Home / Romansa / Skandal Satu Malam / Bab 100. Wajahmu Mirip Dengannya

Share

Bab 100. Wajahmu Mirip Dengannya

last update Last Updated: 2023-08-06 14:48:26

Christian menenggak wine di tangannya hingga tandas. Pria itu berdiri di ruang kerjanya, menatap hamparan gedung-gedung bertingkat di pusat kota. Ya, saat ini Christian tengah berada di ruang kerja yang ada di kantornya.

Christian meninggalkan Claudia sendiri di rumah. Pun dia tenang, meski meninggalkan Claudia sendiri, tetap gadis itu ditemani banyak pelayan. Hingga detik ini Christian masih belum mengizinkannya masuk ke kantor. Terlebih kondisinya gadis itu tengah hamil muda.

Christian menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan perlahan. Otaknya benar-benar kacau akibat ucapan ayahnya. Yang membuat hati Christian terganjal adalah hati Christian sedih melihat Claudia menjadi muram.

Sekalipun, Christian sudah membujuk dan menenangkan Claudia, tapi dia yakin tak mudah untuk Claudia melewati ini. Jauh dari dalam lubuk hatinya terdalam, dia tak menyangka kalau ayahnya meminta Claudia untuk menggugurkan anak yang ada di kandungan gadis itu.

Padahal tak bisa dipungkiri bahwa anak yang dik
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Skandal Satu Malam    Bab 101. Hasil Test DNA

    Christian duduk di sofa yang ada di ruang tengah, sambil melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Pria itu pulang lebih awal, namun Claudia belum kembali dari supermarket. Sebelumnya, Christian sudah mendapatkan pesan dari Claudia. Gadis itu mengatakan bahwa pergi ke supermarket terdekat dari tempat mereka tinggal, bersama dengan ibunya. Awalnya, Christian sedikit kesal karena Claudia pergi ke luar rumah. Wajar saja, karena pria itu takut terjadi sesuatu hal buruk pada Claudia. Namun, hal yang membuat Christian sedikit lebih tenang adalah Claudia pergi dengan Grania. Suara pintu terbuka. Tatapan Claudia teralih pada Claudia yang datang bersama dengan Grania. Para pelayan sigap membantu membawakan barang-barang belanjaan Claudia dan barang belanjaan Grania. “Christian? Kau sudah pulang?” Claudia tersenyum sambil melangkah mendekat ke arah Christian. “Hari ini aku pulang cepat.” Christian memberikan kecupan di kening Claudia. “Hi, Christian.” Grania tersenyum meny

    Last Updated : 2023-08-07
  • Skandal Satu Malam    Bab 102. Dia, Adikmu!

    Tubuh Tadeo menegang melihat hasil dari test DNA yang diberikan oleh sang asisten. Tangan kanannya menyentuh dadanya, yang terasa amat nenyeri. Rasa takut, khawatir, dan cemas menghantuinya, membuat kakinya seakan tak sanggup lagi untuk berdiri tegak. Tadeo menelan saliva-nya susah payah. Pria paruh baya seakan tak bisa lagi bernapas. Seketika di kala tubuh Tadeo nyaris tumbang—sang asisten dengan sigap menahan tangan Tadeo, memapah pria paruh baya itu. “Tuan, apa Anda perlu saya panggilkan dokter?” ujar sang asisten menatap Tadeo dengan tatapan cemas dan khawatir di kala melihat kondisi Tadeo yang drop. Tadeo menggeleng lemah, dengan wajah yang memucat akibat keterkejutan. “Tidak usah. Kau pergi saja. Tinggalkan aku sendiri.” “Tapi, Tuan—” “Pergilah! Jangan ganggu aku! Aku ingin sendiri!” bentak Tadeo keras mengusir asistennya untuk pergi dari hadapannya. Pikirannya kacau, dia tak ingin diganggu oleh siapa pun. Sang asisten nampak ragu meninggalkan Tadeo, namun jika dia tak per

