Home / Romansa / Skandal Suamiku / 4. Aretha selingkuh?

Share

4. Aretha selingkuh?

last update Last Updated: 2024-08-25 01:02:47

"Mempublikasikan hubungan pernikahanku dengan Aretha?" Gumam Alvarendra lirih nyaris tidak terdengar oleh Alan setelah beberapa saat kemudian.

"Alvarendra, ada baiknya kamu secepatnya membuat keputusan sebelum menyesal pada akhirnya!" Alvarendra hanya diam mendengar ucapan Alan entah apa yang sedang dipikirkan olehnya.

"Alvarendra ada sesuatu yang harus dipertahankan, namun ada pula yang harus dilepaskan." Alan kembali mengingatkan.

Alvarendra menikahi Aretha dua tahun yang lalu untuk memenuhi keinginan Ayahnya, agar bisa menduduki jabatan CEO di FR GROUP.

***

Setelah pulang dari kampus Aretha dan kedua temannya makan siang di restoran.

"Aku ke toilet dulu sebentar." Pamit Aretha kepada kedua temannya sambil beranjak dari duduknya.

"Aretha ususmu lurus ya? Baru selesai makan langsung ke toilet." Ujar Shela lalu tertawa. Risa yang mendengarnya juga ikut tertawa.

"Tentu saja ususku lurus sehingga proses pencernaannya berjalan dengan lancar." Aretha ikut tertawa membalas candaan yang diucapkan oleh Shela.

Aretha membalikkan badannya lalu berjalan menuju ke toilet meninggalkan kedua temannya.

Setelah menuntaskan hajatnya Aretha keluar dari toilet, namun baru berjalan beberapa langkah terdengar suara seseorang memanggil namanya.

"Aretha!" Aretha celingukan menoleh ke sana kemari mencari keberadaan seseorang yang baru saja memanggilnya. Terlihat seorang pria yang sangat dikenal olehnya yaitu Evan mantan kekasihnya berjalan menghampirinya.

"Kenapa Kak Evan sudah pulang, bukankah seharusnya masih berada di luar negeri?" Batin Aretha heran, dia kembali berjalan dengan cepat rasanya belum siap untuk bertemu dengan Evan saat ini.

Dua tahun yang lalu Aretha memutuskan hubungannya dengan Evan, ketika Evan sedang berada di luar negeri. Dia memilih memutuskan hubungannya dengan Evan di saat dirinya dalam keadaan terpuruk. Saat itu Aretha tidak punya pilihan lain selain menikah dengan Alvarendra agar tetap bisa melanjutkan kuliahnya serta membayar biaya pengobatan ibunya, selain itu juga membayar hutang-hutang yang ditinggalkan oleh Ayahnya.

Melihat Aretha berusaha menghindarinya, Evan segera mengulurkan tangannya meraih pergelangan tangan Aretha, membuat Aretha seketika menghentikan langkah kakinya.

"Aretha, akhirnya kita bisa bertemu kembali." Senyuman mengembang di bibir Evan menatap ke arah Aretha.

"Kak, lepas!" Ujar Aretha berusaha melepaskan tangannya yang sedang dipegang oleh Evan. Perlahan Evan melepaskan tangan Aretha yang sedang dipegang olehnya.

"Kapan Kakak kembali?" Evan mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan yang diucapkan oleh Aretha.

"Apa seperti ini cara kamu menyapa Kakak setelah sekian lama kita tidak bertemu? Padahal Kakak sangat merindukanmu." Evan menatap kecewa ke arah Aretha.

Sebenarnya Aretha juga merindukan Evan, namun dia berusaha menahan diri, apalagi teringat dengan statusnya saat ini yang sudah menjadi istrinya Alvarendra.

"Maaf Kak, aku harus pergi sekarang teman-temanku sudah menunggu." Aretha hendak berjalan dari sana namun Evan menghentikannya.

"Aretha, jelaskan bahwa apa yang kamu ucapkan dua tahun yang lalu hanyalah kebohongan semata!" Evan meminta penjelasan Aretha dengan tidak sabaran, sambil menatap penuh harap ke arahnya.

