Share

Bagian 40. Membuka Aib

Mobil itu berhenti. Kaca depan yang terbuka, menampakkan seorang pria.

“Kalian mau ke mana?” Pria yang berada di kursi kemudi itu bertanya.

“Mau balik ke pondok, Ustaz,” jawab Nizam.

“Kenapa jalan kaki? Ayo masuk, barengan.”

Nizam melihatku, mungkin sedang meminta pendapat. Aku mengangguk. Tidak apalah menumpang. Lagi pula, rasa nyerinya sudah tidak tertahan lagi.

Nizam membuka pintu depan, aku pintu belakang.

Mobil melaju. Aku menyenderkan kepala di kursi, lantas terpejam. Dadaku bekas jahitan terasa makin berdenyut sakit.

“Ustaz dari mana tadi?” tanya Nizam.

“Servis mobil abah. Kebetulan pas mau balik ke pondok. Kamu dari mana mau ke mana?”

“Dari kos-kosan mau ke pesantren.”

“Oh.”

Inilah yang kusuka dari Ustaz Sauqi. Dia tidak terlalu kepo. Bertanya pun hanya sekadar.

Dua pria itu mengobrolkan banyak hal tentang pelajaran dan pesantren.

Aku bersyukur, ternyata Ustaz Sauqi yang tadi memanggil kami. Entah kebetulan melintas atau mungkin memang sengaja dikirim Allah untuk menolong.

“Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Susi Hendra
lanjut.....bikin penasaran aja..
goodnovel comment avatar
Zumrotul Hamamah Busri
Makin penasaran thor up lg
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status