Home / Pernikahan / Suami Muda Mbak Halimah / Yang Terjadi Dengan Abrisam

Share

Yang Terjadi Dengan Abrisam

Author: OptimisNa_12
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Bab 91 Yang Terjadi Pada Abrisam

"Terus sekarang tujuan Siska datang lagi ke sini buat apa? Ganggu kalian lagi? Atau?" Lagi-lagi Ibu mertuaku itu tampak khawatir dengan keadaan kami semua.

Jelas lah, orang tua mana yang tak khawatir mengetahui ada orang yang berkemungkinan akan mengganggu ketenangan hidup anak-anak dan keluarganya? Aku pun kalau berada fi posisi Bulik Erni pasti akan merasakan hal yang sama.

"Enggak, Bu. Tapi Halimah."

Mendengar namaku disebut tentu membuatku terkejut. Apa lagi yang kini diinginkan Siska padaku?

Astaghfirullah ...

"Astagfirullah, Mas, Abrisam, Mas!" pekikku kala mendengar tangisan dari anakku yang berada di dalam rumah.

Bergegaslah aku dan lainnya masuk ke dalam rumah guna mengecek keadaan Abrisam. Ketakutan sempat menghampiriku manakala mendengar suara tangisan anak pertamaku itu yang secara tiba-tiba.

Takut-takut kalau ia terjatuh dari kasurnya atau ketika masih dalam keadaan tanpa sengaja kepalanya terbentur sesuatu. Atau bahkan hal yang lebih b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Muda Mbak Halimah   Kemunculan Dewi yang Tiba-tiba

    Bab 92 Kemunculan Dewi yang Tiba-tiba "Pasti dia!" batinku mengingat satu orang wanita yang selama ini tak suka padaku.Apalagi saat ini wanita jah*t itu berada di sekitar tempat tinggalku. Tentu saja hal itu membuatku semakin yakin kalau dia lah pelakunya. Pasti dia masuk ke dalam rumah ini diam-diam ketika semua anggota berada di belakang rumah tadi.Tanpa berpikir panjang, tanpa memikirkan benar atau tidak, aku pun bangkit dari dudukku dan berlari ke arah luar rumah tanpa seizin suami mudaku. Sontak tindakanku ini membuat suami mudaku serta yang lainnya panik. Baik Mas Hilman maupun Bulik Erni atau yang lainnya terus memanggilku untuk kembali. Tapi sayangnya aku lebih memilih menghiraukan panggilan mereka dan terus berlari keluar rumah."Siska! Keluar kamu!""Siskaaaa! Dasar janda gil*!"Aku terus menggedor-gedor pintu rumah Bu Watik seraya terus-terusan memaki Siska dengan lantang. Aku yakin pasti janda gil* itu yang menyakiti anakku. Siapa lagi kalau bukan dia? Keyakinanku ini

  • Suami Muda Mbak Halimah   Melawan Siska

    Bab 93 Menarik Tuduhan"Percaya sama aku. Bukan dia pelakunya. Orang lain!" Dewi kembali mencoba meyakinkan Mas Hilman untuk memintaku menarik kembali tuduhanku pada Siska."Lebih baik kamu tarik tuduhamu dan jangan biarkan wanita itu menjebakmu," ujar Dewi padaku sembari melirik tajam sebentar ke arah Siska.Mendengar perkataan Dewi barusan semakin membuatku kebingungan. Ada apa dengannya yang tiba-tiba muncul dan memintaku untuk menarik kembali tuduhanku. Lantas, apa mungkin benar ucapannya itu? Jika iya, darimana ia tahu akan hal ini? Atau jangan-jangan ... Malah dirinya sendiri lah pelaku yang membuat anakku lebam-lebam seperti itu?"Kalau bukan dia pelakunya, siapa? Kamu?!" todongku pada Dewi."Siapa pun pelakunya, sebaiknya kamu cari tau lebih dulu. Jangan asal menuduh yang kalau salah bisa fatal akibatnya!" balas Dewi dengan nada agak meninggi.Aku kembali terdiam mendengar balasan Dewi barusan. Benar yang dia katakan. Kalau sampai aku salah menuduh akan bisa lebih fatal akibat

  • Suami Muda Mbak Halimah   Ada Apa Denganmu, Siska?

