Toba, Lexy, John, Julian, dan Julius tiba di lokasi pendaftaran. Banyak orang yang sudah berkumpul di halaman gedung di mana sebagian tampak sedang berkelahi. Beberapa orang berjaket Black Lizard tampak berdiri di beberapa titik halaman.“Dengarkan aku baik-baik. Kalian harus bisa lolos menjadi anggota Black Lizard bagaimanapun caranya. Jika para petinggi Black Lizard menganggap kalian bertiga kompeten, mereka akan memberikan banyak pekerjaan penting pada kalian. Kalian bisa mengumpulkan banyak uang sekaligus membentuk pasukan kalian sendiri untuk membalas dendam pada Davis,” ujar Julian.“Untuk sekarang, serahkan Davis padaku dan Julian,” samung Julius.Toba, Lexy, dan John tersenyum, menoleh satu sama lain, mengangguk.“Kalian harus ingat kalau pertolongan kami tidak gratis. Kalian harus membalas budi pada kami. Cepat turun dan jangan membuat kami kesulitan lebih dari ini,” ucap Julius.Toba, Lexy, dan John segera turun dari mobil. Julian dan Julius meninggalkan halaman gedung denga
Enam hari berlalu dengan cepat. Hari ini adalah hari terakhir Sammy merekrut anggota.Davis baru saja menyelesaikan quest harian. Pria itu duduk berbaring di pantai, memandang deburan ombak yang tenang. Suara burung camar terdengar bersahutan dengan suara kapal.[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 8 (201/800)][Health Point: 24/28][Kekuatan: 19 | Pertahanan: 20 | Kecerdasan: 21 | Kelincahan: 19][Money Power: $1.012.650.000]Davis mengecek ponsel. “Sammy mengirim pesan jika dia akan pulang sore ini. Dia berhasil mengumpulkan lima anggota dan hanya tinggal merekrut satu anggota. Di saat yang sama, kabar mengenai perekrutan yang aku rencanakan tersebar luas bahkan beberapa orang dari luar kota bersiap bergabung dengan pasukanku.”Davis berdiri, memandang sebuah kapal yang bergerak pelan. “Aku sepertinya bertindak cukup gegabah. Ada kemungkinan Dariel, Daisy, atau Deric akan menyusup ke dalam pasukanku, begitupun dengan The Street Boss dan Ethan. Aku harus was
Davis segera berlari, memasuki beberapa gang kecil hingga tiba di trotoar. Ia melihat Julian dan Julius tengah mencarinya. “Sistem tidak memberiku quest. Aku lebih baik pergi dan menghindari pertarungan.”Davis memasuki mobil, melaju dengan cepat. Ia melihat dua pria kembar itu mengamati mobilnya. “Mereka adalah orang-orang yang berbahaya. Aku harus memberi tahu pihak keamanan di rumah kakek untuk meningkatkan penjagaan mereka.”Davis melepas masker, kacamata, dan topi, mengembus napas panjang. “Aku tidak tahu jika Black Lizard sudah mulai bergerak. Aku penasaran kenapa mereka sampai mencariku. Apa karena aku yang menguasai jalanan Leaventown saat ini?”Davis menepikan mobil di depan kediaman keluarga Anderson, menatap kamar Sebastian. “Dua pria kembar itu akan mengincar kakek. Toba memberikan banyak informasi pada mereka mengenai aku.”“Aku harus semakin berhati-hati dalam bergerak. Keluarga Anderson, terkhusus kakek justru akan terseret. Aku tidak boleh membuat kakek berada dalam ba
