengan penjelasan Edgar. "Tapi, bukankah kau seharusnya bangga memiliki aku di sisimu? Kenapa harus menyembunyikan hubungan kita?"

Edgar berjalan menghampiri Diana dan memeluknya lembut. "Dengar, aku sangat menghargai kehadiranmu di sini. Tapi, kita harus bersikap bijaksana. Kantor bukanlah tempat yang tepat untuk mengumumkan hubungan pribadi kita. Ada saatnya dan tempatnya untuk setiap hal."

Diana menyandarkan kepalanya di dada Edgar, mencoba memahami situasinya. Ia tahu Edgar benar, tapi tetap saja, rasa tidak nyaman menggerogoti hatinya. "Aku mengerti. Tapi, tetap saja rasanya tidak menyenangkan menjadi 'tamu' di tempat kerjamu sendiri."

Edgar mengusap punggung Diana dengan lembut, berusaha menenangkannya. "Aku tahu, sayang. Tapi, ini hanya sementara. Nanti, setelah semuanya selesai, aku janji akan memberikan penjelasan yang lebih baik kepada semua orang. Yang terpenting sekarang adalah, kita harus fokus pada tujuan kita dan menjaga hubungan kita tetap kuat."

Diana mengangguk pelan, meskipun dalam hatinya masih ada keraguan. Ia tahu, ini hanyalah salah satu dari sekian banyak rintangan yang harus mereka hadapi. Tapi, demi cintanya kepada Edgar, Diana bertekad untuk bertahan dan menghadapi apapun yang akan terjadi.

Diana melirik jam di pergelangan tangannya. Sepuluh menit lagi, jarum pendek akan menunjuk ke angka sembilan. Sebuah ide yang terdengar menggiurkan tiba-tiba terlintas di benaknya.

Dengan langkah sensual, Diana menghampiri Edgar yang tengah sibuk memeriksa dokumen di meja kerjanya. Ia membungkuk, mendekatkan bibirnya ke telinga Edgar, dan berbisik dengan nada seduktif, "Sayang, aku penasaran... Bagaimana rasanya jika kita 'bermain' di sini, hm?"

Edgar tersentak, matanya melebar mendengar proposisi Diana yang tak terduga. Ia sangat memahami makna tersembunyi di balik kata 'bermain' yang dilontarkan Diana.

"Tapi, ini ruang kerjaku, Diana. Kita tidak bisa..." Edgar mencoba membantah, namun kata-katanya terhenti ketika jemari Diana menelusuri rahangnya dengan gerakan menggoda.

"Biar aku yang mengurus semuanya. Aku akan mengunci pintunya," ucap Diana sembari berjalan ke arah pintu. Namun, alih-alih menguncinya, Diana justru memastikan bahwa pintu itu tidak terkunci sama sekali.

Dalam benaknya, Diana membayangkan ekspresi terkejut dan terhina di wajah Fiona jika ia memergoki suaminya sedang bercinta dengan kekasihnya tepat di kantor. Membayangkannya saja sudah membuat Diana merasa puas dan bersemangat.

Dengan langkah yang sengaja dilambatkan, Diana kembali menghampiri Edgar. Ia melingkarkan lengannya di leher pria itu, tubuhnya menempel rapat tanpa jarak. "Kita lakukan saja dengan cepat, sayang. Aku hanya ingin merasakan sensasi mendebarkan bercinta denganmu di kantor, sekali ini saja," bujuknya dengan suara yang sengaja dibuat serak oleh gairah.

Diana mulai menciumi leher Edgar, tangannya perlahan membuka kancing kemeja pria itu satu per satu. Edgar, yang sudah terbawa suasana, mengerang pelan. Tangannya merengkuh pinggang Diana, menariknya semakin dekat.

