Hidup mitha untuk anak-anak.
Shelomitha memasuki kamar barunya, tepat disamping kamar Bram, ia duduk diatas ranjang direbahkanya tubuhnya, dipandangin langit-langit yang bercat putih itu, mitha berusaha memejamkan Mata, selang berapa menit Mitha tenggelam dalam mimpinya.
Mitha bercanda bersama Rania,Raka,Fiko juga mbok Darmi, di ruang santai ia lupa sejenak akan masalahnya, Fiko pamit pulang karena sudah malam, Mitha menggantuk karena efek dari obatnya, ia izin simbok untuk menidurkan anak-anaknya, hingga akhirnya mereka semua pun tertidur.
Hingga sore hari Bram tidak bisa pulang, pekerjaanya yang tak bisa ditinggal membuatnya rindu akan istrinya. Ia lupa bahwa mungkin saja istrinya tidak akan memaafkannya, ia mengambil ponsel lalu memencet nomor istriku, beberapa kali ditelepon juga tidak di angkat, Bram ingat kalau ponsel istrinya kemarin ia hancurkannya.
Bram segera membereskan pekerjaannya, lalu beranjak pulang, mobil telah terparkir di tepat dirumahnya, ia berjalan masuk sudah sepi jam menunjukkan pukul 21:00 Wib. Di lihatnnya Raka dan Rania sudah tidur, ia berjalan memasuki kamar terlihat begitu sepi kemana Mitha pergi, ia langsung masuk kekamar mandi selesai mandi tak juga ditemukan istrinya.
Bram mencari kedapur didapati simbok yang masih membersihkan piring sisa makanan.
"Mbok Shelomitha kemana?" Tanya Bram pada simbok.
"Nyonya Tidur di samping kamarnya Aden !" jawab simbok.
Deg
Apa, ini apa artinya Mitha menjauh dariku.
"Baik, trimakasih Mbok!" ucap bram pada simbok.
"Injih sama-sama Den." jawab simbok.
Bram berjalan menaiki tangga, dilihatnya kamar yang tertutup rapat, ia berusaha membuka pintunya, perlahan ia masuk, di lihatnya tubuh sang istri sedang tertidur pulas. kesederhanaan istrinya begitu terlihat kecantikan yang alami, Bram pandanginya wajah sang istri yang tertidur lelap, ia tak tega melihat kondisi istrinya, bahkan ia tak berani menyentuh istrinya.
Bram kembali ke kamarnya, ia tahu kesalahanmya tak bisa dimaafkan, ia masih menginggat hari-harinya selalu ada cinta bahkan Mitha tak pernah sekalipun menolak ajakannya untuk bercinta.
"Mas tolong ambilkan handuk? mitha lupa tidak bawa." ucapnya kala itu.
"Di mana handuknya!" jawab Bram menggoda.
"Tadi mitha taruh atas nakas Mas." lirih Mitha.
"Iya, bukain pintunya sini sambil terlihat tangan Mitha yang keluar dari balik pintu kamar mandi," ucap Bram pada Mitha.
Bram langsung menarik tangan shelomitha dan menggendonya ke atas ranjang, Mitha yang tak kuasa menahan malu, hingga ia memukul pundak sang suami tapi apa daya tubuhnya yang langsing, di dekap sang suami yang memiliki tubuh kekar, hingga akhirnya mereka tenggelam dalam hubungan halal.
Bram memukul dadanya sendiri sungguh kamar ini begitu banyak kenangan yang tak bisa terlupakan, ia menangis hingga matanya terpejam hingga pagi hari.
Adzan subuh membangunkan shelomita ia menunaikan kewajibannya pada sang pencipta. selesai itu ia membuka pintu dilihatnya pintu sampingnya terbuka, Mitha melihat Bram yang tidur dilantai dengan kondisi yang begitu lusuh.
Shelomitha membantu Simbok menyiapkan sarapan pagi, wajahnya mulai ceria lagi, ia hanya ingin berjuang untuk anak-anaknya. Pagi hari senyum kedua anaknya membutnya bahagia, ia harus bersemangat didepan anak-anaknya.
"Pagi Bunda cantik?" Sapa Raka pada Bundanya.
"Pagi sayang, sini cium bunda!"
"Iya Bunda," Raka sambil mencium pipi Bundanya.
"Rania juga pengen cium Bunda."
"Sini Sayang, lalu Mitha mencium pipi Putrinya."
Bram yang melihat dari atas, sungguh istrinya memang wanita yang istimewa, ia harus berjuang mendapatkan cintanya kembali.
"Mbok, Tolong panggilkan Aden untuk sarapan?" suruh Mitha pada simbok.
"Injih, Nyonya!" Jawabnya sambil melangkah pergi.
Bahkan sekarang Mitha tidak mau memanggilnya untuk sarapan. Biasanya rutinitas setiap hari pasti Mitha yang selalu memanggilnya, Bram kembali ke kamar, ia harus memilih baju sendiri, dasi sendiri, Mbok Darmi memanggilnya dan ia turun untuk sarapan.
Shelomitha memperhatikan tangan Bram yang diperban, ia hampir menegurnya tapi diurungkannya, ia ingat sakit luka tangan itu masih sakit luka hatinya, sepanjang sarapan pagi, Mitha hanya mengajak bicara anaknya.
Selesai makan ia langsung mengambil piring sisa makanan, Raka berangkat bersama mang kardi, selesai berkemas Mitha menemani Rania belajar mewarnai.
"Tha,Mas ingin bicara?" Tanya Bram ragu.
"Silahkan," tanpa melihat kearah Bram.
"Tolong Maafkan Mas, Mas tau Mas salah." ucap Bram serius.
Diam
"Tha, tolonglah Mas janji tidak akan mengulanginya."
"Kepercayaan apakah harus diganti dengan penghianatan Mas, Jangan jadikan Cinta sebagai alasan yang Alloh Haramkan. Tapi mas melanggar itu."
"Iya Mas salah, maaf, maaf Tha.. pliss?"
"Aku pasti maafin Mas, Tapi maaf hubungan kita tidak akan pernah bisa terselamatkan.
"Tha Aku mohon," Bram sambil bersimpuh dikaki mitha.
"Aku bukan Tuhan, jangan bersimpuh di hadapanku, Mas lupa janji Mas saat bertunagan denganku, jika salah satu dari kita ada yang selingkuh maka Dia yang akan pergi meninggalkan hubungan ini. Apa Mas lupa dengan janji yang Mas buat sendiri.
Shelomitha...
Mitha berlalu meninggalkan Bram dengan berderai air mata, ia harus kuat, kuat bertahan untuk anak-anaknya.
Assalamu'alaikum
"Waalikum'salam Mama." Mitha memeluk sang Mertuanya usia paruh baya yang terlihat begitu cantik.
"Sayangnya Mama, kata Fiko kamu sakit Tha?" Tanya sang Mama.
"Biasa Mama, Mitha kecapekan!" jawab mitha.
"Lain kali mbok ya jangan capek-capek, jaga kondisi badanmu Tha?" nasehat mamanya.
"Injih Ma," jawab Mitha.
"Bagaimana kabar nya Eyang Ma?" tanya Mitha pada mamanya.
"Eyang ndak mau di tinggal, tapi budhe mu Tari ada disana jadi Mama pulang, takut kamu kenapa-napa!" Jawab mamanya.
"Makasih ya Ma, Mama perhatian sama Mitha seperti anak kandung Mama sendiri." ucap Mitha pada mamanya.
"Iya sayang sama-sama!" ucap mamanya.
Sang mertua dari bandara langsung ke rumah Bram, ia tak ingin melihat menantunya yang ia sayang sakit, sang Mama curiga ada apa sebenarnya, tadi mamanya Bram melihat didepan tangannya Bram juga terluka. Mamanya harus mencari tau beliau tak ingin rumah tangga Anaknya hancur.
