Share

181). Debat Lagi

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

***

"Lho, kok ke sini sih, Raf?"

Berhenti di sebuah basemant gedung apartemen, Felicya langsung melontarkan pertanyaan tersebut sesaat setelah dia turun dari mobilnya.

Berhasil dibawa pergi dari Adara, Felicya dan Rafly memang tak berada dalam satu mobil karena Felicya mengemudikan sedan putihnya.

Rafly melaju lebih dulu, Felicya terus mengikutinya dari belakang. Dia pikir suaminya itu akan mengajak dia pulang, tapi ternyata salah.

Tak ke rumah, Rafly justru membawa Felicya ke gedung apartemen lamanya yang sampai saat ini masih bisa dia tempati karena biaya sewa yang masih tersisa.

"Kenapa?"

"Kok kenapa sih, Raf?" tanya Felicya. "Kita kan seharusnya pulang."

"Ini aku pulang."

Felicya mengerutkan kening. "Maksudnya?"

Rafly berjalan menghampiri Felicya lalu berdiri persis di depan istrinya itu. "Kamh tahu jengah?" tanyanya. "Pernah ngerasa jengah?"

"Raf."

"Aku lagi ngerasa jengah, Fel," kata Rafly. "Aku jengah sama kelakuan kamu yang udah kelewatan."

"Apanya yang kelewatan sih, Raf?" ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Pengganti untuk Adara   182). Menyimpan Dendam

    ***"Maafin Mama ya, Sayang. Dari kemarin Mama belum sempat perhatiin kamu. Mama sayang kamu, El."Duduk di ujung kasur, Adara memomong Elara yang sedang menyusu dengan penuh kasih sayang. Tak lagi di rumah sang Papa, Adara kini sudah kembali ke rumah sesuai permintaannya.Bukan tak ingin terlibat dalam acara pengajian yang akan digelar di rumah Ginanjar untuk Monica, Adara hanya terlalu tak sanggup bertemu sang Papa.Ditampar bahkan dipukul, Adara masih bisa mentoleransi, tapi menghilangkan nyawa sang Mama, demi apapun sulit untuk Adara melupakan atau bahkan memaafkan Ginanjar."Ra, ayo."Adara mendongak ketika pintu kamar dibuka—menampakkan Danendra yang sudah rapi dengan pakaian muslimnyaSore ini jarum jam di kamar memang sudah menunjukkan pukul lima sore, dan satu jam lagi—alias pukul enam sore nanti, tepatnya selepas maghrib, acara tahlilan di rumah Ginanjar digelar."Ayo apa?" tanya Adara. Berbeda dengan Danendra, Adara masih memakai baju santai—kaos juga celana panjang."Ke ru

  • Suami Pengganti untuk Adara   183). Menolak Bicara

    ***"Kamu di mana?"Sampai di rumah sakit jam setengah enam sore, yang dilakukan Danendra adalah menghubungi Danish karena memang yang membawa Ginanjar ke rumah sakit setelah ditemukan overdosis di dalam kamar adalah Danish juga Adam.Teresa dan Aksa memutuskan untuk tetap berada di rumah Ginanjar karena acara akan segera dimulai. Tak enak rasanya jika pengajian digelar tanpa ada tuan rumah di sana."Di lantai tiga ruangan VIP 203," jawab Danish dari telepon."Oke, Kakak ke sana sekarang."Tanpa basa-basi, Danendra memutuskan sambungan telepon lalu berjalan meninggalkan parkiran untuk segera menemui sang mertua yang beruntungnya masih bisa diselamatkan dari maut.Sungguh, Danendra rasanya tak bisa membayangkan bagaimana hancurnya Adara jika Ginanjar pun pergi di hari yang sama dengan meninggalnya sang istri.Meskipun Adara terlihat berapi-rapi bahkan murka pada sang Papa, jauh di hati kecilnya Danendra tahu jika istrinya itu masih menyayangi Ginanjar.Semarah apapun anak pada orang tu

