Home / Rumah Tangga / Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan / Bab 2 : Pesta Perayaan Pernikahan Seorang Diri

Share

Bab 2 : Pesta Perayaan Pernikahan Seorang Diri

Author: Amora Grace
last update Last Updated: 2024-03-05 12:35:05

Fiona duduk sendirian di atas pelaminan yang megah, bagaikan seorang putri yang terlupakan dalam dongeng yang kelam. Gaun pengantin putih bersih yang membalut tubuhnya terlihat kontras dengan suasana hatinya yang penuh kegelapan.

Manik matanya menatap nanar ke arah pintu masuk, berharap sosok suaminya akan muncul. Bukan berarti dia mendambakan pria itu, hanya saja, ini kondisi yang benar-benar memalukan untuknya.

Wajah Fiona tetap tenang, bagaikan topeng porselen yang tak menampakkan emosi. Namun, jika diperhatikan lebih dalam, sorot matanya menyiratkan kemarahan.

Bibirnya terkatup rapat, menahan kata-kata tajam yang ingin ia tumpahkan kepada mereka yang telah menghancurkan hari yang seharusnya menjadi hari yang terindah meskipun ia menikah dengan orang yang tidak ia sukai.

"Sialan. Berani-beraninya kalian mempermalukanku seperti ini...." desis Fiona penuh kemarahan.

Ia merasa direndahkan di hadapan ratusan pasang mata yang menatapnya dengan pandangan kasihan bercampur rasa ingin tahu yang tak berujung.

Dia saat ini benar-benar duduk seorang diri di tengah pelaminan yang megah. Orang tuanya tidak datang karena dirinya memang benar-benar di buang saat ini, sedangkan Edgar tak memiliki keluarga sama sekali.

Fiona menjadi sorotan utama di atas pelaminan. Ia bisa merasakan tatapan-tatapan penuh rasa kasihan dan bisik-bisik yang menusuk harga dirinya, seolah-olah ia adalah objek tontonan yang menyedihkan.

Tidak ingin semakin terlihat memalukan, Fiona akhirnya memutuskan untuk berbaur dengan para tamu yang hadir.

Dengan langkah anggun, Fiona turun dari pelaminan yang menyakitkan itu. Gaun pengantinnya yang menjuntai menyapu lantai.

Ia melangkah di antara kerumunan tamu, menyunggingkan senyum palsu yang terpatri di wajahnya. Setiap sapaan yang ia lontarkan terasa seperti racun yang menggerogoti jiwanya, namun ia tetap bertahan demi menjaga harga dirinya yang tersisa.

"Selamat atas pernikahannya Bu Fiona, ini adalah pesta yang megah." ucap beberapa orang yang sama sekali tak dikenalnya.

Fiona hanya bisa tersenyum getir, menahan perih di hatinya. Ia tahu pujian itu hanyalah basa-basi belaka, sementara di balik punggungnya, mereka pasti tengah menggunjingkan betapa malangnya nasib sang mempelai wanita yang ditinggalkan di hari pernikahannya sendiri.

"Sepertinya Pak Edgar lebih memilih bersenang-senang bersama wanitanya dibanding istrinya sendiri." ucap beberapa wanita tak jauh darinya sambil cekikikan.

"Jaga ucapan kalian! Kalian bahkan membuat keributan di pesta pernikahan orang lain!"

Suara bentakan keras seorang pria mengalihkan perhatian Fiona dari bisik-bisik menyakitkan yang mengelilinginya. Ia menoleh ke arah sumber suara itu dan seketika terpana oleh sosok yang berdiri tak jauh darinya.

Pria itu memiliki postur tubuh yang tinggi dan tegap, dengan bahu lebar yang terbalut jas hitam yang tampak elegan. Rambutnya yang berwarna cokelat gelap ditata dengan gaya yang rapi namun tetap terkesan natural. Matanya yang berwarna hazel memancarkan ketegasan dan kebijaksanaan yang dalam.

Wajahnya yang tampan seolah dipahat dengan presisi yang sempurna, dengan rahang yang tegas dan tulang pipi yang tinggi. Bibirnya yang sensual membentuk garis lurus. Kulitnya yang bersih dan bercahaya seolah memancarkan aura yang memikat. Pria itu berdiri dengan penuh percaya diri di tengah kerumunan tamu undangan.