Di sela-sela cumbuannya, Edgar berbisik, "Inilah mengapa aku sangat mencintaimu, Diana. Fiona terlalu angkuh dengan harga dirinya yang tinggi. Ia tidak akan pernah bisa memuaskanku dengan fantasi liar seperti yang kau tawarkan."

Diana tersenyum penuh kemenangan. Ia tahu, ini adalah saat yang tepat untuk membuktikan pada Fiona bahwa dirinyalah yang lebih unggul, bahwa ia mampu memberikan kepuasan yang tidak akan pernah bisa diberikan oleh sang istri.

Dengan gerakan cepat dan tak sabaran, mereka berdua menanggalkan pakaian masing-masing. Desahan dan erangan memenuhi ruang kerja Edgar, bercampur dengan suara gesekan kulit dan derit meja yang bergoyang.

Di luar sana, jarum jam bergerak perlahan menuju angka sembilan. Dalam hati, Diana berharap Fiona akan segera muncul, menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri betapa intim dan liarnya hubungan antara dirinya dengan Edgar.

Ini adalah pembalasan yang sempurna, pikir Diana. Sebuah bukti nyata bahwa cinta Edgar hanya untuknya, dan tidak ada seorang pun, bahkan Fiona sekalipun, yang dapat menggantikan posisinya di hati dan ranjang Edgar.

Pintu ruang kerja Edgar tiba-tiba terbuka, mengejutkan Diana dan Edgar yang masih terengah-engah dalam pusaran gairah. Namun, alih-alih sosok Fiona yang muncul sendirian seperti yang diharapkan Diana, mereka justru disambut oleh sekelompok orang yang terdiri dari beberapa petinggi perusahaan.

-TBC-

Related chapters

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 10 : Menuju Bangkrut

    Pintu ruang kerja Edgar tiba-tiba terbuka, mengejutkan Diana dan Edgar yang masih terengah-engah dalam pusaran gairah. Namun, alih-alih sosok Fiona yang muncul sendirian seperti yang diharapkan Diana, mereka justru disambut oleh sekelompok orang yang terdiri dari beberapa petinggi perusahaan. Fiona melangkah masuk dengan anggun, diikuti oleh tiga orang pria paruh baya dalam setelan jas mahal, seorang wanita paruh baya, Putra dan juga Aris. Mereka adalah dewan direksi dan investor utama perusahaan tempat Edgar bekerja, dan beberapa karyawan dari perusahaan milik Edgar. Suasana dalam ruangan seketika membeku, udara dipenuhi oleh ketegangan yang mencekam dan terasa sedikit canggung. Mata Fiona seketika tertuju pada Edgar dan Diana yang masih setengah telanjang, pakaian mereka berserakan di lantai. Ekspresi terkejut dan jijik terukir jelas di wajahnya, namun dengan cepat ia menutupinya dengan topeng profesionalitas yang dingin. "Maaf mengganggu, Pak Edgar. Kami ke sini untuk mendiskusi

    Last Updated : 2024-03-14
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 11 : Semakin Tenggelam

    Setelah pertemuan yang menghancurkan itu, Edgar menemukan dirinya terduduk lemas di ruang kerjanya. Kepalanya tertunduk dalam, jemarinya meremas rambutnya dengan penuh rasa frustasi yang menggerogoti jiwanya. Ia masih tidak dapat mempercayai bahwa peristiwa memalukan yang baru saja terjadi benar-benar nyata, menghancurkan reputasi dan kredibilitasnya dalam sekejap mata, seperti sebuah mimpi buruk yang menjadi kenyataan. "Sa... sayang. Apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Diana dengan suara tergagap, tubuhnya gemetar saat ia mondar-mandir di depan meja kerja Edgar. Kecemasan dan ketakutan terpancar jelas di matanya. Edgar mengangkat kepalanya, matanya menatap Diana dengan tajam. "Diamlah dan duduklah. Kegelisahanmu hanya membuatku semakin pusing," ucapnya dengan nada dingin sambil memijit pelipisnya, berusaha menahan emosi yang bergejolak di dalam dirinya. Diana terduduk dengan lemas, jemarinya gemetar saat ia menggigit ujung kukunya. "Ini semua pasti ulah wanita itu. Ini pasti perbua

