Beranda / Pernikahan / Suami Muda Mbak Halimah / Resiko Menikah Dengan Orang Tampan

Share

Resiko Menikah Dengan Orang Tampan

Penulis: OptimisNa_12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 85 Resiko Menikah Dengan Orang Tampan

"Kamu sama Dewi deket, ya, Mas?" tanyaku di suatu malam.

"Dewi? Kamu kenal?" Mas Hilman menoleh ke arahku. Lalu kembali sibuk dengan laptop di depannya.

"Dia datang ke rumah tadi pagi," jawabku membalas tolehan Mas Hilman. Lalu kembali menatap layar hp.

Seperti biasa ketika Mas Hilman sibuk dengan pekerjaannya, aku sering berada di dekatnya untuk menemaninya. Supaya tidak bosan ketika menemani suami mudaku itu, aku akan menonton drama korea kesukaanku. Tapi terkadang aku juga lebih suka memilih untuk mengulang kembali menonton variety show Run BTS.

"Lah, tumben? Ada urusan apa dia ke rumah?" tanya Mas Hilman yang tetap sibuk memperhatikan laptopnya itu.

"Minta izin," jawabku singkat.

"Izin apa, sih? Yang jelas kalau ngomong."

Ku hela napasku usai mendengar ucapan terakhir Mas Hilman. Suara ketikan dari keyboard laptopnya menjadikan suami mudaku itu teramat serius menatap benda persegi panjang di depannya itu.

Mas Hilman menghentikan ketikan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Muda Mbak Halimah   Terulang Kembali?

    Bab 86 Terulang Kembali?"Mbak Siska!"Seketika aku dibuat tercengang mendengar Rahma menyebut nama Siska.Ya, aku tak salah dengar. Menurut kesaksian dari Rahma, ketika dirinya akan pulang ia dibuat sangat terkejut lantaran melihat Siska yang sudah berdiri di samping mobil miliknya yang terparkir di halaman rumah Bu Watik. Mengetahui hal itu lantas membuatku seakan kini tengah mengulang permasalahan yang terdahulu. Ada Siska yang menjadi dalang semuanya, ada Bu Watik dan Mas Aryo yang saat ini sedang bertengkar dan itu semua ada sangkut pautnya denganku.Di titik ini aku betul-betul dibuat tak mengerti dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Bertahun-tahun aku tidak lagi bertatap muka dengan Siska, bertahun-tahun juga Mas Aryo pergi ke negeri orang, dan selama itu pula lah hubungan antara aku dan Bu Watik mulai membaik. Apalagi Bu Watik sering membantuku mengasuh Abrisam disaat aku sedang sibuk-sibuknya mengurus pekerjaan rumah tangga.Jadi wajar jika saat itu aku berpikir jika semu

  • Suami Muda Mbak Halimah   Alasan Mas Aryo

    Bab 87 Alasan Mas Aryo Ku coba melepas paksa pelukan dari Mas Hilman, sayangnya tenaga suami mudaku lebih kuat. Alhasil aku masih berada di pelukannya."Kamu kenapa, sih, Mas?" tanyaku.Terdengar Mas Hilman menghela napasnya. Lalu dengan suara lirih ia mengatakan sesuatu yang membuatku tercengang tak percaya."Saat Mas Aryo memutuskan untuk pergi, itu semua karena dia ingin melupakanmu. Menghilangkan perasaan cintanya padamu."Aku betul-betul dibuat tak percaya dengan apa yang Mas Hilman katakan. Jika betul Mas Aryo masih menyimpan rasa padaku, tapi itu kan dulu. Sekarang Mas Aryo telah menikah dengan Sarah. Dan dari cerita bagaimana Mas Aryo berusaha keras untuk mendapatkan Sarah, aku yakin pasti saat ini pun perasaan Mas Aryo hanya ada Sarah di hatinya.Ku paksa Mas Hilman untuk melepas pelukannya. Ku tatap dalam suami mudaku itu. Lantas dengan suara bergetar aku membalas pernyataan Mas Hilman yang tak masuk akal itu."Terus apa hubungannya sama masalah yang sekarang? Kenapa aku m

