Share

Nasehat

Ruangan tamu rumah ibu dipenuhi oleh anak dan cucu wanita yang paling kusayangi untuk saat ini. Malam ini mereka semua akan membahas rencana pernikahanku dengan Khanif. Namun, kami telah sepakat berdua untuk menikah sesederhana mungkin. Kemewahan sudah kurasa dipernikahan sebelumnya. Namun, semua itu tidak menjanjikan kebahagian.

"Konsepnya bagaimana, Nif?" tanya Mas Lukman. Lelaki itu sangat antusias dalam hal ini.

"Tidak ada konsep apa-apa. Kami sudah sepakat untuk menikah di KUA atau pun di rumah saja. Tidak perlu mewah yang penting sah," jawab Khanif. Matanya melirik ke arahku. Kusambut dengan anggukan pelan. Mereka serempak menatap kami berdua, pandanganku sampai kuturunkan karena mendadak malu dengan tatapan menggoda.

"Yakin?" tanya Mbak Aisyah dengan mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Yakin, Mbak. Kami inginnya yang sederhana saja. Lagian malu bentar-bentar nikah," celutukku pelan. Kuangkat perlahan wajahku untuk menatapnya, jangan sampai dinilai kelakuanku tidak menghargainya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status