Share

Bab 8 : Makan Malam

Author: Amora Grace
last update Last Updated: 2024-03-12 18:33:53

Restoran yang dipilih Aris terletak tidak jauh dari kafe tempat mereka bertemu sebelumnya. Dengan desain minimalis yang elegan, restoran ini memancarkan aura keanggunan dan kehangatan. Dinding-dinding kaca yang membentang dari lantai hingga langit-langit memberikan pemandangan menakjubkan ke arah kota yang bermandikan cahaya di malam hari.

Seorang pelayan dengan senyum ramah menyambut kedatangan mereka dan mengantar ke meja yang telah dipesan Aris. Meja itu terletak di dekat jendela, memberikan privasi yang sempurna untuk melanjutkan obrolan mereka.

Fiona tidak bisa menahan diri untuk terkagum-kagum dengan pilihan tempat Aris. "Tempat ini luar biasa indah, Aris. Saya bisa melihat mengapa Anda sangat merekomendasikannya," ucapnya tulus.

Aris tersenyum, merasa senang dengan pujian Fiona. "Saya senang Anda menyukainya. Restoran ini adalah salah satu favorit saya. Makanan di sini tidak hanya lezat, tetapi juga disajikan dengan presentasi yang memukau," jelasnya.

Mereka membuka menu dan mulai menjelajahi berbagai pilihan hidangan yang ditawarkan. Aris dengan sabar menjelaskan tentang spesialisasi restoran ini, memberikan rekomendasi berdasarkan preferensi Fiona.

Setelah memesan makanan dan minuman, Aris dan Fiona kembali larut dalam obrolan ringan. Kali ini, topik pembicaraan mereka meluas, tidak hanya seputar bisnis, tetapi juga mengenai minat, hobi, dan pengalaman hidup masing-masing.

Fiona menemukan dirinya terpesona oleh kepribadian Aris yang hangat dan humoris. Ia adalah pendengar yang baik, selalu memberikan perhatian penuh pada setiap kata yang diucapkan Fiona. Sebaliknya, Aris juga berbagi kisah-kisah menarik dari perjalanan hidupnya, membuat Fiona semakin tertarik untuk mengenal pria ini lebih jauh.

"Bagaimana dengan suami mu ?" tanya Aris yang membuat wajah Fiona berubah.

Fiona menghela nafas panjang sebelum menjawab "Kami hanya menikah di atas kertas saja. Jadi ya, dia selalu bermain-main dengan kekasihnya setiap malam. Aku bahkan jarang melihat batang hidungnya. tapi ketika bertemu, selalu saja ada drama baru yang terjadi"

"Kenapa kau masih bertahan ?" tanya Aris lembut.

Fiona tertawa getir "Kami bahkan baru menikah dua hari. Aku akan menghancurkannya dulu baru ku tinggalkan." tak tahu kenapa Fiona ingin menceritakan semua nya pada Aris.

"Kapan-kapan aku ingin bertemu adikmu, Riska. Aku sangat berterimakasih padanya karena sudah membantuku memberikan pelajaran kepada dua orang sialan itu" Aris tersenyum mendengarnya.

"Ya, kita harus makan malam bertiga lain kali" ucap Aris.

"Kita sekarang sudah menjadi rekan. Kalau ada apa-apa jangan ragu untuk meminta bantuan. Kau bisa memanfaatkan ku." ucap nya sambil meneguk minumannya.

"Memanfaatkan ?" tanya Fiona bingung.

"Ya, dia memiliki kekasih, kau juga harus memiliki kekasih juga" ucap Aris dengan jantung berdegup kencang hampir menggigit lidahnya sendiri.

Fiona tertawa terbahak-bahak mendengarnya "Itu akan merugikanmu. Aku yakin ada banyak wanita yang menyukaimu. Bagaimana jika mereka mendengar kabar bahwa kau menjadi selingkuhanku ?"