    Last Updated : 2024-03-18
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 12 : Kepercayaan Diri yang Bodoh

    Begitu mereka sudah berada di dalam mobil yang melaju membelah jalanan kota, Putra menggelengkan kepalanya dengan heran. "Aku masih tidak habis pikir, bagaimana mungkin orang sebodoh Edgar bisa menjadi pimpinan perusahaan sebesar itu?" tanyanya, nada suaranya dipenuhi oleh campuran ketidakpercayaan dan ejekan. Fiona mendengus, senyum sinis tersungging di bibirnya. "Kau lihat sendiri bagaimana ia terus menerus mempertahankan wanita tak bermoral itu di sisinya. Bukankah itu sudah cukup membuktikan betapa bodoh dan naifnya dia?" sindirnya dengan nada mencemooh. Putra mengangguk setuju, lalu mengeluarkan sebuah map berisi dokumen-dokumen penting. Dengan teliti, ia memeriksa setiap detail angka yang tertera di sana. "Setelah pembelian saham ini, total kepemilikan saham kita di perusahaan Edgar menjadi lima puluh lima persen. Ditambah dengan lima persen saham milik Mingle, itu artinya kita memiliki kendali penuh atas segala keputusan perusahaan," jelasnya, matanya berkilat penuh kemenanga

    Last Updated : 2024-03-31
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 1 : Munculnya Selir di hari pertama pernikahan

    "Mana suami saya?" tanya Fiona dengan nada dingin yang menusuk. Ia menatap pelayan tua di hadapannya dengan sorot mata yang tajam, menuntut jawaban. Pernikahan ini hanyalah sebuah formalitas belaka, tanpa cinta dan hanya untuk kepentingan bisnis semata. Pelayan itu gemetar di bawah tatapan intens Fiona. Dengan suara yang gugup, ia menjawab, "Maaf Nyonya, Tuan sedang ada urusan pekerjaan mendesak yang tidak bisa ditinggalkan. Izinkan saya menggantikan Tuan untuk menyambut kedatangan Anda." "Hmm, begitu rupanya." sahut Fiona dengan nada acuh tak acuh. Wajah cantiknya yang bak porselain tidak menampakkan emosi sedikitpun. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia melangkah masuk ke dalam rumah megah nan dingin itu, rumah suaminya yang tak pernah dicintainya.Fiona mendongak ke arah lantai dua, matanya menangkap pemandangan yang membuatnya muak. Meskipun samar, ia masih bisa melihat sosok yang disebut suaminya sedang asyik bercumbu dan saling melucuti pakaian dengan seorang wanita. Mereka kemud

    Last Updated : 2024-03-05
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 2 : Pesta Perayaan Pernikahan Seorang Diri

    Fiona duduk sendirian di atas pelaminan yang megah, bagaikan seorang putri yang terlupakan dalam dongeng yang kelam. Gaun pengantin putih bersih yang membalut tubuhnya terlihat kontras dengan suasana hatinya yang penuh kegelapan. Manik matanya menatap nanar ke arah pintu masuk, berharap sosok suaminya akan muncul. Bukan berarti dia mendambakan pria itu, hanya saja, ini kondisi yang benar-benar memalukan untuknya. Wajah Fiona tetap tenang, bagaikan topeng porselen yang tak menampakkan emosi. Namun, jika diperhatikan lebih dalam, sorot matanya menyiratkan kemarahan. Bibirnya terkatup rapat, menahan kata-kata tajam yang ingin ia tumpahkan kepada mereka yang telah menghancurkan hari yang seharusnya menjadi hari yang terindah meskipun ia menikah dengan orang yang tidak ia sukai. "Sialan. Berani-beraninya kalian mempermalukanku seperti ini...." desis Fiona penuh kemarahan. Ia merasa direndahkan di hadapan ratusan pasang mata yang menatapnya dengan pandangan kasihan bercampur rasa ingin

