Singa yang tertidur tetaplah seeokor singa. Meski tubuh Richard tampak tak berbahaya, memikirkan nama besar Alexander King membuat bodyguard Rowena tak sepenuhnya mengantongi keberanian untuk menikam jantung Richard.Bodyguard tersebut telah menggenggam bayonet cukup keras hingga ia merasa tangannya mati rasa. Dengan berjuang kembali mengumpulkan sisa kekuatannya, bodyguard Rowena mengangkat bayonet tinggi ke atas lalu bergerak cepat mengayunkannya ke bawah.“Bagus! Tikam jantungnya!”Rowena merasakan kemenangan sudah semakin dengan dengan dirinya.JLEB!Bayonet itu telah ditancapkan ke dada Richard.“Aaaaaaarrrhhhh!!!”Rowena terkejut, kepalanya nyaris pecah ketika telinganya mendengar tiga bodyguardnya ambruk ke lantai dan saling berteriak bersama-sama.“Apa yang terjadi?!”Rowena memekik khawatir, ditambah lagi, kali itu Rowena menyaksikan bayonet miliknya terjatuh ke lantai dengan sepercik darah terlihat muncul di ujung bayonet. Artinya, bayonet itu hanya menancap di dada Richard
‘Apa? Maksud ucapannya barusan? Dia… Apakah dia benar-benar melakukan sesuatu pada anak buahku di luar sana?’‘Tidak mungkin! Itu tidak mungkin terjadi. Dia berada di sini sepanjang waktu.’Rowena dilanda kebingungan atas ucapan Richard. Ia tak ingin percaya tetapi melihat tak ada tanda-tanda pergerakan sniper, Rowena menjadi pesimis. Dia yang tadinya masih memiliki simpanan sumpah serapah, kini mulutnya terbungkam oleh rasa takut.“A… Apa yang telah kau lakukan pada sniperku?” tanya Rowena dengan nada tercekat.Richard mengerutkan dahi lalu berujar. “Aku? Aku tidak melakukan apa-apa. Bukankah sedari tadi kau melihatku dipukuli anak buahmu?!”Kalimat yang dilontarkan Richard benar-benar membuat Rowena kebingungan. Jika bukan Richard yang melakukan sesuatu, apakah mungkin snipernya berkhianat? Tentu itu mustahil.“Katakan… Katakan apa yang sebenarnya terjadi?!”Richard mengangguk dan tersenyum sinis. Satu telunjuknya diarahkan ke sisi jendela apartemen lalu berkata, “Rowena, saat anak
Rowena ingin muntah, tetapi sekuat tenaga ia menahan sensasi yang bergolak di perutnya. Jika ia muntah saat itu juga, ia yakin Richard juga akan memaksanya untuk menelan kembali apa yang telah ia keluarkan.“B-Baik… Tuan Muda.” Rowena menjawab perintah Richard dengan patuh.Sekian detik, Rowena memaksa dirinya untuk menjilati cairan menjijikkan yang ada di sepatu Richard. Detik demi detik terasa seperti di neraka bagi Rowena. Tetapi, tampaknya Richard ingin menghadiahi Rowenah sesuatu yang lebih mengerikan dari neraka.“Ngomong-ngomong, sudah berapa korban tak berdosa yang harus kehilangan nyawa karena arogansi kekuasaanmu?!”Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang seharusnya tak ditanyakan. Rowena bergidik ngeri dan merasakan sensasi dingin menusuk-nusuk tulang belulangnya. Jika ia menjawab jujur, ia yakin Richard akan memenggal kepalanya mengingat korban meninggal yang diakibatkan oleh arogansi Rowena berjumlah lebih dari 100 orang dari usia anak-anak hingga orang lanjut usia.“Istrik
Kalimat yang dilontarkan Richard membuktikan bahwa dia memang memiliki kepercayaan diri penuh dalam situasi tersebut. Yang artinya, Rowena berada dalam kondisi yang tak bisa berbuat apa-apa kecuali tunduk di bawah ancaman Richard.“Maafkan… Maafkan aku karena telah menyinggung kalian berdua. Apa yang harus kulakukan untuk menebus kesalahanku?!”Rowena menjerit menangis, berjuang keras menunjukkan betapa lemahnya dia sebagai perempuan yang tak berdaya. Biasanya, laki-laki secara otomatis akan memiliki rasa iba ketika melihat perempuan yang tengah menangis tak berdaya.“Rowena, tak usah berpura-pura mengalihkan perhatian. Kau sedang mencoba membuatku lupa pada baskom hitam itu bukan?” Richard tersenyum mengejek. “Jika kau memang tulus meminta maaf dan merasa menyesal, lakukan sesuatu yang bisa membuatku percaya bahwa kau memang pantas diberi maaf!”Rowena bergidik ngeri, ia mengerti makna tersirat dari ucapan Richard. Ia bahkan tak berani melirik ke arah baskom hitam yang berisi kotoran