"Tapi memang begitu bukan nyatanya?" cibir sekerumunan wanita itu lagi, tidak mengindahkan peringatan dari pria tersebut.

Seorang wanita lain yang tampaknya datang bersama dengan pemuda yang membela Fiona angkat bicara.

"Kalian orang-orang yang bekerja di bawah perusahaan Darmawan Grup, bukan? Bagaimana bisa kalian mengolok-olok istri dari pemilik perusahaan tempat kalian bekerja?"

"Untuk apa istri yang hanya di atas kertas? Biasanya pak Edgar selalu membawa bu Diana kemana-mana. Mengingat saat ini dia lebih memilih dengannya, sudah dipastikan wanita ini tidak akan punya pengaruh apa pun." ucap wanita-wanita itu dengan nada mencela.

Fiona mengangkat tangannya, memberi isyarat pada dua orang yang sejak tadi membelanya untuk tidak melanjutkan perdebatan.

"Sudahlah, jangan dilanjutkan. Pemilik perusahaan dan karyawannya memang sama-sama kurang ajar. Jadi, kalian tidak perlu menanggapi mereka. Hanya akan membuat kalian pusing meladeni orang gila." ucapnya dengan tenang namun penuh ketegasan.

Fiona melangkah maju, menghadapi sekumpulan wanita yang tengah mencibir dirinya. Tatapannya tajam bagaikan belati yang siap menusuk.

"Meskipun aku hanya istri di atas kertas, setidaknya aku memiliki perusahaan besar lainnya atas namaku.” ucapnya dengan nada yang dingin dan mengintimidasi.

"Kalian yang hanya sampah ini bahkan tidak layak berbicara denganku, apalagi sampai mengolok-olokku. Di toilet ada cermin yang sangat besar. Silakan bercermin di sana." lanjutnya dengan senyum sinis yang tersungging di bibirnya.

Fiona menatap tajam ke arah sekumpulan wanita itu, seolah menantang mereka untuk melawannya.

"Siapa nama kalian? Aku salah satu pemilik saham di perusahaan Darmawan. Akan kupastikan kalian tidak akan pernah memunculkan wajah kalian lagi besok di kantor." ancamnya dengan nada yang dingin dan mengancam.

Mendengar ancaman Fiona, sekumpulan wanita itu langsung pucat pasi. Mereka saling berpandangan dengan wajah ketakutan, sadar bahwa mereka telah berurusan dengan orang yang salah.

Tanpa banyak bicara lagi, mereka buru-buru pergi meninggalkan tempat itu, seolah ingin menghindari kemarahan Fiona yang siap meledak kapan saja.

Fiona menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan emosinya yang bergejolak. Ia menoleh ke arah pria yang telah membelanya, menatapnya dengan sorot mata yang penuh rasa terima kasih. Entah mengapa, kehadiran pria itu seolah memberikan kekuatan dan ketenangan dalam dirinya.

"Terima kasih sudah membelaku tadi," ucap Fiona dengan tulus, menatap pria yang telah menolongnya dengan penuh rasa syukur.

Pria itu terkekeh pelan, suaranya yang dalam dan merdu terdengar menenangkan di telinga Fiona.

"Sepertinya tanpa kami pun Anda bisa mengatasinya dengan baik. Yang tadi benar-benar luar biasa." pujinya dengan senyum menawan yang menghiasi wajah tampannya.

Fiona mengulurkan tangannya, bersiap untuk memperkenalkan diri. "Ah, perkenalkan, saya Fiona Gunawan," ucapnya ramah sambil menjabat tangan pria tinggi dan tampan itu. Sentuhan tangannya yang hangat dan kuat membuat jantung Fiona berdegup sedikit lebih cepat.

"Senang berkenalan dengan Anda. Saya Aris Wijaya," balas pria itu dengan suara yang penuh wibawa.

Wanita cantik di sebelah Aris ikut mengulurkan tangannya, menjabat tangan Fiona dengan antusias. "Dan saya Yeriska Wijaya. Senang berkenalan dengan Anda," ucapnya ramah, senyum cerah menghiasi wajahnya yang jelita.

Fiona memandang Aris dan Yeriska bergantian, rasa penasaran terpancar di matanya. "Oh, ternyata kalian bersaudara?" tanyanya dengan nada ingin tahu.