    Last Updated : 2024-03-05
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 3 : Pembalasan Pertama

    Acara resepsi pernikahan yang memuakan itu akhirnya selesai. Fiona langsung masuk ke kamar, menghapus make-up, dan mengganti pakaiannya. Ia tidak peduli dengan keributan di luar.Ia sudah terlalu capek, capek fisik dan batin. Jadi tidak butuh waktu lama, matanya pun terpejam. Ia tertidur.“Mana wanita jalang itu!” Samar-samar ia mendengar suaranya semakin mendekat dan tubuhnya serasa di guncang dengan keras oleh tangan yang kasar. “Bisa-bisa nya kau masih tidur di kondisi seperti ini!?” Bentaknya sambil terus mengguncang tubuh Fiona. “A..ada apa?” Tanya Fiona tergagap karena ia masih belum sadar sepenuhnya. “Berani-beraninya kau mempermainkan ku !!” Bentaknya lagi. "Kau sudah gila !?" Bentak Fiona begitu kesadarannya pulih sepenuhnya akibat huru-hara di kamarnya. Ia melihat sekilas jam di dinding. Ini pukul setengah lima pagi. "Kau sudah gila !?" Bentak Fiona begitu kesadarannya pulih sepenuhnya akibat huru-hara di kamarnya. Ia melihat sekilas jam di dinding. Ini masih pukul dua

    Last Updated : 2024-03-05
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 4 : Kontrak Pernikahan

    "Apa yang bisa kamu lakukan ? Kamu berharap keluargamu membantumu ?" Desis Edgar dengan wajah merah padam."Kenapa aku butuh keluargaku ? Aku bisa menghancurkanmu dengan kekuatanku sendiri" Edgar tertawa terbahak-bahak mendengarnya."Kamu kira aku tidak tahu ? Kamu disini karena di buang oleh keluargamu kan ? Kalau bukan karena ke untungan, aku tidak sudi menikahi mu" Fiona mengangkat salah satu alisnya."Kamu disini tidak memiliki apa-apa. Selama kamu menumpang hidup disini, jaga perilakumu !" Bentaknya lagi sambil membawa Diana dalam pelukannya dan meninggalkan meja makan."Sayang, apa kamu tidak keterlaluan menamparnya tadi?" bujuk Diana manja sambil bergelayut di lengan Edgar."Dia berani menyirammu!" hardik Edgar geram. Wajahnya memerah menahan amarah. "Itu karena ia cemburu padaku. Dia pasti ingin diperlakukan seperti aku," sahut Diana dengan seringai sinis."Itu tidak akan terjadi!" bentak Edgar. "Mana mungkin dia berpikir bisa menggantikan posisimu!"Diana memasang wajah sedi

    Last Updated : 2024-03-05
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 5 : Selir Suami

    “Kamu datang lagi malam ini ?" tanya Diana sambil menatap Edgar memasuki kamar mereka."Tentu saja, ini kamar kita," jawabnya sambil melangkah dan merangkul Diana."Tapi kau sudah memiliki istri," ucap Diana dengan raut wajah yang cemberut."Tapi hatiku milikmu. Biarkan aku hanya bersamamu," ucap Edgar dengan lembut sambil membelai lembut wajah Diana."Apa kamu lebih memilih aku menghabiskan malam dengan wanita itu?" Diana mempererat pelukannya sambil menggeleng keras."Melihatmu menikah membuat hatiku hancur berkeping-keping. Bahkan membayangkan kalian tidur bersama saja sudah membuatku tak tahan," ucap Diana sambil terisak, kepedihan tergambar jelas di matanya.“Jangan berfikif terlalu berlebihan. Kamu tahu bukan kalau aku sangat mencintaimu” ucapnya mulai melucuti pakaian Diana dan mengecup bahu Diana lembut.“Ya, aku juga sangat mencintaimu. Jadi jangan pernah mencampakanku” ucap Diana dengan suara gemetar, diiringi dengan tatapan penuh cinta kepada Edgar.“Wajah yang sangat tampa