  • Suami Pengganti untuk Adara   184). Ajakan Balas Dendam

    ***"Gimana, Adaranya udah angkat telepon kamu?"Kembali masuk ke kamar rawat Ginanjar, Danendra langsung mendapat pertanyaan tersebut dari sang mertua dan tentu saja dia bingung tak tahu harus menjawab apa.Meminum obat tidur dengan dosis yang berlebihan secara sengaja jelas adalah percobaan bunuh diri dan itu berarti setelah kematian Monica bukan hanya Adara yang hancur, tapi Ginanjar juga.Jika Danendra mengatakan yang sebenarnya pada sang mertua—tentang Adara yang tak mau berbicara dengan Ginanjar bahkan sempat mengatakan hal yang tak mengenakkan, bukan tak mungkin pria berusia lima puluh lima tahun itu akan mengalami tekanan batin yang lebih parah.Dan bukan tak mungkin juga Ginanjar akan melakukan percobaan bunuh diri untuk yang kedua kalinya.No, Danendra tak bisa membiarkan semua itu terjadi. Demi Adara, dia tak boleh membiarkan mertuanya meninggal lagi."Kak, itu Om Ginanjar nanya kenapa enggak dijawab?""Ah iya, kenapa?"Sempat larut dalam lamunan, Danendra sedikit tersentak

  • Suami Pengganti untuk Adara   185). Dilemanya Adara

    ***"Akhirnya sampe di rumah."Danendra menghela napas pelan sesaat setelah ferarry putihnya berhenti di depan garasi rumah. Menitipkan Ginanjar pada Aksa yang sukarela menjaga untuk malam ini, Danendra memutuskan untuk pulang.Pergi dari rumah sakit pukul sembilan, Danendra sampai di rumahnya pukul setengah sepuluh lebih setelah sebelumnya mampir ke beberapa tempat untuk membeli sesuatu.Satu buket daisy juga coklat putih kini tersimpan rapi di jok sebelah kiri Danendra. Mengingat momen yang pernah terjadi, dia memang memutuskan untuk membeli dua benda itu untuk membujuk Adara—berharap perempuan itu akan berhenti marah dan melupakan kejadian tadi sore.Turun dari mobil lalu menyimpan bunga juga coklat di teras, Danendra berjalan menuju pagar yang beberapa menit lalu dia buka.Setelah memastikan pagar terkunci dan aman, Danendra kembali berjalan menuju terasa untuk mengambil dua benda berharga yang akan dia berikan pada sang istri.Pintu belum dikunci, Danendra bisa masuk leluasa tanp

  • Suami Pengganti untuk Adara   186). Bubur Ayam

    ***"Rafly Sanjaya!"Rafly yang tengah menyapu bagian lantai satu rumah seketika mendesah ketika namanya kembali dipanggil oleh perempuan yang saat ini ingin sekali dia lempar ke palung mariana.Demi apapun. Sejak semalam Rafly merasa menjadi seorang kacung."Apa?!""Ke sini!""Apa sih, Fel?! Aku lagi nyapu nih!""Ya ke sini dul ... aw!"Jika sudah terdengar suara rintihan, Rafly tak bisa berbuat apa-apa selain menghampiri Felicya sesegera mungkin.Menyimpan sapu yang sejak tadi dia pegang di pinggir sofa begitu saja, Rafly bergegas menaikki satu persatu undakkan tangga menuju lantai dua.Sampai di depan kamar, dia membuka pintu lalu selanjutnya yang dia lihat adalah Felicya, duduk berselonjor di kasur sambil merengut—menatapnya."Lama banget kamu.""Aku lagi nyapu di bawah, dan buat sampai di sini tuh harus jalan dulu. Enggak bisa langsung sampe," ungkap Rafly."Oh.""Ada apa?"Setelah mengalami pendarahan kemarin, dokter kandungan memang menyarankan Felicya untuk bedrest selama bebe

  • Suami Pengganti untuk Adara   187). Pergi Tanpa Pamit

    ***"Nanti aku pulangnya agak siangan. Mungkin jam dua atau jam tiga."Adara yang sejak tadi menyantap nasi gorengnya seketika berhenti mengunyah lalu memandang Danendra penuh tanya setelah suaminya berkata demikian.Hari ini, setelah kemarin senin absen dari kantor, Danendra kembali bekerja seperti biasanya. Meskipun berat dan masih khawatir dengan keadaan Adara, Danendra tak punya pilihan lain karena memang pekerjaan kantor tak bisa ditinggal terlalu lama."Kenapa?" tanya Adara. "Bukannya jam pulang kantor itu paling siang jam empat?""Emang.""Terus kenapa pulang siang?""Khawatir sama kamu," ucap Danendra."Emang aku kenapa? Aku enggak kenapa-kenapa," kata Adara. "Aku baik-baik aja.""Yakin baik-baik aja?" tanya Danendra. "Fisik sih iya baik, tapi hati?""Hm.""Aku tahu kok semalam kamu nangis," kata Danendra. "Masih ingat Mama ya?""Oh itu." Adara menunduk lalu memandang nasi goreng miliknya yang tinggal setengah. "Ingatlah. Masa enggak ingat?""Beberapa hari ke depan mungkin sem

  • Suami Pengganti untuk Adara   188). Erlangga Kecewa

    ***"Kamu seriusan dengan keputusan kamu, Dara?"Erlangga menatap lekat Adara setelah beberapa detik lalu sebuah keputusan diambil putri dari perempuan yang paling di sayang tersebut.Tak ada senyuman, raut wajah Erlangga terlihat datar. Dia sedang mencari keseriusan ucapan Adara karena bisa saja apa yang baru saja dia dengar adalah sebuah kesalahan.Namun, jawaban yang dilontarkan Adara setelah pertanyaan darinya membuat harapan Erlangga benar-benar pupus."Serius, Om," kata Adara. "Dara udah pikirin semuanya matang-matang dan Dara serius. Dara enggak mau kerja sama dengan Om buat apa-apain Papa.""Bagaimanapun juga, Papa itu Papanya Dara. Karena dia, Dara ada di dunia ini. Terlalu tidak tahu diri rasanya kalau Dara nyelakain orang yang udah buat Dara hidup di dunia."Erlangga yang semula duduk sedikit condong, kembali mengubah posisinya menjadi sedikit lebih tegap lalu menghela napas.Kecewa? Bisa dibilang begitu. Memanfaatkan amarah Adara pada Ginanjar, Erlangga pikir dia bisa meng

  • Suami Pengganti untuk Adara   189). Bisakah Dewasa?

    ***"Duh."Adara meringis ketika pria berpakaian formal itu akhirnya berjalan menghampiri pintu bagian kanan mobilnya. Lewat ekor mata, Adara bisa melihat kalau sekarang pria itu sedikit membungkukan badan lalu setelahnya yang terjadi tentu saja adalah; pria tersebut mengetuk kaca mobil Adara yang tertutup rapat."Ih gimana dong? Kena omel nih pasti."Adara tak membuka kaca, pria di samping mobil kembali melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya dan tentu saja Adara semakin resah."Ya ampun, Dara ... kok bisa ada Danendra sih? Harus ngomong apa coba nanti?" tanya Adara pada dirinya sendiri.Di detik berikutnya dia menoleh ke jok belakang dan tak ada sesuatu di sana yang bisa dia jadikan alasan."Gak ada apa-apa lag ... ish."Adara mendesis ketika ponsel di saku dressnya berdiring. Merogoh benda pipih itu, pandangan Adara tertuju pada Danendra yang saat ini sudah kembali berpindah tempat ke depan mobil Adara, sambil memegangi ponsel di samping telinga."Ha-halo.""Kenapa pintu mobil

Bab terbaru

  • Suami Pengganti untuk Adara   316). Extra Chapter 14

    *** "Onty, Reano mana. Kok enggak kelihatan dari tadi?" Adara yang sedang menyapa para tamu seketika menoleh saat sebuah pertanyaan diucapkan seorang laki-laki muda yang malam ini tampan dengan kemeja navy bluenya. Danial. Yang baru saja bertanya pada Adara adalah Danial. "Eh, Nial. Rean kayanya masih di jalan." "Lho, enggak bareng?" "Mana maulah bareng sama Onty," kata Adara. "Dia kan jemput pacarnya." "Masih sama Lula?" "Masih." Danial tersenyum. "Awet juga ya, enggak kaya kakaknya." "Haha iya." "Ya udah, Nial gabung dulu sama yang lain ya Onty." "Iya, Nial." Malam ini adalah malam yang cukup membahagiakan bagi keluarga besar Alexander—khususnya keluarga Adam karena sebuah pesta tengah digelar di ballroom hotel berbintang di kota Jakarta. Bukan pertunangan atau pernikahan, pesta yang dirancang oleh anak-anak juga para menantu Adam itu adalah sebuah perayaan aniversary pernikahan Adam dan Teresa yang ke lima puluh delapan tahun. Cukup lama Adam menjalin

  • Suami Pengganti untuk Adara   315). Extra Chapter 13

    ***"Duh siapa sih?"Masih dengan kedua mata terpejam, Alula mengulurkan tangannya—meraba-raba meja nakas di samping kasur untuk mencari ponsel yang saat ini berdering cukup nyaring.Entah siala yang menelepon, yang jelas Alula merasa sangat terganggu oleh bunyi dering ponselnya tersebut."Ketemu," gumam Alula ketika akhirnya dia menemukan apa yang dicarinya.Mengambil ponsel tersebut, perlahan Alula membuka matanya dan yang dia temukan di layar adalah nama Reano."Reano. Ngapain sih?"Beringsut, Alula mengubah posisinya menjadi duduk sebelum akhirnya menjawab panggilan dari Reano."Halo, Rean. Kenapa?" tanya Alula parau."Baru bangun?""Iya.""Dih, belum sholat dong?" tanya Reano."Emang ini jam berapa?" tanya Alula yang memang belum sempat melihat jam baik itu di ponsel mau pun di dinding kamar."Jam lima pagi," kata Reano. "Ke air gih sana, cuci muka, wudhu, terus sholat.""Iya.""Nanti jam enam aku ke kamar kamu," ungkap Reano—membuat Alula seketika mengerutkan keningnya."Mau nga

  • Suami Pengganti untuk Adara   314). Extra Chapter 12

    ***"Jaga diri baik-baik di sana, awas jangan macam-macam.""Iya, Ma. Siap."Pukul delapan pagi, Reano sudah siap dengan penampilannya yang bisa dibilang cukup rapi. Membawa koper berwarna hitam berisi pakaian ganti, remaja yang satu bulan lalu baru saja genap delapan pelas tahun itu sudah tiba di bandara, diantar Adara juga Danendra.Tujuannya? Tentu saja Jerman. Memanfaatkan libur panjang sebelum masuk kuliah, Reano memang meminta izin pada kedua orang tuanya untuk pergi ke Jerman menemui Nara.Tak sendiri, Reano pergi bersama Alula yang memang ingin menghabiskan waktu liburan di luar negeri.Berhubung kedua orang tuanya sibuk, Alula memutuskan untuk ikut bersama Reano yang sejauh ini bisa dipercaya menjaga putri bungsu seorang Arkananta itu."Jangan macam-macam kalian di sana. Ingat, pisah kamar," kata Aludra memperingatkan."Iya, Mama. Masa satu kamar?" tanya Alula. "Lagian uncle Danen kan udah pesenin dua kamar buat aku sama Reano.""Tenang aja, Ra. Aku udah pesenin kamar yang be

  • Suami Pengganti untuk Adara   313). Extra Chapter 11

    ***'Hati-hati di jalan.'Elara yang baru saja memasukkan beberapa baju ke dalam tas seketika mengukir senyumannya ketika sebuah pesan yang bisa dibilang cukup romantis masuk ke ponselnya—membuat dia terbang ke angkasa dengan perasaan yang berbunga-bunga.Bukan dari orang sembarangan, pesan tersebut berasal dari Regan yang memberikan peringatan pada Elara karena sore ini gadis itu akan berangkat menuju Bandung untuk menginap di rumah Aksa selama dua malam.Alasannya? Tentu saja Elara ingin menemui Regan yang satu minggu lalu resmi menjadi pacarnya.Dicomblangkan oleh Respati lalu saling mengenal via virtual selama sebulan lebih, Elara dan Regan sepertinya memiliki banyak kecocokan lalu pada akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan setelah Regan menyatakan cintanya lebih dulu seminggu yang lalu.Regan memang jarang bicara bahkan terkesan dingin, tapi di dekat orang yang membuatnya nyaman, Regan kadang berubah seratus delapan puluh derajat dan bagi Elara, Regan ternyata cukup menyena

  • Suami Pengganti untuk Adara   312). Extra Chapter 10

    ***"Oke, istirahat dulu aja ya.""Siap, Kak!"Menyimpan semua peralatan yang ada, para siswa juga siswi yang siang ini memakai pakaian olahraga lantas membubarkan diri lalu berjalan ke pinggir lapangan pun dengan siswi yang kini melangkah untuk menghampiri seseorang di bangku pinggir lapangan."Kamu kalau bosen, pulang aja."Istirahat dari latihannya, Alula langsung menghampiri Reano yang sejak tadi setia menunggu sambil bersandar pada tembok.Sejak masuk di SMA yang sama Alula dan Reano bisa dibilang cukup dekat—lebih tepatnya sengaja didekatkan oleh Adara yang memang menginginkan Reano lupa dengan perasaannya pada Nara.Setiap pagi juga siang setelah pulang sekolah, Reano diwajibkan menjemput dan mengantar Alula ke rumahnya bersama supir karena memang usia yang belum tujuh belas tahun membuat Reano belum diizinkan memakai kendaraan sendiri.Reano sebenarnya sudah beberapa kali menolak karena memang didekatkan paksa seperti ini membuatnya tak nyaman.Namun, sederet ancaman penyitaan

  • Suami Pengganti untuk Adara   311). Extra Chapter 9

    ***"Reres, kamu ngapain ke sini?"Keluar dari pintu gerbang sekolah, Elara mengerutkan kening ketika mendapati seorang siswa laki-laki dengan seragam yang berbeda dengannya tengah berdiri sambil mengukir senyuman.Respati.Bukan pacar atau gebetan, siswa laki-laki yang kini tengah bersandar di pintu mobil sedan hitam adalah sepupu Elara—anak dari saudara Danendra."Hai, Kak El," sapa Respati sambil mengangkat telapak tangannya. "Apa kabar?""Baik," kata Elara apa adanya. "Kamu apa kabar?""Baik juga," ucap Respati."Kamu ngapain ke sekolahan aku? Ada urusan apa gimana?" tanya Elara."Iya ada urusan sama Kak El," ucap Respati—membuat Elara seketika mengerutkan keningnya."Urusan apa?""Hm." Respati bergumam pelan, sementara wajahnya terlihat menunjukkan sebuah keraguan. "Mau minta bantuan sih, Kak?""Bantuan apa?"Respati menggaruk tengkuknya yang bahkan tak gatal sama sekali."Res?""Ah iya, Kak. Bantuan apa sih?" tanya Elara. "Ngomong aja. Enggak usah ragu.""Hm, nanti malam Kakak s