  • Suami Muda Mbak Halimah   Banyaknya Pertanyaan

    Bab 88 Banyaknya Pertanyaan "Katanya aku boleh ikut dengan syarat. Syarat apaan?"Mas Hilman terdiam sejenak. Lalu menghela napasnya dan memegangi kedua bahuku dengan kedua tangannya. Ia tampak serius menatapku hingga membuat jantungku deg-degan. Kira-kira mau bilang apalagi suami mudaku itu?"Syaratnya harus nurut sama suami," kata Mas Hilman."Iyaa, tapi apa?""Di rumah aja."Kedua alisku seketika mengernyit mendengar ucapan Mas Hilman. Syarat macam apa yang ia berikan itu? Bukankah itu artinya sama saja aku tidak boleh ikut? Astagaaah!"Itu bukan syarat, Maaas!" protesku."Siapa bilang? Itu syarat, kok," balas Mas Hilman.Ku tarik napasku dalam-dalam. Berjalan sedikit menjauh lalu membelakangi suami mudaku yang mulai lagi dengan sikap tengilnya itu."Yaudah, terserah kamu. Tapi, beneran ya kamu harus dapetin jawabannya. Soalnya aku penasaran kenapa aku masih dibawa-bawa dalam masalah mereka. Lagian, kejadian itu udah berlalu lama. Kok, ya bisa-bisanya sekarang di bahas lagi? Kala

  • Suami Muda Mbak Halimah   Alasan Siska

    Bab 89 Alasan Siska "Boleh kita bicara empat mata aja, Mbak?" tanya Sarah yang membuatku bertanya-tanya.Bukannya menjawab pertanyaanku, kali ini Sarah malah meminta waktu untuk berdua saja denganku. Apa yang sebenarnya ingin ia sampaikan? Adakah hubungannya dengan pertanyaanku sebelumnya? Jika iya, mengapa harus berdua saja? Mengapa pula dirinya lah yang menjelaskan? Mengapa bukan Mas Aryo yang mana dia lah yang menjalani ini semua.Mengapa?Ku ulas senyum tipis lalu mengiyakan pertanyaan dari Sarah barusan.Aku dan Sarah lantas meninggalkan ruang tamu menuju teras belakang. Dengan posisi duduk berseberangan Sarah mulai membuka pembicaraannya."Mbak, aku tau alasan Mas Aryo pergi ke Arab Saudi dulu karena menerima tawaran dari Siska demi kamu. Dan aku juga tau kalau sampai sekarang Mas Aryo masih peduli sama Mbak Halimah," ujar Sarah dengan wajah sendu."Maafkan aku, ya. Jujur, aku juga baru tau alasan itu belum lama ini. Dan seandainya pun aku tau dari awal, aku mungkin juga gak bi

  • Suami Muda Mbak Halimah   Fakta Baru

    Bab 90 Fakta BaruSebuah pertanyaan yang sejak tadi masih menghinggapi pikiranku pun akhirnya bisa ku ungkapkan.Sarah terdiam mendengar beberapa pertanyaan yang ku ajukan barusan. Raut wajahnya terlihat sedang kebingungan untuk menjawab pertanyaan yang menurutku cukup sederhana itu. Atau jangan-jangan benar jika Mas Hilman dan Bulik Erni tak boleh mengetahui hal ini. Tapi jika demikian, mengapa?"Hey!" Sarah tersentak melihat tanganku yang melambai di depan wajahnya. "Kok, malah diam, sih?" tanyaku. "Maaf, Mbak. Kenapa tadi?" Betul tebakanku, Sarah nampak linglung seakan tak bisa menemukan jawabannya. Apa mungkin benar jika hal ini tidak boleh diketahui Mas Hilman dan Ibu mertuaku."Aku yang minta!"Seketika aku dan Sarah kompak menoleh ke arah sumber suara. Ternyata sudah ada Mas Aryo dan Mas Hilman serta Bulik Erni. Dan sedikit menjauh di sana juga ada adik ipar kesayanganku yang berdiri di ambang pintu belakang rumah. Mas Aryo dan lainnya berjalan mendekat dimana aku dan Sarah

  • Suami Muda Mbak Halimah   Yang Terjadi Dengan Abrisam

    Bab 91 Yang Terjadi Pada Abrisam "Terus sekarang tujuan Siska datang lagi ke sini buat apa? Ganggu kalian lagi? Atau?" Lagi-lagi Ibu mertuaku itu tampak khawatir dengan keadaan kami semua.Jelas lah, orang tua mana yang tak khawatir mengetahui ada orang yang berkemungkinan akan mengganggu ketenangan hidup anak-anak dan keluarganya? Aku pun kalau berada fi posisi Bulik Erni pasti akan merasakan hal yang sama."Enggak, Bu. Tapi Halimah."Mendengar namaku disebut tentu membuatku terkejut. Apa lagi yang kini diinginkan Siska padaku? Astaghfirullah ..."Astagfirullah, Mas, Abrisam, Mas!" pekikku kala mendengar tangisan dari anakku yang berada di dalam rumah.Bergegaslah aku dan lainnya masuk ke dalam rumah guna mengecek keadaan Abrisam. Ketakutan sempat menghampiriku manakala mendengar suara tangisan anak pertamaku itu yang secara tiba-tiba. Takut-takut kalau ia terjatuh dari kasurnya atau ketika masih dalam keadaan tanpa sengaja kepalanya terbentur sesuatu. Atau bahkan hal yang lebih b

  • Suami Muda Mbak Halimah   Kemunculan Dewi yang Tiba-tiba

    Bab 92 Kemunculan Dewi yang Tiba-tiba "Pasti dia!" batinku mengingat satu orang wanita yang selama ini tak suka padaku.Apalagi saat ini wanita jah*t itu berada di sekitar tempat tinggalku. Tentu saja hal itu membuatku semakin yakin kalau dia lah pelakunya. Pasti dia masuk ke dalam rumah ini diam-diam ketika semua anggota berada di belakang rumah tadi.Tanpa berpikir panjang, tanpa memikirkan benar atau tidak, aku pun bangkit dari dudukku dan berlari ke arah luar rumah tanpa seizin suami mudaku. Sontak tindakanku ini membuat suami mudaku serta yang lainnya panik. Baik Mas Hilman maupun Bulik Erni atau yang lainnya terus memanggilku untuk kembali. Tapi sayangnya aku lebih memilih menghiraukan panggilan mereka dan terus berlari keluar rumah."Siska! Keluar kamu!""Siskaaaa! Dasar janda gil*!"Aku terus menggedor-gedor pintu rumah Bu Watik seraya terus-terusan memaki Siska dengan lantang. Aku yakin pasti janda gil* itu yang menyakiti anakku. Siapa lagi kalau bukan dia? Keyakinanku ini

  • Suami Muda Mbak Halimah   Melawan Siska

    Bab 93 Menarik Tuduhan"Percaya sama aku. Bukan dia pelakunya. Orang lain!" Dewi kembali mencoba meyakinkan Mas Hilman untuk memintaku menarik kembali tuduhanku pada Siska."Lebih baik kamu tarik tuduhamu dan jangan biarkan wanita itu menjebakmu," ujar Dewi padaku sembari melirik tajam sebentar ke arah Siska.Mendengar perkataan Dewi barusan semakin membuatku kebingungan. Ada apa dengannya yang tiba-tiba muncul dan memintaku untuk menarik kembali tuduhanku. Lantas, apa mungkin benar ucapannya itu? Jika iya, darimana ia tahu akan hal ini? Atau jangan-jangan ... Malah dirinya sendiri lah pelaku yang membuat anakku lebam-lebam seperti itu?"Kalau bukan dia pelakunya, siapa? Kamu?!" todongku pada Dewi."Siapa pun pelakunya, sebaiknya kamu cari tau lebih dulu. Jangan asal menuduh yang kalau salah bisa fatal akibatnya!" balas Dewi dengan nada agak meninggi.Aku kembali terdiam mendengar balasan Dewi barusan. Benar yang dia katakan. Kalau sampai aku salah menuduh akan bisa lebih fatal akibat

Bab terbaru

  • Suami Muda Mbak Halimah   Ending

    Bab 124 EndingTak lama setelah kabar gembira itu mencuat, tiba-tiba kami semua yang berada di teras rumah Bu Watik itu pun seketika dibuat terkejut lantaran terdengar teriakan dari arah dalam rumah. Dan sudah bisa ditebak teriakan yang cukup kencang itu pasti berasal dari Bu Watik.Di waktu yang bersamaan itu pula lah Mas Aryo lantas berlari dengan cepat menuju dalam rumah. Pastilah ia merasa khawatir jikalau terjadi sesuatu pada ibunya itu. Bulik Erni, Sarah, Rahma, serta aku yang menggendong Abrisam pun dengan panik menyusul Mas Aryo ke dalam. Dan disaat kami semua berada tepat di depan kamar Bu Watik, kedua mata kami dibuat tercengang dengan pemandangan di depan sana.Dimana Bu Watik ternyata ... Terjatuh dari tempat tidurnya.Entahlah apa yang sebelumnya wanita paruh baya itu perbuat hingga membuatnya terjatuh dari kasurnya. Namun yang jelas hal tersebut membuat Mas Aryo begitu terkejut. Begitu juga dengan diriku dan yang lainnya.Mendapati ibunya dalam kondisi demikian, tanpa b

  • Suami Muda Mbak Halimah   Kondisi Mantan Mertua

    Bab 123 Kondisi Mantan Mertua Setelah memberikan jawabanku tersebut, aku tidak lagi mendengar suara dari Mas Hilman. Dan entah mengapa di momen itu aku merasa kalau suami mudaku itu sedang memikirkan sesuatu yang ujung-ujungnya aku diminta untuk mengembalikan satu set perhiasan itu.Astagfirullah ... Aku terus berucap istighfar dalam hati sembari terus berharap kalau Mas Hilman tidak memintaku untuk mengembalikan satu set perhiasan itu. Karena bagaimanapun aku berusaha menghargai hadiah yang dikirim Siska itu. Walaupun perihal permintaan maaf dari Siska belum juga diketahui secara pasti. Namun yang jelas jika memang benar Siska ingin meminta maaf dan sudah menyesali perbuatannya, hal itu lah yang membuatku senang dan bukan semata-mata karena perhiasan saja.Namun ternyata dugaanku salah. Ketika aku meminta untuk menyudahi aktivitas memijat ini, Mas Hilman masih sama seperti sebelumnya. Tetap tak bersuara. Tentu saja hal ini sudah bisa dipastikan kalau suami mudaku itu pasti tertidur.

  • Suami Muda Mbak Halimah   Satu Set Perhiasan

    Bab 122 Satu Set Perhiasan "O ya, udah hubungi nomor di paket mu itu belum?" tanya Mas Hilman yang membuatku teringat sesuatu."Astaghfirullah, belum, Mas," balasku.Benar, setelah menerima paket beberapa hari yang lalu, dimana paket yang berisikan satu set perhiasan emas itu membuatku dan Mas Hilman terkejut saat mengetahuinya. Alhasil karena tidak ada nama pengirim dan hanya ada nomor telepon yang sepertinya dari toko perhiasan itu dibeli, aku berencana untuk menghubungi toko tersebut. Dengan tujuan untuk mengkonfirmasi apakah satu set perhiasan yang aku terima benar-benar ditujukan untukku.***"Mas, Mas, Mas!!" dengan terburu-buru aku mendekati Mas Hilman yang baru saja pulang dari sekolah."Kenapa?" tanyanya heran."Lihat, deh," ucapku seraya meminta Mas Hilman melihat ke arah layar hp yang berada di tanganku.Setelah membaca isi pesan yang aku tunjukkan lantas saat itu juga Mas Hilman menatapku dengan raut wajah kebingungan. Sontak hal itu membuatku yang tadinya ceria seketika

