Share

Ulam Tak Berpucuk

“Sani,” Kadik Aruma lebih merapat kepada Datuak Sani. “Kurasa dia seorang dari istana.”

Datuak Sani menyipitkan pandangannya, seolah memindai sang gadis dari kepala hingga ke kakinya.

“Dan dia juga bisu.”

Pria sepuh maju selangkah hingga jaraknya hanya terpaut tiga langkah saja dari Puti Bungo Satangkai.

“Apakah aku mengenalmu, gadis manis?”

Bungo tersenyum dan menggeleng.

“Lalu, apa tujuanmu hendak bertemu denganku?”

‘Maafkan saya sebelumnya,’ sang gadis membungkuk sedemikian rupa sebagai tanda menghormati Datuak Sani yang lebih tua dan dipercaya oleh raja terdahulu untuk menyimpan salah satu kepingan Teratai Abadi. ‘Saya datang atas perintah Rajo Bungsu.’

“Atas perintah Rajo Bungsu, hah?” Datuak Sani terkekeh-kekeh, dan ternyata dia mampu memahami bahasa isyarat sang gadis.

Pandan Arum sendiri sudah berada di ruang depan, mengintip orang-orang itu yang sedang berhadapan dengan seorang gadis yang jauh lebih cantik dan menarik daripada dirinya sendiri.

Hal ini saja sudah membuat Panda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Minang KW
Makasih banyak, Bang. Moga sehat selalu, aamiin.
goodnovel comment avatar
Dadang Purnama
betul sekali, seharusnya setiap update minimal 6 bab ............
goodnovel comment avatar
Dadang Purnama
saya kagum dengan author minang kw, karya tulis yang bagus, jelas dan sangat menyenangkan seperti membaca kisah nyata yang ada di jaman nenek leluhur, semoga semakin banyak pembaca yang menikmati karyanya, semangat terus uda minang kw, rasanya 10 gem permata sangat pantas saya hadiahkan untukmu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status