Aris tertawa kecil mendengar pernyataan Fiona, meskipun dalam hati ia merasakan sedikit nyeri. Ia tahu bahwa menjadi selingkuhan Fiona bukanlah hal yang ia inginkan. Aris menginginkan hubungan yang nyata dan tulus, bukan hanya sekedar permainan.

"Kau benar, Fiona. Mungkin ide tentang selingkuh bukanlah saran yang bijaksana," Aris mengakui. "Tapi aku serius dengan ucapanku sebelumnya. Aku ingin menjadi teman dan sekutu bagimu. Jika ada hal-hal yang bisa aku bantu, entah itu dalam bisnis atau dalam menghadapi situasi pribadimu, aku akan selalu ada untukmu."

Fiona menatap Aris dengan senyum tulus. "Terima kasih, Aris. Ucapanmu sangat berarti bagiku. Rasanya melegakan memiliki seseorang yang bisa kupercaya dan berbagi beban dalam hidupku."

Aris mengangguk, membalas senyum Fiona. "Itu gunanya teman, bukan? Untuk saling mendukung dan menguatkan."

Mereka melanjutkan obrolan ringan sembari menikmati hidangan yang tersaji. Sesekali tawa lepas menghiasi meja mereka, mencairkan suasana yang sempat menjadi emosional.

Setelah makan malam berakhir, Aris bersikeras untuk mengantarkan Fiona pulang. Dalam perjalanan, mereka berbagi keheningan yang nyaman, seolah-olah telah saling memahami tanpa perlu kata-kata.

Ketika mobil Aris berhenti di depan rumah Fiona, ia menoleh dan menatap wanita itu dengan penuh kehangatan. "Terima kasih untuk makan malam yang menyenangkan, Fiona. Aku harap kita bisa melakukannya lagi lain waktu, mungkin dengan mengajak Riska juga."

Fiona mengangguk setuju. "Tentu saja, Aris. Aku sangat menantikan saat-saat itu."

Sebelum keluar dari mobil, Fiona menyentuh tangan Aris dengan lembut. "Sekali lagi, terima kasih untuk semuanya, Aris. Kau tidak tahu betapa berharganya persahabatan ini bagiku."

Aris tersenyum, merasakan kehangatan dari sentuhan Fiona. "Sama-sama, Fiona. Selamat malam dan mimpi indah."

Setelah memastikan Fiona masuk ke dalam rumah dengan aman, Aris menghela nafas panjang. Ia tahu bahwa jalan di depannya tidak akan mudah. Mencintai seseorang yang hatinya terluka bukanlah tugas yang ringan.

"Lagi-lagi menjadi sahabat. Kau bahkan sudah lupa kalau kita dulu bersahabat. Aku ingin lebih dari itu fi"ucapnya getir. Namun ia akan menunggu dengan sabar, hingga hati Fiona siap untuk menerima cintanya.

Diana berdiri di ambang pintu, menatap tajam ke arah Fiona yang baru saja memasuki rumah. "Siapa pria yang mengantarmu pulang tadi?" tanyanya dengan nada menyelidik.

Fiona melirik sekilas ke arah Diana, lalu melengos masuk tanpa menghiraukan pertanyaannya. "Bukan urusanmu," ucapnya dingin.

Merasa tidak puas dengan jawaban Fiona, Diana mengejar dan menghadangnya. "Akulah yang mengurus rumah ini. Kau berkewajiban melaporkan semua aktivitasmu padaku," desaknya dengan sengit.

Fiona menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Diana. Dengan anggun namun tegas, ia membalas, "Sepertinya kau lupa batas, Diana. Tidak tahu diri itu ada limitnya. Bagaimanapun juga, akulah nyonya rumah ini, istri sah dari pria yang kau klaim sebagai kekasihmu. Seharusnya kau lebih tahu diri dan mengenal posisimu."

Meskipun emosinya bergejolak di dalam, Fiona berusaha mempertahankan keanggunannya. Ia menatap Diana dengan tatapan yang mengintimidasi, seolah menantangnya untuk melawan lebih jauh.

