Cinta mitha hancur
Cinta memang sangat tulus dan suci, Begitu tulusnya hingga tak akan ada yang memalingkannya, begitu suci hingga tak ada lagi penghianatan, dan tak akan ada lagi air mata, tapi kenapa aku begitu bodoh hingga kegilaan itu kulakukan.
Bram memukulkan tangan diatas kaca hingga kaca retak membuat tangannya terluka. Guman Bram frustasi. Ia baru menyadari setelah scandal persekingkuhanya dengan sang adik ipar berlalu hingga tiga tahun,
Kilas balik.
Siska menjenguk Mbakyu nya yang lagi lahiran, ia membantu sang kakak untuk mengendong bayi kecil mungil Rania, hari sudah larut malam hingga ia pamit untuk pulang.
"Mbakyu aku mau pulang dulu ya, besuk ada kuliah pagi." ucap Siska pada sang kakak.
"Tidak kemaleman to Sis." Minta suruh anterin Mas Bram.
"Nanti ngrepotin Mbakyu," ucap Siska senang.
"Ya tidak lagian sudah Malam takut ada apa-apa, sama kamu dijalan bagaimana." ucap Mitha cemas akan keselamatan Siska.
"Iya deh tidak papa Mbakyu. Ucap Siska tersenyum menang.
"Mas Bram, Boleh Mitha minta tolong? Anterin Siska pulang Mas sudah jauh malam ini Mas," tanya Mitha pada suaminya.
"Baiklah Tha, tapi ada satu syaratnya." Bram menggoda
"Apaan sih Mas pakai syarat segala!" jawab Mitha malu
"Kalau ndak mau ya sudah. Ucap Bram mengoda.
"Iya iya apa sih Mas? Mitha penasaran."
"Kecup bibir Mas sepuluh kali. Bram menaikkan satu alisya keatas.
Setelah mendapatkan kecupan sepuluh kali Bram langsung berangkat setelah itu mengantar adiknya Mitha, jarak antara rumah dan apartement Siska sekitar dua kilo meter mobil sudah terparkir di depan apartement, Bram langsung Pamit dan Siska berbohong kalau dia alergi kucing.
Siska minta tolong Bram untuk mengusir kucing tersebut. Setelah Bram mengecek di dalam kucing pun sudah tidak ada, siska sengaja mengulur waktu agar Bram masih mau disini.
Siska memberi minuman yang sudah di campurnya dengn obat p......ng. Bram yang tidak enak akirnya minum Juz buah yang telah tersedia. Aku sengaja menjebakmu Mas agar Rumah tangga kalian Hancur. Ucap Siska tersenyum menang.
Siska yang terus menggoda Bram, jiwa laki-lakinya membara Panas Badannya hingga ia tak kuasa menahan hasrat terlarang itu, dan malam itu malam yang membuat Bram merasa bersalah telah menghianati pernikahannya yang selama ini ia jaga.
"Apa kau menjebakku?" tanya Bram kesal
"Tidak Mas bukannya Mas yang mulai!" jawab Siska pura-pura
"Aku tidak bodoh Siska, Wanita macam apa kau tega menjebakku dan menghianati Mbakyu mu sendiri?" ucap Bram pada Siska.
"Bukannya Mas Bram juga menikmatinya?" siska selalu ada rencana membalikkan kata-kata.
"Dengan minuman yang kau beri padaku, kau bilang menikmati."
"Aku menyukai Mas Bram dari dulu Mas Bram, biarkan aku menjadi yang kedua Mas." Siska terus memojokkan Bram.
"Bahkan kau gadis tapi sudah tidak perawan," Ucap Bram menyindir.
"Jika Mas tidak menurutiku maka ku pastikan , Mbak Shelomitha akan mengetahui vidio ini," ucap Siska mengancam.
"Kau tau, kau jauh sekali tidak seperti Shelomitha dia wanita yang hebat diranjang. Tidak seperti dirimu."
"Terus saja memuji Mbakyu yang lemot itu, Tapi perlu Mas tau sekali aku buka mulut Mas Bram akan kehilangan Mbak Mitha
Sitttttt dasar murahan.
