Raveen mendapatkan misi dari ayahnya untuk menghabisi seluruh anggota Keluarga Dawson yang menjadi musuhnya. Akan tetapi, ketika ia hendak membunuh Lavina yang menjadi anggota terakhir Keluarga Dawson, ia malah jatuh cinta padanya. Apakah Raveen bisa menyembunyikan menyatakan bahwa dia telah mengkhianati sang ayah sebab menyelamatkan anggota terakhir dari musuhnya?
View MoreJika kau bertanya bagaimana kecacatan yang nyata, maka bukan dirimu yang menjadi jawabannya, tapi aku. Kau mungkin kehilangan penglihatanmu, tapi bagiku, netramu adalah yang paling indah dan paling teduh. Kau mungkin kehilangan martabatmu, tapi bagiku, kau adalah kesucian yang paling murni dan berderajad.
Jika yang membedakan manusia dan h ewan adalah akal pikiran, maka aku yang telak menjadi pemenang. Aku memiliki semua rencana dan pemikiran sistematis yang menguntungkan. Manipulatif sudah lama menjadi nama tengahku. Aku akan melakukan segala cara agar menggenggam segala keinginanku.
Akan tetapi jika yang membedakan manusia dan sampah adalah hati, maka aku kalah. Aku tidak memiliki hati yang sesempurna dirimu, Lavina. Pembunuh tidak seharusnya memiliki hati bukan? Akan tetapi, bertemu denganmu, membuat batinku condong untuk mulai mengasihi.
Mungkin netraku dapat menatap tajam seolah mampu membelah lautan, tapi aku kalah dengan dalamnya sorot mata indahmu yang mampu membelah bulan. Mungkin tubuhku tak pernah terjamah oleh para j*lang, tapi aku hanyalah bedebah br*ngsek yang kalah karena terangsang dengan lembutnya senyum ranum bibirmu.
Jika kau bertanya tentang sebuah kecacatan, bukan dirimu yang menjadi jawabannya, tapi aku. Buta tidak menjadikan kesempurnaanmu berkurang. Justru aku yang bisa melihat, menjadi makhluk menyedihkan dan rendah. Mungkin aku terlihat bahagia dan kau terlihat sengsara, tapi Penguasa semesta memang cerdik dalam mengatur takdir bukan?
Kita akhirnya bertemu ketika aku berada dalam sisi tergelapku dan kau berda si sisi terhinamu. Yang buruk akan mendapatkan yang buruk katanya. Satu sisi aku menyetujuinya, sisi lain aku membantahnya. Dari sudut pandangku, kau adalah yang terindah. Dirimu satu-satunya yang bisa menggerakkan hatiku hanya dengan melihat ketulusan di matamu. Baru kali ini aku menurunkan senjata pada target yang harus aku lenyapkan dan memilih untuk menyelamatkanmu.
Bukan tanpa sebab. Aku iri padamu. Meskipun kita berada dalam jeruji stigma yang kejam, tapi aku menemukan bagaimana indahnya dirimu dan menemukan diriku yang akan bahagia bersamamu. Aku ingin menjadi sempurna. Maka, maukah kau berbagi jawaban dan mengajariku tentang arti kesempurnaan, Lavina ?
_Aku, Raveen. Di jeruji stigma_
***
Netra karamel milik seorang gadis yang tengah ketakutan itu, begitu memikat hati Raveen. Meskipun di sana membendung air mata, untuk pertama kalinya, Raveen menjumpai mata sebening dan sejernih itu. Ketika menemukan dirinya, tubuh perempuan itu tengah bergemetar hebat, tapi bibir yang tidak tipis dan tidak tebal itu mampu membuat Raveen menegak ludah. Itu bukanlah bibir, melainkan telaga madu—terlihat manis. Bolehkah mengecupnya sedikit?
Dia tak peduli dengan darah di sekujur tubuh atau baju yang terkoyak milik sang gadis. Tidak ada noda yang bisa menyembunyikan kecantikannya dari Raveen. Terlalu indah. Apakah gadis itu benar-benar termasuk dalam daftar orang yang harus Raveen singkirkan? Well, misinya memang harus memusnahkan keluarga Dawson. Akan tetapi ada hal yang menggelitik ketika bertemu dengan anggota keluarga terakhir ini.
Raveen akhirnya memilih menyimpan senjata apinya setelah beberapa saat lalu, membidikkan isinya ke laki-laki yang telah terkapar bersimbah darah sekarang. Dia memasukkannya ke dalam saku kemudian berjalan mendekati gadis yang tampak kacau di atas tempat tidur.