"Tadinya kukira kalian sepasang kekasih."

Mendengar pertanyaan Fiona, Aris dan Yeriska spontan saling melemparkan tatapan jijik, seolah gagasan bahwa mereka adalah sepasang kekasih adalah hal paling menggelikan di dunia.

"Mana mungkin!" bantah Yeriska dengan nada ngeri. "Aku ogah punya pacar seperti dia! Bisa-bisa hidupku penuh dengan omelan setiap hari," lanjutnya sambil memutar bola matanya.

Aris mendengus, menatap adiknya dengan tatapan mencela. "Kau pikir aku sudi pacaran dengan wanita bar-bar sepertimu? Yang ada aku harus selalu siap dengan perlengkapan P3K setiap kali bersamamu," balasnya dengan nada sarkastik.

Mereka pun terlibat dalam adu mulut kecil, saling melemparkan ejekan dan sindiran dengan penuh semangat. Fiona tidak bisa menahan tawanya melihat interaksi lucu antara kedua saudara itu.

Menyadari bahwa perdebatan kecil mereka telah membuat Fiona tertawa, Aris dan Yeriska menghentikan adu mulut mereka. Aris menggaruk tengkuknya dengan salah tingkah, merasa malu telah menunjukkan sisi kekanak-kanakannya di hadapan Fiona.

"Maaf, kami jadi ribut sendiri." ucapnya dengan nada menyesal.

Namun Fiona menggelengkan kepalanya, senyum tulus masih menghiasi wajahnya.

"Justru ini menghiburku. Terima kasih sudah membuatku tertawa lepas di tengah kekacauan pesta pernikahan sialan in,i" ucapnya.

Mereka melanjutkan obrolan mereka dengan santai, membahas berbagai topik yang menarik. Mereka berbagi cerita tentang kehidupan mereka, hobi, dan pekerjaan. Suasana di antara mereka terasa hangat dan akrab, seolah mereka telah mengenal satu sama lain sejak lama.

“Aku sedang mencari perusahaan untuk magang, ternyata sulit sekali,” keluh Yeriska.

“Kan bisa magang di kantor Aris?” ucap Fiona.

Aris sempat mengatakan bahwa ia memiliki perusahaan yang bergerak di bidang Fashion dan kosmetik meskipun ia tidak mengatakan dengan jelas nama perusahaannya.

“Seperti tidak ada perusahaan yang lain saja” keluh Yeriska dengan wajah memelas.

Namun, di tengah obrolan yang seru itu, Fiona tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Aris tampak sibuk dengan ponselnya. Sesekali ia mengetik sesuatu di layar, lalu kembali fokus pada percakapan mereka. Meski Aris tetap terlibat dalam diskusi, perhatiannya seolah terbagi antara obrolan dan aktivitasnya di ponsel.

Fiona merasa sedikit terusik dengan sikap Aris yang terkesan tidak sepenuhnya hadir dalam percakapan mereka. Dalam hati, ia bertanya-tanya apa yang begitu penting hingga Aris terus-menerus memeriksa ponselnya.

Apakah ada urusan pekerjaan yang mendesak? Atau mungkinkah ada orang lain yang lebih menarik perhatiannya saat ini?

“Ah ngomong-ngomong kakak suka tempat liburan yang seperti apa?” tanya Yeriska antusias.

“Tidak ada yang spesifik. Tapi aku ingin sekali mengunjungi Swiss,” ucapnya.

Ia berencana akan pergi kesana jika ada waktu luang. Sayangnya ia sangat sibuk dengan perusahaannya. Apalagi ia mengelola perusahaannya dengan diam-diam.

Di tengah pembicaraan yang seru, tiba-tiba ponsel Aris berdering. Ia meraih ponselnya dan menatap layar dengan senyum tipis yang menghiasi bibirnya.

Matanya berbinar dengan kebahagiaan yang tidak bisa disembunyikan, seolah pesan yang diterimanya membawa kabar baik yang dinanti-nantikan.

Fiona kembali merasakan rasa penasaran yang menggelitik benaknya. Siapa yang menghubungi Aris hingga membuatnya tersenyum seperti itu? Apakah itu pesan dari seseorang yang spesial baginya?

