Share

Bagian 42. Menguliti Diri Sendiri

Orang itu makin mendekat. Aku takut jika diusir dari sini malam-malam begini.

“Assalamualaikum. Neng Niha apa kabar?” Umi mendekat. Aku buru-buru menyambut dan menyalaminya dengan kedua tangan secara takzim. Aku terpejam kala mencium tangan lembut ini. Rindu kepada almarhumah ibu tiba-tiba menyergap.

“Mi, maaf. Saya merepotkan dengan tinggal di sini,” ujarku setelah melepaskan tangan.

Kupersilakan Umi duduk ala kadarnya, di dalam.

“Nggak apa-apa, nggak merepotkan. Nizam sudah bicara, izin sama abah, lalu sama abah ditembuskan ke saya.”

“Saya janji tidak akan lama, Mi. Setelah membaik, saya akan pergi.”

Umi mengangguk sambil tersenyum. Wanita yang masih ayu di usianya yang sudah tidak lagi muda ini menatapku dalam. "Bagaimana kalau diantar pulang pakai mobil ndalem saja? Maksud Umi, kalau di rumah, nanti ada suami yang merawat.”

Sekak mat! Yang aku takutkan terbukti. Umi mengusirku secara halus.

“Umi tidak bermaksud mengusir, hanya saja siapa tahu kalau dekat sama suami hatinya lebih d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Susi Hendra
lanjut......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status