Mama mertua dari dulu menyayangi Mitha, suatu hari ketika Mama Wulan belanja di pasar dompetnya dijambret. Beliau meminta tolong ada gadis yang sedang naik motor mengejarnya dan berkelahi dengan sang pencuri, ia berhasil mengalahkan sang pencuri.
"Ini Tante tasnya, lain kali hati-hati Tante di sini memang banyak penjambret." ucap gadis itu.
"Aduh trimakasih banyak, Nak nama kamu siapa?" tanya mama Wulan pada gadis itu.
"Saya Shelomitha Tante!" jawab Mitha
"Oh kenalin nama Tante Wulan." ucap mama Wulan.
"Nama yang cantik Tante sama kayak orangnya. Ucap Mitha memuji mama wulan.
Mereka pun jadi akrab, beliau memberi uang namun ditolak oleh Mitha, Mitha mengajak sang Tante ke Resto milik sang ayah, dengan menu andalan soto babat. Dari situ mereka akrab, hingga beberapa tahun kemudian Bram mengenalkan kekasih kepada sang Mama, sang mama terkejut ternyata jodoh anaknya adalah sang penolong Mama.
Mama Wulan berharap semoga mereka baik-baik saja, semoga dugaan sang Mama salah. Mitha memanggil sang Mama untuk makan siang bersama hidangan sudah tersedia diatas meja Makan. Mitha tau kesukaan sang Mama sop iga, ia memasakkannya untuk mama mertua.
"Eyanggg.... "
"Raka sayang, Sini peluk" ucapnya sambil memeluk Raka.
"Kapan Eyang datang?" Tanya Raka pada eyangnya.
"baru saja sayang!" jawabnya pada Raka.
"Eyang lama tidak pernah main kesini, Raka sama Rania kangen," ucap Raka juga Rania.
"Emmm sayang sini peluk semuanya."
Shelomitha yang melihat itu jadi terharu, bagai mana jika mereka terpisahkan, ia tak mau melihat kebahagian anaknya menjadi korban kesalahan orang tuanya.
Tok... tok... tok
"Maaf ibu dengan rumahnya ibu shelomitha?" Tanya petugas pos
"Iya betul!" jawab Mitha
"Ada paket buat ibu, tolong tanda tangan disini,"
"Baik," Mitha mengambil pena dan menandatanganinya.
"Baik permisi Bu,"
"Iya silahkan, Makasih pak."
"Iya Bu sama-sama."
Mitha trauma isi paketan itu dari Siska adiknya lagi, hatinya berdetak, Apa isi paket ini, setelah dibuka ternyata sebuah ponsel baru dari sang suami. Hatiku sudah membeku Mas, sekeras apapun usahamu aku akan tetap pada pendirianku.
Sebagai mana tinggal bersama suami tapi terasa sangat asing, manusia memiliki tabiat kadang taat kadang maksiat, semua tergantung dari keimanan dan jiwa kita masing-masing, ada yang terpesona oleh tipu daya dan terlena oleh pesona dunia, ada juga yang tidak mudah tergoda oleh pesonanya.
Tapi, suamiku berbeda ia mengambil jalan yang terlena oleh dunia, aku hampir tidak percaya, ya Allah bantu hambamu untuk menyelesaikan masalah ini ucap Shelomitha dalam hati, Rembulan mulai bersinar di waktu malam, hanya terdengar suara bising pabrik dan suara lalu lalang kendaraan, Mitha duduk dibalkon atas, dipandanginya bintang, Ia berharap ingin selalu menjadi sinar untuk kedua Buah hatinya.
Next..
Next..
Melihat peetandingan taekwondoMitha membuka isi paketannya, setelah dibuka ternyata sebuah ponsel baru dari sang suami. Hatiku sudah membeku Mas, sekeras apapun usahamu aku akan tetap pada pendirianku. Guman Mitha dalam hati. Sebagai mana tinggal bersama suami tapi terasa sangat asing, manusia memiliki tabiat kadang taat, kadang maksiat, semua tergantung dari keimanan dan jiwa kita masing-masing.Ada yang terpesona oleh tipu daya dan terlena oleh pesona dunia, ada juga yang tidak mudah tergoda oleh pesonanya, Tapi, suamiku berbeda ia mengambil jalan yang terlena oleh dunia, aku hampir tidak percaya, ya Allah bantu hambamu untuk menyelesaikan masalah ini ucap Shelomitha dalam hati.Rembulan mulai bersinar di waktu malam, hanya terdengar suara bising pabrik dan suara lalu lalang kendaraan, Mitha duduk di balkon atas, di pandanginya bintang, Ia berharap ingin selalu menjadi sinar untuk kedua Buah hatinya. Shelomitha beranjak memasuki kamar ia berbaring di
Part6Mama wulan melihat menantunya sedih, beliau melihat Shelomitha mengusap air mata, Fiko sudah menceritakan perselingkuhannya Bram juga Siska, sang Mama terlihat sedih, melihat luka yang disembunyikan oleh menatunya Mitha."Fiko sebenarnya ada apa dengan Mbakmu? tanya Mama pada Fiko saat itu."Memang kenapa Ma," jawab Fiko pada Mamanya sambil menatap ponselnya."Jangan bohong sama Mama Fiko, Mama kenal Mitha sudah lama dan Mama tahu kalau Mbakmu itu lagi ada masalah," ucap mamanya."Sebenarnya Mas Bram selingkuh Ma," jawab Fiko pelan."A... Apa?" kata Mamanya, lalu beliau pingsan.Ma... Mama bangun Ma, Mama ... bangun MaSang Mama pingsan, selang berapa menit Mamanya akhirnya sadar juga."Fiko tolong ambilin Mama Minum?" suruh Mamanya."Baik Ma," seru Riko sambil memberi minum. "Mama sudah Fiko bilang pasti kan jadi kepikiran begini.""Ko bisa sih Fiko, Masmu bisa Main gi
Kenyataan pahitMungkin inilah cobaanku, Allah mungkin sedang rindu akan Air mataku. Air mata yang entah kapan terakir menetes, aku selalu bahagia, hari ini di mana rumah tangga Shelomitha sedang diuji haruskah aku bertahan apakah harus melepaskannyaMobil terparkir di halaman sekolah Raka, Mitha mengantar anaknya sampai depan kelas. Ia lalu bergabung dengan ibu-ibu wali murid ada Bu sari juga Bu Ani yang setia mengantar Anaknya, yang lainnya sibuk kerja mencari tambahan nafkah untuk sang suami."Jeng Mitha, pangkling aku kirain siapa tambah cantik saja," ucap Bu Sari"Iya Bu, Do'ain ya? biar istikomah terus bisa seperti ini." jawab mitha pada Bu Sari"Iya jeng tenang saja pasti kita dukung terus kok!""Makasih ya Bu."Shelomitha bersama ibu-ibu mengobrol, lumayan Mitha bisa sedikit menghilangkan penat di dada. Mitha pamit undur diri untuk pulang, Mitha pulang sambil membawa belanjaan dapur. Fiko juga Mamanya masih ada d
Bahagia bersama keluarga *** Keluarga kecil yang Rukun dan harmonis, bisa hancur karena, perdebatan-perdebatan kecil yang tidaklah penting. Tapi ini lain Bram telah menghamili perempuan itu, sebenarnya Bram adalah pria yang romantis dan penyayang, bersamanya Shelomitha lupa bagaimana caranya menagis. Delapan tahun menikah, baru kali ini Bram menyakiti hati Mitha,pi kenapa? Ini soal yang ada diperut itu Dia tak berdosa ia harus mendapatkan perhtian dari Ayahnya biologisnya. Dengan cepat Mitha menghapus air matanya. Mobil terparkir di depan rumah sang Eyang, mereka masuk dan Mamanya menyambutnya dengan sangat senang. Mamanya bahagia andai mereka tak berpisah. Tapi kenyataannya lain sebentar lagi mereka akan berpisah, "Pagi Mama." Sapa Mitha sambil membawakan sang mama oleh-oleh buah dan juga kue kering. "Pagi sayang, gimana hari ini sehat," jawab sang Mama, setelah selesai mencium kedua pipi mena
Fiko penyelamat Mitha***Fiko berkemas di dalam kamarnya, ia mencari bajunya buat tanding namun tak ia temukan, perasaan Fiko menaruhnya di dalam tas. Ia turun dari kamar atas menemui sang Mama,"Mama tau seragam Fiko yang baru kemarin, ndak? Baju buat lomba kemarin Ma?" Tanya Fiko pada sang mama."Gimana sih sebentar lagi berangkat lo, inget ga ditaruh dimana," jawab Mamanya."Di dalam Tas sih ma.""Kan habis pertandingan kita nginep di rumah Masmu. Inget ga? Mungkin ketinggalan disana.""Oh iya, kalau ndak ada di sana bagaimana Ma.""Makanya sekarang cepat cari, mumpung masih tiga jam lagi berangkatnya," jawab Mama."Iya deh Ma, Fiko berangkat kesana."
Berkunjung ke rumah AyahPemandangan yang asri udara yang sejuk membuat Raka dan Rania melihat pemandangan yang begitu indah. Dari balik kaca mobil terlihat senyum merekah dari kedua anaknya. Mitha dan anaknya tak sabar berjumpa dengan sang kakek yang telah lama tak mereka jumpai.Mobil terparkir di alamat yang Mith pegang, tiga bulan lalu saat terakhir kali bertemu sang Ayah pindah ke kota Nganjuk. Rasa bahagia ketika alamat sang Ayah sudah ia ketemukan, halaman yang luas penuh bunga-bunga jarak antara rumah penduduk masih beberapa meter, 200 meter dari rumah Ayahnya. Terlihat akses jalan rel kereta api.Rumah yang nyaman dan indah dengan perabot bercorak kayu jati asli membuat mata tak bosan memandang.Assalamu'alaekumWa'alaikumsalam"Ayah..." Dengan takzim Mitha mencium punggung sang ayah dan memelukn
LiburanPagi yang indah terdengar suara riuh burung-burung berkicau, Mitha dan anak-anaknya berjalan di persawahan juga melihat pemandangan yang hijau dan juga sejuk. selesai jalan-jalan mereka berlalu pulang dan Kakaknya sudah berada pulang dari kota Madiun. Ia memeluk Mitha. Kakaknya sangatlah rindu dengan adik semata wayangnya."Ko tambah cantik saja sih Adik Mas?""Mulai menggoda," jawab mitha sambil mencubit pipi Pramono."Gimana kabar kamu? Mas sampai rindu sudah lama kita tak bertemu.""Alhamdulillah baik Mas, tapi tidak dengan pernikahan Mitha sudah diambang kehancuran Mas?""Kok bisa gimana sih Mas ndak ngerti?""Mas Bram selingkuh dengan Siska Mas?""Apa... dasar bener-bener Siska ndak ada habisnya buat hancurin keluarga kita.
Tangis ShelomithaSebelum adzan magrib berkumandang mereka sudah samapi di rumah sang kakek, mereka membersihkan diri lalu sholat magrib berjamaah. Setelah itu mereka berkumpul di meja makan.Makan malam sudah tersedia ada mie goreng, telur, ayam bakar juga urap-urap dan sambal kentangHeningHanya terdengar suara sendok dan piring mereka menikamati makanan, yang begitu menggoda lidah. Hingga piring mereka kosong, Mitha membantu membersihkan sisa makanan. Meja kembali rapi, Mitha mendekatiAyahnya, dan Pak Ferdi bertanya pada Mitha.Kapan baliknya nak? Apa sebaiknya disini saja, temani bapakmu juga Masmu?" tanya sang Ayah."Raka harus sekolah Ayah, kan Mitha kemarin sudah cerita sama Ayah.""Yakin ndak takut kalau digangguin atau mungkin sama Siska