  • Suami Muda Mbak Halimah   Kepergian Mbak Susi

    Bab 121 Kepergian Mbak SusiSayangnya, ketika Mbak Susi belum sempat memulai ceritanya disaat yang bersamaan tiba-tiba muncul Rahma, adik iparku. Ia datang dengan nafas terengah-engah sambil membawa Abrisam."Maaf semuanya," kata Rahma sembari menurunkan keponakannya.Abrisam pun berjalan dengan wajah riangnya ke arahku. Sedangkan Rahma diminta untuk duduk terlebih dahulu dan menenangkan diri sebelum bercerita. Sampai akhirnya Rahma diminta untuk menceritakan apa yang menjadi sebab ia menyusul ke rumah ini dengan kondisi seperti itu tadi. Dimana ternyata ... Ada seseorang yang mencariku.Mendengar hal itu Mas Hilman lantas bergegas keluar rumah dan berjalan pulang ke rumahnya. Sedangkan aku menitipkan Abrisam ke ibu mertuaku dan segera menyusul suami mudaku itu. Begitu juga dengan Rahma yang mengikutiku dari belakangku. Sementara yang lainnya lebih memilih untuk tetap berada di tempatnya sembari memantau dari kejauhan.***Bersamaan dengan kehadiranku, saat itu pula lah Mas Hilman me

  • Suami Muda Mbak Halimah   Pesan Untukku

    Bab 120 Pesan Untukku"Gak pa-pa, kok, Bulik," jawab Mbak Susi dengan suara pelan seraya tersenyum ke arah Bulik Erni.Melihat kondisi Mbak Susi yang berjalan seperti itu, ditambah adanya luka lebam dibeberapa titik wajahnya membuatku merasa kasihan padanya. Aku betul-betul tak menyangka jika pernikahan yang awalnya dulu penuh drama kini harus berakhir seperti ini. Sungguh menyedihkan dan sungguh malang nasib mantan kakak iparku itu.Di momen ini pula lah yang membuatku semakin bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi? Dan adakah kesalahan yang diperbuat Mbak Susi hingga Pak Tejo dan ketiga istrinya yang lain sampai tega meninggalkan bekas luka-luka di tubuh Mbak Susi seperti itu.Sampai akhirnya setelah melihat Mbak Susi lebih tenang dan lebih rileks, Bu Watik yang memang sejak tadi malam mengkhawatirkan anaknya sampai-sampai dia pingsan pun mulai mengajukan pertanyaan terkait apa yang sebenarnya terjadi. Selain itu aku sendiri juga teramat penasaran dengan apa yang membuat Mbak S

  • Suami Muda Mbak Halimah   Menjemput

    Bab 119 Menjemputnya pulang ke rumahMelihat nama dari orang yang meneleponku malam-malam itu seketika aku dibuat mendelik. Mendadak pula jantungku berdebar-debar karena aku merasa yakin kalau ada hal yang penting untuk disampaikan malam itu juga. Ku angkat lah panggilan telepon tersebut dan mendapati kabar yang sangat-sangat membuatku terkejut seketika. Bahkan saking terkejutnya aku sampai tidak bisa menggerakkan badanku untuk beberapa detik. Sampai akhirnya tiba-tiba Mas Hilman terbangun dan melanjutkan obrolan dari orang yang cukup kami kenal itu lewat telepon.Setelah beberapa saat kemudian panggilan telepon berakhir. Dan saat itu juga Mas Hilman memintaku untuk bersiap karena kami akan segera pergi ke tempat sesuai yang disampaikan orang yang belum lama menelepon kami tadi. Dengan perasaan yang masih syok, aku tetap berusaha tenang. Karena bagaimanapun nanti setelah sampai di tempat tujuan, aku lah yang akan berperan penting di sana.***"Ada apa, Sar?" tanyaku panik ketika aku

