Share

Aneh Tapi Mengagumkan

Di sisi selatan Gunung Tandikat, sebuah kawasan hutan rimbun dengan pemandangan air terjunnya yang kemudian hari tersohor, Lembah Anai. Pada satu bagian yang merupakan aliran dari air terjun itu sendiri, Antaguna menghentikan lari Sikumbang.

“Ini sudah tengah malam, Bungo,” ujarnya kepada gadis yang duduk di depannya. “Sepertinya akan lebih bijak bagi kita beristirahat saja malam ini di sini.”

Puti Bungo Satangkai tersenyum, dia setuju dengan hal itu, lalu Antaguna turun dari punggung kuda hitam terlebih dahulu. Sang pria dengan penuh perhatian membantu sang gadis turun dari punggung kuda.

“Hati-hati.”

‘Hei,’ Bungo menepuk bahu Antaguna yang akan menuntun Sikumbang ke satu titik. ‘Apakah kau mengenal kawasan ini?’

Sang pria berbadan besar, berotot, dan tinggi itu tersenyum. “Tidak bisa dibilang terlalu mengenal,” jawabnya. “Paling tidak, aku sudah dua atau tiga kali melintasi hutan belantara di lembah ini.”

Tentu saja, Antaguna memahami apa yang sesungguhnya hendak ditanyakan oleh san
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status