Suami Dadakan Ibu Muda

Suami Dadakan Ibu Muda

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-15
Oleh:  Choco Raein  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
126Bab
3.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Memiliki keluarga kecil yang bahagia adalah impian semua orang. Namun, itu tidak berlaku dengan Mawar. Setelah ditinggalkan oleh kekasihnya, impian memiliki keluarga kecil yang harmonis itu seketika hilang. Ia ditinggalkan setelah melakukan hal memalukan untuk dirinya sendiri. Ia harus menanggung segala konsekuensinya sendiri. Tinggal seorang diri di kota besar membuat dirinya harus berusaha dan berjuang sendiri untuk ekonomi keluarganya. Belum lagi, ia harus mengandung seorang anak hasil perlakuannya dengan mantan kekasihnya itu. Orang yang sebelumnya berjanji untuk bertanggung jawab akan dirinya nyatanya pergi meninggalkannya begitu saja. Entah ke mana kekasihnya itu, ia menganggapnya sudah mati. Hari kelahiran anaknya sudah tiba, kebencian dan keinginan membunuh putranya semakin kuat. Namun, seseorang menyadarkannya. Membuatnya mempertahankan putranya dengan perasaan campur aduk. Takdir kembali memainkan dirinya. Keluarganya yang selama ini tidak mengetahui keadaannya mendadak ingin bertemu dengannya dan tinggal bersamanya, di saat itu juga ia takut akan pandangan buruk keluarga besarnya. Mencari suami kontrak untuknya dan ayah untuk anaknya adalah pilihan yang bisa ia lakukan. Namun, apakah akan semudah itu? Apa bisa dirinya menggunakan kekayaannya untuk mendapatkan seorang suami? Siapakah laki-laki yang mau menerima wanita kotor sepertinya?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Kepercayaan yang Dikecewakan

“Malam ini saja, tolong layani aku. Aku janji jika terjadi sesuatu, maka aku akan bertanggung jawab. Kamu percaya padaku, kan?”Seorang laki-laki berbadan kekar menatap seorang perempuan yang merupakan kekasihnya dengan tatapan penuh nafsu.“Kamu janji akan menikahiku?” tanya Mawar.Perempuan itu adalah Mawar Declarista, seorang wanita karir yang memiliki beberapa usaha kecil dan juga merangkap menjadi sekretaris kekasihnya saat ini. .Sementara laki-laki yang bersamanya adalah Franderen Aliano, seorang CEO dari salah satu perusahaan informatika besar di Indonesia.“Iya, aku janji. Sekarang kita bersenang-senang dulu, ya. Aku pastikan ini akan aman,” sahut Fran.“Akan kulayani kamu sampai puas. Aku percaya kamu, kamu orang yang paling bertanggung jawab yang pernah aku kenal,” ucap Mawar.Malam itu ia habiskan bersama dengan kekasihnya, dengan penuh cinta dan kasih sayang di antara mereka. Tidak ada keraguan di antara mereka, seolah semuanya akan berjalan baik-baik saja dan mereka akan

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
126 Bab

Kepercayaan yang Dikecewakan

“Malam ini saja, tolong layani aku. Aku janji jika terjadi sesuatu, maka aku akan bertanggung jawab. Kamu percaya padaku, kan?”Seorang laki-laki berbadan kekar menatap seorang perempuan yang merupakan kekasihnya dengan tatapan penuh nafsu.“Kamu janji akan menikahiku?” tanya Mawar.Perempuan itu adalah Mawar Declarista, seorang wanita karir yang memiliki beberapa usaha kecil dan juga merangkap menjadi sekretaris kekasihnya saat ini. .Sementara laki-laki yang bersamanya adalah Franderen Aliano, seorang CEO dari salah satu perusahaan informatika besar di Indonesia.“Iya, aku janji. Sekarang kita bersenang-senang dulu, ya. Aku pastikan ini akan aman,” sahut Fran.“Akan kulayani kamu sampai puas. Aku percaya kamu, kamu orang yang paling bertanggung jawab yang pernah aku kenal,” ucap Mawar.Malam itu ia habiskan bersama dengan kekasihnya, dengan penuh cinta dan kasih sayang di antara mereka. Tidak ada keraguan di antara mereka, seolah semuanya akan berjalan baik-baik saja dan mereka akan
Baca selengkapnya

Lelaki Malam Itu?

“Sus berapa lama di kampung? Jangan terlalu lama, ya. Kasihan Dio kalau harus ikut denganku ke kantor terus,” ujar Mawar. “Semoga masalah saya di kampung cepat selesai dan saya bisa segera kembali ke sini, Bu. Saya janji tidak akan lama, setelah masalahnya selesai, saya akan kembali bekerja dengan Ibu,” ujar seorang perempuan dengan pakaian seragam seorang pengasuh. Mawar hanya menunjukkan wajah sendu. Sebenarnya ia sangat membutuhkan tenaga pengasuh untuk mengurus anaknya, sebab ia sendiri selalu pergi ke kantor dan jarang memiliki waktu di rumah. “Ibu, satu pesan saya. Apa pun yang Den Dio lakukan nanti, walau sedikit menguji kesabaran Ibu, Ibu harus janji untuk tidak melakukan hal-hal aneh kepada putra Ibu sendiri. Ingat bahwa dia juga darah daging Ibu,” jelas suster tersebut. Mawar yang mendengar pesan tersebut langsung terdiam. Ia memang bukan ibu yang baik, seringkali ia merasa kesal dengan tangisan putranya, bahkan ia masih sering merasa menyesal karena membiarkan putranya
Baca selengkapnya

Pekerjaan Lain

“Mawar, ini Rama. Dia temanku yang ingin melamar pekerjaan di sini,” ujar Sarah.Ingatan Mawar tentang Rama adalah orang yang ia temui beberapa bulan lalu, membuat Sarah dan Mawar semakin penasaran. Mereka pun sengaja membuat jadwal untuk bertemu pada jam makan siang hari itu.Mawar mengangguk dan bersalaman dengan laki-laki muda yang ada di depannya.“Saya Rama, saya sangat merasa senang bisa diundang makan siang oleh Bu Mawar. Sebelumnya maaf kalau saya lancang, tapi apa makan siang kali ini menandakan bahwa saya diterima bekerja di tempat Ibu?” Laki-laki itu langsung mengarah pada tujuan utamanya.Mawar terkekeh mendengar pertanyaan Rama. “Sepertinya kamu sudah tidak sabar untuk bisa bekerja di tempat saya, ya?”“Saya sedang butuh uang, Bu. Untuk biaya sekolah adik saya dan biaya kuliah saya. Saya tidak ingin adik saya putus sekolah, maka saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk diterima kerja di tempat Ibu dan saya bisa membiayai sekolah adik saya,” jelas Rama.“Kamu tidak puny
Baca selengkapnya

Berhenti Berjuang?

“Kak, bagaimana? Apa biaya sekolahku sudah ada?” tanya seorang perempuan yang menyambut kepulangan Rama.Rama tersenyum dan mengangguk di depan adiknya. Meski ia belum memegang uang itu, tetapi ia tidak ingin membuat adiknya bersedih.“Kamu tenang saja, Hana. Kakak akan usahakan,” ujar Rama.“Kak, jika uangnya tidak ada, tidak masalah. Lusa adalah hari terakhir bayaran, jika memang uangnya belum ada maka aku sudah siap untuk berhenti sekolah. Aku tidak ingin merepotkan Kakak terus,” ucap Hana.“Kakak tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Kakak janji untuk membayarkan biaya itu besok. Kamu adalah tanggung jawab Kakak, kamu seperti ini karena Kakak. Jadi, apa pun yang menyangkut kehidupanmu, maka itu urusan Kakak,” jelas Rama.“Kak, kehidupan kita berubah sejak ....”Rama meletakkan jari telunjuknya di depan mulut Hana agar adiknya itu tidak melanjutkan ucapannya.“Sudah, kamu masuk kamar dan istirahatlah! Kakak juga sudah mengantuk dan ingin segera tidur setelah menyelesaikan tugas-tu
Baca selengkapnya

Satu Perusahaan Untukku

“Pagi, Bu Mawar!” Rama menyapa Mawar yang baru saja datang ke kantornya.Mawar yang baru saja turun dari mobilnya dan mendapati sambutan kecil dari Rama pun langsung tersenyum dengan tatapan licik.“Apa kamu ke sini untuk menerima tawaran yang saya berikan?” tanya Mawar.“Ya, saya sudah mempertimbangkannya. Saya akan menerima tawaran itu, dengan beberapa syarat yang mungkin saya ajukan setelah ini. Apa Bu Mawar sendiri bersedia dengan beragam syarat dari saya?” tanya Rama.“Selagi itu tidak memberatkan saya, maka saya tidak akan mempermasalahkannya. Asalkan kamu tetap mengikuti syarat yang sudah saya tentukan sebelumnya,” sahut Mawar. “Mari masuk dan bicarakan ini di dalam.”Mawar berjalan lebih dulu memasuki kantornya, ia langsung mengajak Rama untuk pergi ke ruangannya.“Saya tidak ingin basa-basi lagi, saya ingin langsung pada inti hubungan kita. Jika Ibu memang menginginkan saya untuk menjadi suami pura-pura, Ibu. Saya bersedia, tetapi berikan dulu uang sejumlah 50 juta untuk awal
Baca selengkapnya

Drama Dimulai

Suasana dalam mobil Mawar kini terasa menegangkan. Di sebelahnya Rama menyetir dan Mawar duduk seraya menggendong Dio. Pikirannya dipenuhi dengan apa yang akan ia lakukan bersama Rama di depan keluarganya nanti.“Bocah! Kamu harus terlihat dewasa di depan orang tuaku nanti, agar mereka tidak curiga kalau usiamu di bawahku,” ujar Mawar.“Saat di depan mereka aku akan berperan sebagai suamimu, jadi kamu tenang saja, kedewasaan dan kewibawaanku akan tertampak,” sahut Rama.Mawar mendengkus dan menatap Rama dengan tatapan sinis. “Aku kira selama ini kamu orang yang pendiam, nyatanya kamu banyak tingkah seperti ini.”“Sikapku tergantung apa yang kamu berikan. Sekarang kamu sudah memberikan apa yang aku inginkan, jadi aku akan bersikap baik dan ramah seperti ini,” jawab Rama.“Ramah? Kamu kira ini ramah? Kamu hanya bocah yang banyak bercanda,” sinis Mawar.Rama hanya tersenyum tipis. Saat itu mereka sudah sampai di depan rumah Mawar.Mata Rama langsung memperhatikan seluruh bagian rumah ter
Baca selengkapnya

Pembantu

“Aku sekarang tau kenapa kamu sangat kuat menjalani kehidupan ini. Nyatanya, kekuatan itu menurun dari ibumu. Dia sangat kuat sekali menahan perlakuan tidak menyenangkan itu selama bertahun-tahun, bahkan sampai saat ini di saat ayahmu sudah tiada, dia masih bersama dengan keluargamu,” ujar Rama.“Ibuku sangat menyayangi Nenek, hanya Nenek yang menerima ibuku di keluarga ini. Maka dari itu, untuk merawat Nenek yang sering sakit, Ibu memilih untuk bertahan,” jelas Mawar.Rama tersenyum sinis. “Kasih sayang memang bisa mengalahkan segalanya, termasuk rasa sakit yang menyiksa diri.”Mawar menoleh dan menatap Rama dengan tatapan bingung. “Mengapa wajahmu seperti itu? Sepertinya kamu muak dengan yang namanya kasih sayang.”“Ya! Kasih sayang, cinta, dan semacamnya hanya akan menghancurkan diri kita, membuat kita bodoh, dan tidak bisa melihat dunia dengan selayaknya,” gumam Rama.“Sepertinya
Baca selengkapnya

Mengerti Sebab Merasakan

Suara tangisan mengusik tidur Rama. Membuatnya bangun karena risih akan suara tangisan tersebut. Ia segera turun dari kasurnya dan pergi ke kamar Mawar.“Kamu terbangun karena Dio? Maaf, dia sedang rewel,” ujar Mawar saat melihat Rama mendekat ke arahnya.Jelas ia merasa tidak enak karena menganggu waktu tidur Rama. Biasanya hanya waktu tidurnya yang terganggu dengan suara tangis Dio.“Mau kubantu? Mungkin dia bosan, aku akan ajak dia ke balkon dan melihat pemandangan luar,” ujar Rama.Mawar mengerutkan keningnya. Ia kira Rama akan marah kepadanya karena terganggu dengan tangisan tersebut.Rama mendekat dan beralih menggendong Dio. “Kamu istirahatlah! Biar aku yang jaga dia, kamu pasti lelah mengurusnya seharian.”“Seharusnya kamu saja yang istirahat, tidak perlu direpotkan dengan Dio. Kamu bukan siapa-siapanya, kamu tidak wajib mengurusnya,” ucap Mawar.“Aku sudah menerima bayaran besar untuk peran sebagai suami dan ayah untuk Dio. Jadi, aku akan memainkan peranku dengan baik, sesua
Baca selengkapnya

Senjata Bertempur

“Kamu ada waktu untuk ke kantor kapan?” tanya Mawar yang kini sedang merias wajahnya.“Pagi sampai siang ini aku bisa ke kantor, sorenya aku pergi kuliah,” jawab Rama.“Baiklah, kita akan ke kantor pagi ini, aku akan memberikan apa yang kamu minta,” ujar Mawar.Rama mengangguk dan tersenyum senang. Di pangkuannya kini sudah ada Dio yang duduk dengan santai.“Kamu akan ajak Dio ke kantor hari ini?” tanya Rama.“Selagi pengasuhnya belum kembali, mau tidak mau aku harus mengajak dia ke kantor. Ada Sarah juga yang bisa bergantian denganku untuk menjaga Dio,” jawab Mawar.“Sepulang kuliah nanti aku akan ke kantor untuk mengajak Dio main, jadi kamu bisa selesaikan pekerjaanmu nanti,” ujar Rama.“Semalam kamu sudah menjaga Dio dan tidak tidur karena kebangun dengan suara tangisnya, sudah cukup. Kamu tidak perlu direpotkan lagi dengan Dio.” Mawar menunjukkan tatapan tidak enak pada Rama.“Tenang saja, aku suka bermain dengan Dio. Aku juga bisa bosan dengan jadwal kuliahku, jadi lebih baik aku
Baca selengkapnya

Rencana yang Tertahankan

“Aku akan pergi ke kantor dengan taksi, kamu gunakanlah mobil untuk pergi ke kampus nanti,” ujar Mawar.“Bawa saja mobil itu. Teman-temanku akan merasa aneh jika tiba-tiba aku membawa mobil sebagus itu ke kampus, mereka semua mengetahui tentang susahnya hidupku selama ini,” jawab Rama.“Baiklah. Jika kamu butuh kendaraan entah itu motor atau mobil, katakan saja kepadaku, aku akan memenuhinya,” ucap Mawar.Rama mengangguk dan tersenyum mendengar hal itu. Sementara itu Mawar kini mengambil tasnya dan bersiap untuk pergi meninggalkan Rama di kantornya itu.“Aku percayakan perusahaan ini padamu, jadi kelolalah dengan baik,” ucap Mawar sebelum ia meninggalkan ruangan tersebut.“Aku memang punya tujuan dengan perusahaan ini, tetapi akan kupastikan perusahaan ini tidak akan menerima kerugiannya,” sahut Rama.Mawar mengangguk, lalu ia segera keluar dari ruangan tersebut.Rama kini duduk di meja kerjanya, di sana ia langsung membuka laptop yang tersedia di sana. Ia langsung mempelajari beberap
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status