Share

Bab 11. Bertekad

Miranda duduk di sebuah sofa, ia melipat kakinya, yang sebelah kanan menindih yang sebelah kiri, keduanya menjuntai ke lantai, tangannya masih memainkan gawai, terlihat bias kekhawatiran di wajahnya yang memang terlihat begitu cantik.

Ia teringat ketika ia adu mulut dengan Wisnu beberapa hari yang lalu.

Ia yang selalu menyalahkan Wisnu atas rumah tangga mereka yang belum di karuniai anak.

“Kenapa sih, kamu selalu menyalahkan aku? Mengatakan jika aku ini mandul? Memangnya kamu sendiri tahu kalau kamu itu bisa hamil?” Cerca Wisnu.

“Mas sendiri tahu kan dokter bilang apa? Aku ini sehat, aku baik-baik saja!”

“Kamu juga mendengar dokter juga mengatakan jika aku juga baik-baik saja dan kita masih belum beruntung.”

“Lalu kenapa sampai dua tahun kita menikah aku belum hamil juga?”

“Mana aku tahu.”

“Nah kalau begitu mas Wisnu pasti yang mandul!”

“Kamu selalu mengatakan seperti itu, lama-lama aku muak mendengarnya!”

“Kalau kamu muak maka buktikan jika kamu itu meman
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status