    Bab 94 Ada Apa Denganmu, Siska?Melihat tindakan Siska yang tak terduga itu spontan membuat Mas Hilman terus menggedor-gedor pintu disertai memanggil nama Siska. Hal serupa pum juga dilakukan Mas Aryo juga Bulik Erni yang mengecam perbuatan Siska barusan. Sayangnya, sekeras apapun yang dilakukan tiga orang di luar itu tak membuat Siska membuka pintunya. Siska betul-betul tutup telinga dengan teriakan-teriakan di luar sana.Entah lah apa yang akan diperbuatnya padaku kali ini.Namun yang jelas aku tidak akan takut padanya. Selain banyak saksi ketika ia menarik paksa diriku, aku juga memiliki banyak pendukung di luar sana. "Mau apa kamu?" tanyaku pada Siska yang akan duduk santai di sofa ruang tamu tanpa memedulikan suami dan keluargaku sedang khawatir di luar sana."Duduk aja dulu." Dengan entengnya Siska mempersilakanku untuk duduk di sofa depannya.Aku bergeming melihat sikap janda gil* itu. Sebenarnya apa yang dia inginkan sampai harus berbuat seperti ini?"Tenang. Kamu aman, kok. B

  • Suami Muda Mbak Halimah   Siska Pergi

    Bab 95 Siska Pergi"Aku udah kirim videonya ke hp mu. Silakan cek," ucap Siska lagi sambil tersenyum.Aku segera mengecek hp ku dan ternyata benar. Aku mendapat kiriman video dari nomor yang tidak aku kenal.Oh, Siska ... Ada apa dengan dirimu hari ini? Mengapa kamu terlihat sangat berbeda dan bahkan lebih terlihat seperti malaikat?Siska lantas bangkit dari tempat duduknya. Ia berjalan ke arah pintu depan dan membukanya. Siska betul-betul terlihat santai seolah tak terjadi apa-apa.Bersamaan dengan pintu yang telah terbuka, spontan aku berdiri ketika melihat Mas Hilman masuk ke dalam rumah dengan setengah berlari menuju tempat dimana aku berada. Suami mudaku itu langsung memelukku yang membuat tubuhku lunglai seketika. Entah sebab apa yang membuatku seperti ini, padahal ketika di dalam rumah bersama Siska, ia memperlakukanku dengan begitu baik. Tak ada kekerasan ataupun hinaan yang ia lontarkan padaku. "Kamu gak pa-pa?" tanya Mas Hilman padaku."Iya, Mas. Aku gak pa-pa, kok," jawabk

  • Suami Muda Mbak Halimah   Alasan Siska Pergi?

    Bab 96 Alasan Siska Pergi?Sebetulnya mendapati Dewi pergi begitu saja malah membuatku curiga padanya. Namun, mengingat kembali kalau dalam rekaman video yang dikirimkan Siska itu bukanlah Dewi yang masuk secara diam-diam ke dalam rumah Bulik Erni.Selain curiga pada Dewi, karena sikapnya itu lah yang tentu membuatku jengkel sekaligus semakin tak suka padanya. Dia yang tadinya ngotot memintaku untuk menarik tuduhanku sekarang ini malah menghilang tanpa pamitan. Ah, ada apa dengan wanita gil* yang mengaku ingin mendapatkan suami mudaku itu? Mengapa ia pergi disaat aku dan Siska masih berada dalam satu ruangan?"Mm, yasudahlah. Lupakan aja," kataku. Toh, tak penting juga keberadaan Dewi di rumah ini. Beberapa saat kemudian baik Mas Hilman dan lainnya menagih padaku untuk menunjukkan video rekaman yang dikirm oleh Siska. Namun, disaat aku hendak membuka aplikasi berwarna hijau itu tiba-tiba Siska kembali mengirimiku sebuah pesan singkat. [Aku sarankan lebih baik kamu urungkan niatmu un

  • Suami Muda Mbak Halimah   Aku yang Marah Dia yang Ngambek

    Bab 97 Aku yang Marah Dia yang Ngambek "Bisa gak sih kamu jaga emosimu?! Ingat umur, Mbak! Jangan kayak anak kecil!" tegur Mas Hilman sesampainya kami di rumah.Aku yang tak terima akan tegurannya itu lantas pergi ke kamar begitu saja. Entahlah, batinku mendadak terasa sakit mendengar ia berkata demikian. Bagaimana bisa ia mengambil kesimpulan jika apa yang ku lakukan adalah sebuah kekanak-kanakan? Wong jelas-jelas aku membela diri.Bukankah jika memang Mas Hilman sungguh mencintaiku seharusnya ia melakukan hal yang sama denganku? Membelaku. Tapi ini? Apa karena ia sungkan terhadap Bu Watik yang notabene adalah Budhe nya sendiri? Atau malah jangan-jangan ... Ketakutanku akan perasaan Mas Hilman terhadap Sarah itu mulai terjadi?"Sayang!" panggil Mas Hilman saat aku melenggang pergi.Ku abaikan panggilan suami muda ku itu dan terus berjalan menuju kamar. Biar saja. Salah sendiri bukannya membela istrinya malah mempermalukanku begitu. Ditambah menyalahkan ku pula."Mbak Halimah istrik

  • Suami Muda Mbak Halimah   Perdebatkan

    Bab 98 Perdebatan Dengan berat hati aku pun ikut mengiyakan permintaan Ibu mertuaku itu. Yah, mau bagaimana lagi? Dua suara banding satu. Lagipula tak enak juga kalau harus mendebat Ibu mertua sendiri hanya gegara hal sepele seperti ini.Mas Hilman tampak kegirangan mendapati kemenangan atas diriku ini. Walaupun demikian bukan berarti malam ini akan ada tidur romantis seperti biasanya. Lihat saja nanti apa yang akan ku perbuat padanya supaya ia sadar akan kesalahannya.***Ketika hendak tidur tak sengaja aku melihat hp Mas Hilman yang terus-menerus berdering. Sebuah panggilan masuk yang berulang kali dari nomor yang sama. Anehnya nomor itu tidak disimpan oleh suami mudaku. Lantas, nomor siapa kah itu?Dikarenakan Mas Hilman masih sibuk membantu Rahma belajar, aku pun memberanikan diri untuk mengecek hp milik Mas Hilman. Rupanya bukan hanya banyaknya panggilan yang tak terjawab, tetapi juga beberapa pesan beruntun pun dikirim oleh nomor tersebut. Tentu saja hal ini malah membuatku sem

  • Suami Muda Mbak Halimah   Dugaan yang Tepat

    Bab 99 Dugaan yang Tepat"Abaikan aja dia," cetus Mas Hilman yang membuatku menoleh ke arahnya. Bagaimana bisa ku abaikan jika Dewi seberang itu. Lebih-lebih aku juga takut kalau tindakanku akan memengaruhi pekerjaan suami muda ku itu. Mengingat siapa Dewi yang bukan hanya sekedar guru biasa. Melainkan juga anak dari pimpinan sekolah tempat Mas Hilman mengajar. Haduuh, Dewi Dewi, kamu betul-betul merepotkan rumah tanggaku!***"Kue buat siapa, Bu?" tanyaku pada Bulik Erni di suatu sore. "Buat Mbak Watik. Mau kamu antar?" tawar Ibu mertuaku. Mendengar hal itu tentu saja dengan senang hati aku menyanggupinya. Bagiku ini adalah kesempatan untuk mengulik informasi pada orang tua itu sesuai dengan apa yang disarankan oleh Siska.Aku berjalan santai menyeberangi jalan menuju rumah Bu Watik. Mengantar kue yang barusan dibuat oleh Ibu mertuaku. Yang katanya kur ini adalah kue permintaan dari kakak iparnya itu. Maklumlah, selama ini memang sudah terkenal kalau Bu Watik tak pandai memasak.

