Share

Hanya Main-Main

Tapi Antaguna hanya tersenyum saja menanggapi pertanyaan berbalut kemarahan dari Pandan Arum tersebut. Baginya, terlalu banyak alasan mengapa dia harus membela Puti Bungo Satangkai, dan salah satunya adalah dengan alasan perasaannya yang tidak bisa lepas dari gadis tersebut.

“Hei!” seru Datuak Sani. “Apakah kau murid seorang tua di Ujung Kulon?”

Antaguna tersenyum dan sedikit menjura kepada Datuak Sani sembari tetap menggenggam pedang besarnya.

“Mata Anda sangat tajam, Datuak Sani,” ujarnya. “Guruku, Sami Agung Laut Selatan.”

Datuak Sani menyeringai. “Tidak kusangka,” gumamnya seolah kepada dirinya sendiri. “Sekian puluh tahun menghilang, ternyata dia mengangkat seorang murid sepertimu.”

“Apakah itu satu kesalahan?” Antaguna menanggapi dengan santai saja sebab tujuan utamanya adalah memberikan waktu lebih bagi Bungo untuk menghilangkan pengaruh racun di dalam tubuhnya.

Datuak Sani tertawa-tawa. “Kurasa, seandainya si Sami Agung itu mengetahui bahwa muridnya ternyata adalah seorang kep
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status