Bram yang kesal lalu pergi meninggalkan Apartement dengan sebuah penyesalan. Penyesalan hingga hari ini kurasakan. Aku membenci wanita itu, dia bagai siluman srigala.
Kilas balik off
Mbok Darmi yang mendengar suara gaduh ia pun tak berani masuk dalam kamar Den Bram. Sudahlah ucap Mbok Darmi yang tak menghiraukan suara didalam kamar sang majikan.
Darah segar mengalir ditangan Bram, Ia tak berani, ia takut jika Shelomitha meninggalkanya, ia tahu betul sifat sang istri kalau Dia sudah tersakiti Dia memaafkan tapi ia sudah tak peduli lagi tidak akan kembali lagi. Bram duduk di Sofa kamar matanya melihat ke arah langit-langit yang bercat putih itu. Malam semakin larut hingga mata Bram terpejam.
Suara ketukan pintu membangunkan Bram yang tertidur disofa.
Tok... tok... tok
"Masuk,"
"Sarapanya sudah siap Den Bram? sudah ditunggu Anak-anak Den!" tanya mbok darmi pada Bram
"Iya, Mbok sebentar lagi Bram turun," jawab Bram.
Raka melihat Papanya sedikit berbeda, ada apa dengan Papa? Apa semalam Papa ndak menemani bunda di Rumah sakit? Segudang pertanyaan Raka hanya dipendamnya dalam hati, Raka tau jika Papa dan Bundanya lagi ada Masalah.
Piring yang diisi makanan pun tak tersentuh oleh Bram pandangannya Kosong, Tapi ia harus kerumah sakit menjenguk istri tercinta.
"Sudah selesai sarapannya? Ayo berangkat." Tanya Bram pada Raka.
"Sudah Pa!" jawab Raka.
"Adik Rania, sama si Mbok ya di rumah?"
"Iya Pap!" jawab Rania sambil mencium pipi Papanya.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, Bram mengantar Raka samapai didepan sekolah. Kalau Bram melaju menuju Rumah sakit. Ia memarkirkan kendaraanya lalu berjalan gontai menuju kamar inab sang Istri.
Shelomitha terlihat sedikit membaik, sudah mulai tersenyum, Apapun masalahnya ia harus kuat demi kedua buah hatinya. Fiko berada disamping kakak iparnya, ia berusaha memberi semangat agar mbakyu nya merasa ada dukungan tak sendiri menghadapi kenyataan pahit ini
"Mbak Mitha, mau disuapi ndak? Itu tangannya masih sedikit memar bisa digerakin ndak Mbak?" tanya Fiko kepada Mbak Yu nya.
"Iya masih sedikit ngilu,,!" jawab Mitha pada Fiko.
"Sini kalau gitu Fiko suapin." Fiko menawarkan untuk menyuapi Mitha.
"Tapi," ...
"Aduh Mbak, ini Fiko kayak siapa saja. Sudahlah Fiko ndak akan kurang ajar sama Mbak Mitha."
"Iya sudah ndak papa,"
"Nah gitu dong, Mbak Mitha itu udah Fiko anggap seperti kakak sendiri, Jadi ndak usah sungkan Mbakyu.
"Hmmm,"
Fiko menyuapi mbakyu iparnya dengan sangat hati-hati, sesekali mereka bercanda, Fiko senang Ia sudah tidak terlihat terpuruk lagi. Makanan sudah habis itu artinya kondisi mitha sudah mulai membaik.
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang melihat mereka dari pintu luar menahan Amarah kecemburuan rahangnya mengeras aliran darahnya memanas, sungguh Bram benci pemandangan didepannya.
Bram masuk kedalam kamar dan berjalan menuju Shelomitha, Mitha yang tadinya tersenyum kembali murung, Bram yang menyembunyikan cemburunya dengan sang adik berusaha untuk menahannya.
"Sayang bagaimana keadaanmu, tanya Bram sambil hendak mencium keningnya lalu Mitha menghindar."
Diam
Hanya Air mata yang membasahi pipi Mitha
"Tha, setidaknya jawab pertanyaan Mas?"
Hanya Diam
Bram frustasi dan duduk di sofa deket Mitha sambil memandangi sang istri Bram rindu akan suara istrinya, Fiko pun hanya diam tak berani mencampuri urusan mereka, Dokter masuk dan memeriksa kondisi Mitha.