Latest chapter

  • Suami Muda Mbak Halimah   Ending

    Bab 124 EndingTak lama setelah kabar gembira itu mencuat, tiba-tiba kami semua yang berada di teras rumah Bu Watik itu pun seketika dibuat terkejut lantaran terdengar teriakan dari arah dalam rumah. Dan sudah bisa ditebak teriakan yang cukup kencang itu pasti berasal dari Bu Watik.Di waktu yang bersamaan itu pula lah Mas Aryo lantas berlari dengan cepat menuju dalam rumah. Pastilah ia merasa khawatir jikalau terjadi sesuatu pada ibunya itu. Bulik Erni, Sarah, Rahma, serta aku yang menggendong Abrisam pun dengan panik menyusul Mas Aryo ke dalam. Dan disaat kami semua berada tepat di depan kamar Bu Watik, kedua mata kami dibuat tercengang dengan pemandangan di depan sana.Dimana Bu Watik ternyata ... Terjatuh dari tempat tidurnya.Entahlah apa yang sebelumnya wanita paruh baya itu perbuat hingga membuatnya terjatuh dari kasurnya. Namun yang jelas hal tersebut membuat Mas Aryo begitu terkejut. Begitu juga dengan diriku dan yang lainnya.Mendapati ibunya dalam kondisi demikian, tanpa b

  • Suami Muda Mbak Halimah   Kondisi Mantan Mertua

    Bab 123 Kondisi Mantan Mertua Setelah memberikan jawabanku tersebut, aku tidak lagi mendengar suara dari Mas Hilman. Dan entah mengapa di momen itu aku merasa kalau suami mudaku itu sedang memikirkan sesuatu yang ujung-ujungnya aku diminta untuk mengembalikan satu set perhiasan itu.Astagfirullah ... Aku terus berucap istighfar dalam hati sembari terus berharap kalau Mas Hilman tidak memintaku untuk mengembalikan satu set perhiasan itu. Karena bagaimanapun aku berusaha menghargai hadiah yang dikirim Siska itu. Walaupun perihal permintaan maaf dari Siska belum juga diketahui secara pasti. Namun yang jelas jika memang benar Siska ingin meminta maaf dan sudah menyesali perbuatannya, hal itu lah yang membuatku senang dan bukan semata-mata karena perhiasan saja.Namun ternyata dugaanku salah. Ketika aku meminta untuk menyudahi aktivitas memijat ini, Mas Hilman masih sama seperti sebelumnya. Tetap tak bersuara. Tentu saja hal ini sudah bisa dipastikan kalau suami mudaku itu pasti tertidur.

  • Suami Muda Mbak Halimah   Satu Set Perhiasan

    Bab 122 Satu Set Perhiasan "O ya, udah hubungi nomor di paket mu itu belum?" tanya Mas Hilman yang membuatku teringat sesuatu."Astaghfirullah, belum, Mas," balasku.Benar, setelah menerima paket beberapa hari yang lalu, dimana paket yang berisikan satu set perhiasan emas itu membuatku dan Mas Hilman terkejut saat mengetahuinya. Alhasil karena tidak ada nama pengirim dan hanya ada nomor telepon yang sepertinya dari toko perhiasan itu dibeli, aku berencana untuk menghubungi toko tersebut. Dengan tujuan untuk mengkonfirmasi apakah satu set perhiasan yang aku terima benar-benar ditujukan untukku.***"Mas, Mas, Mas!!" dengan terburu-buru aku mendekati Mas Hilman yang baru saja pulang dari sekolah."Kenapa?" tanyanya heran."Lihat, deh," ucapku seraya meminta Mas Hilman melihat ke arah layar hp yang berada di tanganku.Setelah membaca isi pesan yang aku tunjukkan lantas saat itu juga Mas Hilman menatapku dengan raut wajah kebingungan. Sontak hal itu membuatku yang tadinya ceria seketika

