Share

Rencana Picik

Emosi Samira yang sudah mencapai ubun-ubun itu bangkit berdiri. Jari telunjuknya mengarah ke depan tepat diujung hidung Lala.

Namun, belum sempat menumpahkan amarahnya, Morgan sudah menarik tangannya dan meremasnya dengan lembut.

Spontan Samira menggeser pandangannya ke Morgan yang tampak tenang itu. Raut wajahnya tidak menunjukkan kemarahan dengan penghinaan Rosa dan Lala barusan kepadanya.

"Tidak perlu marah, Sayang. Semua yang dikatakan Rosa dan Tante Lala itu benar, suamimu ini miskin! Selama ini cuma bisa mengandalkan uang kamu untuk kebutuhan sehari-hari kita." Tenang Morgan berkata. Tangannya berpindah merangkul lembut bahu Samira.

Sementara ketiga orang di depan mereka sampai ternganga dengan jawaban tenang Morgan itu. Bahkan pria itu tidak tersinggung ataupun marah sedikitpun.

Lebih lagi sikapnya yang begitu manis dan hangat memperlakukan Samira yang tersulut emosi, sampai Samira bisa kembali tenang dan nyaman.

Morgan mengangkat pandangannya menatap ketiga orang di depanny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status