"Nona Shelomitha hari ini sudah boleh pulang ya? Inget jangan terlalu stress, usahakan untuk mengkonsumsi buah-buahan yang banyak biar cepat pulih. Kata dikter itu pada Mitha
"Baik dok, Trimakasih." jawab Mitha pelan.
Dokter keluar dan bilang untuk mengutus administrasinya. Bram beranjak dari tempat duduknya menuju kasir rumah sakit. Setelah selesai ia beranjak menuju ruangan kamar istrinya. Setelah semua siap
Tiba-tiba ponsel Bram berbunyi.
[Hallo Pak]
[Iya ada apa?]
[Bapak harus segera kekantor ada beberpa laporan yang harus ditanda tangani dan dua jam lagi bapak ada meeting.]
[Baiklah, siapkan semua Aku berangkat]
[Baik pak!"]
"Fiko tolong Antarkan Mbakyu mu sampai rumah? hari ini Mas ada Meeting." ucapnya Bram.
"Iya Mas. Aku akan jaga mbakyu.
"Mas pergi dulu Tha?" pamit Bram pada mitha.
Diam
Bram berjalan keluar sambil menahan gurat kekecewaan biasanya sang istri langsung mencium punggungnya dan selalu memberikanya semangat, Bram tidak tahu apakah cinta Mitha sudah hancur untuknya. Ia ndak tahu masihkah ada celah masuk untuk dirinya lagi di hati sang istri.
Fiko mengantarkan kakak ipar menuju rumahnya, perih dirasakan Mitha ketika memasuki rumah yang dulu selalu diisi dengan kebahagiaan. Sekarang rumah itu akan menjadi saksi bisu hancurnya hati Seorang Shelomitha. Mereka memasuki rumah disambut dengan gembira oleh Rania jua Mbok Darmi, Fiko izin pulang untuk ganti baju.
"Mbok tolong bersihkan kamar sebelah ya?"
"Injih ..Nyonya."
Pirasat Mbok Darmi benar ada masalah antara mereka berdua. Tapi mbok darmi belum berani bertanya pada Mitha.
Cinta yang selama ini dibina dengan baik, kini mulai akan kandas dalam kehancuran, kalau orang lain mungkin Mitha bisa terima, tapi ini adiknya sendiri, bagaimana jika Ayah tau soal ini? Apakah ada didunia ini saudara menyakiti saudara lainnya.
Apakah ini cobaan? cobaan yang harus ku terima, kenapa ini menimpaku, setidaknya kuatkan aku menghadapi semua ini , kuatkan aku agar bisa jadi orang yang baik tanpa harus menyakiti siapapun. Guman Mitha dalam lamunan.
Next...
Hidup mitha untuk anak-anak.Shelomitha memasuki kamar barunya, tepat disamping kamar Bram, ia duduk diatas ranjang direbahkanya tubuhnya, dipandangin langit-langit yang bercat putih itu, mitha berusaha memejamkan Mata, selang berapa menit Mitha tenggelam dalam mimpinya.Mitha bercanda bersama Rania,Raka,Fiko juga mbok Darmi, di ruang santai ia lupa sejenak akan masalahnya, Fiko pamit pulang karena sudah malam, Mitha menggantuk karena efek dari obatnya, ia izin simbok untuk menidurkan anak-anaknya, hingga akhirnya mereka semua pun tertidur.Hingga sore hari Bram tidak bisa pulang, pekerjaanya yang tak bisa ditinggal membuatnya rindu akan istrinya. Ia lupa bahwa mungkin saja istrinya tidak akan memaafkannya, ia mengambil ponsel lalu memencet nomor istriku, beberapa kali ditelepon juga tidak di angkat, Bram ingat kalau ponsel istrinya kemarin ia hancurkannya.Bram segera membereskan pekerjaannya, lalu beranjak pulang, mobil telah terparkir di tepat dirumahn
Melihat peetandingan taekwondoMitha membuka isi paketannya, setelah dibuka ternyata sebuah ponsel baru dari sang suami. Hatiku sudah membeku Mas, sekeras apapun usahamu aku akan tetap pada pendirianku. Guman Mitha dalam hati. Sebagai mana tinggal bersama suami tapi terasa sangat asing, manusia memiliki tabiat kadang taat, kadang maksiat, semua tergantung dari keimanan dan jiwa kita masing-masing.Ada yang terpesona oleh tipu daya dan terlena oleh pesona dunia, ada juga yang tidak mudah tergoda oleh pesonanya, Tapi, suamiku berbeda ia mengambil jalan yang terlena oleh dunia, aku hampir tidak percaya, ya Allah bantu hambamu untuk menyelesaikan masalah ini ucap Shelomitha dalam hati.Rembulan mulai bersinar di waktu malam, hanya terdengar suara bising pabrik dan suara lalu lalang kendaraan, Mitha duduk di balkon atas, di pandanginya bintang, Ia berharap ingin selalu menjadi sinar untuk kedua Buah hatinya. Shelomitha beranjak memasuki kamar ia berbaring di