    Last Updated : 2023-08-07
  • Skandal Satu Malam    Bab 103. Tentang Masa Lalu

    “Claudia itu adikmu, Sialan! Dia anak kandungku!” Gelegar kencang suara Tadeo sukses membuat Christian dan Claudia membeku di tempat mereka. Raut wajah Christian dan Claudia begitu pucat pasi. Otak Christian dan Claudia seakan mati, dan tak mampu berkutik sama sekali. Christian dan Claudia masih diam seribu bahasa, belum mampu mengeluarkan kata. Seolah perkataan Tadeo seperti batu keras yang akan menghantam tubuh mereka hingga rasanya akan hancur berkeping-keping. “Bicara omong kosong macam apa kau ini, Dad!” Mata Christian menghunus tajam, menatap Tadeo. Ya, pria itu melihat Claudia berdiri di ambang pintu dengan tatapan nanar menahan air mata. Dia ingin sekali memeluk Claudia, tapi entah kenapa kaki Christian seakan mati tertanam di lantai—hingga sama sekali tak bisa berkutik. Tadeo menatap Claudia yang berdiri di ambang pintu. Pria paruh baya itu bertujuan hanya ingin berbicara berdua dengan Christian, namun ternyata Claudia juga ada di hadapannya. Itu menandakan memang ini sud

    Last Updated : 2023-08-07
  • Skandal Satu Malam    Bab 104. Topeng yang Telah Terbuka

    Kaki Claudia melemah mendengar semua cerita Tadeo. Beruntung, gadis itu berjuang keras memperkokoh injakan kakinya di lantai. Jika tidak sudah pasti Claudia akan tersungkur di lantai. Pelukan tangan Christian yang ada di pinggang Claudia telah menggendur, bahkan sekarang terlepas. Berkali-kali, Christian menggelengkan kepalanya, meyakinkan bahwa apa yang didengarnya ini salah. Tapi tidak, apa yang didengarnya ini adalah kenyataan. Tak sama sekali salah. Perkataan ayahnya sangat jelas di telinganya. Claudia dan Christian sama-sama hancur mengetahui apa yang mereka dengar. Raut wajah mereka berdua nampak jelas memucat pasi. Mereka belum ada yang mengeluarkan suara. Seakan lidah mereka telah kelu, tak sanggup mengeluarkan kata. Claudia dan Christian seakan tengah diterjang batu-batu yang menghantam tubuh mereka. Keduanya tak ingin percaya, tapi bukti satu demi satu semuanya terkuak seolah menjadikan apa yang dikatakan oleh Tadeo bukan hanya omong kosong semata, malainkan sebuah fakta

    Last Updated : 2023-08-08
  • Skandal Satu Malam    Bab 105. Tetap Bertahan Meskipun Badai Menerjang

    Langit telah gelap. Awan terang tertutupi oleh awan gelap. Tak ada bintang ataupun bulan, akibat langit yang mendung, namun hujan tak kunjung turun, menandakan bahwa memang sepertinya langit tak mendukung agar air turun ke bumi. Namun, meski tak ada air hujan yang tergenang, tapi ternyata ada air mata yang tertumpah. Claudia melangkahkan kaki gontai menelusuri jalanan dengan wajah yang penuh dengan kerapuhan. Tak ada lagi kecerian atau kebahagiaan di wajah gadis itu. Yang ada hanyalah perasaan hancur berkeping-keping. Otaknya mencoba mencerna semua ini, berharap bahwa ini semua adalah mimpi, bukan nyata. Akan tetapi, sayangnya yang harus di hadapi Claudia adalah kenyataan. Haruskah dia bahagia menemukan ayah kandungnya sendiri? Yang menjadi kerumitan adalah ayah kandungnya merupakan ayah kandung dari pria yang cintai. “Kenapa harus seperti ini?” isak Claudia pilu. Hatinya terasa begitu sesak dan sakit seperti terhujani ribuan batu yang tajam. Claudia membawa tangannya menyentuh pe