  • Suami Muda Mbak Halimah   Kepergian Mbak Susi

    Bab 121 Kepergian Mbak SusiSayangnya, ketika Mbak Susi belum sempat memulai ceritanya disaat yang bersamaan tiba-tiba muncul Rahma, adik iparku. Ia datang dengan nafas terengah-engah sambil membawa Abrisam."Maaf semuanya," kata Rahma sembari menurunkan keponakannya.Abrisam pun berjalan dengan wajah riangnya ke arahku. Sedangkan Rahma diminta untuk duduk terlebih dahulu dan menenangkan diri sebelum bercerita. Sampai akhirnya Rahma diminta untuk menceritakan apa yang menjadi sebab ia menyusul ke rumah ini dengan kondisi seperti itu tadi. Dimana ternyata ... Ada seseorang yang mencariku.Mendengar hal itu Mas Hilman lantas bergegas keluar rumah dan berjalan pulang ke rumahnya. Sedangkan aku menitipkan Abrisam ke ibu mertuaku dan segera menyusul suami mudaku itu. Begitu juga dengan Rahma yang mengikutiku dari belakangku. Sementara yang lainnya lebih memilih untuk tetap berada di tempatnya sembari memantau dari kejauhan.***Bersamaan dengan kehadiranku, saat itu pula lah Mas Hilman me

  • Suami Muda Mbak Halimah   Pesan Untukku

    Bab 120 Pesan Untukku"Gak pa-pa, kok, Bulik," jawab Mbak Susi dengan suara pelan seraya tersenyum ke arah Bulik Erni.Melihat kondisi Mbak Susi yang berjalan seperti itu, ditambah adanya luka lebam dibeberapa titik wajahnya membuatku merasa kasihan padanya. Aku betul-betul tak menyangka jika pernikahan yang awalnya dulu penuh drama kini harus berakhir seperti ini. Sungguh menyedihkan dan sungguh malang nasib mantan kakak iparku itu.Di momen ini pula lah yang membuatku semakin bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi? Dan adakah kesalahan yang diperbuat Mbak Susi hingga Pak Tejo dan ketiga istrinya yang lain sampai tega meninggalkan bekas luka-luka di tubuh Mbak Susi seperti itu.Sampai akhirnya setelah melihat Mbak Susi lebih tenang dan lebih rileks, Bu Watik yang memang sejak tadi malam mengkhawatirkan anaknya sampai-sampai dia pingsan pun mulai mengajukan pertanyaan terkait apa yang sebenarnya terjadi. Selain itu aku sendiri juga teramat penasaran dengan apa yang membuat Mbak S

  • Suami Muda Mbak Halimah   Menjemput

    Bab 119 Menjemputnya pulang ke rumahMelihat nama dari orang yang meneleponku malam-malam itu seketika aku dibuat mendelik. Mendadak pula jantungku berdebar-debar karena aku merasa yakin kalau ada hal yang penting untuk disampaikan malam itu juga. Ku angkat lah panggilan telepon tersebut dan mendapati kabar yang sangat-sangat membuatku terkejut seketika. Bahkan saking terkejutnya aku sampai tidak bisa menggerakkan badanku untuk beberapa detik. Sampai akhirnya tiba-tiba Mas Hilman terbangun dan melanjutkan obrolan dari orang yang cukup kami kenal itu lewat telepon.Setelah beberapa saat kemudian panggilan telepon berakhir. Dan saat itu juga Mas Hilman memintaku untuk bersiap karena kami akan segera pergi ke tempat sesuai yang disampaikan orang yang belum lama menelepon kami tadi. Dengan perasaan yang masih syok, aku tetap berusaha tenang. Karena bagaimanapun nanti setelah sampai di tempat tujuan, aku lah yang akan berperan penting di sana.***"Ada apa, Sar?" tanyaku panik ketika aku

  • Suami Muda Mbak Halimah   Dalang

    Bab 118 Dalang"Maksudnya udah biasa?" tanyaku.Sembari menarik selimut suami mudaku itu lantas menjawab, "udah biasa kamu curigain!" dengan cepat Mas Hilman menutupi seluruh tubuhnya dengan selimutnya yang seolah ingin berlindung dariku.Dan memang tepat apa yang dilakukan Mas Hilman tersebut. Pasalnya usai mendengar jawabannya itu reflek aku mengambil bantalku dan menggunakannya untuk memukul-mukul tubuhnya. Enak saja memberi jawaban seperti itu. Apa dia pikir aku adalah tipe wanita yang selalu curigaan padanya?! Haduh! ***Pagi harinya ketika aku ingin melihat nomor tanpa nama di hp ku, yang kemarin ku kira milik Dewi, aku dibuat terkejut karena aku tidak menemukan nomor tersebut. Baik di daftar pesan maupun di riwayat panggilan. Tidak ku temukan nomor itu sama sekali.Mendapati hal demikian seketika itu juga aku teringat akan Mas Hilman yang membuka-buka hp ku tadi malam, yang katanya hanya sekedar ingin melihat-lihat saja. "Pasti kamu, Mas!" rutukku lalu berjalan mencari kebera

  • Suami Muda Mbak Halimah   Sebuah Nasihat

    Bab 117 Sebuah NasihatKarena pesan yang membuatku begitu syok ketika aku membacanya itu, aku sampai tidak sabar ingin menyampaikannya kepada Mas Hilman yang mana suami mudaku itu belum pulang dari masjid. Ingin sekali ku telepon Mas Hilman tetapi sayangnya hp nya di rumah. Dan memang kebiasaan suami mudaku itu lah yang selalu tidak membwa hp jika pergi ke masjid seperti ini.Sampai setelah beberapa saat menunggu akhirnya Mas Hilman pulang. Dan dengan semangat serta rasa ingin tahu akan ekspresi juga tanggapan dari Mas Hilman, aku pun langsung menyodorkan pesan dari nomor tanpa nama tersebut. Dan tebakanku akan tanggapan Mas Hilman pun terjawab ketika suami mudaku itu telah tuntas membaca pesan tersebut. Dimana Mas Hilman berkata jika ia juga tidak menyangka dengan isi pesan tersebut. Dan sama dengan diriku, Mas Hilman juga menyakini jika pesan tersebut berasal dari Dewi.Akhirnya di pagi itu tanpa banyak berpikir aku dan Mas Hilman langsung keluar kamar dan berjalan dengan terburu-b

  • Suami Muda Mbak Halimah   Sebuah Video

    Bab 116 Sebuah VideoDimana ia bilang jika sebetulnya selama di rumah Bu Mira, ia dan Mas Aryo tidak banyak mendapatkan informasi mengenai apa yang menjadi tujuan mereka. Malah yang ada Bu Mira terus mengajak dua bersaudara itu bercerita ke hal-hal yang terbilang tidaklah penting. Saking banyak omong nya, sampai-sampai setiap kali Mas Hilman dan Mas Aryo ingin pamit untuk pulang selalu saja merasa sungkan karena cerita yang belum kelar tersebut.Sampai di titik ini aku merasa semakin yakin kalau sebenarnya ada yang tidak beres dengan kejiwaan Bu Mira. Tapi, bagaimana aku bisa menemukan jawaban dari dugaanku itu jika Bu Mira saja bersikap buruk ketika berhadapanku. Dan ... Apa mungkin kejadian yang menimpaku ini ada hubungannya dengan Dewi yang katanya adalah anak kandung dari Bu Mira?"Bu Mira bilang gak kalau Dewi tau soal ini?" tanya Bulik Erni yang membuat kami semua menoleh ke arahnya.Mas Hilman menggeleng lalu menjawab pertanyaan ibunya barusan. "Enggak, Bu. Tapi menurut Hilman

DMCA.com Protection Status