60 Detik: Menggapai langit untuknya

60 Detik: Menggapai langit untuknya

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-23
Oleh:   Yustinalusi  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
5Bab
1.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sinopsis

Pintar

Murid

Natasya Arrabella Putri, gadis yang mulai memasuki masa remajanya namun tidak seperti remaja pada umumnya hanya karena keadaan. Baginya mempunyai keluarga yang harmonis sudah sangat cukup walaupun hidup dikeluarga yang serba berkekurangan. Memiliki Rafa dihidupnya adalah suatu anugerah serta keberuntungan yang tidak akan mungkin ia dapatkan dimanapun. Dan pada saat Gilang datang, Tasya merasakan keberuntungannya menjadi dua kali lipat. Namun, tidak pernah terbayangkan bahwa luka akan didapat dari seseorang yang Tasya anggap selalu memberi bahagia. "Gue adalah tanah yang selalu diinjak-injak, dan lo adalah langit yang selalu ditinggi-tinggikan." Dada Tasya naik turun, segala kesedihan dan emosi menjadi satu, "Untuk gapai langit aja gak akan pernah mungkin bisa gue capai," ..... "Dan satu lagi, jangan pernah lo baik lagi ke gue ataupun ke keluarga gue hanya karena kasihan. Gue emang orang miskin, tapi bukan berarti bisa lo beli." Gilang menghembuskan nafasnya kasar, mengacak rambutnya asal, lalu menyandarkan tubuhnya ke tembok. "Akan gue gapai langit untuk lo, Sya."