-TBC-

Related chapters

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 3 : Pembalasan Pertama

    Acara resepsi pernikahan yang memuakan itu akhirnya selesai. Fiona langsung masuk ke kamar, menghapus make-up, dan mengganti pakaiannya. Ia tidak peduli dengan keributan di luar.Ia sudah terlalu capek, capek fisik dan batin. Jadi tidak butuh waktu lama, matanya pun terpejam. Ia tertidur.“Mana wanita jalang itu!” Samar-samar ia mendengar suaranya semakin mendekat dan tubuhnya serasa di guncang dengan keras oleh tangan yang kasar. “Bisa-bisa nya kau masih tidur di kondisi seperti ini!?” Bentaknya sambil terus mengguncang tubuh Fiona. “A..ada apa?” Tanya Fiona tergagap karena ia masih belum sadar sepenuhnya. “Berani-beraninya kau mempermainkan ku !!” Bentaknya lagi. "Kau sudah gila !?" Bentak Fiona begitu kesadarannya pulih sepenuhnya akibat huru-hara di kamarnya. Ia melihat sekilas jam di dinding. Ini pukul setengah lima pagi. "Kau sudah gila !?" Bentak Fiona begitu kesadarannya pulih sepenuhnya akibat huru-hara di kamarnya. Ia melihat sekilas jam di dinding. Ini masih pukul dua

    Last Updated : 2024-03-05
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 4 : Kontrak Pernikahan

    "Apa yang bisa kamu lakukan ? Kamu berharap keluargamu membantumu ?" Desis Edgar dengan wajah merah padam."Kenapa aku butuh keluargaku ? Aku bisa menghancurkanmu dengan kekuatanku sendiri" Edgar tertawa terbahak-bahak mendengarnya."Kamu kira aku tidak tahu ? Kamu disini karena di buang oleh keluargamu kan ? Kalau bukan karena ke untungan, aku tidak sudi menikahi mu" Fiona mengangkat salah satu alisnya."Kamu disini tidak memiliki apa-apa. Selama kamu menumpang hidup disini, jaga perilakumu !" Bentaknya lagi sambil membawa Diana dalam pelukannya dan meninggalkan meja makan."Sayang, apa kamu tidak keterlaluan menamparnya tadi?" bujuk Diana manja sambil bergelayut di lengan Edgar."Dia berani menyirammu!" hardik Edgar geram. Wajahnya memerah menahan amarah. "Itu karena ia cemburu padaku. Dia pasti ingin diperlakukan seperti aku," sahut Diana dengan seringai sinis."Itu tidak akan terjadi!" bentak Edgar. "Mana mungkin dia berpikir bisa menggantikan posisimu!"Diana memasang wajah sedi

    Last Updated : 2024-03-05
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 5 : Selir Suami

    “Kamu datang lagi malam ini ?" tanya Diana sambil menatap Edgar memasuki kamar mereka."Tentu saja, ini kamar kita," jawabnya sambil melangkah dan merangkul Diana."Tapi kau sudah memiliki istri," ucap Diana dengan raut wajah yang cemberut."Tapi hatiku milikmu. Biarkan aku hanya bersamamu," ucap Edgar dengan lembut sambil membelai lembut wajah Diana."Apa kamu lebih memilih aku menghabiskan malam dengan wanita itu?" Diana mempererat pelukannya sambil menggeleng keras."Melihatmu menikah membuat hatiku hancur berkeping-keping. Bahkan membayangkan kalian tidur bersama saja sudah membuatku tak tahan," ucap Diana sambil terisak, kepedihan tergambar jelas di matanya.“Jangan berfikif terlalu berlebihan. Kamu tahu bukan kalau aku sangat mencintaimu” ucapnya mulai melucuti pakaian Diana dan mengecup bahu Diana lembut.“Ya, aku juga sangat mencintaimu. Jadi jangan pernah mencampakanku” ucap Diana dengan suara gemetar, diiringi dengan tatapan penuh cinta kepada Edgar.“Wajah yang sangat tampa

    Last Updated : 2024-03-06
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 6 : Mulai Retak