"Penjelasan apalagi yang ingin Kakak dengar dariku, bukankah semuanya sudah jelas. Hubungan kita sudah berakhir, jangan pernah mengganggu hidupku lagi!" Aretha meninggikan nada bicaranya, dengan bibir bergetar dia berkata. Buliran-buliran bening mengembun di pelupuk matanya hendak menetes, namun ditahan olehnya.

DEG

Evan terkejut mendengar ucapan Aretha, sebelumnya dia masih berharap apa yang diucapkan oleh Aretha dua tahun yang lalu hanyalah kebohongan. Dia berpikir Aretha mengatakan semua itu karena ingin memberikan kejutan untuknya.

"Aretha, sejak kapan kamu berubah menjadi wanita yang tidak berperasaan?" Evan bertanya dengan suara keras menatap kecewa ke arah Aretha.

"Tidak berperasaan? Aku memang bukan orang baik, apa kakak baru menyadarinya sekarang?" Aretha berusaha tetap terlihat tenang walaupun ada rasa bersalah dalam hatinya, karena telah memutuskan hubungannya dengan Evan dan lebih memilih menikah dengan Alvarendra.

"Kenapa kamu memutuskan hubungan yang sudah terjalin di antara kita begitu saja?" Evan menatap tajam ke arah Aretha, seolah sedang mengintimidasinya.

"Aku bosan menunggu Kakak, sehingga lebih memilih bersama dengan pria lain." Evan tercengang mendengar penuturan Aretha, dia tidak menyangka hanya karena bosan Aretha memutuskan hubungan dengannya.

"Sejak kapan kamu berubah menjadi wanita yang bosan menunggu?"

"Jawaban seperti apa yang sebenarnya ingin Kakak dengar dariku?" Aretha bertanya dengan bibir bergetar menatap ke arah lain tidak sanggup menatap ke arah Evan. Berusaha menahan buliran-buliran bening yang sejak tadi mengembun di pelupuk matanya.

"Kenapa kamu memutuskan hubungan di antara kita secara sepihak?"

"Aku mencintai pria lain." Entah kenapa kata-kata tersebut meluncur begitu saja dari mulutnya, padahal bukan itu yang ingin diucapkan oleh Aretha.

Dadanya terasa sesak mendengar pengakuan Aretha, yang secara tidak langsung telah menghina dirinya. Evan mengusap wajahnya dengan kasar lalu menyugar rambutnya, memalingkan pandangannya dari Aretha.

"Aretha memutuskan hubungan denganku hanya karena bosan lalu jatuh cinta dengan pria lain. Kenapa dia begitu mudah berpaling dariku, padahal aku mencintainya dengan tulus?" Monolog Evan dalam hati merasa sangat kecewa dengan Aretha.

Evan memejamkan matanya sejenak, entah kenapa tiba-tiba dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Aretha darinya.

"Aretha, kita sudah menjalin hubungan selama bertahun-tahun. Jadi Kakak paham bahwa kamu bukan wanita yang mudah jatuh cinta dengan pria lain."

"Terserah kakak mau percaya atau tidak, tapi seperti itulah kenyataannya, aku telah jatuh cinta dengan pria lain. Terlalu lama menunggu membuatku merasa bosan, hingga akhirnya ada seorang pria mengulurkan tangan ke arahku, mengajakku untuk bersama dengannya." Aretha kembali menegaskan.

Tidak ingin berlama-lama dengan Evan, Aretha melangkahkan kakinya hendak pergi dari sana.

Melihat Aretha hendak pergi, Evan segera mengulurkan tangannya mencekal pergelangan tangan Aretha.

"Aretha, sekarang aku sudah kembali jadi kamu tidak perlu menunggu lebih lama lagi. Setelah ini aku berjanji tidak akan pergi meninggalkanmu lagi. Mari kita mulai semuanya dari awal!"

"Apanya yang mau dimulai hubungan kita sudah berakhir?" Aretha berusaha melepaskan tangannya yang sedang dipegang oleh Evan.

"Aku sudah tidak mencintai Kakak." Ujar Aretha meninggikan nada bicaranya kembali menegaskan.