Fiona, dengan nada yang terkontrol namun mengandung racun dalam setiap kata-katanya, melanjutkan, "Diana, ingatlah satu hal penting. Bagimu, posisimu hanyalah sebagai selingan sementara bagi suamiku. Namun, aku? Aku adalah istri sahnya, yang kedudukannya diakui secara hukum dan sosial. Jadi, sudah sepatutnya kau menghentikan sikap aroganmu, seolah-olah kau memiliki kuasa atas diriku atau rumah ini."

Seulas senyum penuh arti tersungging di bibir Fiona. Ia melanjutkan dengan nada yang sedikit provokatif, "Oh, dan satu lagi, Diana. Aku baru saja memulai karirku. Kau tahu? Dalam waktu dekat, aku akan sering bertemu dengan Edgar sebagai rekan kerjaku untuk urusan bisnis. Bagaimana jika, dalam pertemuan-pertemuan itu, ia mulai menaruh ketertarikan padaku, hm?"

Tawa kecil meluncur dari bibir Fiona, sementara Diana menatapnya dengan mata yang berkilat-kilat penuh amarah. "Tidak mungkin! Itu tidak akan terjadi!" seru Diana dengan suara melengking, tangannya terkepal erat menahan emosi yang membuncah.

Fiona, dengan ketenangan yang mengagumkan, kembali memprovokasi, "Besok, tepat pukul sembilan pagi, aku akan menemuinya di kantor. Hanya kami berdua, mendiskusikan proyek-proyek penting. Dan... mengingat bagaimana Edgar telah berani menciumku, siapa yang tahu apa yang mungkin terjadi di antara kami dalam ruangan pribadi itu? Memikirkannya saja sudah membuatku bergidik penuh antisipasi."

Setiap kata yang meluncur dari bibir Fiona bagaikan panah beracun yang menghujam jantung Diana. Fiona tahu persis bagaimana menekan titik-titik kelemahan Diana, menggunakan ketakutan terdalamnya sebagai senjata.

Dengan senyum puas, Fiona berbalik dan melenggang pergi, meninggalkan Diana yang terpaku dengan amarah dan rasa tidak berdaya. Dalam hati, Fiona tertawa penuh kemenangan. Ia tahu bahwa permainannya baru saja dimulai, dan ia bertekad untuk memenangkan setiap langkah hingga akhir.

-TBC-

Related chapters

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 9 : Mempermalukan Edgar dan Diana

    "Sayang, bolehkah aku ikut ke tempat kerjamu hari ini?" tanya Diana dengan nada manja, sembari meringkuk dalam pelukan Edgar yang matanya masih setengah terpejam. "Untuk apa?" gumam Edgar, suaranya masih serak oleh kantuk. "Wanita itu, istrimu, katanya sudah mulai bekerja, bukan? Aku juga ingin merasakan pengalaman bekerja, meski aku sadar kemampuanku terbatas. Setidaknya, izinkan aku melihat seperti apa suasana kantor, bagaimana kesibukan orang-orang di dalamnya," rengek Diana, berusaha membujuk Edgar dengan suaranya yang mendayu-dayu. Edgar menghela napas, lalu berkata dengan lembut namun tegas, "Sayang, kantor bukanlah tempat untuk bermain-main. Kau mungkin akan merasa bosan dan tidak nyaman di sana. Lagipula, hari ini agendaku sangat padat. Ada pertemuan penting dengan rekan bisnis yang harus kuhadiri." Mendengar kata 'rekan bisnis', Diana menegang. Dengan ragu, ia bertanya, "Apakah rekan bisnis yang kau maksud adalah orang yang sangat penting?" Edgar mengangguk. "Ya, rekan b

    Last Updated : 2024-03-13
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 10 : Menuju Bangkrut

