Share

Bagian 39. Siapa Lagi?

Mataku membola. “Apa? Bukannya Mas Aqsal habis kecelakaan? Kenapa bisa datang?”

“Aku nggak tahu, Mbak. Udah, jangan banyak tanya. Ayo bawa yang penting saja.”

Apa, sih, maunya mereka?

Kuikuti instruksi Nizam. Dompet dan beberapa baju kumasukkan ke dalam tas, lalu kami keluar melalui pintu belakang.

Kos-kosan ini bentuknya memanjang. Kamar mandi terletak di dalam. Belakang kos-kosan masih ada sedikit lahan kecil yang biasanya digunakan untuk menjemur baju. Di sampingnya sebelum tembok tinggi, ada jalan kecil. Kami berjalan melewati jalan tersebut. Tiba di kos-kosan paling ujung, belakang rumahnya ditutup asbes. Kami kebingungan bagaimana cara agar sampai di jalan depan.

“Gimana ini, Zam?” Aku mulai diserang kebingungan.

“Kita ketuk pemilik kos-kosan aja kali, ya. Kita izin buat lewat bentar.”

Aku mengangguk dengan idenya. Pintu belakang yang terbuat dari seng itu kuketuk. Namun, tidak ada tanggapan.

“Kayaknya nggak ada orang, deh, Mbak.”

“Cari jalan lain coba.”

Nizam berjalan ke sana k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status