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Satu - Hari Pertama

Sial!Hari ini Rafa kesiangan, padahal hari ini adalah hari pertama adiknya masuk sekolah menjadi siswi menengah atas. Rafa membuka matanya lebar saat melihat jam di dinding kamarnya menunjukkan pukul 06.00.Dengan cepat Rafa langsung keluar kamar menuju kamar Tasya, adiknya. Rafa mendengus kesal saat mengetahui pintu kamar Tasya terkunci, apakah adiknya ini melupakan hari pertama sekolahnya?Tok... tok... tok...Rafa mengetuk pintu kamar Tasya sebanyak tiga kali, tidak ada jawaban.Tok... tok... tok...Sekali lagi Rafa mengetuk pintu kamar Tasya, tetap tidak ada jawaban.“ADEK, BANGUN!” teriak Rafa dari luar kamar TasyaSang pemilik kamar akhirnya membuka pintu, menampilkan wajah bangun tidurnya disertai dengan rambut panjangnya yang tidak beraturan, alias acak-acakan.“Gak usah teriak, bisa gak?” Tasya menatap Rafa dengan kesalTangan kekar Rafa merapihkan rambut ...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Yuliana
kerennn.. semangat up!
2021-07-31 17:45:56
1
5 Bab
Satu - Hari Pertama
Sial!Hari ini Rafa kesiangan, padahal hari ini adalah hari pertama adiknya masuk sekolah menjadi siswi menengah atas. Rafa membuka matanya lebar saat melihat jam di dinding kamarnya menunjukkan pukul 06.00.Dengan cepat Rafa langsung keluar kamar menuju kamar Tasya, adiknya. Rafa mendengus kesal saat mengetahui pintu kamar Tasya terkunci, apakah adiknya ini melupakan hari pertama sekolahnya?Tok... tok... tok...Rafa mengetuk pintu kamar Tasya sebanyak tiga kali, tidak ada jawaban.Tok... tok... tok...Sekali lagi Rafa mengetuk pintu kamar Tasya, tetap tidak ada jawaban.“ADEK, BANGUN!” teriak Rafa dari luar kamar TasyaSang pemilik kamar akhirnya membuka pintu, menampilkan wajah bangun tidurnya disertai dengan rambut panjangnya yang tidak beraturan, alias acak-acakan.“Gak usah teriak, bisa gak?” Tasya menatap Rafa dengan kesalTangan kekar Rafa merapihkan rambut
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-29
Baca selengkapnya
Dua - Awal Kebohongan
Tasya menghentikan langkahnya saat sampai dipinggir lapangan, membuat langkah Rafa ikut terhenti. Rafa menoleh ke samping, menatap wajah adiknya yang sangat ketakutan.“Gak usah takut, Sya.”“Ramai banget, Bang.” ucap Tasya pelanRafa memegang kedua bahu Tasya, lalu menatap lekat mata Tasya, “Ini sekolah favorit, tentu saja peminatnya banyak.”“Tasya gak perlu takut, disini ada Abang. Lo cuma perlu beradaptasi dengan lingkungan baru, gue yakin sebentar lagi lo dapat teman. Sekarang gue antar lo sampai lapangan, gue gak bisa terlalu lama. Gue juga harus lihat mading, gue masuk ke kelas mana.” Tasya mengangguk pasrahRafa mengambil nametag yang terbuat dari kardus dari dalam tas Tasya, kemudian mengalungkan di leher Tasya, lalu kembali menggenggam tangan Tasya dan membawa Tasya hingga tengah lapangan.Sesampainya di tengah lapangan, Rafa melepaskan tangannya dari Tasya yang sedari tadi m
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-05
Baca selengkapnya
Tiga - Bukan Pacarnya
Tasya melepaskan tangannya dari cekalan tangan pria yang ada di depannya. Pria itu menghentikan langkahnya, “Kenapa?”“Kak Gilang yang kenapa?”Ya, dia Gilang. Pria yang tiba-tiba memberikan handphone kepada Tasya dan membawa Tasya pergi dari lapangan.Bukannya menjawab, Gilang malah menyodorkan kembali handphone yang sempat ia berikan kepada Tasya, tapi tidak Tasya terima. Tasya melirik handphone berlogo apel, tidak berniat untuk menerimanya.Tidak mendapat respon dari Tasya, Gilang menarik tangan kanan Tasya, kemudian menaruh handphone tersebut di telapak tangan Tasya. “Ini, dari Rafa.”“Apa yang dari gue?”Suara itu sontak membuat Tasya dan Gilang menoleh serentak. Rafa datang bersama motor maticnya, kemudian melepas helm, turun dari motornya, lalu berjalan mendekati Tasya.“Ini dari lo, Bang?” Rafa melihat Handphone yang Tasya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-18
Baca selengkapnya
Empat - Takdir Untuk Bertemu
Angin semilir tengah menemani perjalanan pulang sekolah Tasya dan Rafa. Keduanya sama-sama diam selama diperjalanan sambil menikmati udara, hingga akhirnya tangan Tasya yang tiba-tiba melingkar di pinggang Rafa membuat Rafa sedikit terkejut.“Kenapa?” tanya Rafa sambil melihat ke spion motornyaTasya melebarkan senyumannya, “Abang kalau mau kasih apa-apa gak usah lewat orang lain lagi, ya?”Rafa meneguk salivanya, “I-ya, Sya.” jawabnya sedikit terbataMendengar jawaban itu membuat Tasya mempererat pelukannya, dan menyandarkan kepalanya ke bahu Rafa. “Gue sayang lo, Bang.”Rafa tersenyum, “Lo sesenang itu?”“Senang banget, Bang. Tapi lo dapat uang dari mana?”“Gue pintar nabung, gak kayak lo!”Tasya langsung melepaskan pelukannya, kemudian mengetuk keras helm yang digunakan Rafa, “Enak aja lo!”Rafa merintih kesakitan, “S
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-20
Baca selengkapnya
Lima - Drama Gado-Gado
Rafa menarik salah satu kursi plastik, lalu memberi aba-aba agar Tasya duduk di kursi tersebut. “Abang gak duduk?”“Kursinya penuh, lo tunggu sini gue pesan dulu ya.”Tasya mengangguk, “Oke! Pesan yang pedas ya, Bang.” Rafa mengeluarkan satu jempolnya kemudian menghampiri gerobak gado-gado yang ada di depannya“Gado-gadonya satu ya, cabainya dikit aja.” ucap Rafa memesan gado-gado yang tidak sesuai dengan pesanan TasyaPenjual gado-gado tersebut mengangguk, “Dibungkus atau makan disini, Mas?”“Makan disini,”“Nunggu sekitar sepuluh menit gak apa-apa, Mas? Soalnya masih buatin pesanan yang lain,”Rafa menoleh ke belakang, melihat beberapa orang yang duduk sambil menunggu pesanannya. “Gak apa-apa, Pak. Saya disana ya, sama perempuan yang pakai seragam sekolah.” Jari telunjuk Rafa menunjuk posisi duduk Tasya“Baik, Mas.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-23
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status