Share

Perundungan

Author: Blue Ice
last update Last Updated: 2024-10-31 20:19:12

Aku berusaha mengejar Keyla yang memasuki mobilnya. "Keyla, tunggu!" Ku panggil dia dengan suara lantang.

Lantaran padatnya parkiran, mungkin Keyla tak mendengar suaraku. Sehingga aku tak bisa menghentikan mobilnya yang meninggalkan parkiran sekolah.

"Aih, astaga! Keyla, tunggu aku!" Aku masih berteriak sekencang mungkin berharap Keyla akan berhenti.

Tetapi karena kebodohan ku itu, aku menjadi pusat perhatian. Lantaran terlanjur malu, aku buru-buru pergi. Mungkin aku harus menelpon Papa untuk menjemput ku karena aku juga tidak ingat di mana alamat Rumah Abizar.

Ketika melewati koridor yang mulai sepi, Abizar yang entah muncul dari mana menarik lenganku. Dia menggeretku masuk ke dalam sebuah ruangan yang letaknya di pojok sekolah.

"Apaan, sih?!" sentak ku pada Abizar.

"Jangan dekati Keyla! Jangan sampai dia tahu mengenai hubungan kita!" hardik Abizar.

Dahiku langsung berkerut. "Maksud mu apa? Bukankah kalian sudah saling kenal? Apa salahnya aku ingin tahu?" balas ku tajam.

Tak disangka, Abizar malah menarik daguku dengan kasar. Matanya melotot tajam dengan urat-urat lehernya yang nampak menonjol.

"Diam! Awas saja kalau sampai Keyla tahu! Aku akan buat perhitungan padamu sampai kamu tidak berani muncul dihadapan kami lagi?" ancam Abizar.

Kemudian dia hempaskan aku begitu saja ke lantai yang berdebu. Aku sampai kehabisan kata-kata dengan sikap Abizar. Sepertinya ada yang dia sembunyikan dari Keyla, makanya dia sangat takut jika Keyla tahu hubungan kami.

Sebelum pergi, dia melemparkan secarik kertas yang sudah dia remat menjadi gulungan padaku. Saat ku periksa ternyata nomor sopir Keluarganya. Aku menghela napas kasar, setidaknya dia masih memberi ku jalan lain agar bisa pulang ke rumah.

Aku bangkit sembari membersihkan rok ku yang terkena debu. Ku remat kertas itu untuk menahan segala sumpah serapah yang ingin ku layangkan kepada Pemuda jelmaan Iblis yang tak lain adalah suamiku.

"Lebih baik aku pulang saja. Masalah mereka berdua, nanti aku akan bertanya pada Keyla lagi," gumanku.

Akan tetapi, saat aku keluar dari ruangan kotor itu, aku dihadang dua gadis yang sempat ku lihat bersama Keyla tadi siang. Tatapan mereka terlihat tak bersahabat.

Mungkinkah mereka melihat ku bersama Abizar barusan? Untuk menghilangkan rasa gugup ku, Aku hanya tersenyum simpul sambil mengangguk pelan untuk menyapa mereka.

Aku ingin langsung pergi karena tidak ingin membuat masalah. Lebih baik aku menghindari mereka saja. Namun salah satu dari menarik lenganku.

Lalu, aku diseret menuju halaman belakang yang sudah sepi. Lantas, aku didorong hingga terjerembab di tanah berumput.

"Apa maksud kalian ini?!" sentak ku.

Mereka malah terkekeh sinis. Lalu salah satu dari mereka menjambak rambutku kasar. Aku meringis menahan sakit. Ku rasa beberapa helai rambutku tercabut karena jambakan itu.

"Dasar Jalang sialan! Ngapain kamu bersama Ketua OSIS keluar dari gudang? Kau apain Ketua OSIS kami, hah?!" bentak gadis yang menjambak ku.

Tubuhku langsung membeku. Ternyata mereka beneran melihat ku bersama Abizar. Sepertinya mereka ini kelompok pemuja Abizar makanya sampai marah begitu.

"Lihat! Dia diam saja! Berarti memang benar dia sengaja menggoda Abizar!" tuduh salah satu gadis dengan ikatan cepol dua.

"Tidak, bukan begitu!" sanggahku cepat.

Tapi aku tidak mungkin mengatakan kepada mereka yang sebenarnya. Mana mungkin mereka percaya jika ku bilang bahwa kami sudah saling kenal. Apalagi masalah ikatan pernikahan. Mereka pasti tambah murka.

"Kalau gitu, kenapa? Jawab?! Kenapa diam saja?" bentak gadis yang di depan ku.

"Aku tidak menggoda Abizar sama sekali. Tadi aku ha-"

Plak!

Satu tamparan melayang ke pipiku. Rasa panas campur pening membuat pandangan ku berkunang sesaat. "Cih, berani sekali siswa pindahan dari Desa menyebut nama Abizar. Kamu pikir kamu pantas, hah?!" hardiknya.

Lalu kedua gadis itu berbalik sembari menepuk kedua tangan mereka seolah menyampaikan kode. "Kalian, beri pelajaran Jalang ini!" perintah salah satu gadis.

Sekelompok siswa datang membawa beberapa ember air. Ternyata mereka menyiramkan air es padaku. Aku memekik tertahan karena rasa dingin menusuk tulangku. Apalagi mereka menyiramkan dari kepala duluan hingga rasanya isi kepala ku ikut membeku.

Saat aku berusaha bangkit, seorang siswa berbadan tambun tanpa hati malah menendangku. Aku kembali terjerembab ke tanah yang mulai tergenang dengan air es.

Lalu, mereka juga menyiramkan air pel-pelan yang baunya minta ampun. Seolah tak cukup, mereka masih menambahkan lumpur serta sampah yang bisa mereka temukan di sekitar sana ke atas kepalaku.

Setelah melihat keadaan ku yang mengenaskan, barulah mereka pergi dengan tertawa puas. Aku terbatuk-batuk karena air yang mereka siramkan membuatku menggigil. Apalagi kondisi hari itu yang cukup berangin, membuat flu lebih cepat menyerang ku.

"Ck, sial! Baru juga hari pertama, tapi sudah malang begini!" decak ku sebal.

Susah payah aku berusaha bangkit. Meski basah kuyup serta rasa nyeri karena tamparan dan tendangan mereka, aku masih bisa menahannya.

Tiba-tiba aku mendengar suara dari semak-semak di belakang tubuhku. Seketika aku meremang, karena takut jika itu adalah hewan melata.

"Ck, Ck, Ck! Bau sekali!"

Aku langsung menoleh saat mengenali suara yang barusan menyapa indra pendengaran ku. Aku langsung mengeram kesal melihat ada Abizar yang muncul di balik pohon-pohon rimbun di belakang.

"Sejak kapan kamu di sana?!" pekik ku bercampur kesal.

"Sejak tadi!" balasnya enteng.

Aku mendelik melihat sikap santai Abizar. Sejak tadi dia di sana, tetapi dia malah hanya menonton tanpa menegur mereka.

"Kamu gila! Kamu cuma diam melihat aksi pembullyan seperti tadi? Otakmu di mana Abizar?!" bentaku pada pemuda yang saat ini menyandang status 'Suamiku'.

"Kalau kamu tidak menyinggung mereka, mana mungkin mereka melakukan itu," kata Abizar.

Aku mendelik kesal. Dia pikir aku segabut itu sampai harus menyinggung mereka di hari pertama ku di sekolah ini? Lagian yang mereka permasalahkan itu gara-gara dia yang asal narik aku ke gudang.

"Apa kamu tidak dengar atau memang pura-pura tuli, hah? Mereka kira aku godain kamu tadi, makanya mereka bisa semarah itu!" murka ku pada Abizar.

"Ini semua salahmu!" Aku menunjuk wajahnya. Namun Abizar langsung menepis tanganku.

"Kalau kamu tidak ada niatan mengganggu Keyla, aku juga tidak akan menarik mu ke sana!" balas Abizar balik menyalahkan ku.

Aku terkekeh miris. "Aku mengganggu, Keyla?" Aku tertawa sumbang. Wah, bagus sekali. Hanya ingin menumpang untuk pulang, sudah dianggap mengganggu Keyla, begitu?

"Karena kamu sangat melindungi Keyla, kenapa kamu tidak menikahi dia saja? Sekarang, sana, pergi pada Keyla! Bilang kalau orang yang dijodohkan padanya adalah kamu. Bilang sama Keyla! Lagian kalian sama-sama suka, kan?! Ngapain kamu masih setuju menikah denganku, Bajingan!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Tangisan Penat

    Setelah kejadian tak mengenakan beberapa hari yang lalu, hubungan ku dan Abizar semakin senyap. Meski pemuda itu sudah mau bergabung bersama di meja makan, namun sikapnya masih acuh tak acuh padaku. Yah..., terserahlah! Aku juga sudah muak kepadanya. Dapat ku rasakan beberapa kali pemuda itu menatapku saat kami bertemu di meja makan. Namun aku berusaha mengabaikannya lantaran jika balik ku tatap, Abizar akan mengalihkan pandangannya.Menyebalkan bukan?! Untuk selanjutnya, aku ingin menjalani kehidupan sekolah ku dengan nyaman. Setelah lulus SMA, aku akan membicarakan masalah perceraian kami ke kedua orangtua Abizar. Ku hembuskan napas berat mengingat semua beban yang harus aku tanggung sekarang. Aku hanya menatap kosong pada kumpulan bunga pada taman di depan rumah Abizar. Meski di tengah gelapnya malam, bunga-bunga mawar yang berjejer itu terlihat indah dengan sedikit memantulkan cahaya lampu penerangan di taman. Angin malam yang lembur membawa aroma mawar yang memabukkan, tetapi

    Last Updated : 2024-11-12
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Dia Mulai Beda

    Baru saja aku hendak melangkah, suara Abizar menghentikanku. Jantungku seperti ingin copot. Gugup bercampur malu, apalgi yang mau dia bicarakan denganku? Aku menghela napas sebelum berbalik menghadapnya.Mata Abizar tajam menatapku, seolah sedang menimbang sesuatu. Dahinya sedikit berkerut, membuatku semakin tak nyaman. Aku tersenyum canggung, berusaha menyembunyikan kegugupanku.“Ada yang bisa kubantu?” tanyaku, mencoba terdengar santai.Aku berharap wajah sembabku tak terlalu mencolok. Tatapan Abizar begitu menusuk, membuatku ingin berbalik saja. Namun, dia tetap diam. Ketenangannya justru semakin mengintimidasiku.‘Apa sih? Kenapa malah diam? Bicara sesuatu, dong!’ batinku mulai frustrasi.Kakiku mulai kesemutan, sementara Abizar masih terpaku menatapku tanpa sepatah kata pun. Aku menggigit bibir, lalu akhirnya memberanikan diri bersuara.“Maaf, ada apa ya? Ka-kalau tidak ada, aku mau ke kamar dulu.”Abizar seperti tersadar dari lamunannya. Sekilas aku melihat dia menelan ludah sebe

    Last Updated : 2024-11-14
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Pelajaran KesukaanKu!

    Aku berjalan menuju gerbang sekolah dengan langkah cepat, berharap bisa segera masuk tanpa gangguan. Namun, takdir sepertinya masih suka bermain-main denganku.Sebuah mobil mewah berhenti tidak jauh dari gerbang, dan aku langsung mengenali pengemudinya yang baru keluar dari sana, Keyla.Gadis itu turun dengan anggun dari dalam mobil, lalu tatapannya langsung menangkap sosokku yang berjalan kaki. Senyum penuh ejekan segera terukir di wajahnya.“Eh? Kok jalan kaki?” serunya dengan nada mengejek. Langkahnya ringan saat mendekatiku, sementara aku berusaha menahan napas agar tidak langsung kehilangan kesabaran.Aku hanya diam, berharap dia cepat bosan dan pergi. Namun, tentu saja Keyla tidak akan melewatkan kesempatan untuk menyindirku.“Ke mana sopir keluarga Bimantara? Kok nggak ada yang nganterin kamu? Jangan bilang mereka udah nggak peduli sama kamu, ya?” Keyla tertawa.Aku menghembuskan napas pelan. Wajah Keyla nampak sekali tengah mengejekku. Aku menatapnya datar.“Tante Sandra sedang

    Last Updated : 2024-11-17
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Jangan Terlalu Dekat!

    Senja mulai merayap di langit ketika aku menunggu dengan bosan di dalam mobil Abizar. Lantaran si pemilik mobil masih ada rapat OSIS. Tadi dia bilang tidak akan lama. Ternyata semua itu hanya kebohongan belaka karena sampai sekarang, sudah jam 5 lewat dia belum juga nampak.Sebenarnya aku ingin naik taksi untuk pulang duluan. Tetapi Abizar melarang dengan mengancam akan mengadu ke Tante Sandra. Terpaksa aku masih menetap untuk menunggu Abizar agar bisa pulang bersama.Aku memasuki mobilnya secara diam-diam setelah dia memberiku kunci mobilnya. Sekarang aku yang menyesal masuk terlalu cepat karena perutku mulai keroncongan. Jika ingin keluar lagi, aku harus memastikan kondisi di luar aman dan tidak ada yang akan melihatku.Lantaran tidak ingin mengambil resiko. Aku memilih berdiam saja di dalam sana. Beberapa aku ingin terlelap, sampai akhirnya ku dengar suara berisik dari luar.“Abizar, tunggu sebentar!” Terdengar suara Keyra mendekati tempatku.Dan, benar saja! Ketika aku mencoba untu

    Last Updated : 2024-11-18
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Jauhi Abizar!

    Mobil melaju melewati gerbang kediaman Bimantara dan berhenti di depan halaman utama. Begitu mesin mobil dimatikan, aku langsung membuka pintu dan turun tanpa menunggu Abizar.Aku berjalan cepat menuju pintu masuk, tetapi langkahku terhenti ketika suara pintu mobil Abizar dibanting dengan keras. Aku menghela napas panjang. Jelas sekali dia masih kesal.Saat aku hampir mencapai pintu, suara langkah kaki Abizar yang berat terdengar semakin dekat. Dan sebelum aku sempat masuk ke dalam, dia sudah lebih dulu menahanku dengan meraih pergelangan tanganku."Apa?" tanyaku datar, berusaha menahan diri.Abizar tidak langsung menjawab. Sorot matanya tajam, penuh tekanan. Aku tahu dia masih belum puas dengan sikapku di sekolah tadi."Kamu nggak bisa sedikit lebih peka, ya?" suaranya dalam, terdengar seperti sedang menahan diri agar tidak meledak.Aku mendengus. "Aku yang harus lebih peka? Bukannya justru kamu yang bertindak sembrono di sekolah tadi?" Aku menarik tanganku dari genggamannya, menatapn

    Last Updated : 2024-11-19
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Pemuda Asing

    Aku bersiul pelan saat keluar dari kamarku. Sekarang masih di pukul 06.30 tetapi aku harus segera berangkat karena ada jadwal piket kelas. Akan tetapi, saat aku turun ke lantai bawah, aku melihat sosok asing duduk di samping Abizar. Aku terdiam di anak tangga terakhir. Siapa lagi pemuda ini? Dia terlihat akrab dengan Abizar lantaran beberapa kali mengusak rambut Abizar yang biasanya selalu tertata rapi. Tante Sandra juga terlihat sesekali mengomelinya. Lalu mereka semua menyambutnya dengan tawa. Vibesnya sangat berbeda dengan keluarga Bimantara biasanya. “Ah, kemari sayang!” panggil Tante Sandra saat sadar akan keberadaanku. Aku sedikit gelagapan saat semua mata menatap ke arah ku. Karena sudah dipanggil, aku ikut bergabung dengan mereka di meja makan. Aku duduk di samping Tante Sandra yang mana itu tepat di depan pemuda asing tadi. Ketika melihatnya dari dekat, aku baru sadar ada bekas luka di bagian dahi pemuda asing itu. Luka yang terlihat cukup parah karena hampir seperempat w

    Last Updated : 2024-11-20
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Dipanggil Ayah

    Sepanjang pelajaran berlangsung, aku tak bisa fokus. Aku kepikiran masalah tadi pagi. Aku masih penasaran dengan tuduhan Abizar padaku. Belum lagi sikap Kak Rangga yang berubah 180 derajat saat tahu namaku.Sebenarnya apa yang terjadi antara Keyla, Abizar dan Kak Rangga? Lalu, mengapa pula Abizar menuduhku sembarangan seolah kami pernah bertemu di masa lalu. Sekuat apapun aku mencoba mengulik ingatanku, aku tak bisa menemukan memori kebersamaan kami.Aku terkekeh pelan. Abizar pasti salah mengira Keyla adalah aku di masa lalu. Padahal aku sudah pindah dari kota sejak umur 7 tahun. Ya! Pasti dia salah paham."Keyra, maju ke depan!"Aku tersentak saat guru yang menjelaskan di depan memanggil namaku dengan raut wajah marah. Semua mata teman-teman sekelasku juga tengah menatapku. Astaga!Dengan terpaksa aku maju ke depan sesuai instruksi guru. Tatapan tajam Guru itu membuatku kikuk."Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dalam ilmu ekonomi!" tanya guru dengan suara tegas.Aku

    Last Updated : 2024-11-21
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Paksaan dari Ayah

    Tak butuh waktu lama untuk kami tiba di rumah Ayah. Aku menarik napas dalam-dalam sebelum membuka pintu mobil. Entah kenapa perasaanku masih tidak enak sejak Keyla memintaku untuk pulang bersama.“Silahkan, Non!” Aku tersentak karena keduluan Paman Sopir membukakan pintu untukku.“Ah, iya Paman. Terima kasih!” ujarku bercampur malu. Aku buru-buru turun untuk menyusul Keyla yang sudah sampai di depan pintu utama.“Eh, Sopir nggak usah ikut masuk!” kata Keyla dengan bersedekap dada.“Loh, kenapa? Paman juga pengawal yang ditugaskan Tante Sandra, kok. Tenang aja!” jelasku agar Paman bisa masuk juga.“Pokoknya nggak boleh! Papa bilang cuma kamu yang bisa masuk!” tekan Keyla.Aku menatap Paman dengan rasa bersalah. Aku memohon ke paman agar menunggu di luar saja. Meski dengan berat hati, Paman mengiyakan asal aku tidak lama-lama di dalam.Setelah itu, aku ikut Keyla masuk. Kami terus berjalan menuju lantai dua. Sampai ke ruang kerja Ayah, Keyla mengetuk pintunya.“Pa, dia udah di sini!” uja

    Last Updated : 2024-11-22

Latest chapter

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Berita Tak terduga!

    Bel pulang sekolah telah menggema membuat kebanyakan siswa menghela napas lega. Berbondong-bondong mereka bersemangat mengemasi barang-barang ke dalam tas.Berbeda dengan Keyra yang malah melamun memperhatikan luar jendela. Tepukan ringan di bahunya membuat gadis itu terjingkat. Ternyata Giselle dan Ririn telah berdiri di sampingnya.“Ra, udah waktunya pulang. Kamu nggak mau pulang, kah?” tanya Ririn.“Jelas mau, lah! Kamu juga bertanya yang nggak penting gitu,” cibir Giselle sambil menepuk dahinya. Heran dengan pertanyaan absurd Ririn.Keyra tersenyum malu karena tak memperhatikan sekitar. Saat ini kelasnya hampir kosong. Hanya menyisakan mereka bertiga.“Ma-maaf, aku nggak fokus sampe nggak sadar kalo udah jam pulang. Ya udah, yuk, pulang!” kata Keyra mulai membereskan perlatan tulisnya.“Nggak usah minta maaf, Ra. Lagian salahnya Ririn juga asal nyablak. Btw, kamu merasa dia beda nggak?” tanya Giselle.Keyra meringis bingung, lantas menggeleng. Dia menatap Ririn dari atas sampai ba

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Sedikit Bukti

    Kegiatan sekolah semakin menumpuk saat mendekati ujian semester. Keyra yang belum stabil sepenuhnya tetap harus bersekolah. Gadis itu melangkah di koridor dengan wajah lesu, seolah telah kehilangan cahayanya.3 hari Keyra izin dengan alasan sakit. Sejak kejadian di kediaman Sanjaya waktu itu, Keyra menjadi pusat perhatian sejak muncul kembali di sekolah. Sepanjang jalan yang dia lewati ke arah kelasnya, banyak siswa siswi yang berbisik mengungkit kejadian ‘Kolam Berenang’.“Hey, Keyra!” sapa Giselle yang langsung merangkul Keyra. Dia juga baru tiba di sekolah. Melihat Keyra sudah bisa hadir, betapa bahagianya Giselle.Akan tetapi, Keyra hanya membalas dengan tersenyum tipis. Reaksi tak bersemangat dari Keyra itu cukup mengganggu Giselle. Dia yakin pasti ada hubungannya dengan kejadian di pesta Ulang tahun si Kembar.“Ra, are you okay?” tanya Giselle.“Oh-umnt..., Oke, kok. Emang kenapa?” balas Keyra.Giselle tahu bahwa Keyra hanya berusaha terlihat baik-baik saja. Jadi dia tak ingin b

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Melangkah dengan Hati-hati

    Tante Sandra duduk di tepi ranjang sambil menggenggam tangan Keyra yang masih pingsan. Wajahnya tampak cemas, sementara Kak Rangga menatap ke arah jendela dengan rahang mengeras. Di dalam benaknya, dia mulai menyambungkan benang merah untuk kejadian ini.“Sebenarnya apa yang direncanakan Keluarga Sanjaya? Mengapa mereka tiba-tiba mengonfirmasi jika Tante Kinara telah meninggal?” ujar Kak Rangga perlahan.Tante Sandra menggeleng pelan. “Mama juga tidak tahu, Rangga. Sepertinya..., mereka telah melakukan sesuatu kepada Kinara,” kata Tante Sandra mulai menangis.Penyesalan dan rasa bersalah kembali merebak di dadanya kala teringat bahwa dirinya lah yang menjadi Mak Comblang sahabatnya, Kinara, dengan Wira yang merupakan teman suaminya.Seandainya dia tahu Wira seorang bajingan yang kasar dan licik, dia tak akan mendekatkan Kinara pada iblis itu. Namun apalah daya. Nasi sudah menjadi bubur. Yang tersisa hanyalah penyesalan dan tak mungkin bisa memperbaiki hubungannya kembali dengan Kinara

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    TEKANAN

    Perlahan mata Keyra mulai terbuka. Dia mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina. Sesaat otak Keyra masih memproses ingatannya. Hingga gadis itu benar-benar sadar sepenuhnya."ARRGHHH!"Sontak gadis itu memekik heboh sambil melompat dari ranjang. Dia ingat terakhir kali masih berada di kediaman Sanjaya dalam rangka merayakan ulang tahunnya. Lalu sampai kejadian terakhir saat dia jatuh ke kolam bersama Keyla dan dimarahi ayahnya.Keyra menutup mulutnya yang hampir berteriak lagi saat melihat dirinya di pantulan cermin. Dia sudah berganti dengan piyama tidur. Siapa yang mengganti gaun basahnya?Dia ingat, Abizar yang datang untuk menyelamatkannya. Hanya saja, setelah itu dia tak tahu apa yang terjadi karena sakit kepalanya kumat.'Pasti keluarga Bimantara membawaku pulang. Astaga, apa yang harus aku katakan pada mereka? Aku belum siap bertemu mereka.'Gadis itu menggigit bibir bawahnya teringat hal yang disampaikan oleh Ayah dan Kakeknya mengenai Ibu. Meski

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Kecurigaan

    “Abizar, sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Tante Sandra.Saat ini mereka telah berkumpul di ruang keluarga setelah menggantikan pakaian basah Keyra serta memastikan gadis itu terlelap. Tante Sandra gelisah melihat kondiis Keyra yang masih sedikit sesegukan meski matanya sudah terpejam.Abizar yang ditanyai menghela napas berat. Dia menegakan tubuhnya dengan wajah yang berkerut, mengingat kejadian di kediaman Sanjaya.“Tadi kami sudah pindah ke halaman depan, Ma. Hanya Keyra dan Keyla yang berada di samping kolam. Setelah itu, kami mendengar suara teriakan dari arah kolam. Saat aku ke sana, mereka sudah sama-sama tenggelam,” jelas Abizar.Mendengar penjelasan itu, Kak Rangga mendengus pelan. Sepertinya dia sudah bisa menebak apa yang terjadi dengan si Kembar. Apakah Abizar tak bisa melihat kebenarannya? Atau hanya berusaha menutupi kebenaran demi gadis kesayangannya?Reaksi Kak Rangga barusan membuat semua orang menatapnya heran. Terutama Abizar, karena Kakaknya terlihat sedang terta

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Jangan Sakiti Istriku!

    Di pinggir kolam, para tamu bergerombol melihat kondisi dari dua gadis yang sedang berulang tahun hari itu. Keyla memeluk erat Abizar, seolah tak mau melepaskan. Sedangkan, Keyra dengan tubuh bergetar hebat berusaha ditenangkan oleh dua sahabatnya.Kerumunan itu semakin padat. Sudut bibir Keyla terangkat. Sesuai dengan rencananya, mereka telah menjadi pusat perhatian. Bahan bakarnya sudah siap, hanya butuh percikan api.Keyla memulai dramanya dengan terbatuk pelan. Dengan ekspresi yang dia buat ketakutan, dia menggigil dan merapatkan tubuhnya ke Abizar. Matanya berkaca-kaca, tubuhnya tampak gemetar hebat."A-Abizar... A-aku takut... Aku nggak bisa napas di dalam air...," suaranya bergetar, penuh kepanikan.Abizar menghela napas, menatap Keyla yang tampak sangat ketakutan. Yang dia tahu bahwa gadis itu memiliki fobia terhadap kedalaman. Abizar pernah menjahili si Kembar saat usia 5 tahun. Dari situlah Keyla pasti benar-benar trauma terhadap kolam dan kedalaman.Tak jauh beda kondisinya

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Jatuh Ke Kolam

    Halaman samping sudah kosong, menyisakan Keyla dan Keyra saja. Setelah memastikan kondisi aman, Keyla tiba-tiba mendorong kembarannya.“Menjauh dari Abizar!” sentak Keyla.Keyra yang mendapat serangan tiba-tiba tentunya bingung. Alisnya tertekuk karena tak merasa menyinggung Keyla akhir-akhir ini.“Maaf Keyla. Aku nggak tahu apa maksudmu. Tapi... untuk menjauhi Abizar, sepertinya untuk sekarang aku nggak bisa,” ujar Keyra.Dia terbayang desakan dari keluarga Bimantara yang mengikatnya serta kecurigaan yang berhubungan dengan hilangnya ibunya. Keyra tak bisa meninggalkan kediaman itu sebelum tahu jawabannya.“Kalau gitu, stop Caper sama dia! Stop sengaja nempel-nempel ke dia! Apalagi sengaja keliatan kasihan di depan dia,” cerca Keyla.Keyla menghela napas berat. Dia bosan melihat sikap posesif Keyla terhadap Abizar. Juga bosan terus-terusan dituduh begini.“Keyla, ada yang harus aku luruskan terlebih dahulu. Suamiku, orang yang menikah denganku adalah-”“Abizar!” potong Keyla cepat. G

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Menghancurkanmu

    Keyla kembali ke halaman samping bersama teman-temannya. Di sana dia melihat pemandangann yang mengiritasi matanya. Keyra dengan murah hati memotong kue ulang tahun mereka menjadi kecil-kecil dan membagikannya ke seluruh tamu yang ingin mencicipi.Namun bukan hanya itu saja yang membuat Keyla semakin jengkel pada kembarannya. Keyra membagikan kue itu bersama dengan Abizar yang menjadi momen itu terlihat begitu manis.“Silahkan! Ambil saja, jangan malu-malu. Jika satu potong kurang, kalian bisa ambil lagi,” ujar Keyra dengan ramah. Dia mengambil piring kecil oleh masing-masing orang, lalu mengambilkan sepotong kue sebelum diberikan kembali kepada yang punya.“Abizar! Bisa lebih cepet nggak sih motong kuenya? Udah mau kehabisan, nih!” dumel Keyra pada Abizar yang memegang pisau potong.“Sabar lah! Bawel banget!” balas Abizar mulai kesal.Ngapain juga dia mendadak jadi asisten Keyra untuk memotong kue-kue ini? Padahal tadi niat Abizar ingin langsung bertanya ke Keyra mengenai hal-hal yan

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Lebih Diperhatikan

    Abizar mendatangi Keyra yang masih belum menyadari kedatangannya. Hatinya semakin gelisah melihat gadis itu tampak linglung, seolah pikirannya melayang ke tempat lain. Alisnya berkerut dalam, lalu dia memanggilnya."Keyra!"Gadis itu tersentak. Dia mendongak, dan tatapannya langsung bertemu dengan Abizar. Seketika, tangannya mengepal di atas paha. Pikirannya langsung teringat pada percakapan dengan ayahnya.‘Dia ke sini? Aku harus menanyakan soal Ibu. Abizar pasti tahu sesuatu.’Keyra segera berdiri, ingin menghampiri Abizar. Namun, dia kalah cepat.Tiba-tiba, Keyla sudah lebih dulu menggandeng lengan Abizar dengan erat, seolah tak ingin memberinya kesempatan mendekati Keyra."Emm, Abizar. Acara utama ulang tahunku akan dimulai. Ayo kita bersiap ke sana!" ujar Keyla, tersenyum manis sambil menunjuk meja tempat kue berada.Abizar diam sejenak. Matanya yang tajam menatap Keyla dengan penuh ketidaksukaan. Namun, gadis itu tetap bertahan dengan senyumannya, berpura-pura tak menyadari tata

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status