Talak untuk Siska***Sayub-sayub terdengar suara adzan subuh, Mitha segera bangun dan menjakankan kewajibannya. Ia lalu bergegas membantu mbok Darmi menyiapkan sarapan pagi, ia harus bangkit ia tak harus meratapi nasibnya, jika Allah bilang tidak maka tidak. jika ia maka semua akan mengalir dengan sendirinya. Nasi goreng sosis telur mata sapi sudah siap di atas meja.Mang Kardi juga si mbok ikut serta makan bersama di meja makan, suara tawa Raka saat diledekin mang Kardi membuat tawa mereka sampai di sudut ruangan rumah Mitha. Mitha bahagia melihat keceriaan anaknya.Mitha mengantar Raka juga Rania sekolah, Rania sudah memasuki PAUD, dan ditungguin sama mbok Darmi sementara Mitha bekerja."Bunda, hati-hati perasaan Raka ndak enak,"ujar Raka pada Bundanya, Raka begitu khawatir melihat sang Bu
Lamaran tanpa jawabanMitha hanya bisa melihat dari kejauhan, Fiko masih koma. Banyak selang dan alat berada ditubuhnya, sebenarnya Mitha tak sanggup melihatnya dan ingin mendekatinya, dilihatnya mama Wulan keluar menuju kantin, Mitha meminjam baju perawat sahabatnya, ia memakai masker hingga tak ada yang mengenalinya.Mitha mendekat ke tubuh Fiko yang begitu lemas dan diraihnya tangan Fiko."Fiko ini Mbak Mitha sadarlah, terima kasih sudah menjaga dan melindungiku, Mbak tau kau mendengarkan ucapanku, berjanjilah Fiko kau akan tetap bahagia, Mbak akan menjaga perasaan untukmu. Berjanjilah berjuang untuk hidupmu juga nafasmu, hidupmu Masih panjang Fiko. Mbak pergi dulu dan Mbak yakin Fiko pasti kuat," ucap Mitha dikuping Fiko.Mitha keluar ruangan Fiko, Mitha berpapasan dengan mama Wulan, Mitha hanya menggangguk,melewati mamanya.Alhamdulillh beliau tidak tau.Fiko mengeluarkan air mata setelah kepergian Mitha. Ia berjalan dihampa
Rahasia"Syerli tunggu," ucap Bram sambil mengejarnya, Bram ingat bahwa dia adalah kekasih Bram dulu."Maaf Mas Bram, syerli harus pergi," saat syerli mau pergi Bram menarik tangannya.Plis Syer, sebentar, kita duduk dikantin sebentar?" Bram mengajak Syerli untuk minum juz jeruk di kantin."Kenapa dulu menghilang Syer? Kenapa kamu dulu tidak memperjuangkan cinta kita," ucap Bram penasaran."Syerli pindah Mas dimakasar tapi, setelah Syerli kembali Mas sudah menikah dengan wanita yang sangat cantik dulu dikampus kita Mbak Mitha," jawab syerli pada Bram."Iya karena mencarimu tak kutemukan akirnya aku menikahi Mitha.""Sudah punya anak berapa Mas?" tanya syerli pada Bram."Dua Syer," jawab Bram.Deg"Oh iya bagaimana kabarnya Mbak Mitha Mas," ucap Syerli sambil memahan rasa cemburunya."Kami sudah berpidah Syer, aku yang salah aku menghianatinya," ucap Bram tak bertenaga."Maksudnya
Skenario Siska"Iya Mas, Sultan memang anakmu." Syerli memberi tahu Bram bahwa Sultan adalah anaknya, Bram lah yang menanam benih saat ia masih kuliah."Apa ... maafkan aku Syerli." Bram sungguh banyak noda yang ia lakukan pada seorang perempuan, bertahun-tahun menelantarkan anaknya."Diam...!" Ia tak kuasa menahan beban yang selama ini ia pendam, ia harus berjuang sendirian melawan cemooh orang."Terus dengan Fino?" Bram bertanya siapa ayah Fino sang sekarang sedang sakit."Dia anakku Mas! Seseorang menolongku dan menikahiku, kami hidup bersama hampir delapan tahun, tapi beliau meninggal kecelakaan, sejak saat itu aku pun bekerja."Maafkan aku Syerli, gara-gara aku kamu diusir dari rumah dan menderita, waktu itu ga ada niat buat meninggalkanmu kamulah yang pergi meninggalkanku.""Sudah ndak papa Mas, semua sudah terjadi.""Kau tahu Syer, hidupku pun telah hancur. Aku menghianati Mitha dan selingkuh dengan adik angkatnya,