    Last Updated : 2024-03-06

Latest chapter

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 12 : Kepercayaan Diri yang Bodoh

    Begitu mereka sudah berada di dalam mobil yang melaju membelah jalanan kota, Putra menggelengkan kepalanya dengan heran. "Aku masih tidak habis pikir, bagaimana mungkin orang sebodoh Edgar bisa menjadi pimpinan perusahaan sebesar itu?" tanyanya, nada suaranya dipenuhi oleh campuran ketidakpercayaan dan ejekan. Fiona mendengus, senyum sinis tersungging di bibirnya. "Kau lihat sendiri bagaimana ia terus menerus mempertahankan wanita tak bermoral itu di sisinya. Bukankah itu sudah cukup membuktikan betapa bodoh dan naifnya dia?" sindirnya dengan nada mencemooh. Putra mengangguk setuju, lalu mengeluarkan sebuah map berisi dokumen-dokumen penting. Dengan teliti, ia memeriksa setiap detail angka yang tertera di sana. "Setelah pembelian saham ini, total kepemilikan saham kita di perusahaan Edgar menjadi lima puluh lima persen. Ditambah dengan lima persen saham milik Mingle, itu artinya kita memiliki kendali penuh atas segala keputusan perusahaan," jelasnya, matanya berkilat penuh kemenanga

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 11 : Semakin Tenggelam

    Setelah pertemuan yang menghancurkan itu, Edgar menemukan dirinya terduduk lemas di ruang kerjanya. Kepalanya tertunduk dalam, jemarinya meremas rambutnya dengan penuh rasa frustasi yang menggerogoti jiwanya. Ia masih tidak dapat mempercayai bahwa peristiwa memalukan yang baru saja terjadi benar-benar nyata, menghancurkan reputasi dan kredibilitasnya dalam sekejap mata, seperti sebuah mimpi buruk yang menjadi kenyataan. "Sa... sayang. Apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Diana dengan suara tergagap, tubuhnya gemetar saat ia mondar-mandir di depan meja kerja Edgar. Kecemasan dan ketakutan terpancar jelas di matanya. Edgar mengangkat kepalanya, matanya menatap Diana dengan tajam. "Diamlah dan duduklah. Kegelisahanmu hanya membuatku semakin pusing," ucapnya dengan nada dingin sambil memijit pelipisnya, berusaha menahan emosi yang bergejolak di dalam dirinya. Diana terduduk dengan lemas, jemarinya gemetar saat ia menggigit ujung kukunya. "Ini semua pasti ulah wanita itu. Ini pasti perbua

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 10 : Menuju Bangkrut

    Pintu ruang kerja Edgar tiba-tiba terbuka, mengejutkan Diana dan Edgar yang masih terengah-engah dalam pusaran gairah. Namun, alih-alih sosok Fiona yang muncul sendirian seperti yang diharapkan Diana, mereka justru disambut oleh sekelompok orang yang terdiri dari beberapa petinggi perusahaan. Fiona melangkah masuk dengan anggun, diikuti oleh tiga orang pria paruh baya dalam setelan jas mahal, seorang wanita paruh baya, Putra dan juga Aris. Mereka adalah dewan direksi dan investor utama perusahaan tempat Edgar bekerja, dan beberapa karyawan dari perusahaan milik Edgar. Suasana dalam ruangan seketika membeku, udara dipenuhi oleh ketegangan yang mencekam dan terasa sedikit canggung. Mata Fiona seketika tertuju pada Edgar dan Diana yang masih setengah telanjang, pakaian mereka berserakan di lantai. Ekspresi terkejut dan jijik terukir jelas di wajahnya, namun dengan cepat ia menutupinya dengan topeng profesionalitas yang dingin. "Maaf mengganggu, Pak Edgar. Kami ke sini untuk mendiskusi