    Dalam sekejap, media sosial dihebohkan dengan munculnya sebuah video yang mempertontonkan tindakan tak bermoral seorang wanita. Deskripsi singkat di video itu menyebutkan dengan gamblang, "Wanita simpanan pemilik perusahaan ekspedisi X memberikan uang bulanan kepada istri sahnya hanya sebesar seratus ribu rupiah!"Video tersebut menampilkan seorang wanita dengan handuk melilit kepalanya, melenggang angkuh ke sebuah kamar. Dengan gerakan meremehkan, ia melemparkan sebuah amplop kecil ke arah meja rias. Ketika sang istri membukanya, ternyata hanya terdapat lembaran uang senilai seratus ribu rupiah di dalamnya.Gambar selanjutnya memperlihatkan sebuah surat pernyataan yang seolah menegaskan aksi keji tersebut. Disebutkan bahwa wanita dalam video secara sah memberikan uang bulanan sebesar seratus ribu rupiah kepada nyonya rumah tangga.Tak pelak, unggahan itu langsung menuai kecaman dari berbagai penjuru. Komentar-komentar pedas bermunculan, mengutuk tindakan tak be

    Last Updated : 2024-03-07
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 7 : Pertemuan

    "Ah maaf, apa saya terlambat ?" tanya Fiona ketika melihat pemuda dengan setelan jas berwarna hitam duduk di salah bangku paling ujung."Tidak, saya datang lebih cepat. Ada keperluan di sekitar sini" jelasnya, Fiona melihat jam kulit yang melingkar di pergelangan tangannya. Masih sekitar tiga puluh menit lagi dari waktu yang di janjikan."Mau pesan apa ?" tanya Aris sambil memanggil pelayan dengan lambaian tangannya."saya belum pernah ke sini. Apakah anda bisa merekomendasikannya ?" ucap Fiona jujur. Ini sebuah kafe yang sangat nyaman. Fiona bertanya-tanya, bagaimana bisa ia tidak tahu tempat sebagus ini.Aris tersenyum mendengar pertanyaan Fiona. Ia sudah cukup sering mengunjungi kafe ini sehingga tahu menu-menu andalan mereka."Kalau saya biasanya memesan Chicken Pesto Pasta di sini. Pastanya dimasak al dente dengan saus pesto yang segar dan potongan ayam yang empuk. Porsinya juga pas, tidak terlalu banyak tapi cukup mengenyangkan," jelas

    Last Updated : 2024-03-08
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 8 : Makan Malam

    Restoran yang dipilih Aris terletak tidak jauh dari kafe tempat mereka bertemu sebelumnya. Dengan desain minimalis yang elegan, restoran ini memancarkan aura keanggunan dan kehangatan. Dinding-dinding kaca yang membentang dari lantai hingga langit-langit memberikan pemandangan menakjubkan ke arah kota yang bermandikan cahaya di malam hari. Seorang pelayan dengan senyum ramah menyambut kedatangan mereka dan mengantar ke meja yang telah dipesan Aris. Meja itu terletak di dekat jendela, memberikan privasi yang sempurna untuk melanjutkan obrolan mereka. Fiona tidak bisa menahan diri untuk terkagum-kagum dengan pilihan tempat Aris. "Tempat ini luar biasa indah, Aris. Saya bisa melihat mengapa Anda sangat merekomendasikannya," ucapnya tulus. Aris tersenyum, merasa senang dengan pujian Fiona. "Saya senang Anda menyukainya. Restoran ini adalah salah satu favorit saya. Makanan di sini tidak hanya lezat, tetapi juga disajikan dengan presentasi yang memukau," jelasnya. Mereka membuka menu da

    Last Updated : 2024-03-12
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 9 : Mempermalukan Edgar dan Diana

    "Sayang, bolehkah aku ikut ke tempat kerjamu hari ini?" tanya Diana dengan nada manja, sembari meringkuk dalam pelukan Edgar yang matanya masih setengah terpejam. "Untuk apa?" gumam Edgar, suaranya masih serak oleh kantuk. "Wanita itu, istrimu, katanya sudah mulai bekerja, bukan? Aku juga ingin merasakan pengalaman bekerja, meski aku sadar kemampuanku terbatas. Setidaknya, izinkan aku melihat seperti apa suasana kantor, bagaimana kesibukan orang-orang di dalamnya," rengek Diana, berusaha membujuk Edgar dengan suaranya yang mendayu-dayu. Edgar menghela napas, lalu berkata dengan lembut namun tegas, "Sayang, kantor bukanlah tempat untuk bermain-main. Kau mungkin akan merasa bosan dan tidak nyaman di sana. Lagipula, hari ini agendaku sangat padat. Ada pertemuan penting dengan rekan bisnis yang harus kuhadiri." Mendengar kata 'rekan bisnis', Diana menegang. Dengan ragu, ia bertanya, "Apakah rekan bisnis yang kau maksud adalah orang yang sangat penting?" Edgar mengangguk. "Ya, rekan b

