Share

Bab 8. Penawar rasa dingin

Wisnu berbaring sambil meringkuk, ia benar-benar merasa kedinginan.

“Aku berdosa kali ya, telah membuat Kinanti malu? Ah masak sih, lagi pula aku tidak bermaksud membuatnya malu.” Rintih Wisnu sambil menggigil.

Setelah Kinanti masuk lagi dengan membawa sepasang baju yang telah terlipat rapi, ia menatap Wisnu dengan perasaan bersalah, karena ia melihat Wisnu sedang berada dalam selimut sambil meringkuk, suaminya itu kedinginan setelah mengikuti kemauannya, mandi di saat hari begitu pagi.

“Oh, bagaimana seandainya dia sakit, pasti dia menyalahkan aku!” Kata Kinanti resah.

“Mas ....” panggil Kinanti sambil menyibakkan selimut hingga kepala Wisnu tersembul.

“Aku benar-benar dingin Kin ....” sahut Wisnu dengan suara benar-benar terdengar bergetar.

“Pakailah bajumu dulu, agar tidak kedinginan!”

“Apa ... anu ... bisakah kamu menyembuhkan rasa dingin ini?”

“Bagaimana, dengan apa?”

“Saat aku masih kecil aku biasa di peluk oleh Mamaku, maukah kamu memelukku?”

“Apa? Memelukmu? Tidak, a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status