Part6Mama wulan melihat menantunya sedih, beliau melihat Shelomitha mengusap air mata, Fiko sudah menceritakan perselingkuhannya Bram juga Siska, sang Mama terlihat sedih, melihat luka yang disembunyikan oleh menatunya Mitha."Fiko sebenarnya ada apa dengan Mbakmu? tanya Mama pada Fiko saat itu."Memang kenapa Ma," jawab Fiko pada Mamanya sambil menatap ponselnya."Jangan bohong sama Mama Fiko, Mama kenal Mitha sudah lama dan Mama tahu kalau Mbakmu itu lagi ada masalah," ucap mamanya."Sebenarnya Mas Bram selingkuh Ma," jawab Fiko pelan."A... Apa?" kata Mamanya, lalu beliau pingsan.Ma... Mama bangun Ma, Mama ... bangun MaSang Mama pingsan, selang berapa menit Mamanya akhirnya sadar juga."Fiko tolong ambilin Mama Minum?" suruh Mamanya."Baik Ma," seru Riko sambil memberi minum. "Mama sudah Fiko bilang pasti kan jadi kepikiran begini.""Ko bisa sih Fiko, Masmu bisa Main gi
Kenyataan pahitMungkin inilah cobaanku, Allah mungkin sedang rindu akan Air mataku. Air mata yang entah kapan terakir menetes, aku selalu bahagia, hari ini di mana rumah tangga Shelomitha sedang diuji haruskah aku bertahan apakah harus melepaskannyaMobil terparkir di halaman sekolah Raka, Mitha mengantar anaknya sampai depan kelas. Ia lalu bergabung dengan ibu-ibu wali murid ada Bu sari juga Bu Ani yang setia mengantar Anaknya, yang lainnya sibuk kerja mencari tambahan nafkah untuk sang suami."Jeng Mitha, pangkling aku kirain siapa tambah cantik saja," ucap Bu Sari"Iya Bu, Do'ain ya? biar istikomah terus bisa seperti ini." jawab mitha pada Bu Sari"Iya jeng tenang saja pasti kita dukung terus kok!""Makasih ya Bu."Shelomitha bersama ibu-ibu mengobrol, lumayan Mitha bisa sedikit menghilangkan penat di dada. Mitha pamit undur diri untuk pulang, Mitha pulang sambil membawa belanjaan dapur. Fiko juga Mamanya masih ada d
Bahagia bersama keluarga *** Keluarga kecil yang Rukun dan harmonis, bisa hancur karena, perdebatan-perdebatan kecil yang tidaklah penting. Tapi ini lain Bram telah menghamili perempuan itu, sebenarnya Bram adalah pria yang romantis dan penyayang, bersamanya Shelomitha lupa bagaimana caranya menagis. Delapan tahun menikah, baru kali ini Bram menyakiti hati Mitha,pi kenapa? Ini soal yang ada diperut itu Dia tak berdosa ia harus mendapatkan perhtian dari Ayahnya biologisnya. Dengan cepat Mitha menghapus air matanya. Mobil terparkir di depan rumah sang Eyang, mereka masuk dan Mamanya menyambutnya dengan sangat senang. Mamanya bahagia andai mereka tak berpisah. Tapi kenyataannya lain sebentar lagi mereka akan berpisah, "Pagi Mama." Sapa Mitha sambil membawakan sang mama oleh-oleh buah dan juga kue kering. "Pagi sayang, gimana hari ini sehat," jawab sang Mama, setelah selesai mencium kedua pipi mena
Fiko penyelamat Mitha***Fiko berkemas di dalam kamarnya, ia mencari bajunya buat tanding namun tak ia temukan, perasaan Fiko menaruhnya di dalam tas. Ia turun dari kamar atas menemui sang Mama,"Mama tau seragam Fiko yang baru kemarin, ndak? Baju buat lomba kemarin Ma?" Tanya Fiko pada sang mama."Gimana sih sebentar lagi berangkat lo, inget ga ditaruh dimana," jawab Mamanya."Di dalam Tas sih ma.""Kan habis pertandingan kita nginep di rumah Masmu. Inget ga? Mungkin ketinggalan disana.""Oh iya, kalau ndak ada di sana bagaimana Ma.""Makanya sekarang cepat cari, mumpung masih tiga jam lagi berangkatnya," jawab Mama."Iya deh Ma, Fiko berangkat kesana."
