Share

Khanif Menyerah

Khanif tidak sempat mengenakan baju. Dia buru-buru membukakan pintu. Hanya handuk yang membalut tubuh bagian bawahnya.

"Dimana, Bu?" tanya Khanif panik. Walaupun sering bersiteru, tapi kekhawatirannya sangat jelas terbaca.

"Di rooftop, Nak," jawab ibu tidak kalah panik.

Khanif melarangku mengikuti mereka. Rumah ibu terdiri dari tiga lantai. Dalam kondisi perutku yang belum puluh total, tentunya menyulitkanku untuk menaiki tangga. Saat tubuh kedua orang yang kusayangi hilang di balik tembok pembatas. Aku mengabaikan larangan Khanif, perlahan mengikuti mereka dari belakang. Mas Gilang paling suka cari gara-gara, dia pikir dengan mati akan menyelesaikan segala masalah. Kenapa pikirannya mendadak pendek seperti itu. Geram.

Butuh beberapa menit untuk mencapai ke atas. Khanif terpaksa mengendongku dari lantai dua. Aku memaksa ikut untuk memastikan keadaan Mas Gilang. Bukan karena cinta, tapi jika dia bunuh diri semuanya akan menyalahkanku. Tentunya, seumur hidup aku akan dihantui rasa ber
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status