    Pintu ruang kerja Edgar tiba-tiba terbuka, mengejutkan Diana dan Edgar yang masih terengah-engah dalam pusaran gairah. Namun, alih-alih sosok Fiona yang muncul sendirian seperti yang diharapkan Diana, mereka justru disambut oleh sekelompok orang yang terdiri dari beberapa petinggi perusahaan. Fiona melangkah masuk dengan anggun, diikuti oleh tiga orang pria paruh baya dalam setelan jas mahal, seorang wanita paruh baya, Putra dan juga Aris. Mereka adalah dewan direksi dan investor utama perusahaan tempat Edgar bekerja, dan beberapa karyawan dari perusahaan milik Edgar. Suasana dalam ruangan seketika membeku, udara dipenuhi oleh ketegangan yang mencekam dan terasa sedikit canggung. Mata Fiona seketika tertuju pada Edgar dan Diana yang masih setengah telanjang, pakaian mereka berserakan di lantai. Ekspresi terkejut dan jijik terukir jelas di wajahnya, namun dengan cepat ia menutupinya dengan topeng profesionalitas yang dingin. "Maaf mengganggu, Pak Edgar. Kami ke sini untuk mendiskusi

    Last Updated : 2024-03-14
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 11 : Semakin Tenggelam

    Setelah pertemuan yang menghancurkan itu, Edgar menemukan dirinya terduduk lemas di ruang kerjanya. Kepalanya tertunduk dalam, jemarinya meremas rambutnya dengan penuh rasa frustasi yang menggerogoti jiwanya. Ia masih tidak dapat mempercayai bahwa peristiwa memalukan yang baru saja terjadi benar-benar nyata, menghancurkan reputasi dan kredibilitasnya dalam sekejap mata, seperti sebuah mimpi buruk yang menjadi kenyataan. "Sa... sayang. Apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Diana dengan suara tergagap, tubuhnya gemetar saat ia mondar-mandir di depan meja kerja Edgar. Kecemasan dan ketakutan terpancar jelas di matanya. Edgar mengangkat kepalanya, matanya menatap Diana dengan tajam. "Diamlah dan duduklah. Kegelisahanmu hanya membuatku semakin pusing," ucapnya dengan nada dingin sambil memijit pelipisnya, berusaha menahan emosi yang bergejolak di dalam dirinya. Diana terduduk dengan lemas, jemarinya gemetar saat ia menggigit ujung kukunya. "Ini semua pasti ulah wanita itu. Ini pasti perbua

    Last Updated : 2024-03-18
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 12 : Kepercayaan Diri yang Bodoh

    Begitu mereka sudah berada di dalam mobil yang melaju membelah jalanan kota, Putra menggelengkan kepalanya dengan heran. "Aku masih tidak habis pikir, bagaimana mungkin orang sebodoh Edgar bisa menjadi pimpinan perusahaan sebesar itu?" tanyanya, nada suaranya dipenuhi oleh campuran ketidakpercayaan dan ejekan. Fiona mendengus, senyum sinis tersungging di bibirnya. "Kau lihat sendiri bagaimana ia terus menerus mempertahankan wanita tak bermoral itu di sisinya. Bukankah itu sudah cukup membuktikan betapa bodoh dan naifnya dia?" sindirnya dengan nada mencemooh. Putra mengangguk setuju, lalu mengeluarkan sebuah map berisi dokumen-dokumen penting. Dengan teliti, ia memeriksa setiap detail angka yang tertera di sana. "Setelah pembelian saham ini, total kepemilikan saham kita di perusahaan Edgar menjadi lima puluh lima persen. Ditambah dengan lima persen saham milik Mingle, itu artinya kita memiliki kendali penuh atas segala keputusan perusahaan," jelasnya, matanya berkilat penuh kemenanga

    Last Updated : 2024-03-31
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 1 : Munculnya Selir di hari pertama pernikahan