Butuh waktu lebih dari lima belas menit sebelum akhirnya Rowena benar-benar menghabiskan isi baskom itu. Penampilan Rowena telah kacau balau. Ia menjambak rambutnya sendiri berkali-kali demi menahan sensasi terkutuk di mulutnya.Beberapa kali, ia juga mencakar wajah, paha, dan bagian-bagian tubuhnya yang lain hingga berdarah demi membuat sensor otaknya merespon rasa sakit itu dan teralihkan sejenak dari cita rasa pahit dari kotorannya sendiri.Sayangnya, sekuat apapun Rowena menjambak rambut dan sekeras apapun ia mencakar tubuhnya sendiri, penderitaan di lihdah, hidung, perut, dan otak Rowena tak berkurang sedikit pun. Tak terhitung entah berapa puluh atau berapa ratus kali ia memuntahkan isi perutnya tetapi Richard memberi perintah untuk tetap melahapnya kembali.“Sekarang… Sekarang aku sudah bebas bukan?!” Rowena tergeletak di lantai dengan keadaan lemas dan terus menerus merasa mual dan ingin muntah. “Akhirnya, aku bebas…”Richard tersenyum kecil. “Aku berubah pikiran,” ucapnya sin
Ketika Richard keluar dari apartemen Rowena, ia terkejut karena disambut oleh dua pria asing yang tak ia kenal. Karena keduanya membungkuk dalam, Richard bertanya apakah mereka anggota Naga Langit atau Black Triad.“Kami adalah pasukan Level A dari Tuan Xebec, Tuan Muda. Kami diperintah Tuan Xebec untuk membantu anda di sini sebab Tuan Xebec beberapa waktu lalu terbang ke Manoko atas perintah Tuan King.”Salah seorang dari pria itu menunjukkan sebuah lencana yang menjadi tanda pengenal anggota Naga Langit divisi keamanan level A.“Jadi kalian yang telah melumpuhkan sniper Rowena?” tanya Richard sembari memikirkan atas keperluan apa ayahnya menarik Rock D. Xebec untuk terbang ke Manoko.“Ya. Tim kami yang melakukannya, Tuan Muda. Ke mana Tuan Muda akan pergi? Kami akan mengantar anda.”“Ada berapa jumlah pasukan Level A di sekitar sini?”“Sepuluh, Tuan Muda.”“Baiklah, perintahkan mereka untuk membereskan kekacauan di sini, hilangkan jejak Richard King dalam perkara ini dan aku ingin s
Itu adalah Nick Boslay, putra dari Jordan Boslay yang secara sembunyi-sembunyi menunggui Richard keluar dari ruangan Rowena Roemer.Nick Boslay terkejut sebab Richard tak mengalami luka apapun dan tampak sangat baik-baik saja. Fakta tersebut membuat Nick segera menghubungi anggota aliansi pembenci Richard, ia ingin menjelaskan bahwa misi mencelakai Richard menggunakan tangan Rowena, ternyata gagal total!“Apa?! Kau yakin Richard masih bisa berdiri setelah keluar dari ruangan Rowena?!” terdengar Bellatrix memekik kecewa setelah mengangkat telepon dari Nick Boslay.“Ya. Ia membopong seorang perempuan, karena aku tak bisa terlalu dekat mengamati, aku tak tahu siapa perempuan itu. Bisa jadi, itu adalah Rowena Roemer. Entahlah…”Bellatrix terdengar menghembuskan napas kecewa. Ia dan Clair sudah menghabiskan cukup banyak biaya untuk membeli buket-buket bunga. Jika Richard pulang ke rumah dalam keadaan baik-baik saja, bukankah buket-buket bunga mereka justru menjadi selebrasi keberhasilan Ri
[Ayah, bahkan seorang putri wakil presiden yang sangat semena-mena itu, ia merangkak tak berdaya setelah menyadari identitas Tuan Forger. Ayah, segera kirim imbalan yang layak untuk Tuan Forger karena tanpa bantuannya hari ini, aku tak akan bisa pulang dalam keadaan bernyawa!]Itu adalah pesan singkat yang dikirim oleh Ginny Torres kepada ayahnya beberapa waktu lalu ketika ia sudah sadarkan diri di Odense Hospital. Sebelum Richard menyadari bahwa ia telah bangun dari pingsan, Ginny Torres beberapa kali mengirim pesan ke nomor ayahnya sekaligus mengirim gambar bahwa ia memang benar-benar berada di rumah sakit.Ketika ayah Ginny Torres menanyakan tentang latar belakang keluarga Richard, Ginny pun membalas pesan ayahnya lagi,[Bahkan, aku yakin kita bisa celaka hanya karena mencoba menyelidiki latar belakang keluarganya. Ayah, siapa dia itu tak penting. Yang terpenting adalah, kita menunjukkan rasa hormat kita kepadanya sekaligus menghargai bantuan yang ia berikan kepadaku]Beberapa wakt