    Last Updated : 2024-03-13
  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 10 : Menuju Bangkrut

    Pintu ruang kerja Edgar tiba-tiba terbuka, mengejutkan Diana dan Edgar yang masih terengah-engah dalam pusaran gairah. Namun, alih-alih sosok Fiona yang muncul sendirian seperti yang diharapkan Diana, mereka justru disambut oleh sekelompok orang yang terdiri dari beberapa petinggi perusahaan. Fiona melangkah masuk dengan anggun, diikuti oleh tiga orang pria paruh baya dalam setelan jas mahal, seorang wanita paruh baya, Putra dan juga Aris. Mereka adalah dewan direksi dan investor utama perusahaan tempat Edgar bekerja, dan beberapa karyawan dari perusahaan milik Edgar. Suasana dalam ruangan seketika membeku, udara dipenuhi oleh ketegangan yang mencekam dan terasa sedikit canggung. Mata Fiona seketika tertuju pada Edgar dan Diana yang masih setengah telanjang, pakaian mereka berserakan di lantai. Ekspresi terkejut dan jijik terukir jelas di wajahnya, namun dengan cepat ia menutupinya dengan topeng profesionalitas yang dingin. "Maaf mengganggu, Pak Edgar. Kami ke sini untuk mendiskusi

    Last Updated : 2024-03-14

Latest chapter

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 12 : Kepercayaan Diri yang Bodoh

    Begitu mereka sudah berada di dalam mobil yang melaju membelah jalanan kota, Putra menggelengkan kepalanya dengan heran. "Aku masih tidak habis pikir, bagaimana mungkin orang sebodoh Edgar bisa menjadi pimpinan perusahaan sebesar itu?" tanyanya, nada suaranya dipenuhi oleh campuran ketidakpercayaan dan ejekan. Fiona mendengus, senyum sinis tersungging di bibirnya. "Kau lihat sendiri bagaimana ia terus menerus mempertahankan wanita tak bermoral itu di sisinya. Bukankah itu sudah cukup membuktikan betapa bodoh dan naifnya dia?" sindirnya dengan nada mencemooh. Putra mengangguk setuju, lalu mengeluarkan sebuah map berisi dokumen-dokumen penting. Dengan teliti, ia memeriksa setiap detail angka yang tertera di sana. "Setelah pembelian saham ini, total kepemilikan saham kita di perusahaan Edgar menjadi lima puluh lima persen. Ditambah dengan lima persen saham milik Mingle, itu artinya kita memiliki kendali penuh atas segala keputusan perusahaan," jelasnya, matanya berkilat penuh kemenanga

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 11 : Semakin Tenggelam

    Setelah pertemuan yang menghancurkan itu, Edgar menemukan dirinya terduduk lemas di ruang kerjanya. Kepalanya tertunduk dalam, jemarinya meremas rambutnya dengan penuh rasa frustasi yang menggerogoti jiwanya. Ia masih tidak dapat mempercayai bahwa peristiwa memalukan yang baru saja terjadi benar-benar nyata, menghancurkan reputasi dan kredibilitasnya dalam sekejap mata, seperti sebuah mimpi buruk yang menjadi kenyataan. "Sa... sayang. Apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Diana dengan suara tergagap, tubuhnya gemetar saat ia mondar-mandir di depan meja kerja Edgar. Kecemasan dan ketakutan terpancar jelas di matanya. Edgar mengangkat kepalanya, matanya menatap Diana dengan tajam. "Diamlah dan duduklah. Kegelisahanmu hanya membuatku semakin pusing," ucapnya dengan nada dingin sambil memijit pelipisnya, berusaha menahan emosi yang bergejolak di dalam dirinya. Diana terduduk dengan lemas, jemarinya gemetar saat ia menggigit ujung kukunya. "Ini semua pasti ulah wanita itu. Ini pasti perbua