Penyesalan***Ammar melempar semua barang di dalam apartemenya, ia tidak tau ternyata Siska menjebaknya, Ammar mengajak rambutnya.Sekarang ia benar-benar kehilangan Selo untuk selamanya, Ammar tau jika Selomitha tidak akan memaafkanya.Ia sudah lama mengenal Selo, semakin ia meminta maaf semakin Selo membencinya.Siska kau harus membayar semua yang kau lajukan padaku? Bahkan Selo sudah menyetujui rencana untuk menikahiku, guman Ammar kesal sambil membanting barang di depannya.Sementara Siska menagis, di depan rumah Mitha, ia menyesal setelah membaca koran yang diberi Mitha kemarin. Siska hanya menatap koran yang dipeganginya, betapa Ayah angkatnya menggendongnya saat orang tuanya meninggal, Siska menjerit histeris mengetahui kebenarannya.Begitu banyak kejahatan yang ia lakukan, hingga menyakiti Mitha hingga ia menderita, menyesalpun tiada gunanya, sepertinya Mbak Mitha sudah meninggalkan kota ini. Dilihatnya rumah begitu sepi, bag
Malam pertama"Apa ini tidak terlalu cepat Mas? Apa ga dipikirkan dulu soal pernikahan kita?" tanya Lili yang sering di panggil Syerli pada Bram."Sudah terlalu banyak kesalahan yang kulakukan Li! Aku harus menghentikannya bantu aku untuk bisa berubah," jawab Bram sambil memegang tangan Lili."Apa Mas tidak minta persetujuan dari anak-anak Mas dulu? Ini soal pernikahan Mas, Mas juga harus menjaga perasaan mereka." Lili bicara menginggatkan Bram."Baiklah nanti aku minta izin sama Raka dan Rania. Aku juga sudah lama tak bertemu mereka, aku sibuk dengan urusanku," ucap Bram pada Lili ia merasa bersalah.Papa macam apa aku ini, aku melupakan anak-anakku. Aku begitu egois bagaimana jika mereka membencinya, sejak perpisahan itu Bram belum pernah sekalipun menemui mereka.Mobil Bram melaju ke rumah Mitha, rumah Mitha tampak kosong, sepi ia lalu masuk ke dalam ia me
Pernikahan Fiko gagalKadang hidup kita seperti cakrawala dibasahi hujan dan dikeringkan oleh sinar matahari. Tapi apapun yang memberi warna hidup adalah senyum terindahnya, begitulah ungkapan perasaan Mitha pada sang hati yang merindukannya. Mitha berada di rumah barunya dikota yang sangat jauh dari kota surabaya.Orang baru suasana baru, semoga saja Raka juga Rania betah tinggal disini, butik yang dirintisnya satu bulan yang lalu melaju sangat pesat, dengan bantuan saudara rekan kerjanya Ana. Mitha dengan cepat meraih keuntungan bisnisnya.Rumah yang sederhana yang Mitha tempati mungkin akan menjadi tempat yang baru, tempat yang bisa membuatnya bahagia.Raka menghampiri bundanya."Bunda," ucap Raka sambil menghampiri bundanya."Iya sayang, Gimana selama sebulan disini Raka betah tidak nak?"
MerinduMenjadi seorang yang bermanfaat bagi orang lain bukanlah perkara mudah, banyak hal yang akan kita persiapkan untuk bekal menjalaninya. Salah satunya adalah belajar bagaimana memahami, menerima, masalah yang akan kita berikan solusi dan memilih cara yang tepat untuk mengatasinya.Fiko menikmati perjalanan menuju kota Ayahnya Mitha tinggal ia berharap, ia bisa menemukan titik terang, dimana tempat tinggalnya Mitha berada. Mobil terparkir di halaman depan rumah pak Ferdi, Fiko turun dan masuk kedalam rumah.Assalamu'alaikumWa'alaikumsalam"Lho ada nak Fiko ayo silahkan masuk?" pak Ferdi mempersilahkan Fiko masuk ke dalam rumahnya."Iya Pak terima kasih, saya sengaja datang kesini karena mau menanyakan keberadaan Mbak Mitha, berapa bulan yang lalu saat saya sakit, Mbak Mitha pindah