Share

Pengakuan Sang Atasan

"Sudah lama saya ingin mengatakan ini kepadamu, Samira. Namun, karena kesibukan pekerjaan maka sekarang saya baru sempat mengatakannya."

Samira mempererat pegangannya pada sisi pintu, sesaat mengumpulkan kekuatannya untuk menjawab. "Terimakasih, tapi saya tidak berhak merebut kebahagiaan orang lain."

"Itu benar. Tapi, tidak ada yang tidak mungkin asal kamu mau saja."

Jawaban apa itu? Benar-benar tidak punya hati! Seandai ia mau, apa pak Baroto tidak berpikir rasa sakit menantu cucunya itu?

Samira kesulitan menguasai getaran tubuhnya. Namun, mau tak mau ia harus segera berlalu dari sana. Sebelum semua pengakuan pak Baroto melumpuhkan semua kekuatan tubuhnya.

Setengah menyeret kedua kakinya, Samira melanjutkan langkahnya kembali ke ruangannya. Gemuruh dadanya meningkat, dahinya berkeringat dingin, dan telapak tangannya mengepal kaku.

Selama ini hubungannya dengan pak Baroto memang sangat baik dalam pekerjaan. Samira juga merasa nyaman selama menjadi bawahannya. Tapi ia tidak menyan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status