    Last Updated : 2023-08-08
  • Skandal Satu Malam    Bab 106. Ada Sesuatu Hal yang Janggal

    “Tidakkk!” Napas Claudia memburu di kala dia terbangun dari mimpi buruknya. Peluh membanjiri seluruh tubuhnya. Tampak wajah Claudia memucat. Perasaan takut, cemas, khawatir semuanya telah melebur menjadi satu. “Claudia?” Christian melangkah masuk, duduk di tepi ranjang, meraih bahu Claudia, menatap hangat gadis itu. “Ada apa?” tanyanya lembut, seraya menyeka keringat yang keluar di keningnya. Claudia memeluk Christian, menangis dalam pelukan pria itu. Tangis pilu yang benar-benar amat menghancurkannya. “Aku bermimpi ada orang yang ingin memisahkan kita,” isaknya sesegukan. Christian tersenyum samar mendengar apa yang Claudia katakan. Pria itu membalas pelukan Claudia, dan memberikan kecupan di puncak kepala gadis itu. “Tidak akan ada yang bisa memisahkan kita, Claudia. Mimpi hanya bunga tidur, tidak menjadi kenyataan. Percayalah, mimpi hanya mimpi, tidak akan pernah menjadi sebuah kenyataan.” Claudia mengurai pelukannya, menatap Christian dengan tatapan yang rapuh. “Bagaimana kalau

    Last Updated : 2023-08-08
  • Skandal Satu Malam    Bab 107. Satu Demi Satu Bukti Terbongkar

    “Christian, kau mau ke mana?” Claudia menatap Christian yang nampak sibuk, dan sudah rapi. Hanya saja Christian tak memakai pakaian formal, jika saja dia memakai pakaian formal, maka sudah pasti Claudia mengira pria itu bergegas ingin pergi ke kantor.“Ada urusan yang aku kerjakan. Kau di rumah saja. Jangan pergi ke mana-mana,” ucap Christian sambil membelai pipi Claudia. Manik matanya memancarkan jelas seperti ada yang disembunyikan. Namun, Christian tak bisa mengatakan pada Claudia apa yang ada dipikirannya.“Apa kau ingin bertemu dengan client di luar?” tanya Claudia penasaran ingin tahu.“Ya, aku ingin bertemu dengan client di luar,” ucap Christian berdusta. Jauh dari dalam lubuk hati Christian terdalam, dia tak ingin berbohong pada Claudia, dia tak mungkin menceritakan yang telah dicurigakannya. Ini belum saatnya. Tunggu sampai dia memiliki bukti yang kuat. Claudia mengangguk berusaha mengerti. “Jangan pulang malam, yaa?”Christian menangkup kedua pipi Claudia, mencium dan melu

    Last Updated : 2023-08-08
  • Skandal Satu Malam    Bab 108. Luka Masa Lalu yang Terungkap

    “Grania, kenapa Claudia tidak juga turun?” Benny melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, pria paruh baya itu sudah cukup lama menunggu Claudia, namun sayangnya Claudia tak kunjung turun. Padahal selama ini Claudia tak pernah berias lama. Yang terkenal lama berias adalah Ella. Sangat berbeda dengan Claudia, jauh lebih sederhana daripada Ella.Grania mendesah panjang. “Tunggu sebentar, aku akan menghubungi Claudia. Tadi dia bilang hanya mengganti bajunya, lalu akan turun.” Wanita paruh baya itu memutuskan untuk menghubungi nomor Claudia, namun sayangnya Claudia tak menjawab teleponnya.“Grania kenapa? Apa nomor Claudia tidak aktif?” tanya Benny seraya menatap sang istri dengan tatapan lekat. “Ponsel Claudia aktif, tapi Claudia tidak menjawab teleponku,” jawab Grania berusaha untuk bersabar.“Apa Claudia marah pada kita?” Benny mulai khawatir kalau Claudia akan marah padanya dan Grania. Tak menampik, pria paruh baya itu merasa bersalah, karena baru bisa mengunjungi Claud