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 9 : Mempermalukan Edgar dan Diana

    "Sayang, bolehkah aku ikut ke tempat kerjamu hari ini?" tanya Diana dengan nada manja, sembari meringkuk dalam pelukan Edgar yang matanya masih setengah terpejam. "Untuk apa?" gumam Edgar, suaranya masih serak oleh kantuk. "Wanita itu, istrimu, katanya sudah mulai bekerja, bukan? Aku juga ingin merasakan pengalaman bekerja, meski aku sadar kemampuanku terbatas. Setidaknya, izinkan aku melihat seperti apa suasana kantor, bagaimana kesibukan orang-orang di dalamnya," rengek Diana, berusaha membujuk Edgar dengan suaranya yang mendayu-dayu. Edgar menghela napas, lalu berkata dengan lembut namun tegas, "Sayang, kantor bukanlah tempat untuk bermain-main. Kau mungkin akan merasa bosan dan tidak nyaman di sana. Lagipula, hari ini agendaku sangat padat. Ada pertemuan penting dengan rekan bisnis yang harus kuhadiri." Mendengar kata 'rekan bisnis', Diana menegang. Dengan ragu, ia bertanya, "Apakah rekan bisnis yang kau maksud adalah orang yang sangat penting?" Edgar mengangguk. "Ya, rekan b

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 8 : Makan Malam

    Restoran yang dipilih Aris terletak tidak jauh dari kafe tempat mereka bertemu sebelumnya. Dengan desain minimalis yang elegan, restoran ini memancarkan aura keanggunan dan kehangatan. Dinding-dinding kaca yang membentang dari lantai hingga langit-langit memberikan pemandangan menakjubkan ke arah kota yang bermandikan cahaya di malam hari. Seorang pelayan dengan senyum ramah menyambut kedatangan mereka dan mengantar ke meja yang telah dipesan Aris. Meja itu terletak di dekat jendela, memberikan privasi yang sempurna untuk melanjutkan obrolan mereka. Fiona tidak bisa menahan diri untuk terkagum-kagum dengan pilihan tempat Aris. "Tempat ini luar biasa indah, Aris. Saya bisa melihat mengapa Anda sangat merekomendasikannya," ucapnya tulus. Aris tersenyum, merasa senang dengan pujian Fiona. "Saya senang Anda menyukainya. Restoran ini adalah salah satu favorit saya. Makanan di sini tidak hanya lezat, tetapi juga disajikan dengan presentasi yang memukau," jelasnya. Mereka membuka menu da

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 7 : Pertemuan

    "Ah maaf, apa saya terlambat ?" tanya Fiona ketika melihat pemuda dengan setelan jas berwarna hitam duduk di salah bangku paling ujung."Tidak, saya datang lebih cepat. Ada keperluan di sekitar sini" jelasnya, Fiona melihat jam kulit yang melingkar di pergelangan tangannya. Masih sekitar tiga puluh menit lagi dari waktu yang di janjikan."Mau pesan apa ?" tanya Aris sambil memanggil pelayan dengan lambaian tangannya."saya belum pernah ke sini. Apakah anda bisa merekomendasikannya ?" ucap Fiona jujur. Ini sebuah kafe yang sangat nyaman. Fiona bertanya-tanya, bagaimana bisa ia tidak tahu tempat sebagus ini.Aris tersenyum mendengar pertanyaan Fiona. Ia sudah cukup sering mengunjungi kafe ini sehingga tahu menu-menu andalan mereka."Kalau saya biasanya memesan Chicken Pesto Pasta di sini. Pastanya dimasak al dente dengan saus pesto yang segar dan potongan ayam yang empuk. Porsinya juga pas, tidak terlalu banyak tapi cukup mengenyangkan," jelas