    "Mana suami saya?" tanya Fiona dengan nada dingin yang menusuk. Ia menatap pelayan tua di hadapannya dengan sorot mata yang tajam, menuntut jawaban. Pernikahan ini hanyalah sebuah formalitas belaka, tanpa cinta dan hanya untuk kepentingan bisnis semata. Pelayan itu gemetar di bawah tatapan intens Fiona. Dengan suara yang gugup, ia menjawab, "Maaf Nyonya, Tuan sedang ada urusan pekerjaan mendesak yang tidak bisa ditinggalkan. Izinkan saya menggantikan Tuan untuk menyambut kedatangan Anda." "Hmm, begitu rupanya." sahut Fiona dengan nada acuh tak acuh. Wajah cantiknya yang bak porselain tidak menampakkan emosi sedikitpun. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia melangkah masuk ke dalam rumah megah nan dingin itu, rumah suaminya yang tak pernah dicintainya.Fiona mendongak ke arah lantai dua, matanya menangkap pemandangan yang membuatnya muak. Meskipun samar, ia masih bisa melihat sosok yang disebut suaminya sedang asyik bercumbu dan saling melucuti pakaian dengan seorang wanita. Mereka kemud

    Last Updated : 2024-03-05
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 2 : Pesta Perayaan Pernikahan Seorang Diri

    Fiona duduk sendirian di atas pelaminan yang megah, bagaikan seorang putri yang terlupakan dalam dongeng yang kelam. Gaun pengantin putih bersih yang membalut tubuhnya terlihat kontras dengan suasana hatinya yang penuh kegelapan. Manik matanya menatap nanar ke arah pintu masuk, berharap sosok suaminya akan muncul. Bukan berarti dia mendambakan pria itu, hanya saja, ini kondisi yang benar-benar memalukan untuknya. Wajah Fiona tetap tenang, bagaikan topeng porselen yang tak menampakkan emosi. Namun, jika diperhatikan lebih dalam, sorot matanya menyiratkan kemarahan. Bibirnya terkatup rapat, menahan kata-kata tajam yang ingin ia tumpahkan kepada mereka yang telah menghancurkan hari yang seharusnya menjadi hari yang terindah meskipun ia menikah dengan orang yang tidak ia sukai. "Sialan. Berani-beraninya kalian mempermalukanku seperti ini...." desis Fiona penuh kemarahan. Ia merasa direndahkan di hadapan ratusan pasang mata yang menatapnya dengan pandangan kasihan bercampur rasa ingin

    Last Updated : 2024-03-05
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 3 : Pembalasan Pertama

    Acara resepsi pernikahan yang memuakan itu akhirnya selesai. Fiona langsung masuk ke kamar, menghapus make-up, dan mengganti pakaiannya. Ia tidak peduli dengan keributan di luar.Ia sudah terlalu capek, capek fisik dan batin. Jadi tidak butuh waktu lama, matanya pun terpejam. Ia tertidur.“Mana wanita jalang itu!” Samar-samar ia mendengar suaranya semakin mendekat dan tubuhnya serasa di guncang dengan keras oleh tangan yang kasar. “Bisa-bisa nya kau masih tidur di kondisi seperti ini!?” Bentaknya sambil terus mengguncang tubuh Fiona. “A..ada apa?” Tanya Fiona tergagap karena ia masih belum sadar sepenuhnya. “Berani-beraninya kau mempermainkan ku !!” Bentaknya lagi. "Kau sudah gila !?" Bentak Fiona begitu kesadarannya pulih sepenuhnya akibat huru-hara di kamarnya. Ia melihat sekilas jam di dinding. Ini pukul setengah lima pagi. "Kau sudah gila !?" Bentak Fiona begitu kesadarannya pulih sepenuhnya akibat huru-hara di kamarnya. Ia melihat sekilas jam di dinding. Ini masih pukul dua

    Last Updated : 2024-03-05
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 4 : Kontrak Pernikahan