Berkunjung ke rumah AyahPemandangan yang asri udara yang sejuk membuat Raka dan Rania melihat pemandangan yang begitu indah. Dari balik kaca mobil terlihat senyum merekah dari kedua anaknya. Mitha dan anaknya tak sabar berjumpa dengan sang kakek yang telah lama tak mereka jumpai.Mobil terparkir di alamat yang Mith pegang, tiga bulan lalu saat terakhir kali bertemu sang Ayah pindah ke kota Nganjuk. Rasa bahagia ketika alamat sang Ayah sudah ia ketemukan, halaman yang luas penuh bunga-bunga jarak antara rumah penduduk masih beberapa meter, 200 meter dari rumah Ayahnya. Terlihat akses jalan rel kereta api.Rumah yang nyaman dan indah dengan perabot bercorak kayu jati asli membuat mata tak bosan memandang.Assalamu'alaekumWa'alaikumsalam"Ayah..." Dengan takzim Mitha mencium punggung sang ayah dan memelukn
LiburanPagi yang indah terdengar suara riuh burung-burung berkicau, Mitha dan anak-anaknya berjalan di persawahan juga melihat pemandangan yang hijau dan juga sejuk. selesai jalan-jalan mereka berlalu pulang dan Kakaknya sudah berada pulang dari kota Madiun. Ia memeluk Mitha. Kakaknya sangatlah rindu dengan adik semata wayangnya."Ko tambah cantik saja sih Adik Mas?""Mulai menggoda," jawab mitha sambil mencubit pipi Pramono."Gimana kabar kamu? Mas sampai rindu sudah lama kita tak bertemu.""Alhamdulillah baik Mas, tapi tidak dengan pernikahan Mitha sudah diambang kehancuran Mas?""Kok bisa gimana sih Mas ndak ngerti?""Mas Bram selingkuh dengan Siska Mas?""Apa... dasar bener-bener Siska ndak ada habisnya buat hancurin keluarga kita.