Evan tersulut emosi mendengar ucapan Aretha. Dia segera menyudutkan Aretha ke dinding dengan kedua tangan diletakkan di samping tub uhnya.

"Kak, minggir!" Aretha berusaha mendorong dada Evan agar menjauh darinya. Namun Evan tetap berada di tempatnya tidak bergerak sedikitpun, tenaga Aretha tidak sebanding dengan tenaganya. Dia menatap tajam wajah wanita yang kini berada di hadapan.

Aretha merasa takut dengan tatapan tajam Evan, perlahan menundukkan pandangannya sambil meremas ujung baju yang dipakai olehnya.

"Maaf Kak." Aretha berujar lirih berharap Evan akan melepaskannya.

Tangan Evan terulur menarik pinggang Aretha agar merapat dengannya lalu memeluknya dengan erat. Aretha tersentak kaget dengan apa yang dilakukan oleh Evan.

"Kak, Lepas!" Aretha berusaha melepaskan diri dari pelukan Evan, namun Evan justru semakin erat memeluknya.

"Aretha, Kakak sangat mencintaimu, Kakak minta maaf karena telah meninggalkanmu kita mulai semuanya dari awal ya!" Pinta Evan berharap Aretha mau kembali bersama dengannya. Buliran-buliran bening yang sejak tadi mengembun di pelupuk mata Aretha perlahan jatuh. Sebenarnya Aretha juga masih mencintai Evan, namun dia sadar saat ini sudah menjadi istrinya Alvarendra.

Di tempat lain Shela dan Risa tampak asik mengobrol hingga tanpa sengaja melihat Alvarendra berada di restoran tersebut.

"Ris, lihat! Itu bukannya Alvarendra CEO FR GROUP yang sering digosipkan itu ya?" Shela menyenggol lengan Risa agar melihat ke arah yang ditunjuk olehnya.

"Mana mana?" Risa mengedarkan pandangannya mencari kebenaran seseorang yang dimaksud oleh Shela.

"Itu Ris."

"Oh yang itu. Ternyata Alvarendra jauh lebih tampan yang aslinya dibanding dengan yang ada foto." Risa menatap ke arah Alvarendra tanpa berkedip selama beberapa saat.

"Alvarendra memang idola bagi setiap wanita, selain tampan dia juga kaya raya. Sungguh beruntung wanita menjadi istrinya."

"Tapi aku justru merasa kasihan dengan wanita yang menjadi istrinya Alvarendra, setiap hari harus mendengar gosip suaminya dengan wanita lain."

"Iya bener juga ya. Kenapa suami yang suka selingkuh kebanyakan pria tampan serta kaya raya?" Ujar Shela heran.

"Kalau prianya jelek serta miskin mana ada wanita yang mau dengannya." Shela dan Risa akhirnya tertawa bersama.

Alvarendra berjalan menuju ke toilet, namun belum sampai ke toilet dia malah melihat Evan sedang memeluk Aretha dengan erat.

DEG

Related chapters

  • Skandal Suamiku    5. Setia sejak menikah

    Alvarendra terkejut tatapannya berubah menjadi tajam kilatan amarah terpancar dari kedua matanya, melihat istrinya sedang berpelukan dengan pria lain. "Beraninya Aretha selingkuh di belakangku." Ujarnya dengan kedua tangannya mengepal kuat, dadanya naik turun menahan amarah. Dia mengurungkan niatnya menuju toilet, membalikkan badannya keluar dari restoran "Maaf Kak, kita tidak mungkin bisa bersama lagi aku sudah menikah." Evan tersentak kaget mendengar pengakuan Aretha, refleks melepaskan pelukannya sambil menggelengkan kepalanya pelan seolah tidak percaya. "Kak, aku pergi dulu." Pamit Aretha berjalan menjauh dari Evan. Evan hanya diam mematung menatap Aretha yang berjalan menjauh darinya, tanpa ada niat sedikit pun untuk menghentikannya. "Menikah?" Gumam Evan lirih mencoba mencerna ucapan Aretha yang mengatakan telah menikah. "Aretha, Kenapa kamu melakukan semua ini kepadaku?" Evan memegangi kepalanya dengan kedua telapak tangannya, menyandarkan punggungnya pada dinding di belaka

