Camelia Zahra adalah seorang violinist yang sangat popular dikalangan masyarakat, Selain dia begitu piawai menggesek biolanya dengan sangat indah, wajahnya pun begitu rupawan. Diluaran sana dia memiliki banyak penggemar dan pengagum rahasia baik tua maupun muda. Suatu hari Camelia kabur setelah selesai menyelenggarakan konser tunggalnya, hanya untuk menikmati beberapa menit kebebasan dari penatnya pertanyaan para wartawan, cahaya kamera, bodyguard dan manager cerewetnya. Namun dalam pelariannya secara tak sengaja dia bertemu dengan seorang pemuda bernama Giovanni Curtis. Giovanni adalah seorang pianis amatir yang bekerja paruh waktu di Cafe Hotel dimana itu adalah tempat konser sang pemain Biola tersebut digelar. Cita-cita terbesarnya adalah bisa bertemu dan berkolaborasi dengan violinist idolanya itu. Meskipun khayalanya itu bak bumi merindukan matahari, tetapi sang pencipta beberapa kali mempertemukan mereka secara tak sengaja, hingga akhirnya hubungan mereka pun menjadi hubungan rahasia dan hanya mereka berdua yang mengetahuinya. Tetapi semua itu tidak berlangsung lama karena hubungan mereka akhirnya terkuak hingga media gempar dibuatnya. Lalu, bisakah mereka tetap bersama? Meskipun hubungan mereka terhalang oleh status? *** Mohon maaf apabila penulisannya masih banyak kekurangan, tapi jangan berhenti untuk mendukung juga karya saya ini. Terima kasih reader :) Follow saya disini juga di IG @authorparadista
View MoreSetibanya di cafe tempat Samuel dan Leonard bernaung, Leonard segera melihat ponsel miliknya, disana tidak ada pesan satupun, dari siapapun. Terlebih lagi dia memang tidak memiliki teman selain samuel, Richie, Alice dan Aurora. Dia bahkan tidak menghubungi keluarga ataupun asisten terpercayanya seperti Oliver juga Justin saat dia sudah memiliki ponsel dari tips yang dia kumpulkan beberapa minggu yang lalu hasil dari ngmen jari jemarinya menekan piano di cafe itu.''Lihat ponsel terus? Berharap seseorang membalas chat mu?'' Goda Samuel sambil membereskan barang belanjaan yang baru saja dibelinya dari Supermarket.''Ya, pas dilihat kosong.'' Keluh Leonard terdengar lemas.''Ya, makanya jangan terlalu berharap pada manusia kalau kamu tidak ingin kecewa.'' Protes Samuel.''Dasar sok bijak.'' Dengus Leonard dan dia kembali membaringkan tubuhnya di atas sofa yang biasa dijadikan tempatnya berbaring.''Sudahlah … jangan terlalu dipikirkan, jika masih kepikiran, itu namanya kamu sedang jatuh
''Mikirin apa, sampai-sampai melayang tanpa nyawa seperti itu?'' tanyaLeonard setengah berbisik.''Aku memikirkan, apa kamu tahu jika aku suruh membeli sauce tomat untuk bahan barbeque nanti malam?" balas Samuel, pertanyaannya keluar dari topik yang sedang dipikirkannya sedari tadi.''Tentu saja aku tahu, perasaan aku tidak sedungu penilaianmu. Eh, ngomong-ngomong tentang orang dungu, kamu tahu jika ada yang lebih dungu daripada aku?'' tanya Leonard, matanya mendadak berbinar, wajahnya yang tadi murung kini ceria.''Siapa? Ibumu?""Opps maaf kawan, kualat," celetuk Samuel lalu segera menutup mulutnya karena telah sembarangan bicara.''Bukan …," jawab Leonard santai saja, karena dia tahu jika Samuel tidak bermaksud menghina ibunya itu, perkataan tadi spontan keluar dari mulutnya saja.''Pamanmu?'' Tebak Samuel lagi.Terlihat Leonard menggelengkan kepalanya, raut wajahnya mulai kesal.''Oliver? Justin?'' Tebak Samuel lagi dan Leonard masih menjawab dengan gelengan kepala alias bukan ked
Pebisnis kaya lain yang juga filantropis pada masa lalu adalah pendiri perusahaan otomotif Ford, Henry Ford yang mendirikan yayasan sumbangan terbesar di Amerika. Juga industrialis Jean Paul Getty yang membuat institusi seni terkaya di dunia. Penulis American Foundations Mark Dowie mengatakan, meski tujuan dari sumbangan yang mereka keluarkan berbeda, mereka memberikan satu motivasi yang sama: "Rasa bersalah, narsisme, paternalisme, keinginan untuk keabadian dan cinta kemanusiaan."Zaman sekarang, tradisi beramal itu tetap ada. Banyak orang menyebut, orang kaya dermawan saat ini adalah filantropis modern. Orang terkaya dunia yang masih hidup, Bill Gates yang punya kekayaan mencapai US$ 79 miliar mendirikan yayasan amal bersama istrinya Melinda Gates pada tahun 2000. Yayasan itu bernama Bill and Melinda Gates Foundation. Bill telah mendonasikan US$ 28 miliar ke yayasannya. Dia juga mengajak orang terkaya kedua dunia, Warren Buffet untuk ikut menyumbang. Buffet secara bertahap mendonasi
Samuel tahu, jika sudah tradisi sebagai seseorang yang menyandang predikat sebagai orang kaya pastinya akan selalu dipertanyakan tentang amal mereka, entah itu pencitraan ataupun benar-benar ingin berbagi hartanya yang sudah sangat melimpah dan tidak akan habis ratusan turunan itu, karena ternyata tradisi tersebut tak hanya terjadi di zaman sekarang saja. Orang terkaya dunia sepanjang masa Andrew Carnegie adalah miliarder pertama yang menjadi filantropis, bahkan sebelum Bill Gates lahir apalagi Mark Zuckerberg menjadi ikon yang digemari para orang kaya yang ingin mengikuti jejaknya.Bahkan pada zaman dahulu, tumbuhnya industri telah menciptakan pemisah kekayaan antara pekerja di bawah dan dengan pimpinan yang kala itu disebut robber baron alias perampok. Robber baron kala itu diartikan sebagai kapitalis dan orang kaya yang tidak bermoral. Dalam rangka mengatasi ketidakseimbangan ini, dan mungkin juga untuk meningkatkan reputasi mereka saat mendekati masa tuanya, beberapa pebisnis terk
Samuel mengangguk-anggukkan kepalanya, meskipun matanya melihat dan membaca barang yang akan dibeli, tetapi telinganya begitu tajam mendengarkan setiap ucapan yang Giovanni lontarkan untuknya, kini dia merasa jika dia benar-benar memiliki seorang teman, sahabat bahkan saudara. Karena sebelumnya dia tidak pernah sedekat ini dengan seseorang, hal ini terjadi bukan karena dia mengetahui bahwa yang bersamanya ini jelmaan miliarder tapi lebih kepada kepribadian Giovanni yang sangat menakjubkan itu, dia rendah hati, tidak mau ambil pusing, setia kawan dan sangat pintar.''Ayo kita lanjutkan perbincangan kita di cafe saja, aku rasa cukup sudah kita berbelanja hari ini.'' Ajak Samuel lalu berbalik arah menuju antrian kasir, Giovanni terlihat mengekor sambil melihat sekeliling.''Apakah aneh?'' tanya Samuel dengan dahi mengkerut.''Maksudnya?'' Giovanni balik bertanya.''Maksudku, kamu seperti orang udik yang baru pertama kali masuk supermarket.'' Jawab Samuel sambil menutupi mulutnya karena m
Sore harinya Samuel mengajak Giovanni untuk pergi ke supermarket dan berbelanja membeli masakan yang akan mereka masak nanti malam, Samuel merencanakan pesta kecil-kecilan untuknya juga sahabat barunya yang baru saja dia dapatkan setelah beberapa minggu ini selalu menemaninya dalam mengelola Cafe.''Oh iya Gio, apa kalian berdua masih berhubungan?'' tanya Samuel ambigu, hingga Giovanni tidak mengerti apa yang dimaksud temannya itu.''Maksudmu apa? Bicaralah yang jelas.'' Jawab Giovanni sambil memilih sesuatu yang dia butuhkan untuk dibeli di supermarket itu.''Maksudku … kamu dan nona selebritis itu.'' Jelas Samuel.''Oh, entahlah … dia tidak membalas beberapa pesan yang aku kirim dari kemarin malam.'' Jawab Giovanni terlihat kekecewaan di wajahnya.''Ah mungkin dia sibuk, kamu sungguh hebat bisa dekat dengan selebritis seterkenal itu.'' Puji Samuel sambil berjalan pelan dan memasuk-masukan barang belanjaannya ke dalam stroller yang sedang di dorongnya itu.''ya … itulah nasib baikku,
''Hanya kamu yang tidak tahu apa-apa, kasihan sekali ck ck ck … sungguh malang nasibmu, apa jadinya jika status anak harammu itu terungkap? Bukan hanya kamu tapi ayah, ibumu dan kakak perempuanmu akan malu, hingga mereka tidak memiliki muka.'' Lanjut Samuel lagi, kali ini dia berniat akan habis-habisan menghina adik tirinya itu dengan maksud supaya dia sadar dan tahu batasan bahwa dirinya dan dia adalah dua orang yang berbeda.''Awas kamu anak buangan, aku akan adukan penghinaanmu ini pada ayah dan ibuku, lihat saja nanti bagaimana ayah akan menghukummu.'' Ancam Rizki karena dia sudah kehabisan kata-kata untuk melawan kakak tirinya itu.''Ya silahkan saja, aku tidak takut.'' Jawab Samuel seolah sengaja menantang adik tirinya itu tanpa memperlihatkan rasa takut sedikitpun, dulu dia memang selalu takut pada ayahnya tapi kini dia tidak merasakan hal itu lagi, kali ini dia benar-benar tidak peduli lagi meskipun harus dicoret dari buku silsilah keluarganya itu.Rizki terlihat begitu marah
Samuel menghentikan gerakan bersih-bersihnya untuk sesaat, dia terlihat tertawa sendiri, kini Rizki yang dibuat geram oleh sikap kakak tirinya itu karena sama sekali tidak terpengaruh dengan semua ejekan dan hinaannya. ''Kenapa tertawa? Apa ada yang lucu?'' tanya Rizki dengan wajah merengut karena heran. Samuel menggelengkan kepalanya dan masih tertawa senang, "apa aku tidak salah dengar? Bahwa kamu memiliki teman? Siapa yang mau berteman denganmu Riz? Hahaha.…'' kini berbalik Samuel yang mengejek adik tirinya itu. ''Apa maksudmu? Tentu saja aku memiliki teman, memangnya kamu? Tinggal di tempat sampah ini dengan sejuta kesepian.'' Dengus Rizki terlihat tidak terima dengan ejekan kakak tirinya itu.''Setahuku tidak ada yang mau berteman dengan orang yang sombong sepertimu. Jadi, daripada melayanimu terus menerus, lebih baik tinggalkan saja. Lama-lama orang sombong itu akan menyesal sendiri karena mereka tak memiliki teman sama sekali. Jadi? Siapa sih temanmu itu? Setahuku kamu tidak
''Ya, terserah kamu saja Riz, hanya saja hari ini kamu tidak akan mendapatkan keinginanmu itu, lagipula... aku sedang sangat sibuk, tidak ada waktu meladenimu.'' Dengus Samuel lalu dia pergi ke belakang dan beberapa saat kemudian datang dengan membawa ember sepaket dengan alat pel lantai.Dia tahu jika meladeni Rizki tidak akan pernah ada habisnya, hal yang bisa dia lakukan adalah mengabaikannya, intinya Jangan biarkan orang yang sombong seperti adik tirinya itu merusak kepercayaan dirinya. Jadi cukup abaikan saja dia dan jangan sampai dia mempengaruhinya. Malah sebaliknya, kalau dia menanggapinya dengan serius, dia bisa semakin menjadi-jadi. Karena menghadapi James sangat berbeda dengan menghadapi seorang teman yang sering bersikap sombong, mereka bisa saja diperlakukan dengan sebaliknya yakni dengan menunjukkan kesederhanaan. Ini bisa menjadi tamparan yang keras buat mereka bahwa tak selamanya bersikap sederhana itu hal yang rendahan.''Sebenarnya apa salahku kak? Kenapa kamu begitu
"Sttttttt!"Seorang gadis tiba-tiba masuk, menyelinap dan menyuruh Gio berhenti memainkan pianonya dengan menempelkan jari dibibirnya.Si gadis terlihat memakai gaun malam berwarna emas yang menjuntai begitu elegant, wajahnya tak begitu terlihat jelas karena bersembunyi dibalik pintu ruangan yang setengah gelap, hanya pakaian yang berwarna emasnya saja berkerlap kerlip terlihat di bawah lampu cahaya yang remang-remang.Gio menghentikan permainan pianonya, Gio segera menghampiri si gadis."Diem dulu yah, jangan main piano dulu" ucap gadis tersebut, terdengar sangat merdu, kemudian menarik tangan Gio agar lebih dekat denganya.Gio tak berani memandang kearah wajah gadis didepanya, suara orang-orang berlarian di luar terdengar begitu gaduh, kemudian ada teriakan dari suara seorang perempuan di luar ruangan itu "cepat cari sampai ketemu!"Setelah suara teriakan itu, suara gaduh orang berlarian kesana kemari semakin ramai seperti sedang men...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments