Share

sltc - 073

“Bi Ais!”

Dania memekik kecewa, mendapati bi Ais yang dulu selalu berada di pihaknya, kini tak meliriknya sedikitpun.

Bi Ais tak mempedulikan panggilan Dania. Wanita paruh baya itu malah berlari, mengebor Roy yang sudah berjalan sambil membawa Sova dalam gendongannya.

“Nyawa lebih penting!”

Tiba-tiba, Beni memberikan jawaban menohok kepada Dania yang masih diam mematung di sana. Tatapan Beni bagai mata elang yang siap mencabik mangsanya.

Tanpa menunggu jawaban Dania, Beni pun segera mengikuti langkah Roy meninggalkan kediaman pak Tejo.

***

Sova menangis seraya membelakangi Roy. Ia masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit bersalin ternama ibukota.

“Sayang, maafin Akang yang enggak jujur sama kamu. Akang takut kalau kamu bakalan salah faham. Akang cinta sama kamu, tolong jangan begini!” mohon Roy seraya duduk di tepi brankar Sova dan terus mengelus-elus pinggang Sova.

“Aduh. Huhuhuhuhu... “ tangisan Sova semakin terdengar, membuat Roy semakin merasa bersalah.

“Sayang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status