Beranda / Pernikahan / Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar / Bab 232: Daddy Tidak Pakai Baju?

Share

Bab 232: Daddy Tidak Pakai Baju?

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kak? Kenapa Daddy belum pulang? Katanya di jalan.” Gal mendongak, menatap langit melalui jendela.

“Sebentar lagi, tunggu di sini, biarkan Mommy di sana sendirian, kita jangan ganggu,” tutur Al, pendangannya lurus ke depan, memperhatikan gerak-gerik Livy.

“Kasihan Mommy, ternyata sejak dulu banyak orang jahat. Kalau begitu kapan kita dewasa? Aku tidak sabar melindungi Mommy,” celetuk Gal, kini memajukan bibir.

Dua jam lalu, ketiganya tiba di Mansion Torres. Livy dan anak-anak disambut Mom Pamela bersama Dad Leon, sepasang kakek nenek itu segera membawa cucunya masuk, begitupun dengan Livy.

Namun, wanita itu menolak, ia keras kepala, ingin menunggu El di landasan helikopter. Livy benar-benar mencemaskan suaminya, apalagi sempat mendengar kabar, Sergio hampir mendorong El dari atas tangga.

Berbeda dengan dua anak laki-laki, memilih membiarkan Livy menyendiri tetapi mengawasi dari jauh. Terutama Al, sedikit banyak telah paham apa yang dirasakan kedua orang tuanya.

“Sabar Gal, sebentar l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Harsa Amerta Nawasena
Kenapa BAB selanjutnya kok bukan sambungan dari BAB ini yaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 233: Menyingkir Dari Tubuhku!

    “Dad kenapa tidak makan?” Al meninggikan leher mengintip isi piring El. “Mau aku suapi?” celetuk anak itu di tengah kegusaran hati sang ayah.“Tidak jagoan, kamu makanlah! Kepala Daddy pusing,” gumam El tetapi ekor matanya melirik Livy.Paska gagal bercinta, suasana hati El berubah drastis, hari lelahnya semakin berat karena menahan hasrat. Salahnya sendiri memang lupa mengunci, padahal dua malaikat kecil itu terbiasa masuk tanpa mengetuk pintu.Sekarang, El tidak bergairah melakukan apa pun termasuk menyantap sesuap makanan. Ia ingin ke kamar mengistirahatkan tubuh, tetapi memaksakan diri turut bergabung bersama keluarga, menikmati makan malam.“Oh aku tahu Kak,” pekik Gal mengacungkan jari ke udara.Al menolehkan kepala, mengamati adiknya. “Apa? Aku tidak mau mendengar jawaban asal.”Gal menggeleng seraya menggerakkan ibu jari ke kanan dan kiri. Balita itu memicingkan mata, menatap wajah El yang melihat ke arahnya.“Pasti Daddy masuk angin, tadi tidak pakai baju. Benar ‘kan Mommy?”

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 234: Anak Nakal?

    “Maaf, kami tidak—“ Al menggantung kalimatnya, ia menelan air liur.Semula bocah itu hendak membantu adiknya bangun, tetapi mengurungkan niat lantaran melihat wajah pria paruh baya di depannya. “Maaf Kakek. Ini salahku bukan adikku.” Al membungkukkan badan, buru-buru meraih lengan Gal.“Dasar anak-anak nakal tidak tahu diri!” bentak pria paruh baya itu sembari berdiri.Melihat kedua putranya mendapat masalah, El dan Livy berlari kecil mendekati keriuhan. Sadar ini semua akibat ulah anak-anaknya, El berbesar hati membungkukkan punggung. “Maaf Tuan Besar Marquez, seharusnya mereka tidak melakukan itu,” ucap El menahan kekesalan .Bukan kesal pada Al atau Gal, melainkan tidak terima darah dagingnya diberi predikat ‘nakal’ dan sebagai ayah ia geram. Akan tetapi El mencoba menahan diri, tidak mau menambah masalah.“Kamu memang bukan ayah yang baik El. Tidak bisa mendidik anak-anak nakal ini,” hardik Tuan Marquez, secara bergantian melirik El dan Livy.“Sekali lagi saya mohon maaf. Saya ak

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 235: Aksi Menggemaskan Al

    ‘Aku bukan pembawa sial! Kakek Marquez jahat sekali,’ batin Al.Bibir anak itu maju beberapa senti, ia tidak fokus memperhatikan sirkuit, karena atensinya tersedot pria paruh baya yang berjarak satu meter.Al juga gatal ingin memberi tahu pria tua itu kalau kejadian kemarin sama sekali tidak disengaja. Ia benar-benar tidak tahu kalau orang dewasa mampu menyimpan dendam lebih dari satu hari.“Kamu memperhatikan apa, hem?” tegur El tiba-tiba dari belakang. Sebenarnya ayah dua anak itu sekadar basa-basi, ia tahu putranya memperhatikan seseorang yang selalu memercik api dalam kehidupan. El melipat kaki dan mensejajarkan tubuh dengan Al, merangkul bahu putranya.“Mau mencoba naik motor bersama Daddy?” tawar El demi mengalihkan atensi Al. Sayangnya, anak itu menggelengkan kepala. Al merasa hidupnya tidak tenang sebelum mendapat kata –kata manis dari pria paruh baya itu. Entah kenapa jiwa Al tertantang untuk menaklukan kerasnya hati Tuan Marquez. Anak itu juga ingin hubungan antara El dan

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 236: Makan Malam

    “Kamu yakin ini bukan jebakan?” bisik Livy sebelum turun dari mobil. El mengangguk ringan sembari meremas tangan Livy di atas pahanya. “Hu’um yakin, Tuan Marquez sudah sepuh, aku rasa tidak mungkin melakukan sesuatu di luar nalar,” kata El diakhiri kerlingan sebelah mata.“Ayo Mom cepat turun, aku tidak sabar melihat mansion itu,” rengek Gal menarik tangan Livy.El keluar lebih dulu, merapikan kemeja dan jas, kemudian membimbing wanitanya turun dengan hati-hati lantaran gaun yang digunakan Livy memiliki ekor cukup panjang. “Apa aku salah kostum?” tanya Livy karena pertama kali menggunakan pakaian ini.Saking banyaknya jenis pakaian serta merek di walk in closet, wanita itu selalu pusing kapan waktu yang tepat memakainya. Tidak mungkin seharian di rumah atau kantor menggunakan gaun panjang.“Tidak!” Kompak tiga lelaki berbeda usia.“Kamu cantik Mi Amor,” kata El.Al dan Gal tidak mau kalah dari ayahnya. “Mommy sangat cantik, aku suka.” Livy memutar bola mata, lalu menghela napas. Pe

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 237: Mencemaskan Al dan Gal

    “Aku tahu, wajahku ini memang tampan, menawan tidak ada saingannya, karena itu sejak tadi kamu memandangiku ‘kan?” El mengerling nakal.Livy mengangguk membenarkan ungkapan kesombongan mulut El. “Terima kasih banyak,” lirih wanita ini hampir tidak terdengar.Sekarang, keduanya berada di balkon kamar. Dua jam lalu, El memutuskan segera pulang ke mansion, ia enggan berlama-lama di kediaman Tuan Marquez.“Untuk apa Mi Amor?” tanya El sembari menopang satu tangan pada railing balkon.Livy diibuat malu-malu dengan pertanyaan basa-basi El. Ibu dua anak ini mencebik dan membuang muka ke sisi lain, tidak lupa tangannya mencubit gemas otot perut sang suami. “Kenapa mencubitku? Memangnya apa salahku?” goda El lagi.Pria itu mengulurkan tangan, meletakkanya di balik pinggang Livy, lalu dengan gerakan perlahan membawa wanitanya mendekat tidak berjarak sedikit pun. Satu tangan El membelai pipi merona, dan bibirnya melabuhkan kecupan hangat di kulit itu.“Aku melakukannya karena tidak mau istriku c

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 238: Al Diskorsing

    “Al?” panggil Livy tepat setelah membuka pintu ruang pembimbing siswa.Ketika satu kaki jenjang melangkah masuk, Livy tergugu di tempat. Ia sempat tersenyum menatap seorang wanita cantik berpakaian elegan sedang duduk didampingi dua orang pendidik.Kemudian, bola mata Livy bergeser sedikit, memperhatikan putra sulung yang berdiri di depan meja, saling berhadapan dengan seorang anak perempuan seusianya, tidak lain putri tunggal mendiang Jorge Marquez.“Terima kasih Bu Livyta bersedia datang, ini karena ….” Wali kelas Al melirik dua murid di tengah ruangan.“Iya sama-sama.” Livy mengambil napas dalam, memenuhi rongga dada dengan oksigen. “Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa bertemu di sini?” tanyanya.Sebenarnya ibu dari Alessandro Javier Torres ini tidak bodoh, ia tahu tetapi ingin mendengar secara langsung dari mulut guru. Livy enggan menafsirkan sendiri kalau memang putranya dan anak perempuan itu ....“Kami mohon maaf mengganggu Anda, tapi ini penting—“Ucapan guru itu tepotong, ka

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 239: Al Pandai Bersandiwara

    “Jadi benar kamu memukul Belle?” El melipat tangan depan dada, memandangi wajah putra sulungnya.Al sama sekali tidak gentar, bahkan anak itu berani menghadap El sendirian tanpa ditemani Livy. Saat ini, ia duduk di kursi kerja milik sang ayah, selalu membalas kontak mata, menunjukkan dirinya tidak salah—melakukan itu karena memiliki alasan kuat.“Iya betul, aku pukul dan dia jatuh ke atas meja. Kalau Daddy mau menghukum aku silakan,” jawab Al.Walaupun dalam hati menolak, bagaimanapun ia tetaplah seorang anak kecil, ingin disayang, dimanja serta dilindungi. Namun, Al mencoba berbesar hati bertanggung jawab atas perbuatannya.“Apa alasanmu? Mommy belum cerita apa pun, sekolah juga bilang kamu menyerangnya lebih dulu,” lanjut El penasaran.“Aku membela Mommy. Aku tidak suka Mommy-ku dihina, Belle jahat, mulutnya benar-benar menyeramkan,” ketus Al lalu membuang muka ke arah lain.El meninggikan satu alis dan bertanya, “Memang apa yang dia katakan?”Al mengedikkan bahu seraya menggeleng ke

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 240: Mommy, Di Mana Daddy?

    “Kak, tadi pagi aku dengar Mommy dan Daddy membicarakan Kakak,” celoteh Gal dengan kelopak mata terbuka lebar.Ekor mata Al melirik tajam ke samping, ia yakin kedua orang tua pasti melarang menghubungi temannya. Padahal anak perempuan itu satu-satu teman yang ‘nyambung’ diajak bicara. Al menelan makanannya, lalu berkata, “Memangnya Daddy dan Mommy bilang apa?”“Ternyata Kakak penasaran juga.” Gal cekikikkan.“Siapa yang penasaran Gal? Lagi pula kamu ceritanya juga setengah, dasar tidak niat, seharusnya tidak boleh begitu.” Bibir Al maju beberapa senti.Seketika keheningan melanda ruang makan, sebab Livy dan El berjalan semakin mendekat. Kedua anak itu berubah menjadi sangat manis dan penurut.Gal menghabiskan sayur dan susunya dengan cepat, sedangkan Al mengunyah terburu-buru. Hari ini, Al akan menuntaskan waktu bersama adiknya, karena Livy dan El disibukkan pekerjaan kantor.Selama sarapan, tidak seorang pun membahas kawan bicara Al semalam. Anak itu juga enggan mendengar atau menja

Bab terbaru

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 300: Terima Kasih - Tamat

    “Ini sudah siang, di mana Al? Dia bilang olahraga di sekitar hotel,” gusar Livy bolak-balik melihat jam digital.“Periksa saja kamarnya, anak itu senang kabur, menyelinap masuk dan seolah tidak terjadi sesuatu,” jawab El begitu enteng sembari bermain lego bersama An.Livy mendengus kasar mendengar jawaban sang suami. Ia ingin sekali mengahancurkan susunan lego yang terhampar luas di atas lantai. Suaminya itu bukan mencari keberadaan Al malah asyik bermain seperti anak kecil. Alhasil ibu tiga anak itu membuka pintu kamar Al, ternyata kosong.“Al belum pulang,” lirih Livy melirik putra kedua yang asyik bermain game.Akibat kesal, tidak ada yang peduli pada perasaannya, Livy mengunjungi pusat kebugaran serta taman hotel. Memang banyak orang menggunakan fasilitas untuk olahraha, tetapi setengah jam ia mengamati, tidak menemukan putra sulungnya.“Di mana kamu Al?” Livy memijat pelipis.Ketika ia berjalan menuju lobi, Livy tercenung melihat El menggendong An, berjalan tergesa-gesa, diikuti

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 299: Bertemu Teman Kecil

    “Kenapa kamu di sini?” Kedua bola mata Al berbinar menatap sosok gadis cantik di depannya.“Menurumu, untuk apa aku di sini?” goda anak kecil yang kini menjelma menjad remaja luar biasa.“Mommy-mu di sini?” Al menolehkan kepala ke kanan dan kiri.Gadis itu terkekeh geli melihat tingkah teman baiknya. Lalu mendekati Al yang masih kebingungan, sebab ini Swiss bukan New York, lintas benua yang tidak mudah dilalui hanya dengan satu atau dua jam.“Tentu saja Al, aku menemani Mommy,” sahut anak itu.“Ah, aku pikir kamu nyasar. Bagaimana kabarmu Belle?” Al maju satu langkah hendak mengulurkan tangan.Namun, gadis itu mundur satu langkah dengan wajah tersipu, tetapi pandangannya tidak teralihkan dari Al. Seakan kehabisan kosakata, Belle bungkam, tidak menjawab pertanyaan Al. Anak itu larut dalam pesona remaja tampan di hadapannya.Tidak ingin semakin salah tingkah, Belle meraih minuman tinggi gula, lantas meneguknya. Membuat Al semakin mengikis jarak.Bahkan, putra sulung El dan Livy, merebu

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 298: Pesta Di Zurich

    “Mi Amor?!” pekik El, melihat Livy berjalan gontai di tengah ramainya orang berlalu-lalang.“Mom, ada apa?!”Seketika El, Al, dan Gal berlarian menghampiri Livy. Bahkan El memapah tubuh wanitanya yang gemetaran.“An … di-a menghilang.” Tangis Livy pecah, perhatian semua orang tertuju pada keluarga kecil itu.Setelah mendengar hal itu, Al dan Gal bergegas ke toilet wanita, mereka masuk tanpa izin, hingga para pengguna kamar kecil berteriak. Tak sedikit dari beberapa orang melempar dengan sepatu. “Kak, bagaimana ini? An benar-benar menghilang.” Gal tidak menyangka hari istiewa yang dinanti berujung petaka.“Ayo temui Mom dan Daddy,” ajak Al menyeret pergelangan tangan adik laki-laki. Walaupun perih menjalar, Gal tidak peduli, karena saat ini paling penting menemukan keberadaan Antonia. Pikiran dua remaja tampan itu khawatir adiknya diculik, tetapi mengingat belakang ini tidak ada sesuatu yang mencurigakan, hal itu pun mustahil.Livy dan El menuju ruang keamanan, di susul Al dan Gal.

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 297: Saling Menyayangi

    “Berisik!” teriak seorang gadis kecil, menutup telinga dan memelotot menatap dua remaja di depannya.“Anak nakal!” seru suara bass sambil menunjuk penuh amarah. “Itu milikku!”“Ambil saja kalau berani!” sahut remaja satunya lagi.Dalam beberapa tahun berlalu, putra dan putri Livy tumbuh pesat. Ketiganya meramaikan mansion, terutama ketika momen liburan seperti sekarang.Di mana, bukan hanya Al, Gal dan An berkumpul, tetapi Estelle serta para sepupu lain turut menyumbang suara di Mansion Torres.“Kalian itu sudah besar kenapa bertingkah seperti kami?!” lontar An menatap gemas dua kakak laki-lakinya.“Galtero merebut laptopku!” geram Al, “Adik nakal, seharusnya kamu ikut Daddy dan Mommy ke pertemuan bisnis, bukan menjadi pengganggu!” Kalimat pedas Al tertuju pada adiknya.Tidak ingin acara bermainnya terusik, An melangkah maju, mendekati kakak keduanya. Bocah itu bertolak pinggang, menjulurkan tangan, meminta secara baik-baik supaya Gal mengembalikan laptop Al. Akan tetapi, Galtero sang

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 296: Tiga Bersaudara

    “Jika itu sakit tidak mungkin Livy hamil sampai tiga kali!” jawab El.Livy langsung menundukkan wajah, entah dari mana suaminya bisa memiliki jawaban memalukan seperti itu. Jujur, saat ini ia kehilangan muka di hadapan adik ipar. Bukan hanya adik ipar, tetapi ibu mertua yang mendadak masuk kamar. Seketika, ingin sekali Livy melempar bantal pada wajah tampan suami.“Sudah, tidak perlu dibahas. Itu rahasia ranjang,” celetuk Mom Pamela setelah melihat kulit pipi menantu berubah masak.“Tapi … aku penasaran Mom. Setidaknya aku tahu, ternyata tidak sakit.” Tawa Estefania sambil menubrukkan bahu ke lengan Livy.Rasa malu Livy semakin menggunung ketika El sengaja menghampiri, merunduk, lalu menaruh ibu jari di bawah dagu, perlahan menariknya, mempertemukan dua bibir.“Wah, romantis sekali. Tapi seharusnya kalian tidak pamer kemesraan,” ucap Estefania dengan lemas. “Luis belum pulang. Huh, kenapa dia betah sekali di NYC mengunjungi kakak sepupunya, padahal kami lebih membutuhkan,” sambungnya

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 295: Bagaimana Bisa, Dia ....

    [Kak El, cepat ke mansion utama! Sepertinya Livy mengalami kontraksi.]Isi pesan Estefania, dikirim secara diam-diam, sebab Livy selalu menolak. Wanita itu berdalih berdasarkan pengalaman, belum waktunya bersalin.Kedua wanita itu entah sudah berapa putara mengelilingi taman mansion yang luas. Estefania dibanjiri keringat, sama seperti Livy. Akan tetapi, ibu hamil itu enggan mengakhiri kegiatan olahraga ringan.“Akh … tidak apa-apa, semakin terasa sakit, maka waktu bertemu kita lebih cepat,” gumam ibu dari Al dan Gal, membelai bagian bawah perut, seakan mengetahui di sanalah letak kepala bayi.“Mommy percaya kita bisa Nak. Kakak Al dan Gal tidak sabar bermain denganmu,” sambung Livy sembari terkekeh pelan.Sementara Estefania berlinang air mata, menatap Livy sesekali meringis, keringat bercucuran dari kening, bahkan bagian punggung tampak basah.Wanita berambut pirang itu sesenggukan karena ia selalu mengeluh tidak mau mengandung dan melahirkan lagi. Sebab, adik bungsu El merasa tidak

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 294: Sulitnya Merawat Bayi

    “Ternyata kamu masih mengingatnya, aku tidak suka! Di dalam sini dan sini.” El menunjuk kepala serta dada Livy. “Hanya ada aku, pria lain tidak boleh!”Setelah mengatakan itu, El masuk ke mansion lebih dulu, tujuannya bukan ruang kerja atau kamar.Puas menikmati pemandangan langit malam serta suasana kota yang diramaikan pejalan kaki, El memutuskan membawa Livy pulang.Tadi, dalam perjalanan menuju mansion, El penasaran alasan wanitanya sangat menyukai kopi di café itu tetapi enggan berkunjung.Rupanya, di tempat itu Livy kerap menghabiskan waktu, membuang lelah serta perih karena memikirkan nasib pernikahannya bersama Sergio. “Mommy, bagaimana Bibi Es? Apa adik bayi sudah lahir?” tanya Al antara khawatir dan gembira.“Estefania sakit perut karena terlalu banyak makan pedas. Doakan yang terbaik untuk Bibi ya.” Livy memulas senyum lantas memberi kecupan sebelum tidur pada kedua buah hati.Wanita berperut besar itu melangkah ke kamar, ia membersihkan kulit dari sisa-sisa debu. Menggant

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 293: Karena Adik Ipar

    “Kita mau ke mana Mi Amor?!” Dahi El berkerut cukup dalam.Pria itu tidak tahu apa pun, tanpa basa-basi Livy membuka pintu kamar, langsung menarik pergelangan tangan sang suami.“Hati-hati jalannya Mi Amor, sebenarnya ada apa? Kenapa kita buru-buru begini?” El mengamati wajah cantik Livy dihiasi garis kecemasan.“Nanti saja di mobil, ini penting El.” Livy tak melepas tangannya dari pergelangan El. “Tolong kemudikan dengan cepat Pak,” pinta wanita itu tanpa memberi perintah dan arah tujuan.Merasa terdapat sesuatu yang genting, El menjelaskan secara perlahan pada sopir untuk mempersiapkan mobil. Bahkan pria itu harus menambah stok kesabaran, lantaran Livy tidak bisa diam karena menarik-narik lengan kaos.Setelah duduk nyaman, kendaraan roda empat melaju menuju kediaman William. Terlebih dahulu, Livy meneguk setengah botol air mineral.“Pelan-pelan Mi Amor! Kamu bisa tersedak!” Nada peringatan El membuat sopir berjengit. “Lanjutkan, jangan berhenti!” titahnya pada pria di balik setir.“T

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 292: Suami Menyebalkan

    “Kenapa membeli pakaian bayi sebanyak ini, Es? Dia tumbuh cepat, dan berakhir tidak terpakai semua.” Livy melihat adik iparnya tersenyum lebar sambil memerintah maid merapikan kamar bayi. “Kamu tahu Livy, aku sudah tidak sabar berbelanja pakaian bayi sejak kita mendekor kamar anaknya Abril. Akhirnya sekarang Luis mengizinkan aku keluar, ah senangnya.” Estefania menjentikkan telunjuk pada maid. “Lemarinya digeser sedikit, ranjangnya jangan terlalu dekat dengan jendela!”Beberapa bulan berlalu, kandungan para ibu hamil itu telah memasuki tri semester tiga. Apalagi Estefania kurang dari satu bulan lagi melahirkan. Paska terjadi hal tidak diinginkan di salon, wanita itu terpeleset dan mengalami pendarahan ringan. Luis sangat posesif, melarang Etefania melakukan kegiatan apa pun, termasuk belanja kebutuhan bayi.Estefania melirik Livy. “Lalu kamu sudah membeli apa saja?”“Oh itu, karena dokter bilang calon anak ketiga kami laki-laki, kebetulan beberapa baju bayi Al dan Gal masih ku simpa

DMCA.com Protection Status