  • Suami Pengganti untuk Adara   310). Extra Chapter 8

    ***"Baik-baik di sekolah. Jangan banyak tingkah."Sambil mengoleskan selai ke roti, ucapan tersebut dilontarkan Adara pada Reano yang saat ini baru saja duduk di meja makan.Setelah dua minggu liburan berlangsung, tahun ajaran baru akhirnya tiba dan hari ini Reano akan memulai kegiatan sekolahnya di SMA.Sesuai perintah, mau tak mau Reano menurut untuk bersekolah di SMAN 8. Padahal, sudah sejak jauh-jauh hari remaja itu menginginkan sekolah di SMAN 34 karena memang hampir semua teman dekatnya bersekolah di sana."Mau joged di tengah lapangan," celetuk Reano."Apaan sih? Kalau dikasih tahu itu jawab yang benar. Bukan kaya gitu."Elara yang baru saja siap, lantas menoyor kepala adiknya itu dengan tangan kanan sementara tangan kirinya menarik kursi untuk duduk."Kamu juga apaan? Kepala itu sensitif. Enggak usah pake noyor," ketus Reano tak suka.Berbeda dengan kebanyakan siswa yang biasanya bahagia ketika masuk di sekolah baru, Reano justru sebaliknya.Selain karena sekolah yang dia tem

  • Suami Pengganti untuk Adara   309). Extra Chapter 7

    ***"Kamu kenapa?"Menghampiri Adara di pinggir kolam, Danendra langsung mengucapkan pertanyaan tersebut setelah beberapa menit lalu terus memperhatikan sang istri yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu."Dan. Kamu di sini.""Orang-orang di dalam, kamu kok di luar?" tanya Danendra. "Lagi mikirin apa sih, hm?""Reano," kata Adara.Danendra mengerutkan keningnya. Dia yang datang membawa segelas air putih lantas menarik kursi lalu duduk di depan Adara."Apa yang kamu pikirkan tentang Reano?" tanya Danendra."Kamu lupa sama apa yang dia omongin tadi di mobil?" tanya Adara. "Reano bilang dia cinta sama Nara, Dan.""Terus masalahnya di mana?""Kok kamu nanya gitu, Danen?" tanya Adara tak suka. "Ya enggak bolehlah! Reano sama Nara itu saudara. Mereka enggak boleh saling mencintai lebih dari sekadar saudara.""Tapi kan bukan kandung," ucap Danendra. "Dalam segi agama ataupun negara, mereka sah-sah aja kalau mau punya hubungan.""Enggak!" pungkas Adara. "Sampai kapan pun aku enggak akan res

  • Suami Pengganti untuk Adara   308). Extra Chapter 6

    ***"Males ikut, Ma."Mendengar ucapan tersebut, Adara menoleh seketika lalu memandang putranya sambil menaikkan sebelah alis."Males ikut apa?""Rean malas ikut ke Bandung."Pagi ini—seminggu setelah kepergian Nara ke Jerman, keluarga Adara akan bertolak menuju Bandung, menghadiri undangan yang diberikan keluarga Aksa.Bukan pesta besar, di Bandung sana Aksa hanya merayakan syukuran atas kelulusan putri angkatnya Aileen di salah satu universitas terbaik di kota Bandung dengan nilai yang juga tentunya sangat baik.Tak hanya Danendra dan keluarga, nantinya Adam juga Teresa pun akan datang bersama supir lalu Danish juga terbang dari Surabaya bersama keluarganya."Kenapa?" tanya Adara.Tak tahu tentang yang terjadi pada Nara, Adara memang mulai bersikap biasa kembali. Perempuan itu mencoba menghibur diri dari rasa sedih kehilangan Nara karena tentunya dia berpikir sang putri tak akan lama pergi.Berbeda dengan Adara yang berusaha menghibur diri, Reano justru seperti orang tak bersemangat

DMCA.com Protection Status