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 6 : Mulai Retak

    Dalam sekejap, media sosial dihebohkan dengan munculnya sebuah video yang mempertontonkan tindakan tak bermoral seorang wanita. Deskripsi singkat di video itu menyebutkan dengan gamblang, "Wanita simpanan pemilik perusahaan ekspedisi X memberikan uang bulanan kepada istri sahnya hanya sebesar seratus ribu rupiah!"Video tersebut menampilkan seorang wanita dengan handuk melilit kepalanya, melenggang angkuh ke sebuah kamar. Dengan gerakan meremehkan, ia melemparkan sebuah amplop kecil ke arah meja rias. Ketika sang istri membukanya, ternyata hanya terdapat lembaran uang senilai seratus ribu rupiah di dalamnya.Gambar selanjutnya memperlihatkan sebuah surat pernyataan yang seolah menegaskan aksi keji tersebut. Disebutkan bahwa wanita dalam video secara sah memberikan uang bulanan sebesar seratus ribu rupiah kepada nyonya rumah tangga.Tak pelak, unggahan itu langsung menuai kecaman dari berbagai penjuru. Komentar-komentar pedas bermunculan, mengutuk tindakan tak be

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 5 : Selir Suami

    “Kamu datang lagi malam ini ?" tanya Diana sambil menatap Edgar memasuki kamar mereka."Tentu saja, ini kamar kita," jawabnya sambil melangkah dan merangkul Diana."Tapi kau sudah memiliki istri," ucap Diana dengan raut wajah yang cemberut."Tapi hatiku milikmu. Biarkan aku hanya bersamamu," ucap Edgar dengan lembut sambil membelai lembut wajah Diana."Apa kamu lebih memilih aku menghabiskan malam dengan wanita itu?" Diana mempererat pelukannya sambil menggeleng keras."Melihatmu menikah membuat hatiku hancur berkeping-keping. Bahkan membayangkan kalian tidur bersama saja sudah membuatku tak tahan," ucap Diana sambil terisak, kepedihan tergambar jelas di matanya.“Jangan berfikif terlalu berlebihan. Kamu tahu bukan kalau aku sangat mencintaimu” ucapnya mulai melucuti pakaian Diana dan mengecup bahu Diana lembut.“Ya, aku juga sangat mencintaimu. Jadi jangan pernah mencampakanku” ucap Diana dengan suara gemetar, diiringi dengan tatapan penuh cinta kepada Edgar.“Wajah yang sangat tampa

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 4 : Kontrak Pernikahan

    "Apa yang bisa kamu lakukan ? Kamu berharap keluargamu membantumu ?" Desis Edgar dengan wajah merah padam."Kenapa aku butuh keluargaku ? Aku bisa menghancurkanmu dengan kekuatanku sendiri" Edgar tertawa terbahak-bahak mendengarnya."Kamu kira aku tidak tahu ? Kamu disini karena di buang oleh keluargamu kan ? Kalau bukan karena ke untungan, aku tidak sudi menikahi mu" Fiona mengangkat salah satu alisnya."Kamu disini tidak memiliki apa-apa. Selama kamu menumpang hidup disini, jaga perilakumu !" Bentaknya lagi sambil membawa Diana dalam pelukannya dan meninggalkan meja makan."Sayang, apa kamu tidak keterlaluan menamparnya tadi?" bujuk Diana manja sambil bergelayut di lengan Edgar."Dia berani menyirammu!" hardik Edgar geram. Wajahnya memerah menahan amarah. "Itu karena ia cemburu padaku. Dia pasti ingin diperlakukan seperti aku," sahut Diana dengan seringai sinis."Itu tidak akan terjadi!" bentak Edgar. "Mana mungkin dia berpikir bisa menggantikan posisimu!"Diana memasang wajah sedi

DMCA.com Protection Status