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 10 : Menuju Bangkrut

    Pintu ruang kerja Edgar tiba-tiba terbuka, mengejutkan Diana dan Edgar yang masih terengah-engah dalam pusaran gairah. Namun, alih-alih sosok Fiona yang muncul sendirian seperti yang diharapkan Diana, mereka justru disambut oleh sekelompok orang yang terdiri dari beberapa petinggi perusahaan. Fiona melangkah masuk dengan anggun, diikuti oleh tiga orang pria paruh baya dalam setelan jas mahal, seorang wanita paruh baya, Putra dan juga Aris. Mereka adalah dewan direksi dan investor utama perusahaan tempat Edgar bekerja, dan beberapa karyawan dari perusahaan milik Edgar. Suasana dalam ruangan seketika membeku, udara dipenuhi oleh ketegangan yang mencekam dan terasa sedikit canggung. Mata Fiona seketika tertuju pada Edgar dan Diana yang masih setengah telanjang, pakaian mereka berserakan di lantai. Ekspresi terkejut dan jijik terukir jelas di wajahnya, namun dengan cepat ia menutupinya dengan topeng profesionalitas yang dingin. "Maaf mengganggu, Pak Edgar. Kami ke sini untuk mendiskusi

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 9 : Mempermalukan Edgar dan Diana

    "Sayang, bolehkah aku ikut ke tempat kerjamu hari ini?" tanya Diana dengan nada manja, sembari meringkuk dalam pelukan Edgar yang matanya masih setengah terpejam. "Untuk apa?" gumam Edgar, suaranya masih serak oleh kantuk. "Wanita itu, istrimu, katanya sudah mulai bekerja, bukan? Aku juga ingin merasakan pengalaman bekerja, meski aku sadar kemampuanku terbatas. Setidaknya, izinkan aku melihat seperti apa suasana kantor, bagaimana kesibukan orang-orang di dalamnya," rengek Diana, berusaha membujuk Edgar dengan suaranya yang mendayu-dayu. Edgar menghela napas, lalu berkata dengan lembut namun tegas, "Sayang, kantor bukanlah tempat untuk bermain-main. Kau mungkin akan merasa bosan dan tidak nyaman di sana. Lagipula, hari ini agendaku sangat padat. Ada pertemuan penting dengan rekan bisnis yang harus kuhadiri." Mendengar kata 'rekan bisnis', Diana menegang. Dengan ragu, ia bertanya, "Apakah rekan bisnis yang kau maksud adalah orang yang sangat penting?" Edgar mengangguk. "Ya, rekan b

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 8 : Makan Malam

    Restoran yang dipilih Aris terletak tidak jauh dari kafe tempat mereka bertemu sebelumnya. Dengan desain minimalis yang elegan, restoran ini memancarkan aura keanggunan dan kehangatan. Dinding-dinding kaca yang membentang dari lantai hingga langit-langit memberikan pemandangan menakjubkan ke arah kota yang bermandikan cahaya di malam hari. Seorang pelayan dengan senyum ramah menyambut kedatangan mereka dan mengantar ke meja yang telah dipesan Aris. Meja itu terletak di dekat jendela, memberikan privasi yang sempurna untuk melanjutkan obrolan mereka. Fiona tidak bisa menahan diri untuk terkagum-kagum dengan pilihan tempat Aris. "Tempat ini luar biasa indah, Aris. Saya bisa melihat mengapa Anda sangat merekomendasikannya," ucapnya tulus. Aris tersenyum, merasa senang dengan pujian Fiona. "Saya senang Anda menyukainya. Restoran ini adalah salah satu favorit saya. Makanan di sini tidak hanya lezat, tetapi juga disajikan dengan presentasi yang memukau," jelasnya. Mereka membuka menu da

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 7 : Pertemuan

    "Ah maaf, apa saya terlambat ?" tanya Fiona ketika melihat pemuda dengan setelan jas berwarna hitam duduk di salah bangku paling ujung."Tidak, saya datang lebih cepat. Ada keperluan di sekitar sini" jelasnya, Fiona melihat jam kulit yang melingkar di pergelangan tangannya. Masih sekitar tiga puluh menit lagi dari waktu yang di janjikan."Mau pesan apa ?" tanya Aris sambil memanggil pelayan dengan lambaian tangannya."saya belum pernah ke sini. Apakah anda bisa merekomendasikannya ?" ucap Fiona jujur. Ini sebuah kafe yang sangat nyaman. Fiona bertanya-tanya, bagaimana bisa ia tidak tahu tempat sebagus ini.Aris tersenyum mendengar pertanyaan Fiona. Ia sudah cukup sering mengunjungi kafe ini sehingga tahu menu-menu andalan mereka."Kalau saya biasanya memesan Chicken Pesto Pasta di sini. Pastanya dimasak al dente dengan saus pesto yang segar dan potongan ayam yang empuk. Porsinya juga pas, tidak terlalu banyak tapi cukup mengenyangkan," jelas

