Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan

Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan

last updateLast Updated : 2025-04-30
By:  NawankWulanUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
10Chapters
184views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Calon suamiku membatalkan pernikahan di hari H demi menikahi adikku yang katanya lebih cantik dan berpendidikan. Tiga kali nyaris menikah, tiga kali pula calon suamiku direbutnya. Siapa sangka tiba-tiba datang laki-laki yang siap menjadi pengantin pengganti. Dia yang dihina miskin karena hanya memberi mahar empat ratus ribu itu ternyata seorang CEO.

View More

Chapter 1

BAB 1

"Maaf saya nggak bisa melanjutkan acara ini. Pernikahan saya dengan Senja sebaiknya dibatalkan saja," ucap mempelai laki-laki itu dengan tegas. 

Wajahnya tak menampakkan penyesalan, justru terlihat lebih lega dan tenang. Di sudut lain, mempelai wanita dengan gaun putih gadingnya yang elegan tampak menitikkan air mata. Apalagi saat para tamu undangan mulai riuh, bergosip, berbisik bahkan ada yang mulai menyalahkannya. 

"Apa maksudmu bicara seperti itu, Di? Kenapa nggak bilang jauh-jauh hari kalau memang ingin membatalkan pernikahan ini? Kasihan Senja kamu perlakukan seperti ini," ungkap laki-laki yang duduk di kursi roda itu. Anwar, dia adalah bapak kandung mempelai perempuan. 

"Maafkan saya, Om. Saya benar-benar nggak sanggup menikah dengan anak sulung, Om. Tapi Om Anwar tak perlu risau, saya akan tetap menjadi menantu Om jika Om mengizinkan saya menikah dengan Abel." 

Istighfar terdengar nyaris bersamaan di ruangan itu. Anwar pun berkaca-kaca. Ingin rasanya mengamuk dan memaki, tapi putri sulungnya itu seolah tak mengizinkan. Senja menggenggam erat punggung tangan bapaknya yang kini berdebar tak karuan. 

"Saya mencintai Abel, Om. Cinta saya pada Abel jauh lebih besar dibandingkan cinta saya pada Senja. Jadi--

"Jadi, kamu ingin menikah dengan Abel bukan dengan Senja, begitu?" tanya Anwar memastikan. Meski dengan suara bergetar menahan geram dan emosi, tapi sebagai seorang bapak dari kedua anak gadisnya, dia tetap harus menjadi penengah dan pemberi keputusan. 

"Benar, Om. Saya ingin menikahi Abel," balas Adi kembali meyakinkan. 

"Izinkan kami menikah, Pak. Bukan maksudku menikung Mbak Senja, tapi mau bagaimana lagi kalau memang calon suaminya lebih memilihku dibandingkan dia. Namanya cinta kan nggak bisa dipaksa." Kini Abel menimpali. 

Gadis itu sepertinya sudah menyiapkan semuanya, terbukti dia pun berdandan layaknya pengantin dengan kebaya warna salem yang menawan. 

"Kamu sudah tahu rencana Mas Adi, Bel?" lirih Senja di tengah isaknya. 

"Aku juga baru tahu beberapa jam lalu, Mbak. Awalnya dia ragu, tapi setelah kuminta dia berpikir lagi dan lagi akhirnya yakin jika keputusannya ini sudah bulat. Kamu nggak bisa menyalahkan aku ya, Mbak. Ini bukan kali pertama kejadian seperti ini karena dua calonmu sebelumnya pun melakukan hal yang sama. Mereka lebih memilihku dibandingkan kamu. Wajar mereka begitu karena dari sudut manapun sepertinya aku memang lebih cantik. Benar kan?" balas Abel begitu angkuh seolah tak merasa bersalah dan tak berempati sedikitpun pada kakaknya. 

Bulir bening kembali menetes di kedua sudut mata Senja. Dia tak menyangka jika kisah cintanya kali inipun gagal karena adiknya senasabnya itu. 

"Abel! Jaga bicaramu. Seperti apapun kakakmu, dia yang sudah menyekolahkanmu sampai lulus SMA bahkan membiayai kuliahmu sampai sarjana. Kamu nggak akan bisa seperti sekarang tanpa bantuannya," bela Anwar tak terima anak sulungnya disudutkan oleh adiknya sendiri, apalagi di depan banyak orang seperti ini. 

