Share

Rumah Mertua

Author: Blue Ice
last update Last Updated: 2024-10-31 20:17:46

Aku diseret dari kampung untuk dipaksa menikah, sosok ayah yang selalu aku rindukan berubah menjadi iblis yang mengancam akan menyekap Ibuku. Lalu, lelaki yang kini berstatus suamiku menyalahkan diriku atas segalanya. Sial sekali nasib ini! Emosi hampir saja meledak jika tidak ingat nyawa ibuku yang jadi taruhan.

Aku terkekeh menertawakan kemalangan diriku sendiri. Lebih sakit lagi, lelaki yang tidak tahu apa-apa itu melampiaskan kemarahan padaku. Ku tarik dagunya menghadapku.

“Abizar Bimantara, itu kan namamu? Dengar ini baik-baik ya Abizar! Kamu pikir aku mau dengan pernikahan konyol ini? Aku juga sama sekali tertarik untuk merusak pertunangan mu dengan Keyla. Dia lah yang memaksa ku untuk menggantikan dirinya. Jika mau menyalahkan, jangan salahkan aku. Karena kita sama-sama korban di sini!” tegasku padanya.

Lantas aku mendorong Abizar. Ku tinggalkan begitu saja ‘Suamiku’ yang masih terbengong di sana. Sialan! Siapa juga yang mau dengan pernikahan ini, Bajingan?!

Aku melangkahkan kaki keluar gedung. Lebih baik aku mencari udara segar lantaran terlalu sesak di dalam sana. Ku pandangi langit yang biru cerah di atas sana. Masih langit yang sama namun sangat berbeda dengan saat masih di desa.

Entah kenapa mataku tiba-tiba memburam. Rasa panas merebak seiring dengan jatuhnya bulir bening yang tak bisa ku cegah. Pikiran ku melayang begitu saja dengan kondisi Ibu. Ku harap dengan ini Ibu bisa hidup dengan tentram tanpa gangguan Ayah.

"Kenapa sih, Key? Jangan cengeng, lah!" monolog ku dengan mengusap air mata yang hampir membuat eyeliner ku luntur.

Ku hirup napas dalam-dalam untuk menguatkan hatiku sendiri. Aku sangat yakin drama Pernikahan tak akan lama. Cukup bertahan saja sampai aku lulus SMA. Lagian, si Abizar juga terlihat tidak minat terhadap pernikahan ini.

Untuk mengalihkan pikiran ku, kaki ku melangkah mengelilingi taman depan gedung itu. Ku pikir gedung itu tempat yang ramai. Nyatanya di luar gedung tidak ada orang sama sekali. Posisinya yang di puncak membuatku bisa melihat hamparan kota yang ada di bawah sana.

Sangat indah! Aku merasa lega melihat betapa indahnya pemandangan yang disuguhkan. Gedung itu dikelilingi hutan dan kebut teh yang luas. Rasanya aku bisa betah lama-lama berkeliling di sana.

Baru menikmati kedamaian yang tidak sampai 10 menit, aku dikejutkan dengan kedatangan Abizar yang keluar dari gedung dengan raut wajah kesal.

“Masuk!” perintahnya langsung menarik tanganku dengan kasar.

Aku meringis merasakan cengkraman Abizar yang terlalu kuat. Ku rasa pergelangan tanganku akan memerah karenanya. Dia menyeretku kembali ke aula pernikahan. Ternyata kami sudah ditunggu untuk berfoto bersama.

Senyum paksa harus ku perlihatkan karena Ayah beberapa kali memelototi ku saat merasa ekspresi ku kurang bahagia. Dasar Pria itu! Siapa juga bisa bahagia dengan kondisi begini?

.

.

Saat ini, aku sedang berada dalam mobil bersama dengan Abizar dan kedua orangtuanya. Kami sedang dalam perjalanan menuju rumah mereka.

Tidak ada percakapan yang berarti di antara kami. Ku rasa kedua orangtua Abizar juga bingung memulai topik pembicaraan karena mereka belum pernah bertemu denganku sebelumnya.

Tak selang berapa lama, kami memasuki gerbang rumah yang menjulang tinggi. Mataku melebar melihat pemandangan yang sangat indah bagai di surga. Halaman depan yang sangat luas yang dipenuhi banyak bunga bermekaran membuatku tak bisa menahan decak kagum.

Belum lagi saat terlihat bangunan bak istana dengan gaya Eropa. Astaga, apa mereka menyebut tempat seperti ini sebagai ‘Rumah’? Ini bahkan 3 kali lebih besar dari rumah ayah.

Saat mobil berhenti, Abizar langsung keluar tanpa menunggu kami. Kedua orangtua Abizar tersenyum canggung padaku.

“Maaf ya, Keyra. Abizar memang seperti itu. Maklumi saja,” ujar Ibu Abizar saat kami keluar dari mobil.

“Iya, Tante!” balasku dengan mengangguk. Kalau tidak salah nama Ibu Abizar, Tante Sandra.

“Eh, kok Tante sih, Keyra? Panggil Mama, dong! Kan, sekarang kamu sudah jadi menantu kami,” ralatnya.

“A-ah, iya. Emnt..., Ma!” ujar ku terbata.

Wanita tersenyum puas mendengar panggilan itu. Dia mengusap kepalaku dengan lembut. Astaga, aku malu sekali. Aku yakin pasti wajah ku sudah memerah saat ini.

Aku dibawa lantai 2 rumah itu. Kami berhenti di depan sebuah pintu. Tante Sandra membuka pintu itu. Aku langsung terpana dengan berbagai interior di dalam yang sangat feminim dengan warna dominan pastel merah muda.

Aku tebak kamar ini disediakan untuk Keyla. Lantaran dengan kepribadian Keyla yang memang suka warna merah muda sejak dulu. Sementara aku, sebenarnya aku tidak cocok dengan warna mencolok ini. Namun apalah daya, aku hanya pengganti. Tak ada hak untukku memilih warna yang aku sukai untuk kamar ini.

“Ayo Keyra. Kamu pasti sudah lelah. Istirahatlah sebelum kita makan malam nanti,” ujar Tante Sandra.

“Baik Tan- eh..., Ma! Terima kasih!” ujarku sesopan mungkin agar tak menunjukkan keenggananku menempati kamar itu.

Tante Sandra tersenyum lembut. Dia mengusak pucuk kepala ku. Lantas Tante Sandra segera turun bersama sopir yang tadi membantuku membawa koper. Ketika aku ingin menutup pintu, ruangan yang saling berhadapan dengan kamar ku terbuka. Menampakan Abizar yang menatapku dengan tak suka.

‘Aku salah apalagi?’ batinku.

Tidak ada habis-habisnya pemuda itu merengut padaku. Abizar melangkah cepat dan menarik ku keluar kamar.

“Jangan sentuh barang-barang di kamar itu! Kamu tidak punya hak!” tekannya padaku.

Aku tercengang melihat kemarahannya karena perkara kamar. Ku tepis tangannya dengan kasar. Ku lirik kamar yang tadi lalu balik menatap Abizar.

“Memangnya kenapa?” tantangku.

Wajah Abizar terlihat makin meradang. Dia mencengkram bahuku.

“Kamar itu milik Keyla. Kamu tidak ada hak untuk memakai kamar itu. Kami sudah menyiapkannya sedemikian rupa khusus untuk Keyla bukan untukmu. Jadi-”

“Jadi apa? Aku tak bisa tidur di situ karena aku bukan Keyla. Begitukah?” Ku potong ucapan Abizar karena dadaku mulai bergemuruh dengan segala larangannya.

“Iya! Pergi cari kamar lain sana!” hardik Abizar lantas segera kembali ke kamarnya dengan membanting pintu.

Aku meringis kasihan pada pintu yang tidak salah apa-apa tapi dijadikan tempat pelampiasan amarahnya. Aku melirik ke pintu kamar ‘Keyla’ yang setengah terbuka.

“Ah, bodoh amat! Aku capek! Aku mau mandi dan istirahat!” ujarku memutuskan untuk tetap menempati kamar itu.

Meskipun aku tahu Abizar akan semakin marah padaku. Yah, aku tidak peduli! Selama bukan Orangtua Abizar yang menyuruh, aku tidak akan pindah.

Lebih baik sekarang aku segera membasuh diri karena baju pengantin ini membuat kulitku gatal. Aku harus melemaskan urat-urat nadiku yang sempat tegang karena berdebat dengan Abizar.

Usai mandi dan berganti baju, aku segera turun ke lantai satu. Niat awalnya aku hanya ingin mencari makanan pengganjal saja. Namun saat aku melewati ruang tengah sembari celingukan mencari letak dapur, aku mendengar suara orang beradu mulut.

Perlahan aku mendekati sumber suara. Ternyata ada Abizar dan Tante Sandra di ruangan itu, ruangang yang tak lain adalah dapur. Tante Sandra sedang sibuk membuat memasak dibantu pelayan rumah. Sementara Abizar, mengikuti langkah ibunya ke sana ke mari dengan mulut yang terus melayangkan protes.

“Ma, please! Pindahkan dia ke kamar lain,” pinta Abizar.

Aku berdecih pelan melihat pemuda itu merengek kekanakan. Dia benar-benar bersikukuh tak ingin aku di kamar itu.

“Abizar! Keyra itu sudah menjadi istrimu. Kamu harus menghargai dia. Kamar itu sudah menjadi haknya,” sentak Tante Sandra.

“Tapi bukan dia yang aku mau, Ma! Bukankah Mama sendiri pernah bilang kalau pernikahan ini untuk menyelamatkan Keyla. Apa Mama sudah lupa sampai menerima perjodohan yang tiba-tiba diganti ini?”

Mataku melebar saat mendengar ucapan Abizar. Untuk menyelamatka Keyla katanya? Memangnya apa yang salah dengan Keyla?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Sekolah Baru

    Aku terus memikirkan alasan paling masuk akal mengenai Pernikahan yang menimpaku karena menggantikan Keyla. Jika hanya sebatas janji yang dibuat Kakek dan sahabatnya, tidak mungkin keluarga pihak laki-laki akan menerima begitu saja. Ternyata, setelah aku tak sengaja mendengar ucapan Abizar hari ini aku tahu alasan utama mereka menerima perjodohan itu untuk menyelamatkan Keyla. Yang membuatku bingung, mereka menyelamatkan Keyla dari apa? Aku tidak merasa ada sedikit pun kekurangan dari kembaranku itu. Entahlah, mungkin bisa jadi terjadi sesuatu setelah kami berpisah selama 10 tahun. Hal ini membuat rasa penasaranku memuncak sehingga aku masih bersembunyi untuk lanjut menguping pembicaraan Abizar dan Tante Sandra. “Abizar, Mama sudah bilang jangan bahas ini lagi!” sentak Tante Sandra. “Bagaimana mungkin, Ma?! Haruskah kita tetap diam dan melihat dia semakin hancur di sana?” balas Abizar. Aku semakin bersemangat mendengar percakapan itu. Saat aku berniat untuk menguping lebih dekat,

    Last Updated : 2024-10-31
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Apa Hubungan Mereka?

    Bel istirahat berbunyi melalui spiker yang dipasang pada langit-langit kelas. Guru langsung pamit dari kelas meski pembelajaran belum tuntas. Yoshh! Aku bisa keliling sekolah! Sejak tadi pagi aku selalu penasaran dengan berbagai sudut dari sekolah ini. Akan tetapi, sepertinya rencanaku tak akan bisa mulus. Teman-teman sekelas ku tiba-tiba bergerombol mengelilingiku.‘Apa? Kenapa mereka menatapku begitu?’ Mereka menatapku dari dekat seolah aku ini barang pameran. Astaga! Sebenarnya apa yang salah dengan mereka? “Keyra, bisakah kamu tersenyum seperti tadi?” Seorang gadis yang berdiri tepat di depan meja ku membuka suara. Dahi ku berkerut bingung. Tatapan mereka seolah penuh harap. Hanya untuk sebuah senyuman. Dengan kikuk aku menuruti kemauan mereka. “Be-beginikah?” tanya ku dengan gugup setelah menaikan kedua ujung bibirku membentuk lengkungan bulan sabit. Mereka langsung bersorak saat aku memberikan sebuah senyuman. Adapula pemuda yang tersipu dan langsung melarikan diri dengan

    Last Updated : 2024-10-31
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Perundungan

    Aku berusaha mengejar Keyla yang memasuki mobilnya. "Keyla, tunggu!" Ku panggil dia dengan suara lantang. Lantaran padatnya parkiran, mungkin Keyla tak mendengar suaraku. Sehingga aku tak bisa menghentikan mobilnya yang meninggalkan parkiran sekolah. "Aih, astaga! Keyla, tunggu aku!" Aku masih berteriak sekencang mungkin berharap Keyla akan berhenti. Tetapi karena kebodohan ku itu, aku menjadi pusat perhatian. Lantaran terlanjur malu, aku buru-buru pergi. Mungkin aku harus menelpon Papa untuk menjemput ku karena aku juga tidak ingat di mana alamat Rumah Abizar. Ketika melewati koridor yang mulai sepi, Abizar yang entah muncul dari mana menarik lenganku. Dia menggeretku masuk ke dalam sebuah ruangan yang letaknya di pojok sekolah. "Apaan, sih?!" sentak ku pada Abizar. "Jangan dekati Keyla! Jangan sampai dia tahu mengenai hubungan kita!" hardik Abizar. Dahiku langsung berkerut. "Maksud mu apa? Bukankah kalian sudah saling kenal? Apa salahnya aku ingin tahu?" balas ku tajam.

    Last Updated : 2024-10-31
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Tangisan Penat

    Setelah kejadian tak mengenakan beberapa hari yang lalu, hubungan ku dan Abizar semakin senyap. Meski pemuda itu sudah mau bergabung bersama di meja makan, namun sikapnya masih acuh tak acuh padaku. Yah..., terserahlah! Aku juga sudah muak kepadanya. Dapat ku rasakan beberapa kali pemuda itu menatapku saat kami bertemu di meja makan. Namun aku berusaha mengabaikannya lantaran jika balik ku tatap, Abizar akan mengalihkan pandangannya.Menyebalkan bukan?! Untuk selanjutnya, aku ingin menjalani kehidupan sekolah ku dengan nyaman. Setelah lulus SMA, aku akan membicarakan masalah perceraian kami ke kedua orangtua Abizar. Ku hembuskan napas berat mengingat semua beban yang harus aku tanggung sekarang. Aku hanya menatap kosong pada kumpulan bunga pada taman di depan rumah Abizar. Meski di tengah gelapnya malam, bunga-bunga mawar yang berjejer itu terlihat indah dengan sedikit memantulkan cahaya lampu penerangan di taman. Angin malam yang lembur membawa aroma mawar yang memabukkan, tetapi

    Last Updated : 2024-11-12
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Dia Mulai Beda

    Baru saja aku hendak melangkah, suara Abizar menghentikanku. Jantungku seperti ingin copot. Gugup bercampur malu, apalgi yang mau dia bicarakan denganku? Aku menghela napas sebelum berbalik menghadapnya.Mata Abizar tajam menatapku, seolah sedang menimbang sesuatu. Dahinya sedikit berkerut, membuatku semakin tak nyaman. Aku tersenyum canggung, berusaha menyembunyikan kegugupanku.“Ada yang bisa kubantu?” tanyaku, mencoba terdengar santai.Aku berharap wajah sembabku tak terlalu mencolok. Tatapan Abizar begitu menusuk, membuatku ingin berbalik saja. Namun, dia tetap diam. Ketenangannya justru semakin mengintimidasiku.‘Apa sih? Kenapa malah diam? Bicara sesuatu, dong!’ batinku mulai frustrasi.Kakiku mulai kesemutan, sementara Abizar masih terpaku menatapku tanpa sepatah kata pun. Aku menggigit bibir, lalu akhirnya memberanikan diri bersuara.“Maaf, ada apa ya? Ka-kalau tidak ada, aku mau ke kamar dulu.”Abizar seperti tersadar dari lamunannya. Sekilas aku melihat dia menelan ludah sebe

    Last Updated : 2024-11-14
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Pelajaran KesukaanKu!

    Aku berjalan menuju gerbang sekolah dengan langkah cepat, berharap bisa segera masuk tanpa gangguan. Namun, takdir sepertinya masih suka bermain-main denganku.Sebuah mobil mewah berhenti tidak jauh dari gerbang, dan aku langsung mengenali pengemudinya yang baru keluar dari sana, Keyla.Gadis itu turun dengan anggun dari dalam mobil, lalu tatapannya langsung menangkap sosokku yang berjalan kaki. Senyum penuh ejekan segera terukir di wajahnya.“Eh? Kok jalan kaki?” serunya dengan nada mengejek. Langkahnya ringan saat mendekatiku, sementara aku berusaha menahan napas agar tidak langsung kehilangan kesabaran.Aku hanya diam, berharap dia cepat bosan dan pergi. Namun, tentu saja Keyla tidak akan melewatkan kesempatan untuk menyindirku.“Ke mana sopir keluarga Bimantara? Kok nggak ada yang nganterin kamu? Jangan bilang mereka udah nggak peduli sama kamu, ya?” Keyla tertawa.Aku menghembuskan napas pelan. Wajah Keyla nampak sekali tengah mengejekku. Aku menatapnya datar.“Tante Sandra sedang

    Last Updated : 2024-11-17
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Jangan Terlalu Dekat!

    Senja mulai merayap di langit ketika aku menunggu dengan bosan di dalam mobil Abizar. Lantaran si pemilik mobil masih ada rapat OSIS. Tadi dia bilang tidak akan lama. Ternyata semua itu hanya kebohongan belaka karena sampai sekarang, sudah jam 5 lewat dia belum juga nampak.Sebenarnya aku ingin naik taksi untuk pulang duluan. Tetapi Abizar melarang dengan mengancam akan mengadu ke Tante Sandra. Terpaksa aku masih menetap untuk menunggu Abizar agar bisa pulang bersama.Aku memasuki mobilnya secara diam-diam setelah dia memberiku kunci mobilnya. Sekarang aku yang menyesal masuk terlalu cepat karena perutku mulai keroncongan. Jika ingin keluar lagi, aku harus memastikan kondisi di luar aman dan tidak ada yang akan melihatku.Lantaran tidak ingin mengambil resiko. Aku memilih berdiam saja di dalam sana. Beberapa aku ingin terlelap, sampai akhirnya ku dengar suara berisik dari luar.“Abizar, tunggu sebentar!” Terdengar suara Keyra mendekati tempatku.Dan, benar saja! Ketika aku mencoba untu

    Last Updated : 2024-11-18
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Jauhi Abizar!

    Mobil melaju melewati gerbang kediaman Bimantara dan berhenti di depan halaman utama. Begitu mesin mobil dimatikan, aku langsung membuka pintu dan turun tanpa menunggu Abizar.Aku berjalan cepat menuju pintu masuk, tetapi langkahku terhenti ketika suara pintu mobil Abizar dibanting dengan keras. Aku menghela napas panjang. Jelas sekali dia masih kesal.Saat aku hampir mencapai pintu, suara langkah kaki Abizar yang berat terdengar semakin dekat. Dan sebelum aku sempat masuk ke dalam, dia sudah lebih dulu menahanku dengan meraih pergelangan tanganku."Apa?" tanyaku datar, berusaha menahan diri.Abizar tidak langsung menjawab. Sorot matanya tajam, penuh tekanan. Aku tahu dia masih belum puas dengan sikapku di sekolah tadi."Kamu nggak bisa sedikit lebih peka, ya?" suaranya dalam, terdengar seperti sedang menahan diri agar tidak meledak.Aku mendengus. "Aku yang harus lebih peka? Bukannya justru kamu yang bertindak sembrono di sekolah tadi?" Aku menarik tanganku dari genggamannya, menatapn

    Last Updated : 2024-11-19

Latest chapter

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Kecurigaan

    “Abizar, sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Tante Sandra.Saat ini mereka telah berkumpul di ruang keluarga setelah menggantikan pakaian basah Keyra serta memastikan gadis itu terlelap. Tante Sandra gelisah melihat kondiis Keyra yang masih sedikit sesegukan meski matanya sudah terpejam.Abizar yang ditanyai menghela napas berat. Dia menegakan tubuhnya dengan wajah yang berkerut, mengingat kejadian di kediaman Sanjaya.“Tadi kami sudah pindah ke halaman depan, Ma. Hanya Keyra dan Keyla yang berada di samping kolam. Setelah itu, kami mendengar suara teriakan dari arah kolam. Saat aku ke sana, mereka sudah sama-sama tenggelam,” jelas Abizar.Mendengar penjelasan itu, Kak Rangga mendengus pelan. Sepertinya dia sudah bisa menebak apa yang terjadi dengan si Kembar. Apakah Abizar tak bisa melihat kebenarannya? Atau hanya berusaha menutupi kebenaran demi gadis kesayangannya?Reaksi Kak Rangga barusan membuat semua orang menatapnya heran. Terutama Abizar, karena Kakaknya terlihat sedang terta

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Jangan Sakiti Istriku!

    Di pinggir kolam, para tamu bergerombol melihat kondisi dari dua gadis yang sedang berulang tahun hari itu. Keyla memeluk erat Abizar, seolah tak mau melepaskan. Sedangkan, Keyra dengan tubuh bergetar hebat berusaha ditenangkan oleh dua sahabatnya.Kerumunan itu semakin padat. Sudut bibir Keyla terangkat. Sesuai dengan rencananya, mereka telah menjadi pusat perhatian. Bahan bakarnya sudah siap, hanya butuh percikan api.Keyla memulai dramanya dengan terbatuk pelan. Dengan ekspresi yang dia buat ketakutan, dia menggigil dan merapatkan tubuhnya ke Abizar. Matanya berkaca-kaca, tubuhnya tampak gemetar hebat."A-Abizar... A-aku takut... Aku nggak bisa napas di dalam air...," suaranya bergetar, penuh kepanikan.Abizar menghela napas, menatap Keyla yang tampak sangat ketakutan. Yang dia tahu bahwa gadis itu memiliki fobia terhadap kedalaman. Abizar pernah menjahili si Kembar saat usia 5 tahun. Dari situlah Keyla pasti benar-benar trauma terhadap kolam dan kedalaman.Tak jauh beda kondisinya

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Jatuh Ke Kolam

    Halaman samping sudah kosong, menyisakan Keyla dan Keyra saja. Setelah memastikan kondisi aman, Keyla tiba-tiba mendorong kembarannya.“Menjauh dari Abizar!” sentak Keyla.Keyra yang mendapat serangan tiba-tiba tentunya bingung. Alisnya tertekuk karena tak merasa menyinggung Keyla akhir-akhir ini.“Maaf Keyla. Aku nggak tahu apa maksudmu. Tapi... untuk menjauhi Abizar, sepertinya untuk sekarang aku nggak bisa,” ujar Keyra.Dia terbayang desakan dari keluarga Bimantara yang mengikatnya serta kecurigaan yang berhubungan dengan hilangnya ibunya. Keyra tak bisa meninggalkan kediaman itu sebelum tahu jawabannya.“Kalau gitu, stop Caper sama dia! Stop sengaja nempel-nempel ke dia! Apalagi sengaja keliatan kasihan di depan dia,” cerca Keyla.Keyla menghela napas berat. Dia bosan melihat sikap posesif Keyla terhadap Abizar. Juga bosan terus-terusan dituduh begini.“Keyla, ada yang harus aku luruskan terlebih dahulu. Suamiku, orang yang menikah denganku adalah-”“Abizar!” potong Keyla cepat. G

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Menghancurkanmu

    Keyla kembali ke halaman samping bersama teman-temannya. Di sana dia melihat pemandangann yang mengiritasi matanya. Keyra dengan murah hati memotong kue ulang tahun mereka menjadi kecil-kecil dan membagikannya ke seluruh tamu yang ingin mencicipi.Namun bukan hanya itu saja yang membuat Keyla semakin jengkel pada kembarannya. Keyra membagikan kue itu bersama dengan Abizar yang menjadi momen itu terlihat begitu manis.“Silahkan! Ambil saja, jangan malu-malu. Jika satu potong kurang, kalian bisa ambil lagi,” ujar Keyra dengan ramah. Dia mengambil piring kecil oleh masing-masing orang, lalu mengambilkan sepotong kue sebelum diberikan kembali kepada yang punya.“Abizar! Bisa lebih cepet nggak sih motong kuenya? Udah mau kehabisan, nih!” dumel Keyra pada Abizar yang memegang pisau potong.“Sabar lah! Bawel banget!” balas Abizar mulai kesal.Ngapain juga dia mendadak jadi asisten Keyra untuk memotong kue-kue ini? Padahal tadi niat Abizar ingin langsung bertanya ke Keyra mengenai hal-hal yan

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Lebih Diperhatikan

    Abizar mendatangi Keyra yang masih belum menyadari kedatangannya. Hatinya semakin gelisah melihat gadis itu tampak linglung, seolah pikirannya melayang ke tempat lain. Alisnya berkerut dalam, lalu dia memanggilnya."Keyra!"Gadis itu tersentak. Dia mendongak, dan tatapannya langsung bertemu dengan Abizar. Seketika, tangannya mengepal di atas paha. Pikirannya langsung teringat pada percakapan dengan ayahnya.‘Dia ke sini? Aku harus menanyakan soal Ibu. Abizar pasti tahu sesuatu.’Keyra segera berdiri, ingin menghampiri Abizar. Namun, dia kalah cepat.Tiba-tiba, Keyla sudah lebih dulu menggandeng lengan Abizar dengan erat, seolah tak ingin memberinya kesempatan mendekati Keyra."Emm, Abizar. Acara utama ulang tahunku akan dimulai. Ayo kita bersiap ke sana!" ujar Keyla, tersenyum manis sambil menunjuk meja tempat kue berada.Abizar diam sejenak. Matanya yang tajam menatap Keyla dengan penuh ketidaksukaan. Namun, gadis itu tetap bertahan dengan senyumannya, berpura-pura tak menyadari tata

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Mengapa Berbeda?

    Acara pesta terus berlanjut dengan terbagi menjadi dua kelompok. Tamu yang sudah dewasa akan di arahkan menuju aula utama kediaman Sanjaya. Sementara generasi muda, mereka tersebar dari halaman depan hingga halaman samping dekat kolam berenang.Tempat utama untuk anak muda adalah halaman samping dekat kolam berenang. Di sana sudah ada kue ulang tahun yang tersusun tinggi berwarna putih dengan hiasan buah strawberry memenuhi sekitar kue.Suasana yang begitu mewah tak menggunggah minat Keyra sama sekali. Saat ini yang ada di pikirannya hanyalah perihal ibunya. Keyra tak percaya jika terjadi sesuatu yang buruk, apalagi sampai.... Ah, tidak!'Ibu pasti baik-baik saja!' Keyra berusaha menguatkan hatinya."Keyra..., kamu nggak apa-apa, kan?" Tanya Giselle yang dari tadi sudah memperhatikan Keyra.Gadis itu mulai khawatir lantaran Keyra hanya diam. Sesekali terlihat linglung dan tidak fokus. Giselle mengusap bahu Keyra untuk memberikan sedikit semangat."Jangan diem aja, Ra. Kami tahu kamu p

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Kemana Ibu?

    “Selamat datang di acara Ulang Tahun yang megah ini! Terima kasih para tamu undangan yang menyempatkan waktu untuh hadir bersama kami. Kami harap, kalian bisa menikmati pesta sampai ke penghujung acara!”Suara riuh menggema di lantai bawah. Di salah satu balkon yang ada di lantai dua, Keyra berdiri menatap datar kerumunan orang yang berkumpul di halaman. Tangannya meremat pinggiran penghalang balkon. Sekeras apapun dia menolak, pada akhirnya dia tetap ditarik paksa pulang ke rumah Ayahnya.Keyra mengingat dengan jelas, kemarin Keyla datang memintanya untuk pulang. Dia sudah menolaknya, bahkan seluruh keluarga Bimantara juga sudah tak setuju. Akan tetapi, ayahnya menggunakan Raja Terakhir untuk membujuknya.Kakek Wijaya, sesepuh keluarga Sanjaya yang menjadi pengikat hubungan keluarga Sanjaya dan Bimantara saat ini. Kakek datang dengan ramah tamah seperti biasa. Dia menjemput Keyra dengan alasan yang sama seperti Keyla. Namun jelas Keyra merasa ada maksud terselubung.“Permisi, Nona! A

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Keyla bertamu

    Di gazebo samping kolam berenang, Keyra duduk termenung sendirian. Matanya tak lepas dari amplop di atas meja. Keyra sampai sekarang belum membuka amplop dari Kevin itu.Dia merasa berat untuk membukanya. Amplop itu bukan sekedar berisi gaji, namun juga segala kenangan serta kerja kerja kerasnya. Juga gumpalan harapannya yang sudah mati.Desahan lelah keluar dari bibir gadis itu. Dia sangat jenuh sejak dijemput pulang. Bukan hanya tak bisa kembali bekerja. Namun penggunaan ponsel pun dibatasi. Keyra menjambak rambutnya frustrasi.‘Kapan aku bisa bebas?’ jerinya dalam hati.“Ngapain, Dek?!”Tangan Keyra ditahan oleh Kak Rangga yang kebetulan sedang lewat dekat sana. Keyra terkejut melihat kedatangan Kak Rangga. Buru-buru dia tarik kembali tangannya.“Kamu ngapain jambak-jambak rambutmu sendiri? Kayak gitu nggak baik, Dek. Jangan sakiti dirimu sendiri!” omel Kak Rangga.“E-eh, Kak... Aku... rambutku cuma gatal kok, Kak. Makanya aku nggak nyaman banget. Bu-bukan maksudku mau menyakiti di

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Jujur Padaku Keyra

    Beberapa hari berlalu, Keyra seutuhnya telah menjadi tahanan rumah. Dia sekarang tak jauh beda dengan burung dalam sangkar. Setiap pergerakannya dibatasi dan diawasi.Keyra tak bisa lagi bekerja paruh waktu. Bahkan sekedar datang kafe untuk memberitahu ibu Kevin bahwa dirinya mengundurkan diri pun tak bisa. Hanya pesan singkat melalui chat yang bisa Keyra kirimkan kepada Kevin.Lantaran kejanggalan yang terjadi beberapa hari ini, Kevin menarik Keyra saat istirahat tiba. Kevin sengaja melakukan hal itu karena Keyra biasanya akan langsung menghilang saat bel istirahat sudah berkumandang. Hari ini, dia tak akan ketinggalan lagi.“Lepas Vin! Kita mau kemana, sih?” sentak Keyra berusaha melepaskan cekalan Kevin.“Ikut aku bentar, Ra. 5 menit aja!” ujar Kevin tanpa menoleh.Pemuda itu berjalan lurus membelah koridor yang mulai ramai. Kevin juga sudah mengancam ke Giselle dan Ririn agar tak mengekori. Dia butuh ruang untuk bisa menanyakan banyak hal yang membuatnya curiga.Di sudut koridor de

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status