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 6 : Mulai Retak

    Dalam sekejap, media sosial dihebohkan dengan munculnya sebuah video yang mempertontonkan tindakan tak bermoral seorang wanita. Deskripsi singkat di video itu menyebutkan dengan gamblang, "Wanita simpanan pemilik perusahaan ekspedisi X memberikan uang bulanan kepada istri sahnya hanya sebesar seratus ribu rupiah!"Video tersebut menampilkan seorang wanita dengan handuk melilit kepalanya, melenggang angkuh ke sebuah kamar. Dengan gerakan meremehkan, ia melemparkan sebuah amplop kecil ke arah meja rias. Ketika sang istri membukanya, ternyata hanya terdapat lembaran uang senilai seratus ribu rupiah di dalamnya.Gambar selanjutnya memperlihatkan sebuah surat pernyataan yang seolah menegaskan aksi keji tersebut. Disebutkan bahwa wanita dalam video secara sah memberikan uang bulanan sebesar seratus ribu rupiah kepada nyonya rumah tangga.Tak pelak, unggahan itu langsung menuai kecaman dari berbagai penjuru. Komentar-komentar pedas bermunculan, mengutuk tindakan tak be

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 5 : Selir Suami

    “Kamu datang lagi malam ini ?" tanya Diana sambil menatap Edgar memasuki kamar mereka."Tentu saja, ini kamar kita," jawabnya sambil melangkah dan merangkul Diana."Tapi kau sudah memiliki istri," ucap Diana dengan raut wajah yang cemberut."Tapi hatiku milikmu. Biarkan aku hanya bersamamu," ucap Edgar dengan lembut sambil membelai lembut wajah Diana."Apa kamu lebih memilih aku menghabiskan malam dengan wanita itu?" Diana mempererat pelukannya sambil menggeleng keras."Melihatmu menikah membuat hatiku hancur berkeping-keping. Bahkan membayangkan kalian tidur bersama saja sudah membuatku tak tahan," ucap Diana sambil terisak, kepedihan tergambar jelas di matanya.“Jangan berfikif terlalu berlebihan. Kamu tahu bukan kalau aku sangat mencintaimu” ucapnya mulai melucuti pakaian Diana dan mengecup bahu Diana lembut.“Ya, aku juga sangat mencintaimu. Jadi jangan pernah mencampakanku” ucap Diana dengan suara gemetar, diiringi dengan tatapan penuh cinta kepada Edgar.“Wajah yang sangat tampa

  • Suami Pengganti untuk Istri yang Direndahkan   Bab 4 : Kontrak Pernikahan

    "Apa yang bisa kamu lakukan ? Kamu berharap keluargamu membantumu ?" Desis Edgar dengan wajah merah padam."Kenapa aku butuh keluargaku ? Aku bisa menghancurkanmu dengan kekuatanku sendiri" Edgar tertawa terbahak-bahak mendengarnya."Kamu kira aku tidak tahu ? Kamu disini karena di buang oleh keluargamu kan ? Kalau bukan karena ke untungan, aku tidak sudi menikahi mu" Fiona mengangkat salah satu alisnya."Kamu disini tidak memiliki apa-apa. Selama kamu menumpang hidup disini, jaga perilakumu !" Bentaknya lagi sambil membawa Diana dalam pelukannya dan meninggalkan meja makan."Sayang, apa kamu tidak keterlaluan menamparnya tadi?" bujuk Diana manja sambil bergelayut di lengan Edgar."Dia berani menyirammu!" hardik Edgar geram. Wajahnya memerah menahan amarah. "Itu karena ia cemburu padaku. Dia pasti ingin diperlakukan seperti aku," sahut Diana dengan seringai sinis."Itu tidak akan terjadi!" bentak Edgar. "Mana mungkin dia berpikir bisa menggantikan posisimu!"Diana memasang wajah sedi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status