Sweet momentDada Mitha bergemuruh, rahasia selama ini ia pendam sendiri. Fikopun tidak mengetahui jika dirinyalah Dara gadis yang selalu berkepang dua pujaan hatinya. Saatnya menepati janji mengajak Raka juga Rania melihat perlombaan Fiko, Mitha berusaha tegar dan tidak gugup ketika meliahatnya nanti.Tok ... tok ... tok.Masuk"Bunda Sudah siap belum?" tanya antusias Rania yang sudah rapi dengan baju kesayangannya, sambil memeluk tubuh Bundanya."Baiklah sayang, Rania sama Raka sarapan dulu biar Bunda mandi ya," jawab Mitha pada Rania, Ia pun berlalu pergi dengan perasaan gembiranya.Mitha menatap cermin yang berada di depannya, wajahnya yang kian hari kian memucat, ia sedikit berdandan warna natural yang menjadi pilihannya. Ia terlihat begitu cantik, jauh dilupuk hatinya ia merindukan Fiko.Mitha turun dari lantai atas menuju meja makan, Raka juga Rania saling pandang mereka melihat Bundanya begitu cantik yang tid
Selalu untuk selamanyaMitha menghebuskan nafas panjangnya, ia tidak pernah mengira jika Fiko tidak mengenalinya hingga saat ini. Mitha menginggat saat Raka menang dalam lomba saat itu ia tanpa sadar memeluk Fiko, ia tak tahan dengan bebannya yang ia tanggung sendiri. Bayangkan saja selama ini Fiko menghilang saat ia kembali ia sudah tak mengenalinya.Tapi, perasaan buat Fiko tidak pernah berubah hingga detik ini, ia menyayangi Fiko melebihi dirinya sendiri. Kalaupun Fiko sedah menikah biarlah rasa ini akan Mitha pendam hingga jiwanya tak lagi bersatu dengan tubuhnya.Ya Robb, Mitra mencoba mengerti tentang makna dari semuanya ini, jika takdirnya bukan untuk Fiko, Mitha iklaskan untuk bisa menjalani hari-harinya tanpa hadirnya.رَبَّنَا آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمًَة وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ َأمِْرنَا رَشَدًاRobbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa."Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri
Cinta pertama Mitha"Bunda, Raka hari ini ada tugas bikin, kolase membuat ikan, dengan bahan biji-bijian bagaimana?" tanya Raka pada Bundanya Mitha."Minta sama si Mbok buat siapin bijinya sayang, udah bisa bikin caranya belum sayang," jawab Mitha menanyakan pada Raka."Baik Bunda." Raka berlalu pergi dan menemui Mbok Darmi untuk menyiapkan bahannya.Mitha membantu Raka menempel bahan biji-bijian kedelai dan kacang hijau juga jagung. Raka menata dan menempel biji-bijian dengan rapi, selang beberapa menit tugas menghiasan ikan dengan kolase sudah siap."Bagus Bunda makasih ya sudah bantuin Raka," ucapnya pada Bunda kesayangannya."Sama-sama sayang Bunda akan selalu ada buat Raka, kok jadi murung begitu kenapa sayang?" tanya mitha pada putranya."Bu
Menatap harapanSuara angin menembus kalbu, Mitha menatap pantai dari kejauhan, bocah kecil berlari kesana sini. Ada yang bermain layang-layang, membuat bangunan dari pasir, itulah anak-anak pantai. Tapi tidak dengan anakku Rania juga Raka ia tetap berada dalam posisinya bermain di dalam rumah.Apakah hati mereka bahagia? Mitha pun tak tahu apa yang dirasakan anak-anaknya. Mitha mencoba berbicara sama kedua anaknya."Raka, Rania Sini nak." Panggil Mitha kepada anak-anaknya."Iya Bunda," jawab keduanya."Mau ikut bunda tidak?" tanya Mitha pada kedua anak kesayangannya."Mau dong Bunda," ucap keduanya bareng."Ayo kita jalannnn...."Mitha mengajak mereka berlari kearah pantai dan membeli satu buah layang-layang, Dilihatnya Raka juga Rania begitu senang. Mitha meminta Raka untuk memegang layangannya dan Mitha yang menari
MerinduMenjadi seorang yang bermanfaat bagi orang lain bukanlah perkara mudah, banyak hal yang akan kita persiapkan untuk bekal menjalaninya. Salah satunya adalah belajar bagaimana memahami, menerima, masalah yang akan kita berikan solusi dan memilih cara yang tepat untuk mengatasinya.Fiko menikmati perjalanan menuju kota Ayahnya Mitha tinggal ia berharap, ia bisa menemukan titik terang, dimana tempat tinggalnya Mitha berada. Mobil terparkir di halaman depan rumah pak Ferdi, Fiko turun dan masuk kedalam rumah.Assalamu'alaikumWa'alaikumsalam"Lho ada nak Fiko ayo silahkan masuk?" pak Ferdi mempersilahkan Fiko masuk ke dalam rumahnya."Iya Pak terima kasih, saya sengaja datang kesini karena mau menanyakan keberadaan Mbak Mitha, berapa bulan yang lalu saat saya sakit, Mbak Mitha pindah
Pernikahan Fiko gagalKadang hidup kita seperti cakrawala dibasahi hujan dan dikeringkan oleh sinar matahari. Tapi apapun yang memberi warna hidup adalah senyum terindahnya, begitulah ungkapan perasaan Mitha pada sang hati yang merindukannya. Mitha berada di rumah barunya dikota yang sangat jauh dari kota surabaya.Orang baru suasana baru, semoga saja Raka juga Rania betah tinggal disini, butik yang dirintisnya satu bulan yang lalu melaju sangat pesat, dengan bantuan saudara rekan kerjanya Ana. Mitha dengan cepat meraih keuntungan bisnisnya.Rumah yang sederhana yang Mitha tempati mungkin akan menjadi tempat yang baru, tempat yang bisa membuatnya bahagia.Raka menghampiri bundanya."Bunda," ucap Raka sambil menghampiri bundanya."Iya sayang, Gimana selama sebulan disini Raka betah tidak nak?"
