Share

Disambut Istri Muda Ayahnya

Waktu terus memutar, hingga tiba malam yang juga kian larut. Samira melepas ponsel yang sedari tadi dalam genggaman erat tangannya.

Sudah tujuh jam yang lalu ia hendak menelepon sang papi namun hingga detik ini belum berani menekan nomor teleponnya.

"Apa perlu memberitahu Papi tentang kehamilan ini?" Samira seakan bertanya kepada dinding kamar yang diam bisu.

"Papi pasti akan berkata ini berita baik!" Lagi-lagi Samira mendesah dalam kebingungan dan keputusasaannya.

Jari-jemarinya mencengkram seprai yang kusut.

Lama berpikir namun tidak juga menemukan satu ide yang bisa mengeluarkannya dari beban beratnya ini.

Bunyi nyaring perutnya yang kosong terdengar. Samira baru sadar sejak pagi belum makan. Karena terburu-buru ke kantor tadi pagi, sampai-sampai ia tidak sempat mengisi perutnya.

Samira mengganti seragam kerjanya dengan kimono tidur. Kemudian keluar kamar menuju dapur. Berharap ada sepotong roti atau makanan lain yang bisa mengisi perutnya yang mulai terasa perih dan panas.

Sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status