  • Suami Muda Mbak Halimah   Dalang

    Bab 118 Dalang"Maksudnya udah biasa?" tanyaku.Sembari menarik selimut suami mudaku itu lantas menjawab, "udah biasa kamu curigain!" dengan cepat Mas Hilman menutupi seluruh tubuhnya dengan selimutnya yang seolah ingin berlindung dariku.Dan memang tepat apa yang dilakukan Mas Hilman tersebut. Pasalnya usai mendengar jawabannya itu reflek aku mengambil bantalku dan menggunakannya untuk memukul-mukul tubuhnya. Enak saja memberi jawaban seperti itu. Apa dia pikir aku adalah tipe wanita yang selalu curigaan padanya?! Haduh! ***Pagi harinya ketika aku ingin melihat nomor tanpa nama di hp ku, yang kemarin ku kira milik Dewi, aku dibuat terkejut karena aku tidak menemukan nomor tersebut. Baik di daftar pesan maupun di riwayat panggilan. Tidak ku temukan nomor itu sama sekali.Mendapati hal demikian seketika itu juga aku teringat akan Mas Hilman yang membuka-buka hp ku tadi malam, yang katanya hanya sekedar ingin melihat-lihat saja. "Pasti kamu, Mas!" rutukku lalu berjalan mencari kebera

  • Suami Muda Mbak Halimah   Sebuah Nasihat

    Bab 117 Sebuah NasihatKarena pesan yang membuatku begitu syok ketika aku membacanya itu, aku sampai tidak sabar ingin menyampaikannya kepada Mas Hilman yang mana suami mudaku itu belum pulang dari masjid. Ingin sekali ku telepon Mas Hilman tetapi sayangnya hp nya di rumah. Dan memang kebiasaan suami mudaku itu lah yang selalu tidak membwa hp jika pergi ke masjid seperti ini.Sampai setelah beberapa saat menunggu akhirnya Mas Hilman pulang. Dan dengan semangat serta rasa ingin tahu akan ekspresi juga tanggapan dari Mas Hilman, aku pun langsung menyodorkan pesan dari nomor tanpa nama tersebut. Dan tebakanku akan tanggapan Mas Hilman pun terjawab ketika suami mudaku itu telah tuntas membaca pesan tersebut. Dimana Mas Hilman berkata jika ia juga tidak menyangka dengan isi pesan tersebut. Dan sama dengan diriku, Mas Hilman juga menyakini jika pesan tersebut berasal dari Dewi.Akhirnya di pagi itu tanpa banyak berpikir aku dan Mas Hilman langsung keluar kamar dan berjalan dengan terburu-b

  • Suami Muda Mbak Halimah   Sebuah Video

    Bab 116 Sebuah VideoDimana ia bilang jika sebetulnya selama di rumah Bu Mira, ia dan Mas Aryo tidak banyak mendapatkan informasi mengenai apa yang menjadi tujuan mereka. Malah yang ada Bu Mira terus mengajak dua bersaudara itu bercerita ke hal-hal yang terbilang tidaklah penting. Saking banyak omong nya, sampai-sampai setiap kali Mas Hilman dan Mas Aryo ingin pamit untuk pulang selalu saja merasa sungkan karena cerita yang belum kelar tersebut.Sampai di titik ini aku merasa semakin yakin kalau sebenarnya ada yang tidak beres dengan kejiwaan Bu Mira. Tapi, bagaimana aku bisa menemukan jawaban dari dugaanku itu jika Bu Mira saja bersikap buruk ketika berhadapanku. Dan ... Apa mungkin kejadian yang menimpaku ini ada hubungannya dengan Dewi yang katanya adalah anak kandung dari Bu Mira?"Bu Mira bilang gak kalau Dewi tau soal ini?" tanya Bulik Erni yang membuat kami semua menoleh ke arahnya.Mas Hilman menggeleng lalu menjawab pertanyaan ibunya barusan. "Enggak, Bu. Tapi menurut Hilman

DMCA.com Protection Status