    Last Updated : 2023-08-10

Latest chapter

  • Skandal Satu Malam    Bab 155. Ending Scene (TAMAT)

    Pagi buta Claudia sudah terbangun. Kedua anaknya sudah menunggu di depan semangat karena akan diajak jalan-jalan. Entah jalan-jalan ke mana. Claudia tak tahu, karena Christian tidak bilang padanya. Yang pasti Claudia percaya bahwa sang suami akan membawanya ke tempat yang indah.Barang-barang yang dibawa telah dimasukan ke dalam mobil. Claudia dibantu pelayan untuk packing. Untungnya dia mendapatkan bantuan dari pelayan. Jika tidak, maka pastinya dia akan sangat kerepotan. Namun memang selama ini Claudia selalu dibantu oleh pelayan.“Claudia, apa kau sudah siap?” tanya Christian sambil memakai arloji.Claudia mengoleskan lipstick di bibirnya. “Sudah, Sayang. Aku sudah siap.”“Kita keluar sekarang. Anak-anak sudah menunggu kita.” Christian merengkuh bahu Claudia—mengajak sang istri ke luar kamar.“Mommy, Daddy, ayo kita jalan-jalan.” Caleb dan Cambrie memekik kegirangan tak sabar.Christian dan Claudia tersenyum samar. “Oke, let’s go. Kita berangkat sekarang.”Christian menggendong Cam

  • Skandal Satu Malam    Bab 154. Extra Part VI

    Mansion Claudia dan Christian dipuji oleh Nicole. Mansion megah yang telah didesain khusus oleh Claudia. Mansion ini adalah hadiah dari Christian untuk Claudia. Pria itu mencuri gambar rumah megah yang pernah digambar oleh Claudia. Sekarang hasil curian gambar itu, telah menjelma menjadi sebuah mansion mewah.Saat ini Claudia dan Christian tengah duduk di ruang tengah bersama dengan Nicole, Oliver, Ella, dan Elan. Mereka baru saja selesai makan siang bersama. Anak-anak mereka tengah bermain di taman belakang. Tentunya diawasi oleh para pengasuh mereka. “Claudia, rumahmu benar-benar indah. Rumah ini kau yang desain, kan?” tanya Nicole lembut—dan direspon anggukkan oleh Claudia.“Iya. Aku yang merancang rumah ini. Tadinya aku ingin mengumpulkan uang dari hasil kerja kerasku dan membangun rumah ini.” Claudia tersenyum malu.“Tapi akhirnya suamimu yang membangun rumah indah yang ada di kertas gambarmu.” Nicole menjawab lembut. Sebelumnya, dia sudah pernah diceritakan tentang gambar Clau

  • Skandal Satu Malam    Bab 153. Extra Part V

    *Claudia, aku dan Oliver serta anak-anak kami siang ini akan main ke tempatmu. Apa kau ada di rumah?* Claudia yang baru saja membuka mata, di kala pagi menyapa, dikejutkan dengan pesan yang dikirimkan oleh Nicole. Detik itu juga, Claudia menyibak selimut—turun dari ranjang seraya mengikat asal rambutnya. “Christian, Christian.” Claudia memanggil sang suami, karena suami tercintanya itu tidak ada di ranjang. Itu menandakan sang suami sudah bangun.“Iya, Claudia.” Christian melangkah keluar dari walk-in closet—tengah memakai dasi. Pria tampan itu sudah bersiap ingin ke kantor.Claudia mendekat dan melepaskan dasi Christian. Sontak, Christian terkejut akan tindakan Claudia—yang melepas dasinya begitu saja.“Claudia, apa yang—”“Hari ini kau tidak usah ke kantor. Nicole, Oliver, dan dua anaknya datang.”“Claudia, aku ada meeting penting.”“Kau CEO dari Hastings Group. Kau memiliki kuasa. Aku yakin kau bisa mengatur meeting dilain waktu.”Suara dering ponsel Christian terdengar. Buru-bu

  • Skandal Satu Malam    Bab 152. Extra Part IV

    “Oh, Tuhan. Elyana! Efraim! Kenapa bisa kalian merusak lukisan Mommy yang sudah Mommy pesan untuk Grandma?” Ella mengomel seraya memijat keningnya merasakan pusing luar biasa. Anak perempuan dan anak laki-lakinya merusak lukisan yang baru saja dia pesan di pelelangan seni. Lukisan harga fantastis itu sengaja Ella beli untuk dia hadiahkan pada ibunya.“Mommy, aku tidak salah. Efraim yang salah. Aku tidak salah.” Elyana membela diri, karena tidak mau disalahkan oleh ibunya. Pun dia memang tak sepenuhnya salah. Efraim—adiknya yang terlibat.Efraim mendelik, menatap tajam sang kakak. “Kak, kenapa kau menyalahkanku? Kau yang berlari mengejarku sampai wine jatuh ke atas lukisan Mommy.”Elyana berdecak kesal. “Kau menyembunyikan barbie yang dibelikan Grandpa!”“Aku tidak menyembunyikannya.”“Kau bohong! Kau menyembunyikan barbie pemberian dari Grandpa.” “Astaga! Kenapa kalian sekarang berdebat? Ini bagaimana lukisan Mommy? Besok Mommy akan memberikan lukisan ini pada Grandma Grania. Tapi ka

  • Skandal Satu Malam    Bab 151. Extra Part III

    Caleb duduk di ranjang sambil memeluk bantal dengan raut wajah kesal. Bocah laki-laki itu kesal dengan Oscar, dan juga kesal dengan ibunya yang tak membelanya. Yang dia inginkan adalah ibunya membelanya. Tapi sayang, ibunya malah tak membela dirinya. “Sepertinya, kau baru saja melalui hari buruk.” Christian masuk ke dalam kamar putra sulungnya—dan duduk di samping putranya itu. Dia sudah melihat raut wajah Caleb menunjukkan jelas rasa kesal.Caleb mengembuskan napas kesal. “Dad, aku sudah diomeli Mom. Jika kau datang hanya ingin mengomeliku juga, lebih baik kau keluar kamarku saja. Aku pusing. Tidak ada yang mau mengerti diriku.”“Tujuanku datang ke sini bukan memerahimu.” Christian menjawab dengan tenang.Caleb mengalihkan pandangannya, menatap Christian. “Kau tidak memerahiku?”Christian menggelengkan kepalanya. “Nope. Aku tidak memerahimu.”Caleb merasa curiga. “Jangan-jangan kau langsung memberikanku hukuman?”Christian tersenyum samar. “Apa pernah aku sekejam itu padamu, Caleb?

  • Skandal Satu Malam    Bab 150. Extra Part II

    “Mommy, kapan kita kan kembali ke London? Aku rindu Grandpa dan Grandma.”Olivia memeluk boneka kecil, menghampiri ibunya, mengajak bicara, bertanya kapan kembali ke London. Karena dia sudah cukup lama berada di New York. Itu kenapa sekarang gadis kecil itu bertanya kapan bisa kembali ke kotanya sendiri.Nicole menunduk, menatap penuh kasih sayang putri kecilnya. “Mommy belum tahu, nanti Mommy tanya Daddy dulu. Sekarang kau masuk ke kamarmu, Nak. Kau istirahatlah.”Olivia mengerjap beberapa kali. “Mommy, masih marah pada Oscar?”Nicole menghela napas dalam. “No, Honey. Mommy tidak marah pada Oscar. Kau masuklah ke kamar. Istirahat. Jangan bermain games.”Olivia memilih mengangguk patuh. Gadis kecil itu pun sudah lelah karena sejak tadi bersepeda. Dia masuk ke dalam kamarnya. Tepat di kala Olivia sudah masuk ke dalam kamar, Nicole segera menghubungi Oliver.“Oliver?” panggil Nicole kala panggilan terhubung.“Nicole, aku sedang sibuk bersama client-ku. Nanti aku akan menghubungimu,” uja

  • Skandal Satu Malam    Bab 149. Extra Part

    Lima tahun berlalu … “Caleb, kenapa kau bertengkar dengan Oscar? Ya Tuhan, Nak. Oscar itu anak Bibi Nicole—kakak ipar Mommy.” Claudia menatap kesal Caleb yang baru saja turun dari mobil. Tampak jelas raut wajah wanita itu sangat lelah.Bagaimana tidak? Hari ini Claudia baru saja mengadakan meeting dengan asisten pribadi Shawn. Ada project baru Geovan Group yang sedang ditangani Claudia. Tapi di tengah-tengah meeting berlangsung—Claudia mendapatkan kabar Caleb dan Oscar bertengkar. Pun kebetulan Oscar sedang berada di New York. Caleb dan Oscar bertengkar di taman bermain. Claudia dan Nicole langsung datang ke taman itu. Perkelahian berhasil terhenti karena pengawal Caleb dan pengawal Oscar sama-sama merelai perkelahian.“Oscar yang salah. Dia mendekati gadis yang aku suka, Mom.” Caleb berjalan menuju kamar, namun buru-buru Claudia menghalangi putranya itu.Claudia merasa ini belum selesai. Dia membutuhkan penjelasan sejelas-jelasnya. Dia tidak mau sembarangan apalagi asal-asalan dal

  • Skandal Satu Malam    Bab 148. Perfect Ending

    Usia Caleb memasuki enam bulan. Tubuh bayi laki-laki itu sangat gemuk dan sehat. Kulit putih. Pipi tembam. Mata bulat. Membuat Caleb benar-benar seperti boneka laki-laki yang sangat tampan dan menggemaskan.Bayi laki-laki tampan itu kerap menjadi pusat perhatian. Tidak heran kalau banyak sekali tawaran Caleb menjadi model bayi. Tapi sayang Christian dan Claudia tidak mengizinkan anak mereka menjadi seorang model.Segala bentuk penawaran menjadi model, pastinya ditolak oleh Christian ataupun Claudia. Alasannya tentu mereka tidak ingin kehidupan anak mereka terlalu menjadi sorotan di media.Selain itu, kisah masa lalu Christian dan Claudia, pastinya akan membuat Caleb menjadi pusat perhatian dari segi kehidupan. Itu yang membuat Caleb tidak akan nyaman di masa depan nanti.Suara tangis Caleb begitu keras di kala sudah selesai menyusu. Claudia yang tengah menimang putranya itu, nampak terkejut dan panik melihat putranya menangis. Dia pikir putranya ingin minum susu lain, tapi ternyata ti

  • Skandal Satu Malam    Bab 147. Welcome Baby boy

    Christian seperti orang gila marah-marah pada dokter. Pria itu menuntut dokter untuk membuat sang istri tidak lagi merintih kesakitan. Dia tidak tega melihat istrinya terbaring di ranjang seraya meringis kesakitan.“Kau ini dokter kandungan benar atau bohongan?! Kenapa kau tidak mampu menghilangkan rasa sakit istriku?” Christian marah-marah pada sang dokter yang malah membiarkan istrinya berteriak kesakitan.Sang dokter tersenyum memaklumi rasa takut Christian. “Tuan, Anda tidak perlu khawatir. Rasa sakit istri Anda adalah wajar. Setiap ibu yang melahirkan anak pasti akan merasakan sakit.”Christian mengusap wajahnya kasar. Kecemasan dan rasa panik melingkupi pria itu. “Jadi, istriku akan melahirkan sambil berteriak kesakitan?”Sang dokter menyentuh bahu Christian. “Tuan Hastings, itu adalah tugas seorang ibu. Proses melahirkan akan segera dimulai. Temani istri Anda, Tuan.” Christian bingung dengan perasaan campur aduk. Dia mendengar suara istrinya itu yang terus menjerit. Dia memutu

DMCA.com Protection Status