    Last Updated : 2024-08-25
  • Skandal Suamiku    6. Marah tanpa alasan

    "Hah, Mas bilang apa?" "Apa kamu tidak mendengarnya? Sudahlah terserah kamu mau percaya atau tidak." Alvarendra kembali berdiri lalu berjalan menuju ke kamarnya, diikuti oleh Aretha di belakangnya. Malam hari Aretha terbangun dari tidurnya, dia merasa tenggorokan kering. "Haus." Gumam Aretha lirih yang masih dalam keadaan setengah sadar. Dia berusaha turun dari ranjang dengan hati-hati, namun karena kakinya masih terasa sakit akhirnya jatuh ke lantai. BUG "Awh!" Aretha mengadu kesakitan setelah terjatuh dari ranjang. Alvarendra terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara Aretha jatuh sambil mengadu kesakitan. "Sayang, kamu tidur sambil berjalan, kenapa nggak menyalakan lampu?" Alvarendra merasa heran melihat Aretha sudah ada di lantai, padahal kamar masih dalam keadaan remang-remang hanya ada sedikit cahaya dari lampu tidur. Dia segera turun dari ranjang untuk menghampirinya. "Aku takut akan membangunkan Mas, aku cuma mau mengambil air minum. Kakiku sakit karena t

    Last Updated : 2024-11-07
  • Skandal Suamiku    7. Hal penting

    Dengan gerakan cepat Alvarendra mengecup singkat bibir Aretha. Aretha tampak terkejut matanya membulat sempurna jantungnya berdegup kencang menyadari sesuatu yang kenyal menempel di bibirnya walaupun hanya sebentar. Senyum merekah di bibir Alvarendra melihat ekspresi wajah Aretha. "Mas pergi ke kantor dulu. Kalau ada apa-apa langsung hubungi mas!" Pamit Alvarendra berjalan keluar dari Villa Grand Luxury. "Aretha sadar, Mas Alvarendra baik kepadamu karena saat ini status kalian masih suami istri, cepat atau lambat dia pasti akan menceraikan_mu. Jadi jangan sampai berharap lebih darinya, apalagi sampai menaruh perasaan kepadanya." Batin Aretha mengingatkan dirinya sendiri. Aretha membuka hpnya, dia membuka beranda akun sosial medianya. Dia tampak terkejut melihat foto dirinya yang sedang digendong oleh Alvarendra menjadi trending topik. Serta dibubuhi dengan caption "CEO FR Group Alvarendra menggendong seorang wanita masuk ke dalam rumah sakit, ini merupakan pertama kalinya Alvarendr

    Last Updated : 2024-11-08
  • Skandal Suamiku    8. Dia milliar

    Aretha: Hal penting, apakah tentang ibu? Dokter Wilson: Untuk lebih jelasnya, sebaiknya kamu datang langsung ke rumah sakit. Aretha: Iya dok nanti saya ke sana. Panggilan terputus. "Risa, aku pergi dulu." Pamit Aretha berjalan dengan cepat meninggalkan Risa. "Iya, apa yang sebenarnya terjadi dengan Aretha kenapa dia kelihatannya buru-buru sekali?" Gumam Risa lirih merasa heran melihat Aretha berjalan dengan terburu-buru. "Aku sudah mengenal Aretha sejak lama, tapi dia tidak pernah terbuka dengan masalah pribadinya. Yang aku tahu Aretha merupakan putri salah satu pengusaha, namun sekarang perusahaan ayahnya sudah bangkrut. Setelah itu aku tidak tahu kehidupan pribadinya seperti apa, yang aku lihat dari wajahnya dia berusaha tersenyum untuk menutupi luka. Aku juga baru tahu kalau dia sudah putus dari Evan dua tahun lalu, padahal mereka pernah dijuluki sebagai best couple." Monolog Risa dalam hati menatap Aretha yang berjalan semakin menjauh darinya. "Risa!" Terdengar suara Shela m

    Last Updated : 2024-11-09
  • Skandal Suamiku    9. Tiba-tiba pulang

    Dua miliar." Nominal tersebut terus menerus memenuhi otak Aretha. Aretha membuka tasnya mengambil benda pipih yang tersimpan di dalamnya. Dia mencoba menghubungi Alvarendra namun nomornya tidak aktif. Aretha tidak menyerah begitu saja, dia kembali menghubungi Alvarendra hingga berulang kali namun nomornya tetap saja tidak aktif. "Mungkin Mas Alvarendra masih sibuk, aku akan menghubunginya kembali nanti." Gumam Aretha menyimpan kembali hp-nya ke dalam tas. *** Malam ini Alvarendra bertemu dengan Mr. Aron di lounge salah satu hotel bintang lima yang ada di pusat kota. Alvarendra tidak datang sendirian ada Alisa di sampingnya. Pertemuan mereka untuk membahas film yang dibintangi oleh Alisa. Film tersebut tertunda penayangannya padahal dijadwalkan akan tayang 5 bulan yang lalu, namun sampai saat ini belum juga ditayangkan. "Selamat malam Mr. Aron." Sapa Alvarendra mendaratkan bokongnya di atas kursi duduk berhadapan dengan Mr. Aron, sedangkan Alisa duduk di sampingnya. "Malam juga."

    Last Updated : 2024-11-10
  • Skandal Suamiku    10. Minjam uang

    Aretha, kamu sepertinya tidak senang mas pulang?" Alvarendra bertanya dengan nada kecewa. Pertanyaan Alvarendra membuyarkan lamunan Aretha. "Bukan begitu maksudnya Mas, tentu saja aku merasa senang Mas pulang ke sini." Aretha berusaha tersenyum ke Alvarendra, seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Seulas senyum tipis terbit di bibir Alvarendra mendengar ucapan Aretha. "Benarkah?" Alvarendra mendaratkan bokongnya di tepi ranjang, tangannya terulur meraih dagu Aretha agar menatap ke arahnya membuat pandangan mereka saling bertemu. Aretha yang ditanya hanya diam sambil menganggukkan kepalanya. Seulas senyum tipis terbit di bibir Alvarendra lalu mendekatkan wajahnya dengan wajah Aretha hanya berjarak beberapa sentimeter saja. Menyadari wajah Alvarendra semakin mendekat dengannya, Aretha merasa jantungnya berdegup kencang refleks memejamkan matanya. Alvarendra menyatukan bibir mereka, tangan Aretha dikalungkan ke lehernya. "Mas!" Panggil Aretha kepada Alvarendra setelah tautan bibir

    Last Updated : 2024-11-11
  • Skandal Suamiku    11. wanita simpanan

    Melihat Aretha berjalan ke arahnya Alvarendra segera memutuskan sambungan teleponnya. "Mas, minum dulu!" Aretha meletakkan secangkir teh manis di hadapan Alvarendra kemudian mendaratkan bokongnya di atas kursi, duduk berhadapan dengan Alvarendra. "Terima kasih Sayang." Alvarendra menyunggingkan senyum tipis menoleh ke arah Aretha. Mereka mulai menikmati sarapannya masing-masing. "Mas!" Mendengar suara Aretha memanggilnya Alvarendra segera menoleh ke arahnya. "Iya Sayang, ada apa?" "Mas, kalau kita berangkat bersama takutnya ada wartawan yang melihatnya kemudian menyebarkan gosip yang tidak-tidak." Aretha berkata dengan hati-hati, berusaha menolak ajakan suaminya untuk berangkat bersama secara halus. "Memangnya kenapa?" "Bukankah selama ini Mas tidak ingin aku menimbulkan masalah yang bisa merusak reputasi Mas?" Bukannya menjawab pertanyaan dari Alvarendra, Aretha justru balik bertanya. "Kamu tenang saja tidak akan ada wartawan yang berani menyebarkan gosip yang tidak-tidak ten

    Last Updated : 2024-11-12
  • Skandal Suamiku    12. Menjalin hubungan dengan mantan?

    "Lupakan saja." Alvarendra meralat ucapannya. "Aku pikir Pak Alvarendra akan berkata "hubungi pihak rumah sakit aku akan menanggung seluruh biaya pengobatan ibunya Aretha" ternyata aku terlalu jauh berpikirnya." Batin Fano. "Kamu boleh pergi." "Baik Pak." Fano berjalan keluar dari ruang CEO. "Aretha, kenapa kamu tidak pernah mengatakan kepada mas kalau ibumu menderita sakit jantung? Apa sampai saat ini kamu masih menganggap mas sebagai orang asing, Padahal kita sudah menikah selama dua tahun." Monolog Alvarendra dalam hati dengan tatapan lurus ke depan. *** "Begini jadinya kalau tidak membawa mobil sendiri." Gumam Aretha berdiri di pinggir jalan depan kampusnya. Dia merogoh tasnya mengambil benda pipih yang tersimpan di dalamnya. Belum sempat memesan taksi online, sebuah mobil berhenti di hadapannya. "Mobil siapa ini kenapa berhenti di sini?" Gumam Aretha heran. Perlahan kaca mobilnya dibuka terlihat Evan duduk di kursi pengemudi. "Apa hari ini sugar daddy-mu tidak datang men

    Last Updated : 2024-11-13

Latest chapter

  • Skandal Suamiku    43. Kembali bersama (happy ending)

    "Aretha, ada yang ingin aku bicarakan berdua denganmu." "Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, hubungan kita sudah berakhir. Silahkan pergi dari sini!" Usir Aretha, dia tidak ingin bertemu dengan Alvarendra saat ini. Apalagi sampai dicap sebagai orang tiga karena menjalin hubungan dengan pria yang sudah beristri. "Semuanya hanya salah paham, karena itu aku ingin meluruskan kesalahpahaman yang terjadi di antara kita lima tahun yang lalu." Alvarendra akhirnya membuka mulutnya berusaha menjelaskan kesalahan pahaman yang terjadi lima tahun yang lalu. "Salah paham?" Aretha menatap ke arah Alvarendra meminta penjelasan darinya. Alvarendra menganggukkan kepala sebagai jawabannya. "Sebenarnya kesalahan pahaman seperti apa yang dimaksud oleh Mas Alvarendra?" Batin Aretha merasa penasaran. "Beri aku kesempatan untuk menjelaskannya." Alvarendra menatap penuh harap ke arah Aretha. Aretha tampak terdiam berusaha mempertimbangkan permintaan Alvarendra. "Baiklah." Ujar Aretha lirih set

  • Skandal Suamiku    42. Kembali bertemu

    Lima tahun berlalu kini Aretha tidak lagi sendirian ada seorang anak laki-laki yang bersama dengannya. Yaitu anak laki-laki yang lahir dari rahimnya, anak dirinya dengan Alvarendra yang diberi nama Rafa.Selama lima tahun terakhir ini Aretha memfokuskan diri mengurus putranya serta butik miliknya, sama sekali belum terbesit keinginan untuk menikah lagi.Siang itu Aretha menjemput Rafa di sekolahnya seperti biasa."Bu, Rafa mau balon." Rafa merengek sambil menunjuk ke arah beberapa balon dengan beragam bentuk dan warna.Aretha menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Rafa, ada penjual balon di seberang jalan."Tunggu sebentar!" Aretha menoleh ke kanan serta ke kiri sebelum menyeberang jalan. Rafa yang sudah tidak sabar ingin membeli balon berlari begitu tanpa menunggu ibunya."Rafa!" Teriak Aretha terkejut sekaligus panik melihat sebuah mobil hampir menabrak Rafa. Beruntung pengemudi mobil segera mengerem mobil dengan cepat sehingga Rafa bisa selamat.Aretha langsung berlari ke arah Rafa lal

  • Skandal Suamiku    41. Lembaran baru

    Alvarendra berjalan dengan cepat keluar dari restoran lalu masuk ke dalam mobilnya. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi agar bisa secepatnya sampai di apartemen untuk menanyakan alasan Aretha menjual kalung berlian "the hope diamond"."Kalau Aretha butuh uang seharusnya bilang langsung kepadaku, bukan malah menjual kalung berlian "the hope diamond" miliknya." Sepanjang perjalanan Alvarendra terus menggerutu kesal.Setelah sampai di apartemennya Alvarendra langsung membuka pintunya sambil memanggil nama Aretha dengan keras."Aretha, Aretha, Aretha ....!"Alvarendra berjalan masuk ke dalam apartemennya, namun apartemennya terlihat sepi seperti tidak ada kehidupan di dalamnya."Kenapa sepi, apakah Aretha belum pulang?" Batin Alvarendra sambil mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Aretha di beberapa ruangan, namun sama sekali tidak menemukan keberadaan Aretha di dalamnya.Dia akhirnya berjalan menuju ke kamarnya lalu masuk ke dalamnya. Pandangannya tanpa sengaja melihat

  • Skandal Suamiku    40. Berakhir sudah

    "Mungkin seperti ini jauh lebih baik, Aku menikah dengan Alvarendra demi uang agar tetap bisa melanjutkan kuliah serta membiayai pengobatan ibu. Sekarang aku sudah lulus kuliah dan ibu juga sudah meninggal dunia. Saatnya aku belajar mandiri agar tidak bergantung terus dengan Alvarendra." Kata Aretha berusaha tetap berpikir positif dengan apa yang terjadi."Lebih baik kita fokus jalani kehidupan kita sendiri, tidak perlu peduli dengan Alvarendra." Sahut Tasya."Sya, aku hamil." Aretha akhirnya memberi tahu tentang kehamilannya kepada Tasya.Tasya terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Aretha. "Apa hamil, kamu serius?" Tanyanya memastikan."Iya, tapi aku sangat bersyukur karena aku tidak sendirian ada bayi di dalam perut ini yang akan menemaniku." Jawan Aretha tersenyum sambil mengusap perutnya yang masih rata."Aretha, menjadi single parent bukankah hal yang mudah." Ujar Tasya mengingatkan."Dua tahun ini hidupku juga tidak mudah tapi aku berhasil melaluinya. Aku yakin ibu memilih

  • Skandal Suamiku    39. Cerai

    "Aretha!" Panggil Evan membuat Aretha mengangkat pandangannya menatap ke arahnya."Iya Kak?""Kenapa nggak dimakan soto ayamnya?" Tanya Evan melihat soto ayam di mangkuk Aretha masih banyak."Ini dimakan, Kak." Jawab Aretha kembali memakan soto ayamnya."Sepertinya Aretha sudah jatuh cinta dengan Alvarendra?" Batin Evan menyadari perubahan ekspresi di wajah Aretha setelah melihat berita akuisisi HR Group.Setelah selesai makan Evan mengantarkan Aretha ke apartemen Grand Luminor."Terima kasih Kak." Aretha tersenyum ke arah Evan setelah turun dari mobil."Sama-sama."Evan menatap ke arah Aretha yang berjalan masuk ke dalam apartemen Grand Luminor."Meskipun kita tidak ditakdirkan untuk kembali bersama, aku berharap kamu bisa hidup bahagia." Gumam Evan lirih.Aretha membuka pintu apartemennya terlihat gelap dan sepi menandakan Alvarendra belum pulang."Sepertinya Mas Alvarendra belum pulang?" Batin Aretha berjalan masuk ke dalam apartemen lalu menyalakan lampunya.Dia masuk ke dalam kam

  • Skandal Suamiku    38. Selamat jalan Ibu

    Evan yang melihatnya segera menahan tub uh Aretha sehingga tidak jatuh ke lantai, mengangkatnya ke dalam gendongannya. Dia membawa Aretha menuju ruang rawat."Aretha baru berusia 21 tahun tapi sudah harus kehilangan ayahnya, dan sekarang juga kehilangan ibunya." Batin dokter Wilson menatap iba ke arah Aretha yang sedang digendong oleh Evan.Terdengar bisik-bisik beberapa dokter dan perawat yang melihat Evan menggendong Aretha."Beruntung Aretha mempunyai suami yang tidak hanya tampan, tapi juga begitu perhatian.""Aku juga mau punya suami yang tampan serta perhatian."Evan seolah menulikan pendengarannya, dia tetap menggendong Aretha tidak peduli dengan beberapa orang yang sedang membicarakannya.Evan merebahkan Aretha di atas ranjang rumah sakit. Dia menatap iba wajah pucat Aretha yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Wanita yang pernah menjadi kekasihnya memberi warna dalam kehidupannya kini terlihat begitu rapuh. Ada perasaan bersalah karena pernah menuduh Aretha yang t

  • Skandal Suamiku    37. Sia-sia

    "Dari awal sampai akhir aku tidak pernah berpikir untuk mengakuisisi HR GROUP secara menyeluruh. Kontrol mutlak merupakan strategi FR GROUP terhadap HR GROUP kali ini. Yang kalian maupun dunia luar lihat hanyalah perangkap." Ujar Alvarendra tegas menatap ke arah Ariana dengan seringai menghiasi wajah tampannya.DEGAriana tampak terkejut mendengar penuturan Alvarendra. "Jadi semua hanyalah perangkap?" Tanyanya menatap ke arah Alvarendra meminta penjelasan darinya."Iya. Tapi yang paling tidak ingin aku lihat hari ini adalah kamu. Walaupun tidak bisa melanjutkan hubungan kita, setidaknya kamu masih bisa menempati sebuah posisi dalam hatiku?" Terang Alvarendra menjelaskan membuat Ariana semakin terkejut mendengarnya."Sampai detik ini tidak ada seorang pun yang peduli denganku sama sekali. Ayah yang memaksaku untuk pergi meninggalkanmu, kepulanganku kali ini juga karena dipaksa olehnya." Raung Ariana dengan air matanya mengucur deras membasahi kedua pipinya, berharap Alvarendra akan ber

  • Skandal Suamiku    36. Alvarendra vs Ariana

    Breaking newsFR GROUP berhasil mendapatkan lebih dari 50% saham HR GROUP. Secara resmi mengambil alih kepemilikan perusahaan tersebut dengan kepemilikan saham mutlak.Ariana memegangi pipinya yang terasa panas setelah ditampar oleh ayahnya."Anak nggak tahu diri, bukankah aku sudah mengatakannya sejak awal untuk memanfaatkan hubunganmu dengan Alvarendra. Tapi apa yang kamu lakukan, Hah?" Bentak Pak Harry dengan suara keras menatap tajam ke arah Ariana, dadanya naik turun amarah telah menguasai dirinya. Perlahan kembali mengangkat tangannya tinggi-tinggi."Tampar saja, lagipula aku sudah nggak peduli." Ujar Ariana ketus ketika melihat ayahnya hendak menamparnya lagi.Pak Harry menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan berusaha mengendalikan emosi dalam dirinya."Ariana, asal kamu bisa mengatasinya maka HR GROUP akan ayah serahkan kepadamu." Pak Harry menurunkan tangannya membalikkan badannya berjalan menuju sofa lalu duduk di atas, memijat pelipis kepalanya y

  • Skandal Suamiku    35. Diam-diam perhatian

    Alvarendra meminta Fano untuk datang ke ruangannya."Iya Pak, ada apa?" Fano bertanya kepada Alvarendra setelah berada di dalam ruang CEO."Mari kita lihat sejauh mana perkembangan kondisi penyakit ibunya Aretha saat ini." Ujar Alvarendra menatap ke arah Fano."Bukankah waktu itu nggak peduli? Sekarang mau peduli nih." Monolong Fano tersenyum dalam hati."Kalau kekurangan dana buka rekening rumah sakit untuk biaya pengobatannya!""Baik Pak, kalau begitu nanti saya akan melihatnya dulu ke rumah sakit.""Untuk saat ini minta pihak rumah sakit agar tidak memberi tahu Aretha dulu!""Iya Pak, kalau begitu saya permisi." Pamit Fano keluar dari ruangan CEO."Kalau dilihat dari sikapnya sepertinya Pak Alvarendra tidak akan menceraikan Bu Aretha." Monolog Fano dalam hati keluar dari ruang CEO.Seperti permintaan Alvarendra, Fano pergi ke rumah sakit tempat ibunya Aretha dirawat."Selamat siang Pak." Sapa Fano kepada dokter Wilson setelah berada di dalam ruangannya."Siang juga, maaf anda siapa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status