Malam pertama"Apa ini tidak terlalu cepat Mas? Apa ga dipikirkan dulu soal pernikahan kita?" tanya Lili yang sering di panggil Syerli pada Bram."Sudah terlalu banyak kesalahan yang kulakukan Li! Aku harus menghentikannya bantu aku untuk bisa berubah," jawab Bram sambil memegang tangan Lili."Apa Mas tidak minta persetujuan dari anak-anak Mas dulu? Ini soal pernikahan Mas, Mas juga harus menjaga perasaan mereka." Lili bicara menginggatkan Bram."Baiklah nanti aku minta izin sama Raka dan Rania. Aku juga sudah lama tak bertemu mereka, aku sibuk dengan urusanku," ucap Bram pada Lili ia merasa bersalah.Papa macam apa aku ini, aku melupakan anak-anakku. Aku begitu egois bagaimana jika mereka membencinya, sejak perpisahan itu Bram belum pernah sekalipun menemui mereka.Mobil Bram melaju ke rumah Mitha, rumah Mitha tampak kosong, sepi ia lalu masuk ke dalam ia me
Penyesalan***Ammar melempar semua barang di dalam apartemenya, ia tidak tau ternyata Siska menjebaknya, Ammar mengajak rambutnya.Sekarang ia benar-benar kehilangan Selo untuk selamanya, Ammar tau jika Selomitha tidak akan memaafkanya.Ia sudah lama mengenal Selo, semakin ia meminta maaf semakin Selo membencinya.Siska kau harus membayar semua yang kau lajukan padaku? Bahkan Selo sudah menyetujui rencana untuk menikahiku, guman Ammar kesal sambil membanting barang di depannya.Sementara Siska menagis, di depan rumah Mitha, ia menyesal setelah membaca koran yang diberi Mitha kemarin. Siska hanya menatap koran yang dipeganginya, betapa Ayah angkatnya menggendongnya saat orang tuanya meninggal, Siska menjerit histeris mengetahui kebenarannya.Begitu banyak kejahatan yang ia lakukan, hingga menyakiti Mitha hingga ia menderita, menyesalpun tiada gunanya, sepertinya Mbak Mitha sudah meninggalkan kota ini. Dilihatnya rumah begitu sepi, bag
Skenario Siska"Iya Mas, Sultan memang anakmu." Syerli memberi tahu Bram bahwa Sultan adalah anaknya, Bram lah yang menanam benih saat ia masih kuliah."Apa ... maafkan aku Syerli." Bram sungguh banyak noda yang ia lakukan pada seorang perempuan, bertahun-tahun menelantarkan anaknya."Diam...!" Ia tak kuasa menahan beban yang selama ini ia pendam, ia harus berjuang sendirian melawan cemooh orang."Terus dengan Fino?" Bram bertanya siapa ayah Fino sang sekarang sedang sakit."Dia anakku Mas! Seseorang menolongku dan menikahiku, kami hidup bersama hampir delapan tahun, tapi beliau meninggal kecelakaan, sejak saat itu aku pun bekerja."Maafkan aku Syerli, gara-gara aku kamu diusir dari rumah dan menderita, waktu itu ga ada niat buat meninggalkanmu kamulah yang pergi meninggalkanku.""Sudah ndak papa Mas, semua sudah terjadi.""Kau tahu Syer, hidupku pun telah hancur. Aku menghianati Mitha dan selingkuh dengan adik angkatnya,