"Ini! Ini yang paling kubenci dari bapak. Bapak selalu membela Mbak Senja. Bapak nggak pernah mengerti perasaanku selama ini. Bapak pilih kasih. Karena itu pula aku semakin merasa nggak bersalah tiap kali menyakiti Mbak Senja. Kalau bapak nggak lumpuh,dia juga nggak mungkin rela jadi tulang punggung keluarga, Pak. Dia nggak mungkin mau membiayai sekolah dan kuliahku," cerocos Abel tanpa jeda, membuat hati Senja semakin terasa sakit seperti teriris sembilu. Perihnya tak terkira. 

Pengorbanan dan perjuangannya selama ini untuk keluarga terutama adiknya seolah tak ada artinya. Dia benar-benar tak menyangka jika adiknya masih menyimpan dendam, padahal selama ini dia sudah cukup banyak berkorban waktu, tenaga dan perasaan. 

Suasana semakin gaduh. Keributan di antara para tamu pun tak terelakan lagi.

"Benar kan dugaanku? Mempelai laki-laki pasti lebih memilih adiknya, secara memang jauh lebih cantik dan menarik. Mana masih muda pula," bisik seorang wanita yang disetujui ibu-ibu lainnya. 

"Mungkin ada alasan lain, Bu. Bukan karena Abel yang lebih cantik."

"Mana mungkin alasan lain. Dua calon sebelumnya pun lebih memilih adiknya, meski akhirnya cinta mereka kandas di tengah jalan."

"Sepertinya kali ini Abel sudah lelah berpacaran, makanya siap menikah dengan laki-laki itu. Semoga saja setelah menikah, kelak dia tak lagi menjadi duri kisah cinta kakaknya." 

Batin Senja semakin terluka mendengar ucapan miring mereka. Ketiga kalinya dia dijodohkan dan nyaris menikah, tapi ketiga kalinya pula calon suami membatalkan perjodohan. Alasannya mungkin memang sama, lebih memilih menjalin hubungan dengan adiknya yang lebih cantik dan seksi. 

"Ya Allah, Adi. Kenapa kamu mempermalukan ibu begini?" lirih Kalina, ibu kandung Adi dengan berurai air mata. 

Wanita paruh baya itu sebenarnya memilih Senja sebagai menantunya. Kalina merasa cocok dan sudah menganggap Senja seperti anaknya sendiri. Tak menyangka jika harapannya luntur seketika saat anak semata wayangnya itu justru memilih Abel sebagai calon istri. 

"Maafkan Adi, Bu. Adi nggak bisa membohongi perasaan ini," balas Adi sembari memeluk ibunya. 

"Kenapa dadakan begini? Kenapa nggak jauh-jauh hari jika ingin membatalkan acara pernikahannya. Kasihan Senja, Nak. Dia pasti akan malu dan menjadi perbincangan banyak orang," ucap Kalina lagi diiringi isaknya yang terdengar lirih. 

"Maaf, Bu. Adi harus menikahi Abel apapun dan bagaimanapun caranya." 

Kalina mendongak. Dia menatap lekat wajah tampan anaknya, mencoba mencari tahu alasan apa yang membuat anak semata wayangnya itu mengkhianati calon menantu kesayangannya.  

"Apa alasanmu membatalkan pernikahan ini, Mas? Tolong jawab pertanyaanku agar aku bisa lebih ikhlas menerima keputusanmu," tanya Senja setelah mencoba menenangkan batinnya yang terluka. 

"Aku nggak bisa mengatakannya, Ja. Aku takut membuatmu semakin terluka. Maaf." 

"Katakan saja yang sejujurnya, Mas. Dengan kejujuranmu, InsyaAllah akan membuatku lebih ikhlas menerima takdirNya."

"Kamu yakin?" Senja mengangguk pasrah dan berusaha menenangkan hatinya. 

"Alasannya sama seperti dua calon lainnya. Abel benar, aku memang lebih menyukainya karena dia cantik. Penampilannya yang menarik dan seksi membuatku tak malu sebagai seorang pacar dan suami nantinya. Kamu terlalu polos, Senja. Tak tahu fashion dan sibuk dengan dunia kerjamu sampai tak memikirkan penampilanmu sendiri. Namanya lelaki pasti lebih menyukai perempuan yang sedap dipandang, sementara kamu-- 

"Stop! Jangan lanjutkan ucapan sampahmu itu!" sentak Anwar begitu emosi. 

Kedua tangannya mengepal, nyaris melayangkan kepalannya ke wajah laki-laki itu andai Senja tak menarik tangannya kuat-kuat. 

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
10 Chapters
BAB 1
"Maaf saya nggak bisa melanjutkan acara ini. Pernikahan saya dengan Senja sebaiknya dibatalkan saja," ucap mempelai laki-laki itu dengan tegas. Wajahnya tak menampakkan penyesalan, justru terlihat lebih lega dan tenang. Di sudut lain, mempelai wanita dengan gaun putih gadingnya yang elegan tampak menitikkan air mata. Apalagi saat para tamu undangan mulai riuh, bergosip, berbisik bahkan ada yang mulai menyalahkannya. "Apa maksudmu bicara seperti itu, Di? Kenapa nggak bilang jauh-jauh hari kalau memang ingin membatalkan pernikahan ini? Kasihan Senja kamu perlakukan seperti ini," ungkap laki-laki yang duduk di kursi roda itu. Anwar, dia adalah bapak kandung mempelai perempuan. "Maafkan saya, Om. Saya benar-benar nggak sanggup menikah dengan anak sulung, Om. Tapi Om Anwar tak perlu risau, saya akan tetap menjadi menantu Om jika Om mengizinkan saya menikah dengan Abel." Istighfar terdengar nyaris bersamaan di ruangan itu. Anwar pun berkaca-kaca. Ingin rasanya mengamuk dan memaki, tapi
last updateLast Updated : 2025-04-29
Read more
BAB 2
"Kamu benar-benar keterlaluan, Adi. Teganya memperlakukan Senja seperti ini. Apa kamu tak tahu bagaimana posisinya sebagai tulang punggung keluarga? Bagaimana mungkin kamu bisa membandingkan dia dengan Abel hanya karena masalah cantik dan modis. Meski mereka sama-sama anak bapak, jelas tanggungjawab mereka berbeda. Abel hanya sibuk kuliah dan kehidupannya sebagai anak muda, sementara Senja sibuk kerja demi memenuhi kebutuhan keluarga. Nyaris lima bulan kalian dijodohkan bersama, seharusnya kamu tahu bagaimana kehidupan kami sebenarnya. Tak pantas kamu memperlakukan anakku seperti ini!" pungkas Anwar begitu geram. Wajahnya merah padam, emosinya meledak seketika. "Maafkan saya, Om. Ini hanya ungkapan perasaan saya yang sebenarnya dan saya hanya berusaha jujur seperti permintaan Senja. Maaf jika kata-kata saya melukai hati Om ataupun Senja." "Cukup, Adi. Ibu juga nggak mau mendengarnya," lirih Kalina yang merasa begitu bersalah pada Senja dan keluarganya. "Bapak ini gimana sih? Itu ka
last updateLast Updated : 2025-04-29
Read more
BAB 3
"Siapa dia?" Suara itu terdengar sahut menyahut. Pandangan mereka beralih pada Senja yang masih bergeming di tempatnya. Dia sendiri tak mengenali laki-laki itu, bahkan dia merasa baru kali ini bertemu dengannya. "Kamu kenal dengannya, Ja?" tanya Anwar pada anak sulungnya yang masih tampak shock. Senja menggeleng pelan. "Kenapa dia tahu namamu? Bahkan izin menikahimu?" Anwar begitu penasaran sosok laki-laki yang tiba-tiba melamar anak kesayangannya itu. "Senja benar-benar nggak tahu, Pak. Senja juga nggak kenal bahkan sepertinya baru kali ini bertemu dengannya," balas Senja lagi begitu meyakinkan. "Nah kan. Ternyata ada lelaki lain yang dekat dengan Mbak Senja selain kamu loh, Mas. Jangan-jangan mereka berselingkuh di belakangmu. Keputusanmu memang tepat meninggalkan dia. Jadi, kamu tak perlu merasa bersalah sudah membatalkan pernikahanmu dengannya," timpal Adel dengan senyum liciknya, seolah kesempatan baginya untuk menjelekkan Senja lagi. Adel memang tak terima menjadi bahan ce
last updateLast Updated : 2025-04-29
Read more
BAB 4
Tentang LANGIT ~~~"Papa mau menikah, Lang." Dimas Kuncoro menghentikan langkah Langit yang akan memasuki kamarnya. Dua lelaki itu pun saling tatap lalu Langit mengikuti papanya duduk di sofa. "Sudah lima tahun mamamu pergi. Papa nggak mau tenggelam dalam kesedihan terus menerus. Papa butuh seseorang untuk menemani papa menua," sambung laki-laki berusia lebih dari setengah abad itu. "Papa yakin?" Langit menyandarkan punggungnya ke sofa lalu kembali menoleh pada papanya yang menghela napas panjang. "Papa sudah menemukan calon pendamping yang cocok. Besok malam, papa kenalkan padamu." Langit mengangguk. Kesibukannya mengurus perusahaan properti milik papanya membuat Langit jarang di rumah. Dia sering menghabiskan waktu di kantor atau ke luar kota sampai beberapa hari. Mungkin hal itu pula yang membuat Dimas merasa kesepian setelah istrinya tiada. "Kamu setuju papa menikah lagi?" ulang Dimas untuk meyakinkan diri. "Asal dia wanita baik-baik dan tulus menyayangi papa, aku setuju
last updateLast Updated : 2025-04-29
Read more
BAB 5
Tentang LANGIT~~~"Tasya Putri Abdullah. Begitu nama lengkapnya, Pa." Langit tersenyum miring sembari menatap tajam perempuan di depannya yang mulai gelisah. Dimas tampak kaget mendengar ucapan anak semata wayangnya itu. "Kalian sudah saling kenal?" Dimas menatap Langit dan Tasya bergantian. "Oh, tentu, Pa. Kebetulan dia juniorku di kampus dulu. Silakan masuk calon Nyonya Dimas Kuncoro," ucap Langit lagi sembari mempersilakan Tasya masuk ke rumahnya. "Langit! Kenapa sikapmu aneh begitu?" Dimas mengernyit. Dia sedikit curiga dengan sikap Langit yang begitu kaku, sementara calon istrinya mendadak pias dan gelisah. "Hidangan sudah siap. Silakan dinikmati, Mama Tasya," sindir Langit lagi semakin membuat Tasya salah tingkah. "Langit! Kamu kenapa sih aneh begitu? Ada masalah?" Langit menarik kursi makan lalu mendudukinya. Dia kembali menatap papa dan kekasihnya yang duduk di seberang meja. "Nggak ada masalah kok, Pa. Sepertinya justru papa yang sedikit bermasalah." "Maksud kamu?"
last updateLast Updated : 2025-04-29
Read more
BAB 6
Tentang LANGIT ~~~"Kamu sudah dewasa, Lang. Bukan anak kecil lagi. Kenapa nggak bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Bukannya dulu kamu sempat bilang kalau kekasihmu pekerja keras, baik dan nggak pernah neko-neko. Itu artinya penilaian kamu sama papa nggak ada bedanya. Kita menilai orang yang sama. Bagaimana mungkin sekarang penilaianmu berbanding terbalik setelah tahu Tasya memilih papa dibandingkan kamu?" Langit menghela napas panjang. Dia benar-benar tak menyangka jika papanya yang begitu bijak dan cermat itu terlalu gegabah memilih pendamping hidup. "Papa sudah memutuskan kalau Tasya akan tetap menjadi pengganti mama kamu. Kalau kamu nggak suka, hidup mandiri di luar jauh lebih baik daripada terus menyudutkan papa dan Tasya. Bukankah papa sudah membekalimu ilmu? Seharusnya kamu berani berdiri sendiri dan buktikan kalau kamu bisa sukses dengan caramu sendiri." Kalimat panjang itu tak mendapatkan balasan apapun dari Langit. Dia hanya menatap papanya beberapa saat la
last updateLast Updated : 2025-04-29
Read more
BAB 7
"Hanya ada uang empat ratus ribu, Pak. Maaf kalau saya belum mempersiapkan mahar terbaik untuk Senja." Langit mengambil empat lembar uang seratus ribuan itu lalu menyimpan kembali dompetnya ke saku celana. "Nggak apa-apa. Yang penting ada maharnya. Kalau Senja gimana? Ridho dengan mahar itu? Yakin kalau pernikahan ini tak salah?" Penghulu yang sedari tadi menyaksikan keributan di rumah itu pun ikut berkomentar. "InsyaAllah yakin, Pak. Saya ridho dengan mahar apapun dan berapapun. Lagipula bukankah sebaik-baik mahar adalah mahar yang paling mudah atau ringan?" Senyum tulus Senja kembali membuat dada Langit berdebar. "Kamu benar. Setidaknya bukan hal yang menyulitkan salah satu pihak." Penghulu kembali menimpali. Anwar pun mengangguk. "Memang beda ya, mahar yang dibawa Adi itu satu motor dan perhiasan 20 gram," bisik salah seorang kerabat. "Abel cantik, wajar Adi membuktikan cintanya dengan mahar yang pantas," sahut yang lain. "Lagipula Adi memang niat menikahi Abel, dia menikah