    "Apa yang bisa kamu lakukan ? Kamu berharap keluargamu membantumu ?" Desis Edgar dengan wajah merah padam."Kenapa aku butuh keluargaku ? Aku bisa menghancurkanmu dengan kekuatanku sendiri" Edgar tertawa terbahak-bahak mendengarnya."Kamu kira aku tidak tahu ? Kamu disini karena di buang oleh keluargamu kan ? Kalau bukan karena ke untungan, aku tidak sudi menikahi mu" Fiona mengangkat salah satu alisnya."Kamu disini tidak memiliki apa-apa. Selama kamu menumpang hidup disini, jaga perilakumu !" Bentaknya lagi sambil membawa Diana dalam pelukannya dan meninggalkan meja makan."Sayang, apa kamu tidak keterlaluan menamparnya tadi?" bujuk Diana manja sambil bergelayut di lengan Edgar."Dia berani menyirammu!" hardik Edgar geram. Wajahnya memerah menahan amarah. "Itu karena ia cemburu padaku. Dia pasti ingin diperlakukan seperti aku," sahut Diana dengan seringai sinis."Itu tidak akan terjadi!" bentak Edgar. "Mana mungkin dia berpikir bisa menggantikan posisimu!"Diana memasang wajah sedi

    Last Updated : 2024-03-05

Latest chapter

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 12 : Kepercayaan Diri yang Bodoh

    Begitu mereka sudah berada di dalam mobil yang melaju membelah jalanan kota, Putra menggelengkan kepalanya dengan heran. "Aku masih tidak habis pikir, bagaimana mungkin orang sebodoh Edgar bisa menjadi pimpinan perusahaan sebesar itu?" tanyanya, nada suaranya dipenuhi oleh campuran ketidakpercayaan dan ejekan. Fiona mendengus, senyum sinis tersungging di bibirnya. "Kau lihat sendiri bagaimana ia terus menerus mempertahankan wanita tak bermoral itu di sisinya. Bukankah itu sudah cukup membuktikan betapa bodoh dan naifnya dia?" sindirnya dengan nada mencemooh. Putra mengangguk setuju, lalu mengeluarkan sebuah map berisi dokumen-dokumen penting. Dengan teliti, ia memeriksa setiap detail angka yang tertera di sana. "Setelah pembelian saham ini, total kepemilikan saham kita di perusahaan Edgar menjadi lima puluh lima persen. Ditambah dengan lima persen saham milik Mingle, itu artinya kita memiliki kendali penuh atas segala keputusan perusahaan," jelasnya, matanya berkilat penuh kemenanga

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 11 : Semakin Tenggelam

    Setelah pertemuan yang menghancurkan itu, Edgar menemukan dirinya terduduk lemas di ruang kerjanya. Kepalanya tertunduk dalam, jemarinya meremas rambutnya dengan penuh rasa frustasi yang menggerogoti jiwanya. Ia masih tidak dapat mempercayai bahwa peristiwa memalukan yang baru saja terjadi benar-benar nyata, menghancurkan reputasi dan kredibilitasnya dalam sekejap mata, seperti sebuah mimpi buruk yang menjadi kenyataan. "Sa... sayang. Apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Diana dengan suara tergagap, tubuhnya gemetar saat ia mondar-mandir di depan meja kerja Edgar. Kecemasan dan ketakutan terpancar jelas di matanya. Edgar mengangkat kepalanya, matanya menatap Diana dengan tajam. "Diamlah dan duduklah. Kegelisahanmu hanya membuatku semakin pusing," ucapnya dengan nada dingin sambil memijit pelipisnya, berusaha menahan emosi yang bergejolak di dalam dirinya. Diana terduduk dengan lemas, jemarinya gemetar saat ia menggigit ujung kukunya. "Ini semua pasti ulah wanita itu. Ini pasti perbua

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 10 : Menuju Bangkrut

    Pintu ruang kerja Edgar tiba-tiba terbuka, mengejutkan Diana dan Edgar yang masih terengah-engah dalam pusaran gairah. Namun, alih-alih sosok Fiona yang muncul sendirian seperti yang diharapkan Diana, mereka justru disambut oleh sekelompok orang yang terdiri dari beberapa petinggi perusahaan. Fiona melangkah masuk dengan anggun, diikuti oleh tiga orang pria paruh baya dalam setelan jas mahal, seorang wanita paruh baya, Putra dan juga Aris. Mereka adalah dewan direksi dan investor utama perusahaan tempat Edgar bekerja, dan beberapa karyawan dari perusahaan milik Edgar. Suasana dalam ruangan seketika membeku, udara dipenuhi oleh ketegangan yang mencekam dan terasa sedikit canggung. Mata Fiona seketika tertuju pada Edgar dan Diana yang masih setengah telanjang, pakaian mereka berserakan di lantai. Ekspresi terkejut dan jijik terukir jelas di wajahnya, namun dengan cepat ia menutupinya dengan topeng profesionalitas yang dingin. "Maaf mengganggu, Pak Edgar. Kami ke sini untuk mendiskusi

