Share

Di Bawah Kaki Gunung Tandikat

Di sebuah mata air yang sebening kaca, di kawasan barat kaki Gunung Tandikat, sebelah tenggara Danau Maninjau.

Sikumbang sedang merumput di dekat sumber air yang lebih terlihat seperti sebuah sungai kecil selebar satu tombak—kurang lebih satu setengah meter—yang mengalir dari puncak gunung itu sendiri.

Di dalam air yang sangat dangkal itu, Antaguna mengernyit dengan tubuh memerah dan berkeringat, begitu juga dengan Puti Bungo Satangkai. Semakin lama napasnya semakin menderu dan sulit untuk ia kendalikan.

Perlahan-lahan, pria berbadan besar, tinggi, dan berotot itu melepaskan telapak tangannya dari punggung sang gadis. Dan seiring itu pula rona kemerah-merahan di wajahnya berangsur-angsur menghilang.

Sang gadis tersedak, lalu memuntahkan darah kehitam-hitaman.

“Kupikir kau sekarang sudah terbebas,” ujar sang pria dan kemudian berdiri. “Aku akan meninggalkanmu sendiri.”

Tentu saja, untuk sekarang, Antaguna masih dapat menahan berahinya sebab meskipun mereka sama telanjang, duduk bersimp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status