Julian dan Julius keluar dari mobil, mengangkut beberapa kotak makanan, mengawasi keadaan sekitar. Mereka mendengar suara tepuk tangan yang membahana dari dalam ruangan.Julian dan Julius memasuki dapur, menyimpan kotak-kotak makanan, kembali ke mobil untuk mengambil barang-barang lain.“Kita berhasil masuk rumah ini tanpa kesulitan.” Julian tersenyum bengis, mengawasi sekeliling. Ia melihat beberapa pengawal yang berjaga di sekitar halaman dan teras rumah.“Usaha kita mengawasi rumah ini berjam-jam tidak sia-sia. Kita tertolong karena dua staff restoran bodoh yang kita hajar,” sahut Julius.Jualian dan Julius kembali memasuki rumah.“Kau sudah menyiapkan obatnya?” tanya Julian.“Aku sudah menyiapkannya khusus untuk Davis. Kita akan menghajar dan menculiknya saat di lengah.” Julius tersenyum lebar.“Aku heran kenapa Toba, Lexy, dan John bisa kalah dari orang sebodoh Davis.”Julius mendengkus. “Sejak awal, mereka hanya keroco lemah dan tidak berguna.”Davis sudah berada di deretan kelu
Davis dan Sarah berada di depan Sebastian. Drake, Louise, dan Ivan tampak kesal meski tidak mengatakan dan berbuat apa pun. “Kakek, aku memberikan hadiah ini untukmu.” Sarah tersenyum lebar, memberikan sebuah kado. “Aku harap kau selalu sehat dan bahagia.”“Terima kasih, Sarah. Kau anak yang sangat baik.” Sebastian mengelus rambut Sarah. “Aku tidak sabar untuk melihat hadiahmu.”Sarah memeluk Sebastian dengan erat, mengabaikan tatapan sinis dari Drake, Louise, dan Ivan. “Kita akan bermain nanti.”Sarah bergeser ke samping, mendekat pada Susan, Rebecca, dan Emmely.Davis memeluk Sebastian. “Terima kasih atas kebaikan yang kau berikan padaku selama ini, Kakek. Aku berdoa untuk kesehatan dan kebahagianmu. Aku sangat beruntung memilikimu dalam hidupku.”“Aku akan selalu berada di sisimu sampai kapan pun, Davis.” Sebastian mendekap Davis dengan erat, memejamkan mata, menahan tangis.Davis menangkap gelagat aneh dari dua pelayan yang sedang membersihkan mejanya. Ia perlahan melepas pelukan
“Dasar brengsek!” Julian memukul kemudi hingga klakson berbunyi. Ia menyeka darah di kepala, memacu mobil lebih cepat. “Davis mempercundangi kita!”“Kau benar.” Julius menekan kain di dahi. “Dia ternyata hanya berpura-pura tidak sadarkan diri dan menggunakan kesempatan itu untuk menghajar kita.”“Bagaimana Davis bisa tahu penyamaran kita? Dia bahkan tidak pernah bertemu dengan kita sebelumnya. Kita bahkan melakukan penyamaran menjadi pelayan. Apa mungkin dia mencari informasi mengenai orang-orang yang dekat dengan Toba, Lexy, dan John?”“Hal yang membuatku bingung adalah kenapa Davis tidak terpengaruh dengan obat yang kita masukkan ke dalam minumannya? Apa dia sudah mencurigai kita dan mengetahui kita menambahkan racun ke dalam makanan dan minumannya sebelumnya?”Julius berbaring di kursi, meringis kesakitan.“Kita bersandiwara dengan sangat baik. Kesalahan kita adalah kita terlalu meremehkan Davis hingga rencana kita gagal. Kita masih memiliki kesempatan untuk mengalahkan Davis besok
Romeo, Gabriel, Joseph, dan Paul menjauh dari pintu kamar ketika mendengar suara langkah kaki mendekat. Mereka bersembunyi di balik dinding.“Apa kalian mendengar perkataan kakek tadi?” tanya Romeo seraya menatap Gabriel, Joseph, dan Paul bersamaan.Romeo menoleh pada Drake, Louise, dan Ivan yang keluar dari kamar. “Kakek mengatakan jika orang tua Davis berjasa dalam keluarga kita.”“Aku memang mendengar jika Paman Drake dan yang lain membicarakan mengenai orang tua Davis dan panti asuhan tempat Davis dirawat,” sahut Romeo.“Apa mungkin orang tua Davis berasal keluarga kelas atas?” tanya Joseph.Paul berpikir keras, menatap ketiga sepupunya bergantian. “Jika melihat kekayaan yang Davis dapatkan secara tiba-tiba, aku pikir dugaan keluarga Davis berasal dari kelas atas masuk akal. Davis mungkin saja sudah bertemu dengan keluarganya sekarang dan memilih merahasiakannya dari kita.”Susan, Rebecca, dan Emmely mengintip dari tempat berbeda. Mereka terkejut dan tersenyum ketika mendengar dug
“Aku berencana untuk membangun sebuah perusahaan dalam bidang jasa keamanan. Sammy akan bertugas mengelola perusahaan tersebut dan bertanggung jawab langsung padaku. Aku ingin kalian juga membantunya,” ujar Davis.Frans berdecak. “Kau terdengar sangat menyebalkan, Davis. Kau pasti sudah tahu jika kami berenam hanyalah pedangang kecil, pemilik salon jelek, pengumpul barang bekas, dan tukang kayu. Kami tidak pernah berurusan dengan perusahaan selama hampir bertahun-tahun.”“Aku tidak mempermasalahkan hal itu. Hal terpenting adalah apa yang sudah kalian lakukan di masa datang. Aku sangat mempercayai Sammy, begitupun dengan kalian. Aku yakin Sammy tidak sembarang memilih kalian menjadi anggotanya.”Don, Trex, Frans, Willy, Nathan, dan Paula seketika menatap tajam Davis, menoleh pada Sammy sesaat.“Apa hal ini ada hubungannya dengan rencanamu untuk membentuk sebuah pasukan para berandalan seperti kabar yang aku dengar?” tanya Nathan.Davis mengangguk. “Aku ingin kalian melatih para beranda
Dennis, Dawson, dan Deavon sontak terkejut. Mereka menatap Donald tanpa berkedip, tenggelam dalam pikiran masing-masing. “Menjadikan keluarga kita di luar negeri sebagai sekutu adalah pilihan yang sangat tepat. Daniel tidak akan bisa mengalahkan mereka,” ujar Donald. “Apa yang sebenarnya kau rencanakan?” tanya Dennis, “Apa mungkin kau akan memberi tahu mereka soal kejadian ....”“Aku memang berencana untuk memberi tahu mereka mengenai kejadian itu. Mereka pasti akan sangat marah.” Donald tertawa. “Aku tidak tahu kau sudah segila ini!” Dennis mendengkus kesal. “Jika kau memberi tahu mereka, kita pasti akan mendapatkan masalah besar. Daniel tidak mungkin tinggal diam. Dia pasti akan menyeret kita semua.”Dawson berdiri. “Itu benar. Aku setuju jika kau menjadikan keluarga kita di luar negeri sebagai sekutu, tetapi memberi tahu mereka mengenai kejadian di masa lalu adalah risiko yang sangat besar. Mereka bisa saja mencurigai kita dan menghukum kita.”“Lalu, apa rencana kalian untuk men
Daisy tertidur selama beberapa menit, terbangun saat ponselnya berdering. “Ayah? Dia pasti mengkhawatirkanku.”“Aku baik-baik saja, Ayah. Aku akan bertemu dengan Helga Tolando. Dia sedang berlibur sekarang. Tenanglah, Ayah. Aku yakin mereka tidak akan menyakitiku.”Daisy mengembus napas panjang, menatap pemandangan selama beberapa waktu. “Ayah menjadi sangat mengkhawatirkanku akhir-akhir ini. Tidak, ayah sangat khawatir padaku sejak ibu meninggal dunia. Bagaimanapun juga aku satu-satunya putrinya.”Daisy tiba-tiba tersenyum saat mengingat Davis. “Astaga, apa yang aku pikirkan? Kenapa aku tiba-tiba memikirkan Davis?”Daisy mendadak cemberut. “Aku memang merindukan Davis. Aku bisa saja meminta Helga untuk mengajak Davis seperti waktu itu, tetapi aku merasa aku seharusnya yang lebih berusaha untuk dekat dengan Davis. Dia benar-benar tidak peka!”Daisy memejamkan mata sesaat. “Aku sebaiknya bertemu dengan Helga untuk bersenang-senang sekarang.”“Astaga, kenapa aku terlihat sangat menyedih