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 9 : Mempermalukan Edgar dan Diana

    "Sayang, bolehkah aku ikut ke tempat kerjamu hari ini?" tanya Diana dengan nada manja, sembari meringkuk dalam pelukan Edgar yang matanya masih setengah terpejam. "Untuk apa?" gumam Edgar, suaranya masih serak oleh kantuk. "Wanita itu, istrimu, katanya sudah mulai bekerja, bukan? Aku juga ingin merasakan pengalaman bekerja, meski aku sadar kemampuanku terbatas. Setidaknya, izinkan aku melihat seperti apa suasana kantor, bagaimana kesibukan orang-orang di dalamnya," rengek Diana, berusaha membujuk Edgar dengan suaranya yang mendayu-dayu. Edgar menghela napas, lalu berkata dengan lembut namun tegas, "Sayang, kantor bukanlah tempat untuk bermain-main. Kau mungkin akan merasa bosan dan tidak nyaman di sana. Lagipula, hari ini agendaku sangat padat. Ada pertemuan penting dengan rekan bisnis yang harus kuhadiri." Mendengar kata 'rekan bisnis', Diana menegang. Dengan ragu, ia bertanya, "Apakah rekan bisnis yang kau maksud adalah orang yang sangat penting?" Edgar mengangguk. "Ya, rekan b

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 8 : Makan Malam

    Restoran yang dipilih Aris terletak tidak jauh dari kafe tempat mereka bertemu sebelumnya. Dengan desain minimalis yang elegan, restoran ini memancarkan aura keanggunan dan kehangatan. Dinding-dinding kaca yang membentang dari lantai hingga langit-langit memberikan pemandangan menakjubkan ke arah kota yang bermandikan cahaya di malam hari. Seorang pelayan dengan senyum ramah menyambut kedatangan mereka dan mengantar ke meja yang telah dipesan Aris. Meja itu terletak di dekat jendela, memberikan privasi yang sempurna untuk melanjutkan obrolan mereka. Fiona tidak bisa menahan diri untuk terkagum-kagum dengan pilihan tempat Aris. "Tempat ini luar biasa indah, Aris. Saya bisa melihat mengapa Anda sangat merekomendasikannya," ucapnya tulus. Aris tersenyum, merasa senang dengan pujian Fiona. "Saya senang Anda menyukainya. Restoran ini adalah salah satu favorit saya. Makanan di sini tidak hanya lezat, tetapi juga disajikan dengan presentasi yang memukau," jelasnya. Mereka membuka menu da

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 7 : Pertemuan

    "Ah maaf, apa saya terlambat ?" tanya Fiona ketika melihat pemuda dengan setelan jas berwarna hitam duduk di salah bangku paling ujung."Tidak, saya datang lebih cepat. Ada keperluan di sekitar sini" jelasnya, Fiona melihat jam kulit yang melingkar di pergelangan tangannya. Masih sekitar tiga puluh menit lagi dari waktu yang di janjikan."Mau pesan apa ?" tanya Aris sambil memanggil pelayan dengan lambaian tangannya."saya belum pernah ke sini. Apakah anda bisa merekomendasikannya ?" ucap Fiona jujur. Ini sebuah kafe yang sangat nyaman. Fiona bertanya-tanya, bagaimana bisa ia tidak tahu tempat sebagus ini.Aris tersenyum mendengar pertanyaan Fiona. Ia sudah cukup sering mengunjungi kafe ini sehingga tahu menu-menu andalan mereka."Kalau saya biasanya memesan Chicken Pesto Pasta di sini. Pastanya dimasak al dente dengan saus pesto yang segar dan potongan ayam yang empuk. Porsinya juga pas, tidak terlalu banyak tapi cukup mengenyangkan," jelas