last updateLast Updated : 2025-04-30
Read more
BAB 8
Akad nikah usai. Penghulu meminta mempelai perempuan untuk mencium punggung tangan suaminya masing-masing sebagai bentuk penghormatannya setelah sah berstatus istri. "Untuk mempelai perempuan silakan cium tangan suaminya," perintah penghulu pada kakak beradik itu. Abel yang terbiasa mesra dengan Adi pun tak ada canggung-canggungnya. Abel buru-buru menarik dan mencium punggung tangan suaminya. Sepasang suami istri tertawa bersama seolah kebahagiaan itu hanya milik mereka berdua. "Akhirnya sah. Nggak perlu sembunyi-sembunyi lagi ya, Mas." Senja melirik Abel yang berbisik ke telinga suaminya. Meski sudah memiliki kehidupan masing-masing, wajar jika Senja masih sesakit itu tiap kali mengingat pengkhianatan orang-orang yang disayanginya. "Aku seneng banget bisa sah menjadi istrimu, Mas. Kelak kita akan melahirkan anak-anak yang cantik dan tampan." Adi mengangguk lalu mencium pipi istrinya, sementara Senja masih terdiam. Dua kali penghulu memanggil namanya, dua kali pula Senja masih m
last updateLast Updated : 2025-04-30
Read more
BAB 9
"Kalian pulang saja. Aku akan baik-baik saja di sini. Jangan bikin mereka curiga," ujar Langit setengah berbisik pada asisten dan body guardnya. Kedua laki-laki itu memang selalu setia menemani Langit ke mana-mana. Maklum, selain putra tunggal pengusaha properti yang cukup ternama, sekarang Langit juga tak kalah populer. Oleh karena itulah harus ada yang menjaganya ke sana-sini, khawatir ada orang jahat ataupun suatu hal yang tak diinginkan terjadi. Setelah tiga tahun pergi dari rumah, Langit memang mengikuti jejak papanya, meski mengambil dari jenis properti yang berbeda. Dimas Kuncoro lebih memilih mengembangkan tempat penginapan, rumah toko (ruko) dan sewa-menyewa tanah, sementara Langit fokus pada pembangunan perumahan minimalis dan rumah susun syariah. Langit sengaja mengembangkan bisnis ini untuk mereka yang ingin memiliki tempat tinggal dengan cara kredit, tapi berbasis syariah demi menghindari riba. Berawal dari makelar tanah, rumah dan lainnya, kini benar-benar menjadi pen
last updateLast Updated : 2025-04-30
Read more
BAB 10
Langit termenung beberapa saat setelah melihat kamar Senja yang cukup jauh berbeda dibandingkan kamar Abel. Kamarnya tak terlalu luas dengan ranjang kecil di sebelah kiri yang tak mungkin muat untuk berdua. Di bagian kanan ada meja kecil dan kursi lalu lemari kayu yang sudah pudar warnanya.Keadaan kamar yang teramat berbeda saat dia tak sengaja melihat kamar Abel terbuka. Dari ukuran kamarnya saja dia lebih luas. Ada ranjang yang muat berdua, lemari lumayan besar dengan meja rias yang cantik. Di sebelah ranjang ada jendela kecil cocok untuk pertukaran udara sekaligus mempercantik kamar. "Kenapa melamun, Mas? Mas nggak ke masjid?" tanya Senja sembari mengambil mukena dari lemarinya. Langit menggeleng pelan. "Maaf, Mas sholat lima waktu juga kan?" Kali ini Langit mengangguk. "Alhamdulillah, syukurlah. Aku takut banget kalau mas jarang shalat, padahal shalat adalah amal pertama yang akan dihisab kelak." Senja tersenyum. Dia teramat lega setelah tahu kalau suaminya sholat lima waktu
last updateLast Updated : 2025-04-30
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status