Hati Raka terluka, lebih sakit dari diselingkuhiFajar terbit dari ufuk timur, matahari mulai menampakkan sinarnya, Mitha begegas membantu simbok untuk membuat sarapan untuk Raka juga Rania. Sarapan sudah tersedia di meja makan, ada mie bihun dan juga ayam goreng dan telur, mereka sarapan bersama, lalu beranjak menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.Mitha begitu cemas, jika Fiko tidak datang bagaimana dengan Raka, ia takut jika Raka kecewa, apapun yang terjadi Mitha harus berusaha membahagiakan batin anaknya. Ia menatap benda pipih ditangannya ia berharap Fiko menghubunginya, namun ponsel milik Fiko pun tidaklah aktif."Bunda Ayo berangkat? Nanti Raka telat ke sekolah." Raka bertanya kepada Bundanya sambil bersiap-siap membawa tas miliknya."Iya sayang, Ayo! Rania di rumah sama Mbok Darmi apa ikut Bunda sayang?" tanya Mitha kepada anaknya Rania.
Sore itu"Fiko Mama jodohkan kamu,dengan anak temen mama?" tanya mamanya kepada Fiko yang lagi duduk di samping mamanya."Apaan sih mama kayak zaman siti nurbaya saja," jawab Fiko kesel."Cantik tau Fiko pasti kamu suka deh sama Dia," ucap sang mama sambil membujuk putranya."Terserah mama saja," ucap Fiko sambil berlalu pergi meninggalkan mamanya sendirian.Mungkin ini akan menyakiti Fiko, tapi sang mama tau persis jika Fiko menyukai Mitha. Mama Wulan berharap tidak akan ada lagi pertengkaran antara Bram dan juga Fiko hanya demi satu wanita.Bram menemani Siska di proses persalinannya, tubuh Siska yang tak kuat menahan sakit akhirnya bayi lahir dengan cara oprerasi. Anak laki-laki telah lahir ke dunia biasanya sang Ayah akan menyambut kedatangan anaknya den
Gelisah***Selesai pemakaman, mereka bergegas melangkah meninggalkan pemakaman tidak dengan Bram dan Siska. Dia hatinya begitu hancur, alat satu-satunya untuk mengancam Bram sudah tiada, ia begitu marah hingga tubuhnya masih berada di samping anaknya. Ttubuhnya begitu kaku, Bram lalu menggendongnya menuju ke dalam mobil.Hidup Siska telah hancur, meskipun Bram berada disisinya dan telah menjadi miliknya. Tapi Siska tau batin dan jiwanya hanya untuk Mitha, wajah Siska memerah, ia tahu tak lama lagi Bram pasti membuangnya. Jika Bram sampai membuangnya, Siska pastikan Mitha juga tak akan bahagia lihat saja Mitha pembaladan dari Siska.Senja melangkah pergi meninggalkan sang awan, pertanda hari sudah mulai petang. Mitha berada di depan Sofa sambil menemani sang anak belajar, tatapannya kosong ia memikirkan bagaimana hati Siska, p
Talak untuk Siska***Sayub-sayub terdengar suara adzan subuh, Mitha segera bangun dan menjakankan kewajibannya. Ia lalu bergegas membantu mbok Darmi menyiapkan sarapan pagi, ia harus bangkit ia tak harus meratapi nasibnya, jika Allah bilang tidak maka tidak. jika ia maka semua akan mengalir dengan sendirinya. Nasi goreng sosis telur mata sapi sudah siap di atas meja.Mang Kardi juga si mbok ikut serta makan bersama di meja makan, suara tawa Raka saat diledekin mang Kardi membuat tawa mereka sampai di sudut ruangan rumah Mitha. Mitha bahagia melihat keceriaan anaknya.Mitha mengantar Raka juga Rania sekolah, Rania sudah memasuki PAUD, dan ditungguin sama mbok Darmi sementara Mitha bekerja."Bunda, hati-hati perasaan Raka ndak enak,"ujar Raka pada Bundanya, Raka begitu khawatir melihat sang Bu
Lamaran tanpa jawabanMitha hanya bisa melihat dari kejauhan, Fiko masih koma. Banyak selang dan alat berada ditubuhnya, sebenarnya Mitha tak sanggup melihatnya dan ingin mendekatinya, dilihatnya mama Wulan keluar menuju kantin, Mitha meminjam baju perawat sahabatnya, ia memakai masker hingga tak ada yang mengenalinya.Mitha mendekat ke tubuh Fiko yang begitu lemas dan diraihnya tangan Fiko."Fiko ini Mbak Mitha sadarlah, terima kasih sudah menjaga dan melindungiku, Mbak tau kau mendengarkan ucapanku, berjanjilah Fiko kau akan tetap bahagia, Mbak akan menjaga perasaan untukmu. Berjanjilah berjuang untuk hidupmu juga nafasmu, hidupmu Masih panjang Fiko. Mbak pergi dulu dan Mbak yakin Fiko pasti kuat," ucap Mitha dikuping Fiko.Mitha keluar ruangan Fiko, Mitha berpapasan dengan mama Wulan, Mitha hanya menggangguk,melewati mamanya.Alhamdulillh beliau tidak tau.Fiko mengeluarkan air mata setelah kepergian Mitha. Ia berjalan dihampa
Rahasia"Syerli tunggu," ucap Bram sambil mengejarnya, Bram ingat bahwa dia adalah kekasih Bram dulu."Maaf Mas Bram, syerli harus pergi," saat syerli mau pergi Bram menarik tangannya.Plis Syer, sebentar, kita duduk dikantin sebentar?" Bram mengajak Syerli untuk minum juz jeruk di kantin."Kenapa dulu menghilang Syer? Kenapa kamu dulu tidak memperjuangkan cinta kita," ucap Bram penasaran."Syerli pindah Mas dimakasar tapi, setelah Syerli kembali Mas sudah menikah dengan wanita yang sangat cantik dulu dikampus kita Mbak Mitha," jawab syerli pada Bram."Iya karena mencarimu tak kutemukan akirnya aku menikahi Mitha.""Sudah punya anak berapa Mas?" tanya syerli pada Bram."Dua Syer," jawab Bram.Deg"Oh iya bagaimana kabarnya Mbak Mitha Mas," ucap Syerli sambil memahan rasa cemburunya."Kami sudah berpidah Syer, aku yang salah aku menghianatinya," ucap Bram tak bertenaga."Maksudnya
Skenario Siska"Iya Mas, Sultan memang anakmu." Syerli memberi tahu Bram bahwa Sultan adalah anaknya, Bram lah yang menanam benih saat ia masih kuliah."Apa ... maafkan aku Syerli." Bram sungguh banyak noda yang ia lakukan pada seorang perempuan, bertahun-tahun menelantarkan anaknya."Diam...!" Ia tak kuasa menahan beban yang selama ini ia pendam, ia harus berjuang sendirian melawan cemooh orang."Terus dengan Fino?" Bram bertanya siapa ayah Fino sang sekarang sedang sakit."Dia anakku Mas! Seseorang menolongku dan menikahiku, kami hidup bersama hampir delapan tahun, tapi beliau meninggal kecelakaan, sejak saat itu aku pun bekerja."Maafkan aku Syerli, gara-gara aku kamu diusir dari rumah dan menderita, waktu itu ga ada niat buat meninggalkanmu kamulah yang pergi meninggalkanku.""Sudah ndak papa Mas, semua sudah terjadi.""Kau tahu Syer, hidupku pun telah hancur. Aku menghianati Mitha dan selingkuh dengan adik angkatnya,
Penyesalan***Ammar melempar semua barang di dalam apartemenya, ia tidak tau ternyata Siska menjebaknya, Ammar mengajak rambutnya.Sekarang ia benar-benar kehilangan Selo untuk selamanya, Ammar tau jika Selomitha tidak akan memaafkanya.Ia sudah lama mengenal Selo, semakin ia meminta maaf semakin Selo membencinya.Siska kau harus membayar semua yang kau lajukan padaku? Bahkan Selo sudah menyetujui rencana untuk menikahiku, guman Ammar kesal sambil membanting barang di depannya.Sementara Siska menagis, di depan rumah Mitha, ia menyesal setelah membaca koran yang diberi Mitha kemarin. Siska hanya menatap koran yang dipeganginya, betapa Ayah angkatnya menggendongnya saat orang tuanya meninggal, Siska menjerit histeris mengetahui kebenarannya.Begitu banyak kejahatan yang ia lakukan, hingga menyakiti Mitha hingga ia menderita, menyesalpun tiada gunanya, sepertinya Mbak Mitha sudah meninggalkan kota ini. Dilihatnya rumah begitu sepi, bag