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 6 : Mulai Retak

    Dalam sekejap, media sosial dihebohkan dengan munculnya sebuah video yang mempertontonkan tindakan tak bermoral seorang wanita. Deskripsi singkat di video itu menyebutkan dengan gamblang, "Wanita simpanan pemilik perusahaan ekspedisi X memberikan uang bulanan kepada istri sahnya hanya sebesar seratus ribu rupiah!"Video tersebut menampilkan seorang wanita dengan handuk melilit kepalanya, melenggang angkuh ke sebuah kamar. Dengan gerakan meremehkan, ia melemparkan sebuah amplop kecil ke arah meja rias. Ketika sang istri membukanya, ternyata hanya terdapat lembaran uang senilai seratus ribu rupiah di dalamnya.Gambar selanjutnya memperlihatkan sebuah surat pernyataan yang seolah menegaskan aksi keji tersebut. Disebutkan bahwa wanita dalam video secara sah memberikan uang bulanan sebesar seratus ribu rupiah kepada nyonya rumah tangga.Tak pelak, unggahan itu langsung menuai kecaman dari berbagai penjuru. Komentar-komentar pedas bermunculan, mengutuk tindakan tak be

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 5 : Selir Suami

    “Kamu datang lagi malam ini ?" tanya Diana sambil menatap Edgar memasuki kamar mereka."Tentu saja, ini kamar kita," jawabnya sambil melangkah dan merangkul Diana."Tapi kau sudah memiliki istri," ucap Diana dengan raut wajah yang cemberut."Tapi hatiku milikmu. Biarkan aku hanya bersamamu," ucap Edgar dengan lembut sambil membelai lembut wajah Diana."Apa kamu lebih memilih aku menghabiskan malam dengan wanita itu?" Diana mempererat pelukannya sambil menggeleng keras."Melihatmu menikah membuat hatiku hancur berkeping-keping. Bahkan membayangkan kalian tidur bersama saja sudah membuatku tak tahan," ucap Diana sambil terisak, kepedihan tergambar jelas di matanya.“Jangan berfikif terlalu berlebihan. Kamu tahu bukan kalau aku sangat mencintaimu” ucapnya mulai melucuti pakaian Diana dan mengecup bahu Diana lembut.“Ya, aku juga sangat mencintaimu. Jadi jangan pernah mencampakanku” ucap Diana dengan suara gemetar, diiringi dengan tatapan penuh cinta kepada Edgar.“Wajah yang sangat tampa

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 4 : Kontrak Pernikahan

    "Apa yang bisa kamu lakukan ? Kamu berharap keluargamu membantumu ?" Desis Edgar dengan wajah merah padam."Kenapa aku butuh keluargaku ? Aku bisa menghancurkanmu dengan kekuatanku sendiri" Edgar tertawa terbahak-bahak mendengarnya."Kamu kira aku tidak tahu ? Kamu disini karena di buang oleh keluargamu kan ? Kalau bukan karena ke untungan, aku tidak sudi menikahi mu" Fiona mengangkat salah satu alisnya."Kamu disini tidak memiliki apa-apa. Selama kamu menumpang hidup disini, jaga perilakumu !" Bentaknya lagi sambil membawa Diana dalam pelukannya dan meninggalkan meja makan."Sayang, apa kamu tidak keterlaluan menamparnya tadi?" bujuk Diana manja sambil bergelayut di lengan Edgar."Dia berani menyirammu!" hardik Edgar geram. Wajahnya memerah menahan amarah. "Itu karena ia cemburu padaku. Dia pasti ingin diperlakukan seperti aku," sahut Diana dengan seringai sinis."Itu tidak akan terjadi!" bentak Edgar. "Mana mungkin dia berpikir bisa menggantikan posisimu!"Diana memasang wajah sedi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status