Share

BAB 17 Jangan sebut nama pria lain

Damar menggelengkan kepalanya, mana Damar tahu apa yang dirasakan istrinya saat ini. Tapi pikirannya malah melayang ke adegan semalam. Damar mengira Soraya tidak puas dengan performanya.

“Tidak,” jawabnya singkat.

“Yang jelas saat ini aku sedang bahagia, mempunyai keluarga,” ucap Soraya sambil tersenyum.

Damar ikut tersenyum, dia ikut senang melihat Soraya yang bahagia. Orang bilang beruntung sekali menjadi Soraya, melepas lelaki sampah mendapatkan mutiara yang berharga.

“Syukurlah kalau begitu, ayo masuk, kita sudah telat,” ucap Damar sembari membuka pintu mobil.

“Baiklah,” balas Soraya sembari masuk ke mobil.

Sepanjang perjalanan ke kantor mereka asyik mengobrol menceritakan tentang masa lalu masing-masing. Damar sedikit berbicara sedangkan Soraya yang antusias menceritakan bagaimana kehidupannya saat tinggal di rumah keluarga Kwong. Kisah cintanya dengan Cakra yang kandas karena orang ketiga.

“Cukup!” seru Damar sambil menempelkan jari telunjuknya di bibir Soraya agar dia diam.

“Ad
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status