Henry Tolando memasuki gedung, berjalan menuju kamarnya. Drake hendak mengikuti, tetapi Harry melarangnya. Henry Tolando memasuki kamar, melepas jas, menjatuhkan diri di sofa. “Di mana Harry dan Helga sekarang? Mereka tidak menyambutku.”Harold menyahut, “Tuan Harry sedang bersama Davis, sedangkan Nona Helga berada di kamarnya, Tuan.”“Kau harus melakukan tugasmu dengan benar, Harry.” Henry Tolando bersandar, mengembus napas panjang. Ia mendadak jengkel saat mengingat Davis. “Apa yang terjadi antara Helga dan Davis? Harry mengatakan jika Helga marah pada Davis? Apakah Davis membuat masalah?”“Nona Helga mendadak marah saat bertemu Davis. Dia mengatakan akan meninggalkan tempat ini secepatnya.”Henry Tolando tiba-tiba mengingat ucapan Harry tempo hari. “Helga menyukai Davis. Itu benar-benar gila sekaligus memuakkan.”Helga masih berada di kamar, mengabaikan panggilan di ponselnya. “Davis benar-benar membuatku kesal. Dia bahkan tidak memujiku, padahal aku sudah mempersiapkan semuanya
“Desas-desus?” Davis terdiam saat sistem memberikan peringatan. “Sistem melarangku untuk bertanya,” gumamnya. “Aku tidak pernah mendengar desas-desus apa pun mengenai keluarga Miller. Aku sibuk membangun bisnisku selama ini.”Harry tersenyum, bergumam, “Dasar penipu sialan! Daisy mengatakan kau adalah teman masa kecilnya. Kau pasti sudah tahu mengenai desas-desus ini, Davis. Tapi, aku ingin melihat reaksimu untuk memastikan dugaanku.”Harry bersandar di pagar. “Kabar ini hanya diketahui oleh keluarga kelas atas saja. Aku akan memberi tahumu desas-desus itu karena kita adalah teman.”Davis mengamati cincin. “Seperti yang sudah aku duga, sistem tidak memberi peringatan apa pun jika aku tidak bertanya soal keluarga Miller.”Harry mengawasi sekeliling sesaat. “Anggota keluarga Miller tidak akrab satu sama lain. Mereka hanya bersikap akrab di depan semua orang. Mereka sempat terlibat konflik berdarah bertahun-tahun lalu.”Davis menggigit bibir saat akan bertanya. Ia harus tetap diam tanpa
“Bisakah kau mengendarai mobil lebih cepat?” ketus Helga sembari menendang kursi sopir. “Kau mengendarai mobil seperti siput!” “Kau tampaknya tidak sabar bertemu Davis, Helga.” Harry tertawa terbahak-bahak. “Tenanglah, Davis tidak akan pergi ke mana-mana.” “A-apa maksudmu, Harry?” Helga memutar bola mata, berdecak saat wajahnya memerah. “A-aku hanya ingin segera beristirahat. Aku bahkan akan langsung pergi jika liburan ini membosankan.”“Kenapa Davis memilih tempat itu sebagai tempat liburan?” Helga mendengkus kesal. “Dia memang memiliki selera yang jelek. Dia seharusnya memilih tempat yang aku pilih sejak awal.”“Mengomel tidak akan mengubah apa pun, Helga. Kau harus menikmati liburan ini dengan baik. Bukankah kau sangat menantikan liburan ini sampai kau mempersiapkan banyak hal?”“Aku tidak mempersiapkan apa pun! Aku tidak akan pergi jika ayah tidak memaksaku!”“Kau membeli banyak busana kemarin. Kau bahkan pergi ke salon kecantikan hingga larut malam. Kau tentu ingin tampil luar
Romeo mengamati kamar Sebastian di balik dinding. “Alvin dan Sonya tampaknya masih belum keluar dari kamar kakek. Apa yang sebenarnya mereka lakukan?”Romeo terdiam saat Sonya keluar dari ruangan sambil membawa sebuah gelas. “Apakah dia menemui Kakek untuk mengambilkan minuman?”Sonya melirik Romeo sekilas, berbelok ke kiri. “Mereka masih mencurigaiku.”Romeo mendengkus kesal saat ponselnya berbunyi. “Ya, aku baru saja selesai bersiap-siap. Tunggu aku di sana, Gabriel.”Romeo mengamati kamar Sebastian sesaat, menuruni tangga. Ia tersenyum saat melihat Drake berjalan dari arah sebaliknya. “Paman.”“Apa yang kau inginkan, Romeo? Katakan sekarang,” ujar Drake. “Aku melihat Alvin dan Sonya memasuki kamar kakek, Paman. Sonya keluar dari kamar sambil membawa gelas, sedangkan Alvin masih berada di kamar Kakek hingga sekarang.”Drake terdiam sesaat. “Jangan halangi jalanku.”Romeo mengamati kepergian Drake. “Paman Drake masih saja ketus seperti biasa. Aku yakin dia pasti akan mendatangi kake
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 40 (1800/4000)][Health Point: 58/58][Kekuatan: 58 | Pertahanan: 59 | Kecerdasan: 58 | Kelincahan: 58][Money Power: $30.439.190.000]Rombongan mobil melaju kencang di sebuah jembatan, melewati pepohonan menjulang tinggi ke langit.Sebuah bangunan megah terlihat dari jarak agak jauh. Angin berembus kencang, menggoyangkan dedaunan dan ranting. Langit tampak sangat cerah.Rombongan mobil keluar dari hutan, melaju di jalanan lurus. Kendaraan-kendaraan itu memasuki gerbang, menepi di depan bangunan. Para penjaga dan pelayan sontak membungkuk saat satu per satu orang turun dari mobil.Davis keluar dari mobil, membantu Sebastian duduk di kursi roda. Ia tersenyum saat mengamati pemandangan sekeliling.“Tempat ini sangat luar biasa. Aku menyukai tempat ini.” Davis tersenyum, mengamati Sebastian. “Kau baik-baik saja, Kakek? Kau terus diam sepanjang perjalanan.”“Aku baik-baik saja. Aku hanya sedikit lelah karena perjalanan panjang. A
Dariel sudah berlari mengelilingi danau selama setengah jam. Keringat membanjiri sekujur tubuhnya. Meski sudah kelelahan, tetapi ia menyukai kegiatan ini.“Aku merasa sangat bugar dan bersemangat setelah menerima serum kemampuan itu. Aku harus meningkatkan levelku secepat mungkin untuk bisa membuka beragam kemampuan sistem.Dariel mengamati cincinnya sekilas. “Aku belum mendapatkan tanda-tanda pengkhianatan Chris dan Adrian hingga sekarang. Mereka bekerja sangat baik selama ini.”“Aku sejujurnya merasa bimbang sekarang. Siapa yang harus aku percaya antara Arnold, Chris, dan Adrian. Arnold memberikan cincin, dukungan, sekaligus serum kemampuan yang sangat berguna untukku. Meski begitu, aku harus tetap waspada karena aku belum tahu tujuan mereka sebenarnya.”Dariel mengepalkan tangan kuat-kuat. “Selama seminggu ini, aku sudah mencatat beberapa hal mengenai kemampuan penglihatan masa depanku. Aku akan merasakan sakit kepala saat penglihatan muncul. Penglihatan masa depanku muncul secara
Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig tengah sarapan bersama di meja makan. Hujan deras menemani kesunyian. Beberapa petir menggelegar, tetapi masih tidak ada obrolan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig saling melirik sesekali, menoleh pada pintu. Mereka tidak sabar mendengar cerita dari Logan mengenai pertemuannya dengan seniornya. Levon mengutuk Levon dalam hati. Ia amat kesal pada Logan, tetapi tidak bisa melakukan apa pun selain mengalah saat ini. Levon meneguk minuman hingga habis, mengamati hujan dari jendela. “Tempat ini jauh lebih baik dibandingkan penjara, tetapi aku merasa sangat kesal”Levon mengembus napas panjang, memejamkan mata erat-erat. “Aku seharusnya berterima kasih pada Logan karena dia sudah menolongku dan keluargaku. Aku seharusnya tidak menjadikannya sasaran kebencianku karena situasi yang aku dan keluargaku hadapi sekarang.”Levon mengamati Lucas, Liam, dan Ludwig sekilas. “Dibandingkan terus merasa jengkel dan benci, aku seha