Kriet ....
Maka suara tempat tidur berbunyi saat Raveen duduk di atasnya, membuat gadis itu beringsut mundur dan meraih apa pun untuk menutupi tubuhnya yang sebagian terekspos.
Raveen mengerutkan dahi. Mengamati lamat-lamat tanpa mengatakan satu patah pun. Ia sedikit memiringkan kepala, muncul pertanyaan di dalam kepalanya. Ke mana arah pandang gadis itu? Jelas-jelas Raveen ada di depannya, tapi dia sama sekali tak memandang Raveen. Tidak bisa melihat? Akhirnya laki-laki itu menggerakkan tangganya di depan wajah mungil itu. Melambaikan tangan untuk memastikan sebuah jawaban yang telah ia dapat dari pertanyaannya.
Tidak ada respon.
Raveen bukannya bodoh. Dia tentu mengetahui jika gadis itu buta. Well, bukankah lebih baik jika Raveen mengakhiri hidup perempuan ini sekarang? Kematian yang cepat tanpa rasa sakit akan Raveen berikan pada gadis berparas cantik itu. Setidaknya kematiannya akan menjadi hadiah untuk gadis yang sudah ternoda bukan? Dia sudah diperkosa oleh para lelaki hidung belang yang tergeletak di kamar itu kan? Atau perlukah Raveen membuat noda lain yang menghancurkan kehormatannya lagi sebelum menghabisinya? Oh ... sungguh gadis malang yang tak punya masa depan.
Akan tetapi, kenyataan justru bertolak belakang. Raveen tak mengakhirinya. Tidak seperti rencana semula. . Dia juga mengurungkan niat menjadi bajingan untuk menyetubuhi Lavina. Bibirnya yang ingin melecehkan, justru berucap lain
“Kau Lavina?”
Tentu saja pertanyaan itu hanya formalitas saja. Pembunuh tidak mungkin tidak mengetahui target yang harus dia lenyapkan bukan? Raveen sudah mengetahui segala sesuatu tentang perempuan yang semakin beringsut takut di depannya. Apa yang dia tanyakan hanya untuk menguji bagaimana cara dirinya merespon Raveen.
Gadis itu nyatanya hanya tertegun. Bibirnya yang hendak terbuka terlihat menggigil. Sepertinya ia hendak mengatakan sesuatu, tapi kembali ia telan kembali bersama dengan labium bibirnya yang tertutup. Gadis bernama Lavina itu memilih untuk bungkam. Tenaganya sudah habis. Sudah pasrah jika pada akhirnya dia akan mati dalam keadaan seperti ini. Toh rasanya seperti tidak tahu malu jika masih berani berharap hidup layaknya gadis normal lain.
Raveen juga masih terdiam, menunggu dengan sabar respon sang gadis—meskipun sebenarnya dia tahu bahwa Lavina tidak akan menanggapi apa yang dia tanyankan. Hanya saja, diam dan menatap Lavina tepat di matanya membuat Raveen berdesir semakin gila. Air mata yang tertahan di pelupuk matanya, membuat fatamorgana lain di netra teduhnya. Begitu indah dan menenangkan. Apakah mutiara seperti ini harus benar-benar Raveen habisi?
Raveen telah terjatuh semakin dalam. Kecenderungan lain lebih kuat mendominasi. Tidak masalah jika dia meloloskan mangsanya kali ini bukan? Toh dia buta dan tidak berdaya. Tidak akan sanggup melawan Raveen. Jangankan melawan, sepertinya untuk berjalan saja gadis ini pasti membutuhkan bantuan bukan? Oleh karena itu, menurutnya Lavina tidak akan menjadi ancaman meskipun tetap hidup.
Akan tetapi, bukan benar-benar tanpa ancaman. Sudah jelas perintah dari ayahnya untuk menghancurkan Dawson. Dirinya harus menghabisi semua keturunan Dawson tanpa kecuali. Tidak disangka jika gadis buta keturunan terakhir Dawson ini malah membuat Raveen lemah.
Sayangnya, Raveen bukan seseorang yang akan menyerah begitu saja. Setelah melihat Lavina, dia menginginkannya. Bagaimanapun, Raveen ingin mengikatnya dan menjadikan gadis ini sebagai miliknya. Statusnya akan berubah dan Raveen memiliki autoritas penuh atas Lavina. Jika sudah begitu, seharusnya tidak akan ada yang bisa mengusik dirinya karena tidak melenyapkan keturunan terakhir Dawson bukan?
“Jangan takut, Lavina. Aku akan menyelamatkanmu.”
Maka Raveen benar-benar telah gagal dalam misinya.
***
“Bisakah kau tersenyum Altar? Tidak baik menunjukkan wajah cemberutmu pada teman-temanmu.” Lavina mengusap pipi Altar yang menggembung.Altar Landergee sudah menginjak usia lima tahun pagi ini. Mansion megah mereka sudah dihiasi banyak sekali balon dan semua pernak pernik ulang tahun. Seharusnya menjadi momen yang menyenangkan untuk Altar. Semua yang disiapkan, Lavina pastikan adalah semua yang terbaik dan yang paling disukai oleh putranya itu.“Ailee tidak datang!”Akhirnya Lavina tahu alasannya. Meskipun hadiah sudah menumpuk tinggi, tidak bisa menyembuhkan kesedihan Altar karena teman playgroup-nya yang bernama Ailee tidak datang. Gadis kecil itu memang telah menjadi teman favorit Altar.
Lavina spontan memegang perutnya yang sudah besar ketika melihat berita yang ada di televisi. Jane dikabarkan bunuh diri, melompat dari atas gedung media milik orang tuanya. Tiba-tiba firasatnya buruk. Apakah itu perbuatan Raveen? Dia tidak ingin berprasangka buruk pada suaminya, tapi perasaannya benar-benar tidak nyaman, seolah mengatakan bahwa Raveen adalah dalang di balik kematian Jane. Apalagi setelah pernikahan mereka yang hancur, hidup Lavina lebih tenang. Tidak ada kejadian apapun selain pemberitaan yang terlalu berlebihan tentang keburukan Jane yang telah menghancurkan rumah tangga Raveen dan Lavina. Memang sebelumnya itu adalah bagian dari rencana Lavina, tapi kali ini beritanya sangat berlebihan. Bahkan seperti mengulik semua keburukan Jane dan orang tuanya. Rumornya mereka terlibat kasus korupsi. Pamornya jatuh dan per
Semenjak hamil, Lavina berubah. Terutama pemikirannya. Mungkin memang masih ada rasa khawatir tentang bagaimana dia harus mengasuh anak, namun dia akan berusaha. Seiring dengan bertambahnya usia kandungan Lavina, ia merasa sangat terikat dengan sang bayi. Ada jalinan kasih yang berbeda, yang tidak bisa Lavina deskripsikan. Jika ditilik secara sains, itu wajar karena saat hamil, hormon oksitosin yang katanya adalah hormon cinta, meningkat. Itulah yang menyebabkan cinta ibu pada bayinya semakin kuat.Mungkin di awal masih belum begitu kentara. Hanya sayang saja. Belum begitu benar-benar mencintai. Hanya menyadari bahwa dia akan menjadi ibu dan harus mengasuh bayinya. Tapi kejadian tragis itu membuat Lavina menyadari betapa ia sangat ketakutan. Ketakutan yang sama seperti yang dia alami saat lampau.Apalagi melihat darah yang merembes di gaun putih yang dia pakai.
Rencana Lavina tampak berjalan dengan sangat baik. Sebuah persiapan untuk pernikahan megah telah selesai dilakukan. Hanya perlu menambah hal-hal kecil saja. Sisanya, gedung yang telah didekorasi sedemikian rupa siap untuk digunakan. Jujur saja, Lavina sedikit iri karena pesta pernikahan ini digelar lebih megah daripada pernikahan Lavina. Tentu saja karena Jane mendapatkan banyak kucuran dana dari banyak pihak.“Are you living in Disney Land or something?” tanya Lavina yang tampak takjub.Di sebelahnya Jane hanya tersenyum remeh. Terang-terangan meledek Lavina. Dia tengah menunjukkan superioritasnya karena tahu bahwa pesta pernikahannya lebih megah dibandingkan siapapun.“Tentu saja. Aku ratu di semesta Raveen. Sudah seharusnya seperti itu.”Lavina
Lavina dan Raveen keluar dari gedung perusahaan Dawson. Di sana sudah ada banyak wartawan yang menunggu. Mereka sengaja keluar dari pintu utama. Pura-pura terkejut dengan kehadiran mereka.“Bagaimana tanggapan Anda dengan skandal Anda?”“Apakah benar bayi yang dikandung Jane adalah anak Anda?”“Nona Lavina? Bagaimana kondisi kandungan Anda? Apakah Anda baik-baik saja?”“Bagaimana tanggapan Anda soal skandal yang menimpa suami Anda?”Dan banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh para reporter itu. Akan tetapi, baik Raveen dan Lavina hanya bungkam. Belum saatnya mereka membuka suara. Justru diamnya mereka memang sengaja dilakukan agar semakin menciptakan banyak asumsi publik. Akan l
Berita tentang Jane yang mengandung anak Raveen semakin merebak. Bahkan gosip itu membuat harga saham perusahaan Landergee turun. Beberapa pihak mulai sedikit panik dan meminta Raveen untuk melakukan tindakan lebih lanjut.Musuh dalam selimut itu memang ada. apa yang Lavina katakan sebelumnya benar, beberapa orang terlihat menjadi pihak oposisi. Saat rapat darurat dilakukan oleh semua orang pemegang saham, Raveen dipaksa bertanggung jawab. Jane harus segera dinikahi oleh Raveen atau citra Landergee akan semakin buruk.“Kalian memintaku untuk menikahinya? Kenapa tidak memaksaku untuk melakukan tes DNA saja pada bayi itu? Apakah dia anakku?” Raveen melempar pertanyaan retoris ke dalam forum.“Bagaimana bisa itu bukan anakmu, Tuan Raveen? Beberapa kali aku melihatmu dengan wanita itu. Bahkan kau menga
“Sayang sekali, sepertinya kita harus menundanya,” ujar Lavina. Pura-pura kecewa karena laboratorium rumah sakit tidak bisa beroperasi. Padahal kenyataannya kejadian ini adalah pancingan saja. Sudah direncanakan oleh Lavina dan Raveen hanya mengikuti alur permainan istrinya.Raveen merangkul Lavina, “Kita terpaksa harus pulang,” Raveen juga pura-pura kecewa.“Kau benar. Kita harus pulang. Lagipula aku sudah lelah, bayi kita perlu istirahat.” Jane menimbrung. Dia tidak terlihat kecewa. Wajahnya yang sebelumnya panik, berubah menjadi cerah. Seolah masalah yang menimpanya bisa diselesaikan dengan mudah.Akan tetapi, justru ini membuat dugaan Lavina semakin benar. Wanita itu memang berbohong soal anak yang sedang dikandungnya. Hanya tinggal memikirkan bagaimana membuat wanita ini terp
Raveen masih tidak mengerti apa yang Lavina rencanakan. Istrinya itu sama sekali tidak terlihat marah. Bahkan memberikan kursi depannya pada wanita menjijikkan itu. Yang hanya bisa Raveen lakukan adalah mempercayai Lavina.Meskipun begitu, Raveen tidak diam begitu saja. Dia meminta anak buahnya untuk menyelidiki wanita itu. Raveen bisa memastikan bahwa bayi yang dikandungnya bukanlah anak Raveen. Raveen memang pernah membawa wanita itu ke rumah dan ke pesta, sering bertemu tapi tidak untuk melakukan hubungan seksual.Sebenarnya Raveen ingin menyingkirkan wanita itu, tapi dia harus menahan diri karena mempercayai Lavina akan menyelesaikan masalah ini. Raveen menduga ada seseorang di balik semua ini. Wanita itu terlalu berani datang ke rumah dan berbohong bahwa dia hamil anak Raveen kecuali memang ada seseorang yang berdiri di belakangnya.
Di akhir pekan, Lavina dan Raveen akhirnya meninggalkan apartemen dan pindah ke mansion baru mereka. Lavina takjub sekali ketika melihat bagunan yang begitu megah di depannya. Halamannya sangat luas dengan beberapa tanaman, membuat suasana rumah lebih asri. Apalagi bagunan itu dibangun di tengah hutan, membuat kesan damai. Sejuk sekali. Lavina sangat suka. Seperti … mansion ini begitu privat hanya untuk mereka berdua.“Kau suka?” tanya Raveen.Lavina yang masih takjub mengangguk mantap. Siapa yang tidak akan menyukai mansion ini? “Cantik sekali. Aku benar-benar menyukainya.” Netra Lavina tak bisa lepas dari mansion itu. Menyisir segala sisi, mengamati segala lekukan mansion itu.“Ini seperti lukisan!” imbuh Lavina.Pria yang ter
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments