Share

Demi Ima

Kawasan pasar itu dibatasi sebuah pagar tinggi yang hanya terbuat dari susunan kayu dan bambu. Di sisi kiri, tanah di sekitarnya sedikit landai.

“Itu!” si Kapuyuak menunjuk sebuah rumah bambu yang cukup besar dengan pekarangannya yang cukup luas, bersih, dan tertata apik. “Rumah di baruah itulah rumah si tabib, Uda.”

Antaguna dan Puti Bungo Satangkai sama memandang ke arah baruah—bawah, tidak ada rumah lainnya di sana kecuali yang satu itu saja.

Satu dua orang yang kebetulan berpapasan dengan mereka mengerutkan dahi. Entah apa pun yang orang-orang itu pikirkan, tapi Antaguna dan Bungo tak ambil pusing.

Keadaan rumah di belakang pasar itu memang cukup asri. Beberapa jenis tanaman tumbuh terawat di sekitar pekarangannya.

Untuk kesekian kalinya Antaguna dan Bungo saling pandang. Tanaman-tanaman itu sepertinya bukanlah sebagai penghias pekarangan saja, tapi lebih daripada itu. Sebagian besar adalah tanaman obat.

Saat mereka menjejakkan kaki di pekarang depan, sang tabib sendiri yang merup
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status