LiburanPagi yang indah terdengar suara riuh burung-burung berkicau, Mitha dan anak-anaknya berjalan di persawahan juga melihat pemandangan yang hijau dan juga sejuk. selesai jalan-jalan mereka berlalu pulang dan Kakaknya sudah berada pulang dari kota Madiun. Ia memeluk Mitha. Kakaknya sangatlah rindu dengan adik semata wayangnya."Ko tambah cantik saja sih Adik Mas?""Mulai menggoda," jawab mitha sambil mencubit pipi Pramono."Gimana kabar kamu? Mas sampai rindu sudah lama kita tak bertemu.""Alhamdulillah baik Mas, tapi tidak dengan pernikahan Mitha sudah diambang kehancuran Mas?""Kok bisa gimana sih Mas ndak ngerti?""Mas Bram selingkuh dengan Siska Mas?""Apa... dasar bener-bener Siska ndak ada habisnya buat hancurin keluarga kita.
Tangis ShelomithaSebelum adzan magrib berkumandang mereka sudah samapi di rumah sang kakek, mereka membersihkan diri lalu sholat magrib berjamaah. Setelah itu mereka berkumpul di meja makan.Makan malam sudah tersedia ada mie goreng, telur, ayam bakar juga urap-urap dan sambal kentangHeningHanya terdengar suara sendok dan piring mereka menikamati makanan, yang begitu menggoda lidah. Hingga piring mereka kosong, Mitha membantu membersihkan sisa makanan. Meja kembali rapi, Mitha mendekatiAyahnya, dan Pak Ferdi bertanya pada Mitha.Kapan baliknya nak? Apa sebaiknya disini saja, temani bapakmu juga Masmu?" tanya sang Ayah."Raka harus sekolah Ayah, kan Mitha kemarin sudah cerita sama Ayah.""Yakin ndak takut kalau digangguin atau mungkin sama Siska
Melawan penjahatMereka berangkat mengantar Raka ke sekolah mobil Fiko melaju dengan kecepatan sedang. Fiko mengantar sang keponakan di depan gerbang sekolah. Mama mertuanya mengajak Mitha untuk membeli kebutuhan makanan di dapur, mobil Fiko sudah terparkir di mall.Sang mama dan Mitha turun lalau masuk kedalam untuk belanja, sedangkan Fiko melihat-lihat baju sambil menunggu mereka belanja. Fiko sepintas melihat Siska belanja dengan seorang lelaki setengah baya. Fiko terus mengamati gerak gerik mereka berdua. Apa itu yang namanya Om Jarwo ya? Batin FikoLelaki setengah baya itu mendapat telepon dan langsung bergegas pergi bersama Siska, Fiko berjalan gontai menuju resto ia memesan satu cangkir capuchino, sambil menunggu sang Mama juga Mitha. ia menyeruput isi dalam cangkir yang begitu nikmat, tak berselang lama Mama dan Mitha datang menghampiri.
Wanita istimewaTiada satupun skenario Allah yang tiada indah, semuanya pasti indah walaupun kita sulit untuk memahaminya, itulah yang terjadi pada musibah tadi semuanya atas kehendaknya. Semoga Fiko baik-baik saja, ia terluka karena menyelamatkanya, bayangan tusukan itu selalu menari-nari diotak Mitha.Fiko selamat adalah anugerah terindah di balik setiap musibah yang mereka alami. Sungguh Mitha berharap semua baik-baik saja. Ia takut melibatkan keluarga mertuanya untuk membantunya, ia takut jika banyak yang terluka olehnya karena ulah Siska.Siska hanya mengincarnya tapi Fiko yang terluka.Apa Mitha harus pergi sajadari rumah ini, Mitha takut jadi beban Mama juga Fiko. Apa di izinin ya sama Mama. Mitha takut jika Mama marah ia tak berani berkata. Semoga saja mama menyetujuinya, Mitha berjalan mememui sang Mama.
Putusan pengadilanBisakah Siska berubah, di dalam hidupnya hanya ada ambisi dan dendam, kami selalu menyayanginnya hanya dengan sekali hasutan sang paman, ia berubah jadi wanita yang kejam. Siska tidak pernah menyadari bahwa hidupku tidak dipenuhi dengan ambisi, kalaupun ia harus terpuruk karena kehancuran rumah tangganyaShelomitha tidak lupa bahwa semua sudah rencanaNYA.Tantangan hidup setiap orang pasti ada, taklukkan dan jadilah pemenang. Kemenangan bukti perjuangan, makin gigih berjuang, makin terbuka pintu kebahagiaannya.Nama Bramantiyo dan Shelomitha sandara dipanggil di dalam ruang pengadilan. Mereka dan juga saksi masuk dalam ruangan, debaran hati Shelomita tak beraturan keringat dingin membasahi tubuhnya. Sungguh tak ada dalam benaknya akan duduk dikursi dihadapan para hakim dipengadilan.Ya Allah
Hati Raka terluka, lebih sakit dari diselingkuhiFajar terbit dari ufuk timur, matahari mulai menampakkan sinarnya, Mitha begegas membantu simbok untuk membuat sarapan untuk Raka juga Rania. Sarapan sudah tersedia di meja makan, ada mie bihun dan juga ayam goreng dan telur, mereka sarapan bersama, lalu beranjak menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.Mitha begitu cemas, jika Fiko tidak datang bagaimana dengan Raka, ia takut jika Raka kecewa, apapun yang terjadi Mitha harus berusaha membahagiakan batin anaknya. Ia menatap benda pipih ditangannya ia berharap Fiko menghubunginya, namun ponsel milik Fiko pun tidaklah aktif."Bunda Ayo berangkat? Nanti Raka telat ke sekolah." Raka bertanya kepada Bundanya sambil bersiap-siap membawa tas miliknya."Iya sayang, Ayo! Rania di rumah sama Mbok Darmi apa ikut Bunda sayang?" tanya Mitha kepada anaknya Rania.
Sore itu"Fiko Mama jodohkan kamu,dengan anak temen mama?" tanya mamanya kepada Fiko yang lagi duduk di samping mamanya."Apaan sih mama kayak zaman siti nurbaya saja," jawab Fiko kesel."Cantik tau Fiko pasti kamu suka deh sama Dia," ucap sang mama sambil membujuk putranya."Terserah mama saja," ucap Fiko sambil berlalu pergi meninggalkan mamanya sendirian.Mungkin ini akan menyakiti Fiko, tapi sang mama tau persis jika Fiko menyukai Mitha. Mama Wulan berharap tidak akan ada lagi pertengkaran antara Bram dan juga Fiko hanya demi satu wanita.Bram menemani Siska di proses persalinannya, tubuh Siska yang tak kuat menahan sakit akhirnya bayi lahir dengan cara oprerasi. Anak laki-laki telah lahir ke dunia biasanya sang Ayah akan menyambut kedatangan anaknya den
Gelisah***Selesai pemakaman, mereka bergegas melangkah meninggalkan pemakaman tidak dengan Bram dan Siska. Dia hatinya begitu hancur, alat satu-satunya untuk mengancam Bram sudah tiada, ia begitu marah hingga tubuhnya masih berada di samping anaknya. Ttubuhnya begitu kaku, Bram lalu menggendongnya menuju ke dalam mobil.Hidup Siska telah hancur, meskipun Bram berada disisinya dan telah menjadi miliknya. Tapi Siska tau batin dan jiwanya hanya untuk Mitha, wajah Siska memerah, ia tahu tak lama lagi Bram pasti membuangnya. Jika Bram sampai membuangnya, Siska pastikan Mitha juga tak akan bahagia lihat saja Mitha pembaladan dari Siska.Senja melangkah pergi meninggalkan sang awan, pertanda hari sudah mulai petang. Mitha berada di depan Sofa sambil menemani sang anak belajar, tatapannya kosong ia memikirkan bagaimana hati Siska, p
Sweet momentDada Mitha bergemuruh, rahasia selama ini ia pendam sendiri. Fikopun tidak mengetahui jika dirinyalah Dara gadis yang selalu berkepang dua pujaan hatinya. Saatnya menepati janji mengajak Raka juga Rania melihat perlombaan Fiko, Mitha berusaha tegar dan tidak gugup ketika meliahatnya nanti.Tok ... tok ... tok.Masuk"Bunda Sudah siap belum?" tanya antusias Rania yang sudah rapi dengan baju kesayangannya, sambil memeluk tubuh Bundanya."Baiklah sayang, Rania sama Raka sarapan dulu biar Bunda mandi ya," jawab Mitha pada Rania, Ia pun berlalu pergi dengan perasaan gembiranya.Mitha menatap cermin yang berada di depannya, wajahnya yang kian hari kian memucat, ia sedikit berdandan warna natural yang menjadi pilihannya. Ia terlihat begitu cantik, jauh dilupuk hatinya ia merindukan Fiko.Mitha turun dari lantai atas menuju meja makan, Raka juga Rania saling pandang mereka melihat Bundanya begitu cantik yang tid
Selalu untuk selamanyaMitha menghebuskan nafas panjangnya, ia tidak pernah mengira jika Fiko tidak mengenalinya hingga saat ini. Mitha menginggat saat Raka menang dalam lomba saat itu ia tanpa sadar memeluk Fiko, ia tak tahan dengan bebannya yang ia tanggung sendiri. Bayangkan saja selama ini Fiko menghilang saat ia kembali ia sudah tak mengenalinya.Tapi, perasaan buat Fiko tidak pernah berubah hingga detik ini, ia menyayangi Fiko melebihi dirinya sendiri. Kalaupun Fiko sedah menikah biarlah rasa ini akan Mitha pendam hingga jiwanya tak lagi bersatu dengan tubuhnya.Ya Robb, Mitra mencoba mengerti tentang makna dari semuanya ini, jika takdirnya bukan untuk Fiko, Mitha iklaskan untuk bisa menjalani hari-harinya tanpa hadirnya.رَبَّنَا آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمًَة وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ َأمِْرنَا رَشَدًاRobbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa."Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri
Cinta pertama Mitha"Bunda, Raka hari ini ada tugas bikin, kolase membuat ikan, dengan bahan biji-bijian bagaimana?" tanya Raka pada Bundanya Mitha."Minta sama si Mbok buat siapin bijinya sayang, udah bisa bikin caranya belum sayang," jawab Mitha menanyakan pada Raka."Baik Bunda." Raka berlalu pergi dan menemui Mbok Darmi untuk menyiapkan bahannya.Mitha membantu Raka menempel bahan biji-bijian kedelai dan kacang hijau juga jagung. Raka menata dan menempel biji-bijian dengan rapi, selang beberapa menit tugas menghiasan ikan dengan kolase sudah siap."Bagus Bunda makasih ya sudah bantuin Raka," ucapnya pada Bunda kesayangannya."Sama-sama sayang Bunda akan selalu ada buat Raka, kok jadi murung begitu kenapa sayang?" tanya mitha pada putranya."Bu
Menatap harapanSuara angin menembus kalbu, Mitha menatap pantai dari kejauhan, bocah kecil berlari kesana sini. Ada yang bermain layang-layang, membuat bangunan dari pasir, itulah anak-anak pantai. Tapi tidak dengan anakku Rania juga Raka ia tetap berada dalam posisinya bermain di dalam rumah.Apakah hati mereka bahagia? Mitha pun tak tahu apa yang dirasakan anak-anaknya. Mitha mencoba berbicara sama kedua anaknya."Raka, Rania Sini nak." Panggil Mitha kepada anak-anaknya."Iya Bunda," jawab keduanya."Mau ikut bunda tidak?" tanya Mitha pada kedua anak kesayangannya."Mau dong Bunda," ucap keduanya bareng."Ayo kita jalannnn...."Mitha mengajak mereka berlari kearah pantai dan membeli satu buah layang-layang, Dilihatnya Raka juga Rania begitu senang. Mitha meminta Raka untuk memegang layangannya dan Mitha yang menari
MerinduMenjadi seorang yang bermanfaat bagi orang lain bukanlah perkara mudah, banyak hal yang akan kita persiapkan untuk bekal menjalaninya. Salah satunya adalah belajar bagaimana memahami, menerima, masalah yang akan kita berikan solusi dan memilih cara yang tepat untuk mengatasinya.Fiko menikmati perjalanan menuju kota Ayahnya Mitha tinggal ia berharap, ia bisa menemukan titik terang, dimana tempat tinggalnya Mitha berada. Mobil terparkir di halaman depan rumah pak Ferdi, Fiko turun dan masuk kedalam rumah.Assalamu'alaikumWa'alaikumsalam"Lho ada nak Fiko ayo silahkan masuk?" pak Ferdi mempersilahkan Fiko masuk ke dalam rumahnya."Iya Pak terima kasih, saya sengaja datang kesini karena mau menanyakan keberadaan Mbak Mitha, berapa bulan yang lalu saat saya sakit, Mbak Mitha pindah
Pernikahan Fiko gagalKadang hidup kita seperti cakrawala dibasahi hujan dan dikeringkan oleh sinar matahari. Tapi apapun yang memberi warna hidup adalah senyum terindahnya, begitulah ungkapan perasaan Mitha pada sang hati yang merindukannya. Mitha berada di rumah barunya dikota yang sangat jauh dari kota surabaya.Orang baru suasana baru, semoga saja Raka juga Rania betah tinggal disini, butik yang dirintisnya satu bulan yang lalu melaju sangat pesat, dengan bantuan saudara rekan kerjanya Ana. Mitha dengan cepat meraih keuntungan bisnisnya.Rumah yang sederhana yang Mitha tempati mungkin akan menjadi tempat yang baru, tempat yang bisa membuatnya bahagia.Raka menghampiri bundanya."Bunda," ucap Raka sambil menghampiri bundanya."Iya sayang, Gimana selama sebulan disini Raka betah tidak nak?"
Malam pertama"Apa ini tidak terlalu cepat Mas? Apa ga dipikirkan dulu soal pernikahan kita?" tanya Lili yang sering di panggil Syerli pada Bram."Sudah terlalu banyak kesalahan yang kulakukan Li! Aku harus menghentikannya bantu aku untuk bisa berubah," jawab Bram sambil memegang tangan Lili."Apa Mas tidak minta persetujuan dari anak-anak Mas dulu? Ini soal pernikahan Mas, Mas juga harus menjaga perasaan mereka." Lili bicara menginggatkan Bram."Baiklah nanti aku minta izin sama Raka dan Rania. Aku juga sudah lama tak bertemu mereka, aku sibuk dengan urusanku," ucap Bram pada Lili ia merasa bersalah.Papa macam apa aku ini, aku melupakan anak-anakku. Aku begitu egois bagaimana jika mereka membencinya, sejak perpisahan itu Bram belum pernah sekalipun menemui mereka.Mobil Bram melaju ke rumah Mitha, rumah Mitha tampak kosong, sepi ia lalu masuk ke dalam ia me
Penyesalan***Ammar melempar semua barang di dalam apartemenya, ia tidak tau ternyata Siska menjebaknya, Ammar mengajak rambutnya.Sekarang ia benar-benar kehilangan Selo untuk selamanya, Ammar tau jika Selomitha tidak akan memaafkanya.Ia sudah lama mengenal Selo, semakin ia meminta maaf semakin Selo membencinya.Siska kau harus membayar semua yang kau lajukan padaku? Bahkan Selo sudah menyetujui rencana untuk menikahiku, guman Ammar kesal sambil membanting barang di depannya.Sementara Siska menagis, di depan rumah Mitha, ia menyesal setelah membaca koran yang diberi Mitha kemarin. Siska hanya menatap koran yang dipeganginya, betapa Ayah angkatnya menggendongnya saat orang tuanya meninggal, Siska menjerit histeris mengetahui kebenarannya.Begitu banyak kejahatan yang ia lakukan, hingga menyakiti Mitha hingga ia menderita, menyesalpun tiada gunanya, sepertinya Mbak Mitha sudah meninggalkan kota ini. Dilihatnya rumah begitu sepi, bag
Skenario Siska"Iya Mas, Sultan memang anakmu." Syerli memberi tahu Bram bahwa Sultan adalah anaknya, Bram lah yang menanam benih saat ia masih kuliah."Apa ... maafkan aku Syerli." Bram sungguh banyak noda yang ia lakukan pada seorang perempuan, bertahun-tahun menelantarkan anaknya."Diam...!" Ia tak kuasa menahan beban yang selama ini ia pendam, ia harus berjuang sendirian melawan cemooh orang."Terus dengan Fino?" Bram bertanya siapa ayah Fino sang sekarang sedang sakit."Dia anakku Mas! Seseorang menolongku dan menikahiku, kami hidup bersama hampir delapan tahun, tapi beliau meninggal kecelakaan, sejak saat itu aku pun bekerja."Maafkan aku Syerli, gara-gara aku kamu diusir dari rumah dan menderita, waktu itu ga ada niat buat meninggalkanmu kamulah yang pergi meninggalkanku.""Sudah ndak papa Mas, semua sudah terjadi.""Kau tahu Syer, hidupku pun telah hancur. Aku menghianati Mitha dan selingkuh dengan adik angkatnya,